"Jadi di sini ruangannya sialan padahal aku sudah melewati tempat ini tapi kenapa tidak aku sadari..." Ucapku kesal sambil memandagi pintu yang di atasnya terdapat sebuah papan kecil Bertuliskan RUANG KEPALA AKADEMI yang menandakan bahwa ruangan ini adalah ruangan dari si nenek tua itu setelah sebelumnya aku kembali ke Gerbang Penjaga dan bertanya kepada penjaga tadi dimana ruangan ini berada.
Aku membuka pintu besar itu setelah mengetuknya sedikit kemudian langsung masuk ke dalamnya, sebuah ruangan yang sangat luas dimana terdapat banyak rak- rak buku di pinggir ruangan lengkap dengan tumpukkan dokumen di dalam rak itu, sementara di tengah ruangan terdapat 4 sofa yang mengelilingi sebuah meja ukuran sedang, dan di dekat jendela besar terdapat Meja Kerja Lengkap dengan sebuah papan nama yang bertuliskan nama dari kepala akademi ini lengkap dengan kursi kerja yang dimana terdapat seorang perempuan yang tengah duduk dengan santai.
"Kenapa kau lama sekali... dasar kau benar-benar pemalas" Ucapnya menyindir ke arahku ketika aku baru masuk ke dalam ruangannya.
"Kau pikir ini salah siapa yang tiba- tiba meninggalkan ku dan menyuruh ku untuk jalan kaki menuju ke akademi ini."
"Bukankah itu permintaanmu sendiri..." Ucapnya dengan santai dan tanpa sedikit pun rasa bersalah.
"Sejak kapan aku bilang begitu?..."
"Bukankah kau bilang untuk tidak tampil mencolok selama berada di akademi saat bersama ku di mobil tadi"
"Lalu apa hubungannya dengan kau yang meninggalkanku"
"Kau ini memang benar- benar bodoh yah.... Coba kau pikir kalau kau datang ke akademi dengan menaiki mobil yang sama dengan Kepala Akademi yang cantik sepertiku ini... Bukankah hal itu akan sangat menarik perhatian para murid yang ada di akademi?"
"Apa kau perlu menambahkan kata cantik dalam kalimat mu barusan..."
"Tentu Saja...."
"Tapi Bukankah kau bisa menurunkan ku di tempat yang lebih dekat dengan akademi jika ingin begitu..."
"Aku hanya ingin kau sedikit olahraga pagi..."
"Dasar Nen-"
Krekkk.... Pintu Terbuka.
"Ibu aku ingin melaporkan..... Kauuu..." Seorang anak perempuan dengan rambut hitam dan mata biru masuk beserta satu perempuan lainnya kemudian berteriak ke arahku.
"Ada apa Silvi? Apa kau sudah kenal dengannya" Tanya Naomi.
"Ibu dia adalah siswa nakal yang berani menghina Ultimate Aptitude Dan berani menjual nama ibu sekaligus dia melarikan diri dari hukumanku" Terangnya.
"Bukankah sudah kubilang padamu kalau aku adalah siswa pindahan dan aku juga tidak tahu apa-apa mengenai apa yang kau bilang itu... kalau kau tidak percaya kau bisa tanyakan pada ibumu langsung"
"Benarkah itu ibu?"
"Benar dia adalah siswa pindahan yang baru pindah hari ini..."
"Heeeee..... Tapi kalau dia adalah siswa pindahan kenapa aku serta para anggota lainnya tidak tau...."
"Yahh ibu sengaja tidak memberitahu para Anggota Ultimate Aptitude"
"Hmmmpp" Aku berusaha menahan tawa ketika Naomi menyebutkan nama itu lagi tapi langsung dibalas dengan tatapan tajam dari anaknya dengan nama Silvi ini.
"Sudahlah ini hanya masalah kecil... dan lagi karena dia adalah murid baru dia tidak tahu apa-apa mengenai akademi ini jadi untuk sekarang dia di bebaskan dulu"
"Tapi mana bisa begitu ibu... orang ini sudah berani menghina Ultimate Aptitude dia harusnya mendapat hukuman"
"Tunggu apa kau punya dendam pribadi padaku? kenapa kau sebegitunya ingin aku dihukum...."
Dia kembali menatap tajam ke arahku dengan tatapan yang lebih intens.
"Diamlah...."
"Apa hebatnya memang Ultimate Aptitude itu sampai-sampai kau sebegitu marahnya"
"Ohhh... Kau meremehkan kami para Ultimate Aptitude yah... Kalau begitu bagaimana jika kau berduel denganku"
"Nona Silvi anda tidak perlu sampai turun tangan hanya untuk mengatasinya jadi Ijinkan saya saja yang melawannya" Ucap Perempuan dengan nama Yuna itu
"Tidak perlu Yuna yang dia remehkan bukan aku... tapi Ultimate Aptitude... Jadi mari kita lihat apakah dia cukup kuat untuk mengalahkan Anggota Ultimate Aptitude Kursi Kesepuluh"
"Heee.... Kenapa aku harus melakukan hal merepotkan seperti itu..." Ucapku.
"Sudahlah terima saja Rey kalau tidak dia akan terus menghantuimu" Naomi yang sedari tadi diam kemudian angkat bicara.
"Kenapa kau malah mendukung anakmu sendiri untuk melakukan kekerasan..."
"Jadi bagaimana apakah kau setuju..."
"Haaa... Baiklah- Baiklah aku setuju daripada aku terus di hantui olehmu..."
"Yoshh... Sudah diputuskan kalian akan melakukan duel di Arena Latihan dalam 1 Jam aku akan memberitahukan pada para murid mengenai hal ini jadi kalian berdua segeralah bersiap-siap" Ucapnya terdengar bergitu semangat.
"Haaaa..... Aku mengambil keputusan yang salah"
~ ~ ~
55 Menit Kemudian...
"Kudengar ada yang berani berduel dengan Queen of elegance"
"Dia pasti sudah gila berani berduel dengan kursi kesepuluh Ultimate Aptitude"
"Tapi dari yang kudengar dia adalah anak baru...."
"Kalau begitu dia pasti sangat tidak beruntung..."
"Heyyy Lihat itu dia yang berani menantang Silvi'
"Semoga Kau tenang"
Itulah ocehan yang ku dengar dari mulut- mulut murid akademi dalam perjalanan ku menuju ke Arena tanding, dari yang ku dengar mungkin Silvi ini adalah orang yang begitu kuat,Tapi apa-apaan julukannya itu.
"Ohh... jadi kau yah anak baru itu..." Seseorang terdengar tengah berusaha mengajak ku berbicara dari arah belakang.
"Siapa?" Tanyaku ketika berbalik dan mendapati seorang anak laki-laki berambut merah tengah tersenyum ke arahku.
"Perkenalkan namaku Tian...." Ucapnya kemudian mengulurkan tangannya mengajak berjabatan.
"Aku Rey.."
"Senang berkenalan dengan mu Rey.... Seperti nya kau sangat tidak bersemangat yah... ada apa? apa kau takut"
"Takut pada siapa?"
"Tentu saja pada Lawanmu nanti... yah kurasa itu hal yang wajar"
"Apa dia memang sehebat itu"
"Yah... dia adalah Murid terbaik di akademi ini, kemampuannya di sebut dengan World Create sebuah kemampuan menciptakan segala hal yang dia imajinasikan tak terbatas pada apapun, dan lagi dia sudah masuk ke dalam Sepuluh orang terkuat di indonesia pada usianya yang masih muda selain itu dia juga pintar dan cantik membuatnya menjadi idola di akademi ini"
"Terima kasih atas informasi yang kau berikan dan dari hal itu aku menyimpukan kalau kau adalah salah satu penggemarnya"
"Tentu saja bahkan tidak hanya aku Hampir semua murid yang ada di akademi ini juga ikut mengidolakannya bahkan dia punya Fanclub sendiri dan aku adalah bagian dari Fanclub itu"
"Apa tidak apa-apa kalau kau memberitahukan hal itu pada orang yang akan menjadi lawan idolamu"
"Aku hanya meyampaikan hal itu untuk memberitahukan kehebatan Ratu kami kepada Rakyat Rendahan seperti mu hahaha... sekarang kau akan menyesal setelah berani menantang Ratu kami... Kalau begitu sampai jumpa Pecundang" Ucapnya Kemudian berlalu pergi.
"Orang itu pasti sudah tidak waras.... haaa sekarang aku merindukan kehidupanku yang damai" Ucapku melanjutkan langkahku menuju ke arena tanding.
Saat sampai di arena ini seluruh tempat duduk yang mengelilingi arena telah di penuhi oleh para murid-murid akademi mulai dari laki-laki maupun perempuan.
Sedangkan Di tengah arena sudah ada Silvi yang sedang berdiri dengan santai sambil memandang ke arah ku yang muncul dari pintu di hadapannya.
"Kenapa kau lama sekali... apa kah kau ketakutkan?" Ucapnya dengan nada Sombong.
"Aku tidak lama tapi kau lah yang terlalu cepat datang"
"Terserahmu saja..."
Tak lama setelah itu seorang Laki-laki ikut masuk ke arena.
"Ekhemm.... Aku yang akan menjadi wasit kalian kali ini... Peraturannya Setiap peserta hanya boleh menggunakan Kemampuan menyerang yang tidak berbahaya pada lawan siapa yang pertama kali menyerah ataupun jatuh akan di nyatakan kalah mengerti?"
"Mengerti"
"Mengerti"
"Kalau begitu... Mulai"
"Sebaiknya kau menyerah saja selagi masih bisa" Ucapnya sombong.
"Haaa... Baiklah Aku Menyerah"
Note : Support Author Dengan Cara Like & Vote
Saran & Kritik Sertakan Di kolom Komen
Okayy...See u next chapter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
RavenS
ajg op tapi males parah
2020-12-10
2
™DEWA•[PHOENIX]
Thorrr imajinasi Lo kenapa keren semua asw
2020-11-04
3
¤PENCINTA•NOVEL¤
up lagi thor semangat
2020-10-29
3