"Lebih baik kau menyerah saja selagi masih bisa"
"Haa... Baiklah Aku menyerah...." Ucapku sambil mengangkat kedua tanganku ke atas.
"......"
Semua yang ada di kursi penonton terdiam setelah mendengar pernyataan dariku, bukan tanpa alasan aku menyerah hanya saja aku tidak ingin terlalu mencolok bersamaan dengan Aptitude yang kumiliki, Sebenarnya bisa saja aku mengalahkannya tanpa bergerak sedikitpun tapi aku lebih memilih untuk merahasiakan kemampuan yang kumiliki dan lagi aku ingin cepat-cepat mengakhiri hari yang menurutku sangat sial ini.
".... Pemenangnya Silvi Leona" Ucap laki-laki yang menjadi wasit dalam pertandingan kali setelah sebelumnya ikut terdiam selama beberapa saat.
"Kau.... apa yang kau lakukan" Ucap Silvi.
"Apa? Bukannya kau yang menyuruhku untuk menyerah tadi..." Balas ku santai.
"Tapi itu hanya.... Sudahlah karena kau kalah itu berarti kau harus mematuhi satu perintahku"
"Apa-apaan itu... kenapa aku harus mematuhimu".
"Apa kau tidak tahu peraturannya....?"
"Peraturan? Peraturan apa yang mengatakan siapa yang kalah duel harus mematuhi yang menang"
"Peraturan Akademi No.17 dalam sebuah duel resmi pihak yang kalah akan mematuhi perintah yang diberikan oleh pihak yang menang apapun itu... dan karena kau kalah itu berarti kau harus mematuhi perintah yang kuberikan..."
"Tunggu aku tidak tahu aturan itu sebelumnya" Ucapku panik karena menurutku ini akan jauh lebih merepotkan.
"Sayang sekali aturan tetaplah aturan... dan semua orang yang menjadi murid akademi harus mematuhi aturannya" Ucaonya dengan nada seperti mengasihaniku.
"Kalau begitu aku tidak jadi menyerah...."
"Maaf tapi hal itu tidak di perbolehkan..."
"Ahhh... Sialan"
"Kalau begitu perintah dariku adalah... Aku menyuruhmu untuk Keluar dari akademi ini"
"......"
"......"
"Ha?"
"Apa? itu adalah perintah dariku... Orang sepertimu memang seharusnya tidak berada di akademi ini"
"....." Aku menundukkan kepalaku.
"Kenapa apa kau sangat sedih karena harus keluar dari akademi ini di hari pertamamu sampai kau tidak bisa berkata apapun?"
Aku mengangkat kembali kepalaku kemudian menatapnya kembali...
"Terima Kasih..." Ucapku dengan senang kemudian berjalan mendekat kearahnya.
"Ehh... Apa yang kau lakukan" Ucapnya dengan terkejut.
"Aku sangat berterima kasih padamu... akhirnya dengan keluarnya aku dari akademi ini aku bisa mendapatkan hari-hari tenangku kembali... Terima kasih" Sontak semua murid memandangi ke arahku dengan pandangan terkejut setelah mendengar apa yang ku ucapkan.
"Apa kau masih waras... kenapa kau begitu senang setelah di keluarkan dari akademi".
"Yah... aku sebenarnya tidak ada niat untuk masuk ke akademi ini tapi ibumu memaksa ku untuk masuk dan itu secara tidak langsung merebut hari-hari tenangku padahal itu adalah awal dari libur panjang".
"Heee... Untuk apa ibu memaksa orang sepertimu masuk ke akademi ini... tapi biarlah lagipula sebentar lagi kau akan keluar dari akademi ini" Ucapnya Sombong.
"Tunggu sebentar Silvi" Seorang perempuan yang secara tiba-tiba masuk ke arena.
"Ibu..."
"Nenek Tu-"
Bukk.... Sebuah Pukulan langsung mendarat di perutku sebelum aku selesai dengan kalimatku.
"Ughh..." Desahku pelan sambil memegangi perutku yang terasa sakit.
"Silvi dari pada menyuruhnya untuk keluar dari akademi lebih baik kau pikirkan perintah yang lain" Ucapnya pelan kepada Silvi.
"Heyy... Kenapa Kau bilang beg-"
Bukk... Kali Ini tendangan yang mengenai perutku dan membuatku terjatuh membuat para murid membuat wajah ketakutan meilhat apa yang di lakukan kepala akademu ini padaku, Termasuk Silvi yang ikut terdiam juga tidak berani untuk menghentikan ibunya.
"Memangnya kenapa aku tidak boleh mengeluarkannya dari akademi ini"
"Ada sebuah alasan penting kenapa dia tidak boleh sampai keluar dari akademi ini Silvi... apa kau mengerti".
"Akhhh..." Aku berusaha bangkit berdiri tentunya sambil memegang perutku yang terasa sakit.
"Lalu apa yang harus ku lakukan terhadapnya..." Ucap Silvi sambil melirik ke arahku.
"Hmm... Bukankah Yuna bilang dia akan pergi keluar negeri Besok?"
"Itu benar lalu?"
"Bukankah kau akan perlu pengganti Yuna untuk membantumu"
"Kurasa itu benar"
"Nah dengan begitu kau bisa menyuruhnya untuk menjadi Pelayanmu... Bukankah itu ide yang bagus?"
"Hmm... Yah itu memang ide yang bagus tapi..."
"Coba pikir dengan dia yang menjadi Pelayanmu bukankah secara tidak langsung kau bisa membuatnya patuh terhadapmu dan juga kau bisa bebas mengaturnya" Ucapnya Ke Silvi dengan nada pelan tapi masih bisa ku dengar.
"Heyy... Apa-Apaan itu kenapa kau malah menyuruh anakmu sendiri untuk melakukan itu"
"Kau benar bu..." Ucap Silvi setuju setelah beberapa saat berpikir sebentar kemudian dia berbalik menatapku.
"Heyy... Jangan bilang kau"
"Kau... Aku memerintahkanmu Untuk Menjadi pelayan pribadiku selama kau berada di akademi ini"
"Tidak... Tidak aku tidak mau... Berada di akademi ini sudah cukup menyiksaku dan kau menyuruhku untuk menjadi pelayanmu... aku tidak mau" Ucapku dengan nada memohon.
"Sayang sekali kau tidak bisa menolak perintah itu... Dan seharusnya kau berterima kasih kepadaku karena kau tidak jadi dikeluarkan dari akademi ini..." Ucap Naomi.
Aku terdiam mematung memikirkan tentang mimpi buruk apa saja yang akan ku hadapi setelah ini...
~Sampai Jumpa Kehidupan Yang Penuh Ketenangan~
~ ~ ~
Keesokan Harinya
Kamar Asrama
Apa Ini....
"Aku dengar dia yang membunuh Seluruh keluarganya"
Apa Yang terjadi...
"Anak Itu adalah Iblis..."
"Kemampuan macam apa itu..."
"Bukankah ibu sudah bilang untuk menjauh darinya..."
"Jangan bermain dengannya lagi nak... ayo kita pulang"
"Jangan panggil aku kakek karena Aku bukan kakekkmu... aku tidak pernah merasa mempunyai Cucu iblis sepertimu...."
Tidak kalian salah aku bukanlah Iblis...
Ayah... Ibu Dimana Kalian..
Kenapa kalian meninggalkanku....
Tunggu dulu apa benar aku memang mempunyai Keluarga...
Kalau memang benar dimana mereka...
Kenapa mereka meninggalkanku sendiri...
Apakah mereka benar-benar ada...
Kalau memang benar mereka ada kenapa aku tidak mengingatnya...
Lagipula Siapa aku sebenarnya?...
Kenapa aku merasa Iri dengan mereka yang mempunyai keluarga bahagia...
Bukankah sedari awal aku memang sendirian...
Apa yang sebenarnya ku tunggu...
Apa yang ku harapkan...
Apa sebuah keluarga...
Tidak aku yakin bukan itu...
Lalu apa yang ku inginkan...
Aku salah Seharusnya orang sepertiku memang tidak mengharapkan apapun...
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu yang berulang di pintu kamar asrama ku membuatku terbangun dari tiduku yang begitu lelap dan membangunkan ku dari mimpiku...
"Mimpi itu lagi..." Ucapku pelan yang duduk dipinggiran kasur.
Tok... Tok... Tok...
"Hm..." Aku menoleh ke arah pintu ketika mendengar ketukan itu lagi kemudian beranjak untuk membukakan pintu.
"Siapa?" Ucapku ketika membuka pintu dimana di depan pintu terdapat seorang perempuan berambut pink pendek tengah berdiri.
"A.. an... anu... maaf menggangu... kepala akademi memanggilmu keruangannya segera..." Ucapnya dengan nada yang begitu pelan.
"Ah... Baiklah aku akan segera kesana... Terima Kasih" Ucapku.
"Kalau begitu permisi" Ucapnya kemudian berlalu pergi dengan langkah begitu cepat
"Pemalu sekali... Tapi dia lumayan imut" Ucapku kemudian menutup pintu dan bergegas mandi dan langsung bersiap-siap karena Bell akan berbunyi dalam 30 Menit lagi.
Setelah selesai bersiap-siap aku langsung menuju ke ruang kepala akademi untuk memenuhi panggilannya meskipun sebenarnya aku tidak punya niat sama sekali untuk bertemu dengannya mengingat apa yang dia lakukan padaku kemarin.
"Ada apa kau memanggilku kemari..." Ucapku langsung ketika masuk ke ruangannya.
"Heyy... Dimana sopan santunmu setidaknya ketuklah pintu kalau kau masuk..."
"...."
"Ayolah itu hanya masalah kecil... Kenapa kau masih marah juga..."
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu pagi ini... katakan saja ada apa"
"Haa... Baiklah Ambil ini..." Dia memberikan sebuah kartu kecil kepadaku.
Aku mengambil Kartu yang dia berika kemudian melihatnya dimanad disitu terdapat Nama,Kelas Dan juga Nama Aptitudeku.
"Tunggu kenapa nama Aptitudeku disini adalah Neutrilizer? Bukan Absolute Death"
"Itu adalah penyamaran... ingat selama di kau berada di akademi ini kau hanya boleh menggunakan kemampuanmu untuk membunuh serangan ataupun yang lainnya asal jangan sampai ada yang tahu kalau kemampuanmu adalah kemampuan membunuh instan..."
"Aku tidak menyangka kau memikirkan kemampuanku lebih dari diriku sendiri"
"Ingatlah Kemampuanmu adalah kemampuan yang seharusnya tidak ada di dunia ini... jadi kau harus berhati-hati menjaganya"
"Tenang saja aku akan mengingat hal itu..."
"Baguslah sekarang kau bisa pergi ke kelasmu... dan selamat Menjadi pelayan pribadi putriku"
"Tchh..." Aku beranjak keluar dari ruangan meninggalkannya sendiri.
"Dan lagi... Kau tidak tau kalau kemampuan itu sebenarnya memiliki hal yang lain..."
~ ~ ~
Aku berjalan dengan langkah pelan menuju kelasku yang terletak cukup jauh yaitu Kelas 1-A, padahal aku sebelumnya sudah bilang untuk menempatkan ku dikelas yang tidak terlalu terkenal tapi si nenek tua itu malah menempatkan ku di kelas yang menjadi Primadona sekolah ini, sungguh aku benar- benar tidak mengerti dengan jalan pikirnya.
"Tunggu kau adalah anak baru itu kan?" Sebuah suara terdengar seolah sedang memanggilku.
Aku berbalik dan mendapati seorang perempuan dengan rambut biru panjang yang menggunakan kacamata dan dia sudah pasti bukanlah seorang murid melainkan pengajar disini kenapa aku tahu? tentu saja karena tidak ada murid yang menggunakan baju seperti itu di lingkungan sekolah.
"Yah..."
"Baguslah kupikir aku salah orang..." Ucapnya.
"Memangnya ada perlu apa denganku..."
"Ah yah Aku Hana Evelin Kau bisa memanggilku Bu Hana dan aku adalah Wali Kelas 1-A"
"Begitu Rupanya... Perkenalkan Nama saya Rey Alvian Bu Hana bisa memanggil saya sesuka ibu saja"
"Kalau begitu Vian mari ikut ibu ke ruang kelas"
"Terima kasih Bu..."
Kami berdua melanjutkan perjalanan menuju ke ruang kelas.
"Kau tunggulah disini dan saat ibu panggil nanti barulah kau masuk"
"Baiklah"
Thank You Buat Kalian Yang Udah Baca Novel Ini
Tetap Support Author Yah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Mbal
Lanjut
2020-10-29
2
🍉Kyla_Quaza🍉
lanjut thor~
2020-10-29
3
Pemburu janda
KENAPA GAK BUNUH AJA TU NENEK TUA AMA ANAK SIALAN ITU THOR,,GERAN KALI AKU
2020-10-29
6