#*Sudut lain, Kamar Rumah Rak**a*#
Raka tak hentinya menatap angka-angka yang ada di hpnya. Raka menekan tombol panggil, kemudian mengakhirinya. Terus saja seperti itu hingga puluhan kali. Dan pada akhirnya Raka memberanikan diri untuk menelponnya.
tut....tut...tut...tut...tut.
Sambungan panggilannya terhubung. Raka kegirangan, tapi dia putus asa karena tidak ada yang mengangkat di ujung teleponnya. Raka mencobanya lagi.
tut...tut.. tut...tut...tut...tut...
Tidak ada jawaban sama sekali. Raka tidak menyerah. Raka mencobanya sekali lagi.
tut...tut..
Tanda terhubung dilayar hpnya. Baru saja Raka akan menyapa dengan kata halo, terdengar suara kemarahan diujung telepon.
"Hei siapa malam-malam seperti ini menelepon. Tidak punya etika. Kamu tidak tau sekarang sudah sangat larut."
Terdengar sayup suara bapak-bapak di ujung telepon. Whatt? Raka mengernyitkan dahinya. Dia buru-buru menutup panggilannya.
Sial gadis itu mempermainkanku. (batinnya)
Raka melihat jam dinding kamarnya. Jam 00:17, dia tersadar sekarang sudah larut. Raka kesal bisa-bisanya megan memberikan nomor palsu, karena sudah larut Raka mengurungkan niatnya untuk mencari nomor gadis itu.
"Awas saja kamu megan."
Raka pun terlelap diselimuti rasa kesal dalam hatinya.
#Sudut lain,Kamar Rumah Rasya#
Rasya membaringkan tubuhnya di kamar setelah mengantar Megan pulang. Hatinya masih tidak karuan. Fikirannya kacau, mengapa sampai hati dia mengacuhkan Megan , karena kesal melihat Raka mendekatinya.
"Gue kesel liat lu di deketin cowok begitu. kenapa lu mau memberikan no hp lu ke dia Megan. Gue heran sama lu. Bisa-bisanya menyukai lelaki sesingkat itu. Kenal aja belum." Tanpa sadar Rasya memukul wajahnya sendiri.
"Sial apa gue cemburu, kenapa gue cemburu , masa gue suka sama Megan, gue kan sudah ada Desti. Sadar Rasya, sadar. " Dia memukuli wajahnya sendiri ,agar dia tersadar dari fikirannya. Tetapi hasilnya tetap sama, hati dan perasaannya gelisah saat ini .
#Rumah Megan#
Suara cicitnya burung terdengar di luar, Aku membuka mataku, kulihat jam dinding menunjukkan pukul 5:30 aku bergegas mengambil handukku. Badanku sudah lengket karena semalam aku tidak mandi hanya membasuh badanku dengan handuk hangat. Setelah mandi aku mengambil handphoneku.
18 panggilan tak terjawab
Nomer siapa ini, banyak banget panggilannya. aku bahkan tidak menyimpan nomernya. (batinku)
Tadinya aku berniat menelepon balik. Tapi kuurungkan niatku. Saat ini aku berencana ingin bermain basket di gor dekat rumah. Biasanya Rasya dan Alex menemaniku, tapi sepertinya mereka masih tidur mengingat semalam membuat badan kami capek.
"Mah aku main basket bentar yah di gor sebrang." Teriakku sambil melahap nasi goreng buatan mamah yang enaknya tiada tara.
"Iya tapi habiskan dulu sarapanmu." Mamah memberikan uang jajanku hari ini. Aku berpamitan. Kuambil bola basketku.
#Gor#
Aku memulainya dengan berlari kecil mengelilingi gor beberapa putaran. Tiba-tiba ada seorang lelaki menghentikan pemanasanku. Karena tubuhku mungil aku harus sampai mengadah keatas melihatnya.
"RAKA."
Aku setengah berteriak memanggilnya. Mengingat kemarin aku memberikannya nomer ponsel yang salah. Aku berbalik dengan segera bermaksud melarikan diri darinya. Tapi dengan cepat dia menarik tanganku. Ditariknya aku keluar gor.
"Apaan si lo. Lepasin tangan gue gak?."
Aku menepis tangannya. Aku melihat kemarahan diwajahnya sampai aku enggan menatapnya. Tubuhku disenderkannya dengan paksa ke tembok. Kedua tangannya menghalangi tubuhku. Satu tangannya menarik daguku. Wajahnya semakin mendekat ke wajahku. Hatiku deg-degan gak karuan. Hampir saja jantungku copot. Ya ampun ganteng banget sih dia. Aku sampai jatuh hati melihatnya. Dia semakin mendekatkan bibirnya pada bibirku.
Plakk
Refleks aku menampar wajahnya. Pipinya merah karena tamparanku cukup keras.
"Kamu jangan kurang ajar."
Nada bicaraku kasar dengan mata membulat. Aku marah beraninya dia berbuat seperti itu. Dia hanya mematung melihatku dengan sebelah tangannya memegangi pipi kanannya.
"Raka lagi ngapain disini?."
Terdengar suara perempuan dari kejauhan memanggilnya. Dia membenarkan posisi berdirinya . Dia tampak gelisah. Segera saja aku pergi meninggalkan mereka berdua. Aku terburu-buru memasuki gor, mengambil bola basketku. Rencana hari ini latihan bola basket aku urungkan. Moodku sudah hancur berantakan saat ini. Aku bergegas pulang.
#Rumah megan#
Aku merebahkan badanku di kasur . Sial gerutuku. Aku mengambil hapeku.
3 pesan whatsapp
Rasya
Lu lagi apa. anterin gue jalan-jalan mau gak?gue bosen. Desti lagi keluar kota.
Alex
Lu lagi apa?gue main kerumah lu ya?
0812225655**
Gue raka. Jangan sekali kali mempermainkan gue lagi. Kalau berani memblock nomer gue. gue akan ganggu hidup lu terus.
Mataku terbelalak melihat pesan tersebut. Jadi dia berhasil nemuin nomer hapeku. Dan yang meneleponku dari subuh itu dia. Aku semakin bingung maunya dia apa. Kenapa gak hentinya mengganggu hidupku. Apalagi kejadian di gor tadi. Aku semakin kesal mengingatnya.
To Rasya
Karena Alex mau kerumah, lu kesini aja lagian gue gak mood jalan-jalan, capek badan gue. Entar nyokap gue masakin cemilan enak lagi. Bawa bahan makanan buat bikin seblak yah sya.hehehe
To Alex
Kesini aja lex. Sekalian beli bahan buat bikin rujak yah. Kedongdong, bengkuang sama buah mangga. hehehe
To 0812225655**
Apa sih mau lu. Gak usah kirim pesan lagi. Ganggu tau. Maksudnya gangguin gue trus apa?
Semenjak kejadian tadi aku gak berhentinya memikirkan dia. Kenapa dia berani sekali. Tapi dia cute, ganteng banget. Aku sampai deg-degan setiap kali mengingat kejadian tadi. Hatiku resah. Sial, setan apa yang ada di fikirannya hingga dia hampir menciumku. Hampir aku membalasnya. Kenapa aku bisa seperti ini.
"Megan, ada temenmu, sini keluar nak." Terdengar teriakan mamah dari luar.
Ah paling Alex sama Rasya. (batinku)
Setengah berlari aku ke ruang tamu tapi gak ada siapa pun disana.
" Mah, mana temanku?." Tanyaku heran.
"Didepan sayang, mamah bikin minum dulu sebentar."
Aku keheranan. Sambil berjalan aku berfikir, biasanya Alex, Rasya dan Iko langsung saja ke ruang tamu, minumpun mereka ke dapur sendiri tanpa harus mamah yang bawakan. Jadi siapa temanku ini?.
Aku keluar, kulihat punggungnya bersandar pada kursi rotan yang berada diteras depan. Aku mendekatinya dan ternyata dia adalah
"Raka." Teriakanku memekikan pendengarannya sampai Raka menutup kupingnya.
"Hai Megan, maaf menganggu." Jawabnya lembut.
"Lu ngapain kesini? trus lu tau rumah gue dari siapa." Sial gerutuku
"Jadi begitu kamu menyambut tamumu?." Tukasnya.
"Duduk! ngapain lu kesini?." Aku duduk dan mendengus kesal. Kok dia sampe bisa kesini.
"Ngikutin kamu dari pas tadi digor." Senyum lebarnya memperlihatkan barisan giginya yang rapi. Memang dia masih berpakaian baju basket dan sepatu basket. Kemungkinan dia mengikutiku.
"Ngapain lu ngikutin gue? gak ada kerjaan lain apa? lu pulang gue sibuk masih ada urusan." Aku marah, mengingat kejadian di gor tadi yang sangat menyebalkan bagiku.
Mama datang membawakan sedikit cemilan kue dan air putih. Diletakannya di atas meja teras depan.
"Silahan dicicipi nak, ala kadarnya saja." Senyum mamah terkembang.
"Gak apa-apa tante tidak usah repot-repot, saya hanya mampir sebentar."
Nadanya begitu lembut dan hangat ,dan dia tidak berhenti tersenyum ketika berbicara dengan mamah.
"Ya sudah tante tinggal pergi ke pasar ya, silahkan dicicipi."
Mamah meninggalkan kami berdua. Setelah mamah sudah tidak kelihatan di ujung gang. Aku menarik tangan Raka, dia berdiri. Aku menyeretnya keluar teras dengan kasar.
"Cepat lu pulang. gue sibuk." Jawabku jutek.
Tiba-tiba Raka mendekatkan wajahnya disamping telingaku. Dan dia membisikkan kata kata ini.
"Jangan jutek, manisnya entar hilang. Aku bakalan sering main kesini sayang, lain kali jangan menyambutku kasar begini." Dia tersenyum dan pergi berlalu.
Sayang? sial beraninya dia memanggilku sayang. Tapi kenapa aku senang mendengarnya. Entah ada apa dengan jantungku pagi ini , berdetak lebih cepat, hatiku bahkan bergetar lebih cepat. Apa aku sakit?. Aku harus mengompres dahiku. Mungkin sudah tidak beres . Aku sampai hampir tidak waras dibuatnya.
Megan kita lihat siapa yang akan jatuh cinta duluan. Gadisku. Auraku. (batin Raka)
*TINGGALKAN JEJAK LIKE, KOMEN DAN VOTE DINOVELKU YAH. TERIMA KASIH*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments