#Di studio#
Aku, Iko dan Alex sudah menunggu giliran kami, hari ini studio sangat ramai. Sampai kami harus mengantri untuk bermain. Waktu menunjukkan pukul 16:00, dan Rasya masih belum keliatan batang hidungnya. Aku mencoba menghubunginya berulang kali, namun Rasya tidak menjawab pesan dan teleponku.
Kulihat Iko memainkan hp nya, memainkan game online santai, sedangkan Alex terus bernyanyi, walaupun dia tipekal cowok pendiam tapi jangan salah dia adalah vokalist band kami, suaranya berat dengan karakter khasnya. Alex bernyanyi sambil membawa gitar. Sedangkan iko adalah bassist, Rasya seorang melodist. Dan aku seorang drummer bisa kalian bayangkan bagaimana aku memainkan alat musik itu dengan tubuh kecilku. Aliran musik kami pop punk, power pop, dan rock alternative. Kalau kalian bingung gak ngerti musik ,genre musik kami seperti band Last Child . Tak lama Rasya datang membawa gitar kesayangannya.
"Sorry , sorry gue telat tadi mendadak ada matkul tambahan." Dia berbiacara dengan terengah-engah.
"Oke kita masuk yuk, udah giliran kita main nih." Timpalku dengan segera memasuki studio itu.
Mereka mengekor mengikutiku. Dan memulai latihan, karena deadline latihan kami cuma satu minggu ke acara festival musik itu. Tak terasa 2 jam sudah berlalu kami berlatih . Adzan maghrib sayup terdengar dari luar studio.
"Nih minum, lu kayaknya kecapean latihan 2 jam main drum. Oh ya keliatannya lu makin lihai memainkan drum, elo memainkannya gak kacau lagi. Tempo nya udah masuk sama kita. Salut sama lu bochil. " Rasya mengacak ngacak rambut ikalku, hingga menjadikannya berantakan. Aku hanya bisa ketawa mesem membalas perlakuan Rasya .
"Apa sya? Gue gak salah denger tadi dia parah banget main drumnya. Gue main bassnya sampai bingung ngikutin temponya dia. Bukannya dia yang ngikut gue, malah gue ngikut dia. Kayak dikejar kejar hantu gue." Iko tertawa terbahak mulutnya nyerocos tanpa henti seperti petasan mercon.
"Sial lu ko, gue udah kecapean tau, lu mau tau rasanya beneran dikejar hantu." Aku berlari mengejar Iko dengan membawa sapu. Rasya dan Alex terbahak-bahak melihat kelakuan kami yang seperti kucing dan tikus.
"Udah bocah kita pulang." Alex menjewer kuping Iko. Dia tesenyum melihat kelakuan Megan yang menggemaskan menurutnya.
Sial kenapa dia selucu itu sih. (batinnya)
"Bener yuk kita pulang udah maghrib lagian, tiap hari kita kumpul disini yah sampai hari H-1." Rasya berkata sambil meninggalkan studio.
Kamipun bergegas pulang.
#Di festival#
Hari ini pun tiba . Semua peserta ada 35 band. Dengan seleksi ketat dan sebelun hari H juri mengharuskan kita menyerahkan demo lagu. Dan dari 87 band yang menyerahkan demo lagu orisinil hanya 35 band yang bisa masuk festival. Dan salah satunya band PATRIOT IDIOT.
Akhirnya band kami tampil. Dengan pakaian jeans sobek dipadukan kaos tanpa lengan dan sepatu sneaker membuatku menjadi wanita yang tomboy. Ditanganku ada stick drum yang tak pernah ku tinggalkan . Kemanapun pergi selalu kubawa.Rambut panjangku dicepol. Alex menggunakan jeans sobek pula dengan kaos hitam .Rambutnya ditata sebagus mungkin membuatnya lebih mirip idol boyband korea bukan anak band. Tatapannya datar dan dingin. Rasya menggunakan jeans dipadukan sweater hodie hitam, dan Iko menggunakan pakaian jeans ketat dengan kaos oblongnya.
Chorus
Aku adalah nadi untukmu berdenyut.
Aku adalah kicau saat pagimu membuka mata.
Aku adalah embun penyejukmu.
Aku adalah risaumu saat lelap tidurmu.
Reff
Cinta dan karma itu nyata.
Perbedaanya hanya di sikapmu.
Kamu bisa merasakan karma.
Kamu bisa merasakan cinta.
Kamu bisa memilihnya.
Puisi bisa dibuat sempurna dengan tangan.
Kata cinta bisa diutarakan lantang bibirmu.
Tapi luka yang kau toreh tidak bisa kau rasakan.
Kau hanya melihat air mata dimataku
Alex menyanyikan lagu itu dengan penuh penghayatan hingga ketika kami berhenti bermain suara tepuk riuh penonton . Kulihat dari panggung semua juri standing applause. Semoga kami bisa jadi juaranya. Jujur aku menginginkan hadiahnya. Kami turun dari stage.
"Hei, gue mau ke toilet bentar. Kalian tunggu di kursi tadi yah, ntar gue nyusul." Aku berlari menjauh dari mereka.
Brukk
Tubuhku terpental dan aku jatuh sekerasnya.
Sakit banget. Sepertinya orang yang aku tabrak adalah berbadan seperti tembok. Pasti badanku memar. Aku melihat ada uluran tangan. Aku menyambutnya dan mulai berdiri.
"Te..ri..ma kasih." Aku terbata sambil merintih menahan sakit. Aku melihat sesosok manusia mengagumkan. Entahlah dia sangat manis. Tubuhnya kekar dan tinggi , sepertinya dia atlit. Senyum lesung pipinya membuat dia lebih menawan. Aku merapikan bajuku. Dan mulai membalasnya tersenyum.
"Kamu tidak apa-apa tadi keras sekali loh kamu menubruk ku." Tampak dimukanya khawatir.
"Aku gak apa-apa. aku tinggal dulu yah." Ucapku sambil berlalu meninggalkan lelaki kekar itu. Aku sudah tidak kuat ingin ke toilet.
Setelah selesai aku pergi ke tempat dimana ada sahabatku. Semakin malam semakin larut dalam suasana. Karena bintang tamu malam ini adalah band keren terkenal di bandung, seperti Burgerkill, Rosemary, Last Child , dan banyak lagi. Sampai pada puncak acara . Kami sudah deg-degan mendengar pemenang dari festival ini. Mc sudah mengumumkan juara 3 dan 2. Juara 3 adalah SuperFast, juara 2 jatuh pada SunLabel.
"Oke karena malam semakin larut sudah saatnya kita ngumumin band mana yang menjadi juara . Kalian bisa nebak siapa. melihat tepuk tangan dan standing applause juri. Gue gak mau basa basi lagi. Pemenangnya adalah PATRIOT IDOT. congrutulation. silahkan naik ke atas panggung."
Aku hampir gak percaya band ini bisa jadi juara pertama. Tapi karena musikalitas Rasya nyiptain lagu ini, aku rasa gak usah diragukan lagi. Lirik dan aransemennya pas. Apalagi pembawaan Alex dalam menyanyikannya pastilah membuat kami jadi pemenang. Alex meluk aku dengan erat. Aku sampai kebingungan. Sementara Rasya hanya melihat sikap Alex dengan sinis.
"Sorry Megan gue gak sengaja." Dia melepaskan pelukannya. Sementara Iko Rahmansyah ngeloyor menuju panggung tanpa melihat kami.
"Buruan." Iko memanggil kami dari kejauhan.
Acara pemberian hadiah selesai, kami semua pemenang turun dari stage. Dari kejauhan kulihat ada lelaki yang mendekat ke arah kami. Ternyata si pemilik lesung pipi. Ngapain dia mendekat ke arahku. Aku gugup. Dia semakin mendekat sambil menyodorkan tangannya. Aku membalas menjabat tangannya.
"Selamat yah. Permainan drum kamu sangat hebat. Maaf nama kamu siapa?. " Senyum di bibirnya membuat siapa yang melihatnya akan terpana. Ya Tuhan cakep banget ucapku dalam hati.
"Makasih." Aku membalasnya singkat dan melepaskan tangannya.
"Boleh tau siapa nama kamu?." Dia menatapku. Kulihat 3 sahabatku. Iko mengernyitkan dahinya. Sementara Alex menatap lelaki itu dengan tatapan dingin. Matanya menatap kesal. Rasya melihatnya dengan sinis. Sementara aku kebingungan dengan sikap lelaki ini.
"Megan." Ketusku singkat
"Perkenalkan aku Raka. Boleh aku meminta nomer teleponmu sepertinya aku penggemar barumu." Dia tersenyum padaku.
Ya tuhan aku gak sanggup kalau liat dia senyum kayak gitu. Aku melihat sekeliling, mereka sahabatku menatapku dengan penuh pertanyaan. Aku bingung menjawab pertanyaan Raka. Aku hanya diam mematung. Karena belum pernah ada satu lelakipun meminta nomer hapeku. Dia memberikan hapenya padaku. Aku semakin bingung.
"Kamu tulis saja nomer kamu di hapeku, sepertinya kamu keberatan menyebutkannya."
Aku mengambilnya dan menulis nomer yang salah. Belakang nya aku rubah harusnya angka 2 kurubah menjadi angka 3. Aku terkikih dan senyum sendiri.
*JANGAN LUPA KOMEN, LIKE, DAN VOTE NOVELKU YAH. KRITIK DAN SARAN AUTHOR MENUNGGUNYA*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Anonymous
siapp lanjut baca kk othor...
2022-09-05
0
Becky D'lafonte
suka
2021-06-28
1