Pukul 06.30 WIB
Aku sudah turun dari bus yang mengantarkan aku ke sekolahku. Waktu yg aku butuhkan sekitar 5-10 menit dengan perjalanan kaki. Jarak yg aku tempuh dari tempat pemberhentian bus lumayan jauh dari sekolah, karena aku harus melewati gang kecil untuk sampai disana.
Sebenarnya ada jalan raya di depan sekolah, tapi itu untuk bus angkutan kota, bukan untuk busku.
Pagi itu saat melewati jembatan, tak sengaja aku melihat satu amplop tergeletak di pinggir jalan. Ada celah sedikit yg terbuka sehingga aku bisa mengintip sedikit.
Alangkah terkejutnya aku, karena isinya uangnya sangat banyak ... isinya uang seratus ribuan berlembar-lembar. Tapi saat aku lewat tadi, ada orang yg menoleh ke arah amplop itu, aku mengira itu miliknya, makanya aku lewati begitu saja. Lagi pula aku takut terlambat di hari pertama masuk sekolah.
Untungnya gerbang belakang belum ditutup.
"He ... he ... aman," batinku.
Gerbang belakang ini merupakan salah satu penghubung untuk masuk ke Sekolah Menengah Seni Rupa dan Sekolah Menengah Kesenian Indonesia. Dua sekolah ini memang berbeda kejuruan tapi berada dalam satu lingkup sekolah.
Di sebelah gerbang, ada kantin ... disitu banyak sekali anak-anak laki-laki yg nongkrong. Dan hampir 90% isinya anak laki-laki.
Ya aku belum cerita, karena di sekolahku ini 90 % itu isinya laki-laki, dan 10% saja perempuan.
Miris ya ... tapi begitulah nyatanya ... karena disini yg diterima benar-benar siswa-siswi yg berdarah seni, bukan asal masuk tanpa seleksi.
Hari pertama ini diadakan kegiatan MOS (MASA ORIENTASI SISWA). Setelah upacara pagi, seluruh siswa kelas satu memakai atribut untuk MOS. Di dada kami semuanya sudah berkalung nama kami. Katanya biar mudah dikenali ... wkwkwk ....
Karena kelas satu terdiri dari 8 kejuruan, aku masuk ke kelas Seni Rupa 2, untungnya dari 35 siswa ada 7 siswi, dan sisanya laki-laki.
Oh ya ... nama ketua kelasku sangat lucu lo ... namanya Kak Sidharta Gautama, kaya nama patung-patung di cerita agama Budha gitu kan ya ... wkwkwkwkwk ... dan kebetulan lagi ... bentuk wajah dan kepalanya agak lonjong gitu kaya wajah patung Budha ... trus badannya jangkung kurus gitu ... pas ngeliat dia aku bayanginnya dia pake baju-baju wiharawan gitu ... wkwkkwkwk gpp kan ya berkhayal? yg penting g jorok ... iya kan ...😁
Tapi dia sangat jago lo buat sketsa wajah gitu, sedangkan aku lemah banget kalo disuruh sketsa wajah ... maklum aku masih amatir. Ingat dong aku aja baru lulus dari kursus ilmu menggambar dengan baik dan benar beberapa bulan yg lalu. Dan semua aku lakukan demi mengejar IMPIAN menjadi DESIGNER.
Satu minggu telah usai ... masa MOS udah aku selesaikan dengan amat baik. Dan alhamdulillah aku mempunyai teman sohib cewek. Meskipun kita beda kelas, tapi kemana-mana kita always berdua. Jangan ditanya kenapa aku bisa akrab dengan dia ya?.
Namanya Selly, dia gadis remaja yg mungil, setiap hari ada kacamata manis yg bertengger di hidungnya, tak lupa rambut berkepang dengan panjang sepantat. Orangnya ceria abis dan sangat keibuan. Cocok banget ama aku yang tomboy.
Wkwkkw ... mana ada cewek berhijab tapi tomboynya minta ampun? ... ada dong ... itulah aku Ryani Putri si gadis desa. Demi mengejar impiannya, dia rela bersekolah di kota yg jauh dari desanya. Setiap hari bahkan ia habiskan 1 jam perjalanan untuk sampai ke sekolahnya. Belum lagi untuk berjalan kaki setiap pagi dan sepulang sekolah.
Tapi ia amat bersyukur.
Tapi itulah aku, yg sudah terdidik keras sedari kecil tak akan menyerah dengan hal-hal sekecil ini.
Masih aku ingat dengan jelas ... saat aku masih SD, karena sebentar lagi lebaran haji aku harus beli baju baru, tapi karena tak punya uang aku harus bekerja dulu.
🌱 Flash back on-
"Buk, bentar lagi kan lebaran kurban ya ... boleh ya aku beli baju baru?" rengek Ryani si gadis kecil, yg masih berusia 8th pada ibunya.
Dengan lembut dan penuh kasih sayang ibu membelai rambutku dan berkata, "Ryani 'kan tau ibu hanya mampu menyekolahkan Ryani, dan sisa uangnya ibu gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, nanti kalau ada rezeki lebih, insya Allah ibu belikan, tapi bukan sekarang ya nak."
Anak kecil itu mendongakkan wajahnya seraya berkata, "Bu, uang tabungan lebaran dari Ryani kan masih ada, buat beli baju pake uang itu aja ya, lagian Ryani uda lama g beli baju ... " rengeknya kembali.
Ibu hanya tersenyum, karena Ryani 'ga tau kalo uang yg ia titipkan pada ibunya setiap tahun sudah digunakan ibunya entah untuk apa, dan Ryani tidak mengetahuinya. Maka dari itu ia memintanya sekarang.
"Oh iya kalau ibu keberatan, besok kan hari minggu, boleh 'ga Ryani ikut ibu kerja disawah orang aja, biar dapat uang gitu ... he ... he " ucapnya dengan senyuman polosnya yg tanpa beban.
"Iya boleh nak, tapi Ryani 'ga papa? di sawah panas lo?" tanya ibu memastikan, karena bagaimanapun ibunya 'ga tega anak kecilnya ikut bekerja hanya untuk dapat membeli baju baru.
"Ga papa bu, lagian makan siangnya pasti juga enak, trus bisa makan sambil melihat sawah gitu ... mmm enak banget itu bu ... Ryani ikut ya ?" rengeknya kembali.
" Iya ... " jawab ibunya.
Meski ibunya masih keberatan, tetapi ia juga tidak mau membuatnya kecewa untuk kedua kalinya.
Ahirnya waktu yg sudah ditunggu tiba, Ryani kecil dengan senang hati ikut bekerja dengan ibunya. Hanya demi untuk bisa membeli sebuah baju baru.
Dan di minggu berikutnya uangnya pun dibelikan baju lengan panjang, senang sekali rasanya Ryani bisa membeli baju baru dengan uang hasil kerja sendiri, tanpa meminta-minta.
🌱Flash back of-
Sejak saat itu Ryani kecil tumbuh menjadi remaja mandiri, dan tidak gampang menyerah. Dia tau dan paham betul untuk mencapai sesuatu itu dibutuhkan usaha dan kerja keras.
Mungkin karena latar belakang yg hampir sama ... aku dan Selly bersahabat sejak pertama berkenalan. Selly itu ibunya sudah meninggal, jadi saat ini dia hanya tinggal bersama ayah dan kakak perempuannya saja, makanya dia juga sudah terbiasa mandiri.
Meskipun body kita cewek tetapi jiwanya tomboy. Kita juga punya temen yg banyak, meskipun kita sedikit gesrek ... tapi persahabatan kita tulus.
Ruang kelas aku dan Selly berdekatan. Kalau bel sekolah bunyi, kalau 'ga aku yg nyamperin dia duluan, dia yg nyamperin aku ke kelas.
Kita emang jarang ke kantin karena emang uang saku kita pas-pasan. Makanya kita lebih sering ke perpustakaan, selain membaca buku kita juga suka melihat sekolah sebelah, hanya sekedar buat cuci mata, siapa tau ada cogan-cogan yg lewat kan lumayan ... wkwkwkwk ....
Jiwa jomblo gue mulai meronta ni gara-gara keseringan liat Kak Rega gonta-ganti pacar, tapi sayangnya adeknya ini ga boleh pacaran ... sampe segitunya lo over protektif ke adeknya ini.
Kalo bel bunyi, artinya waktu istirahat udah selesai, kita pun balik lagi ke kelas masing-masing.
Tak terasa udah beberapa bulan aku bersekolah disini, sudah berulang kali aku mampir ke kelas Selly ... seperti hari ini ... ga ada spesial si, cuma entah agak beda aja.
Kulihat di kelasnya Shelly tidak terlihat, kuberanikan diri bertanya pada anak laki-laki yg masih terduduk di kelas itu.
"Vian, maaf liat Selly ga? kok uda ga ada dikelas ya?" tanyaku pada Vian temen sekelas Selly.
"Mm enggak tau ya ... mungkin lagi ditoilet, kamu tunggu aja dia sebentar disini! ucapnya sambil menunjuk bangku Selly.
Akhirnya akupun duduk disitu. Dan tak sengaja, aku melihat Vian sedang membuat gambar karakter anime gitu. Wah aku langsung takjub dong dengan designnya ... soalnya bagus banget, goresan tangannya itu lo ... sueerr uda seperti profesional aja ... enggak kaya punyaku yg kadang bagus kadang enggak ... kalau punyaku sesuai mood aku aja gitu bikinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
CebReT SeMeDi
lanjut
2021-10-31
2
Toni Fams
next
2021-10-21
2
𝚂 𝚔 𝚢
lanjuttt
2021-10-17
2