Aku terus saja melamunkan dan memikirkan Raka sepergiannya dari rumahku. Sampai aku tidak sadar 3 sahabatku sudang mematung di depanku keheranan .
"woiiiiiiii." Aku kaget mendengar teriakan Iko.
"Iko lu ngangetin gue, sialan lu." Ucapku kesal
"Lagian lu kenapa, kita dari tadi disini lu gak sadar apa, terus ini bekas minum siapa? lu baru nerima tamu yah?'." Begitulah kalau Iko datang. Aku mana bisa jawab dihujani pertanyaan begitu
"Udah masuk yuk ah ke dalam jangan diteras. tetangga gue rese kalau gue ada teman datang." Aku duduk di sofa ruang tamu.
"Nih buah sama kerupuk buat bikin seblak. mana tante?." Rasya menyodorkan kantong plastik besar. Aku lihat didalamnya ada pesanan yang aku titip tadi, matanya celingukan melihat seisi rumah.
"Mamah ke pasar." Jawabku sambil ngeloyor kedapur.
"Kenapa gak suruh tante aja yang beli. lo malah nyuruh kita!." Rasya mendengus kesal.
"Gue gak punya duit buat beli bahan segitu banyak. Makanya minta kalian belanja, lagian pasti kalian nyuruh bibi kalian dirumah kan? gak mungkin beli sendiri." Teriakku dari dapur.
Aku mulai membuat bumbu rujak. Mengulek semua bahannya. Kemudian aku mengupas buahnya dan memotongnya. Aku menghidangkannya dipiring membawanya ke meja diruang tamu.
"Nih siang-siang gini rujak buatan gue pasti enak. Mantul pokoknya." Sambil mengacungkan jempol. Aku lihat Alex dari tadi hanya diam, sesekali menatapku sinis sambil memainkan hp. Aku perhatikan hp yang dipegang Alex adalah hpku. Gawat. Aku tidak mengunci hapeku, aku buru-buru mengambilnya. Telat benar saja dia membaca seluruh pesan whatsappku. Sial.
Kulihat ada pesan dari si Raka yang sudah dibaca.
0812225655xx
Megan, senang kan aku datang? oh yah jangan marah-marah terus, kalau liat kamu manyun gitu aku jadi tambah ngefans loh.
0812225655xx
kamu masih marah yah? entar malam aku kerumahmu lagi yah, nemuin idolaku. Tunggu aku.
0812225655xx
Sepertinya aku akan datang lebih awal karena pesanku diabaikan. Sampai ketemu manisku.
To 0812225655xx
heh Raka lu gak tau malu banget, gue ogah punya fans kayak lu, jangan ngehubungi gue lagi.
Aku melirik Alex, dialah yang membalas pesan Raka. Dia sudah membaca semua pesan Raka, tatapannya menakutkan. Sinis dan penuh amarah. Ketika aku meletakan hpku tiba-tiba bergetar lama tanda ada panggilan masuk. Raka ngapain lagi dia menelponku. Aku me-rejectnya berulang kali. Dia gigih terus saja meneleponku tak henti. Aku menonaktifkan hpku, barulah berhenti. Tanpa kusadari sahabatku yang sedang menikmati rujak buatanku menatapku dengan penuh pertanyaan. Karena dari tadi aku sibuk dengan hapeku.
"Megan lu gak mau ni rujak, kalau gak mau gue abisin." Iko meraih piring ke 2.
"Gue mau Iko, jangan diabisin." Aku merebut piringnya.
"Lagian siapa sih yang neleponin lu dari tadi. Kenapa lu gak angkat." Iko kesal melihat tingkahku. Aku menatap Alex dia hanya melihatku dengan sinis.
"Bukan siapa-siapa. Orang salah sambung." Balasku cepat.
Mamah pulang membawa bahan untuk makan siang. Aku membantu mamah membawa belanjaanya.
"Eh ada kalian? kapan datang?." Mamah bertanya sambil bersalaman dengan 3 sahabatku itu.
"Barusan tan." Jawab Rasya.
"Oh iya tan, mau seblak bikinan tante dong, kalau Megan yang bikin gak karuan rasanya." Timpalnya sambil cekikikan
"Oke nanti tante bikin, tante masak makan siang dulu kalian jangan sungkan." Mamah menjawabnya.
"Makasih tante sayang, maaf yah kami merepotkan tante." Iko bergelayut manja di tangan mamah. Mamah mengusap kepala Iko dengan penuh kasih sayang.
Seperti itulah persahabatan kami,mereka sangat dekat dengan mamah. Bahkan bagi mereka rumahku adalah tempat kedua paling nyaman setelah rumah mereka. Aku senang semoga persahabatan ini seperti ini selamanya.
Mamah sibuk memasak,a ku membantu sebentar. Hanya sekedar mencuci bahan masakan, setelah itu aku ke ruang tamu. Aku melihat Iko dan Rasya tertidur disofa panjang. Mereka pulas sekali, mungkin kelelahan. Aku tak melihat Alex kulihat sekeliling. Tidak ada. Kucari keluar. Benar saja di teras sambil memainkan gitar. Sebelum Alex melihatku, aku berbalik badan , enggan menemuinya tapi usahaku gagal .
"Megan ,lu mau kemana? duduk gue mau ngomong," perintahnya.
"Apa lex? masalah Raka?." Alex menganggukan kepalanya tanda bahwa pertanyaanku tepat
"Gue gak tau dia dapet nomer hp gue dari siapa, karena pas di festival gue memberikan nomer yang salah, dan kenapa dia bisa kerumah gue. Tadi pagi gue ketemu dia di gor depan terus dia ngikutin gue sampe rumah. Gue usir dia ,udah gitu." Aku menjelaskannya secara detail seperti pacar yang ketauan selingkuh. Alex menatapku tak percaya.
"Gue gak bohong." Aku gak mau berhubungan dengan Alex males liat tatapan matanya, bikin ngeri.
"Megan lu tau dia siapa?." Aku menggelengkan kepala ketika Alex bertanya. Lagian aku gak mau tau dia siapa.
"Dia anak bungsu dari keluarga Prambudi, lu jangan terlalu dekat." Alex dengan santainya berkata lagi. Dan tatapannya sangat mengintimidasi.
"Lu jangan mau berurusan dengan cowok itu."
Timpalnya
Aku mengangguk, tanda aku mengerti ucapannya. Sudah jam 3 sore, setelah mereka makan siang dan makan seblak buatan mamahku mereka pamit. Aku mengantar mereka sampai pintu depan. Aku menarik tangan Alex. Aku berbisik pelan
"Lex jangan sampai Rasya tau."
"ok," jawabnya pamit pulang.
Aku meminta Alex bicara pada Rasya karena gak mau Rasya mengetahui tentang Raka pada malam itupun sikapnya aneh. mendiamkan ku gara-gara Raka. Aku gak mengerti sama sekali dengan Alex dan Rasya mengapa mereka tidak menyukai Raka. Mereka seperti membenci Raka. Entahlah aku gak mau ambil pusing. Aku sudah bingung dengan kelakuan Raka , Ditambah sikap kedua sahabatnya itu pada Raka membuatku tambah pusing. Aku mengambil hpku, mengaktifkannya kembali.
"Aman ,tidak ada pesan dari si pengganggu itu" batinku.
Semilir angin sore membuatku kedinginan, hari ini di Bandung sedang musim hujan, cuaca nya sangat dingin. Adzan maghrib berkumandang. Setelah sholat terdengar mamah mengetuk pintu.
tok...tok....tok...
"Nak, keluar sebentar ada tamu," panggil mamah.
"Tamu siapa mah, malam-malam begini?," ku bukakan pintu. Aku bergegas ke ruang tamu.
"Raka ngapain lagi sih. gak capek apa seharian ini ganggu gue?." Kataku kesal.
"Nak jangan begitu sama tamu, gak baik." Mamah tiba-tiba menghampiriku.
"Mau minum apa kamu nak?." Mamah menatap Raka
"Merepotkan sekali tante, tidak usah . Saya hanya kebetulan lewat, mampir sebentar." Ucapnya.
"Ya sudah tante masuk dulu."
Aku menarik tangannya , menyuruhnya pulang. Raka hanya tersenyum dia berjalan keluar dengan satu tangannya di tarik olehku. Dia berbisik lagi.
"Aku suka kamu sayang, apalagi kalau galak kayak gini." Hembusan nafasnya membuat jantungku berdetak cepat. Semilir angin malam membuat bulu kudukku meremang.
Deg
Sepertinya jantungku berhenti berdetak . Ya tuhan, aku mana tahan kalau terus digoda seperti ini. Sepertinya aku sudah gila.
Dari kejauhan Raka menghilang. Dan aku terus mematung didepan pintu. Setelah beberapa menit aku masuk kedalam kamar menutup pintunya dengan perasaan tidak karuan. Kedua kalinya perasaanku seperti ini.
Aku tidak ingin mempunyai perasaan itu lagi. Aku berusaha akan keluar dari rasa seperti ini, seperti saat dulu. Ketika hatiku merasakan perasaan ini aku kecewa. Aku melamun. Fikiranku menerawang jauh ke masa itu. Disaat aku merasakan apa itu luka, untuk pertama kalinya .
Coretan RISAU.
Dan aku selalu suka malam.
Karena malam adalah teman terbaikku.
Saat lelah, sedih, bahagia, rindu, cinta, duka, luka, suka, dan lara.
Malam senantiasa bersedia menemani tanpa diminta.
Terima kasih Tuhan atas setiap malam yang telau Kau hadirkan dihidupku.
Selain senja malam adalah semesta yg paling setia saat aku terjaga dari mimpiku.
Aku pun tertidur.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Ursula Maria
like nya sampai sini ntar nyusul lagi
2020-06-20
1