SSK-05

#Suamiku_Senior_Killer (Season 2 SGD)

#SSK_05

.

Salsa POV

Ruang tamu terasa mengcekam bagiku. Sejak tadi mertuaku hanya mengajak suamiku mengobrol dan tidak menghiraukan keberadaanku.

Namun, ini sudah lebih baik walau terasa menyesakkan daripada mereka juga enggang menemui Kak Mario.

Aku tidak tahu, apakah Eva masih menemui mertuaku atau menyerah pada pilihannya. Akan tetapi, melihat keberadaannya membuatku tidak tenang.

Pelakor itu membuatku sulit berpikir jernih sekarang. Keadaan juga tidak ada yang mendukung mengingat kondisiku yang sudah sembuh bisa terguncang kapan saja.

Semoga saja ******** itu juga tidak muncul di sekitarku. Memikirkan itu semua membuat kepalaku terasa pening.

“Kak Mario, aku izin ke kamar,” pamitku kepada suamiku. Lalu, menatap mertuaku. Mereka langsung pura-pura melihat ke arah lain.

Kak Mario mengangguk. “Nanti Kakak menyusul,” ujarnya.

***

Demi Tuhan, aku merasa jenuh di dalam kemar. Kak Mario juga belum datang ke sini. Untuk mengusir rasa jenuhku, aku masuk ke dalam ruang kerja Kak Mario.

Banyak buku-buku seputar tentang bisnis dan wirausahawan di rak berwarna silver.

Banyak juga piala penghargaan di sana, tidak heran mengingat Kak Mario begitu cerdas. Ah, kenapa aku tidak bisa secerdas dia?

“Apa ini?” Astaga, memori yang sudah tinggal satu tahun di sini adalah memori milik Kak Zerka. Aku selalu lupa mengembalikannya.

Meningat Kak Zerka berjuang keras untuk memberikan memori ini kepada Sakina, aku jadi penasaran dengan isinya.

Langsung aku tekan tombol power di laptop Kak Mario. Mengambil VD untuk memasukkan memori ke dalamnya. Namun, dahiku menyerit, ternyata bukan hanya satu memori.

Ingatanku terlempar pada perkataan Kak Zerka sewaktu kampung. “Dia pernah memberiku salah satu memori di sini, tapi aku lupa yang mana,” gumamku.

Aku duduk di kursi putar Kak Mario dan mencoba satu per satu. Memori pertama yang ukurannga 8 GB berisikan memori foto Kak Zerka dan Sakina.

“Video apa ini?” Aku mengklik folder bername video itu. Di sana tampil seorang wanita kurang bahan bersama Kak Zerka.

Aku melihat wanita itu menjebak Kak Zerka hingga datang Sakina disaat baju wanita itu dia buka sendiri.

“Ck, kurang ajar banget, nih,” decakku kesal melihat wanita itu. Oh, ternyata ini yang membuat Sakina marah begitu lama dengan Kak Zerka.

Usai melihatnya aku memasang memori yang satunya. Tidak ada foto, musik atau dokument, yang ada hanya video.

Mataku membulat saat melihat angka tertera dalam video ini. Sampul depan dalam Video juga membuat otak-otak kecilku mulai nyut-nyutan. Salah satu bintang aktor paling terkenal sering dijadikan meme tampil di sana dengan wajah mesumnya.

“A—astaga, Kak Zerka. 2700 vi—video ya—yadong,” gumamku tak percaya melihatnya. Pantas saja pria itu menjadi badboy di sekolah. Otaknya tidak beres.

Ok, ok, pantas saja Sakina otaknya pun tak jauh dari bulan gosong karena pacarnya saja rajanya err.

Dengan tidak tahu dirinya tanganku malah menekan mouse hingga video di play. Saat diserang panik, pintu terbuka.

Mataku membulat, mulutku terbuka sedikit melihat Kak Mario masuk bersamaan dengan suara desahan itu keluar dari layar monitor 14 inci miliknya.

“Sa, kamu No.—nonton apa?” tanya Kak Mario. Dia buru-buru menghampiriku.

Glek.

Tenggelamkan aku sekarang juga. Kak Mario bisa salah paham tentangku. Gini-gini, meski otakku bulan gosong setiap saat, tetap video laknat ini tak pernah berani kubuka dan menyentuhnya.

Klik.

Aku menekan tombol spasi agar menjedanya. Tersenyum bodoh dengan wajah dipenuhi rasa panik. Tak bisa membayangkan ekspresiku sekarang. Grogi bukan main, sama seperti pertama kali aku dan dia, eum, begitu.

“Kak ... ak—aku.”

“Salsa, kamu masih kecil, belum boleh melihat video begini.” Kak Mario langsung menampilkan walpaper laptopnya dan seenak jidatnya mengataiku masih kecil.

"Kak Mario, aku gak punya niat buat nonton. Ini memori milik Kak Zerka, aku Cuma bosan terus melihat isi ruangan, Kakak. Terus ketemu sama memorinya, aku lupa mana memori yang mau Kak Zerka berikan, tahunya isinya bulan gosong,” jelasku menyentak kakiku kesal.

“Minggir, enggak baik buat kamu nonton ini, Sa. Biar aku yang simpan,” ujarnya menyita benda ukuran kecil itu. Dia memasukkannya di dalam laci mejanya.

“Aku enggak niat buat koleksi, Kak. Kakak nyebelin, ih. Enggak sengaja tahu tekan tombol playnya.” Aku berusaha menjelaskannya. Hatiku sudah dongkol karena sikapnya.

Kak Mario menarikku berdiri dan dia duduk di kursi kebesarannya. Lalu, dia menarikku duduk di pangkuannya saat menatapku cukup lama tak berhenti cemberut.

“Kalau gak sengaja bisa ditekan pause, ‘kan? Jangan bilang kamu lupa menekan tomblo pausenya,” ujarnya membuatku merengut.

“Salsa bukannya lupa, Kak. Kakak keburu masuk dan Salsa sudah panik,” belaku pada diriku sendiri.

Capek berdebat dengan pria yang memelukku erat. Bibirku menyeringai saat merasakan tangannya mulai tidak tenang.

“Hoaaaammm. Anak kecil mengantuk, bisa antar ke kamar, Om?” tanyaku sengaja memanggilnya Om dan menekan kata anak kecil.

“Kamu mau kabur lagi, Sa?” tanyanya. Aku menyerongkan kepalaku sedikit untuk melihat raut wajah suamiku.

“Siapa yang mau kabur. Salsa ngantuk banget, enggak liat jam sudah menunjukkan pukul berapa dan ingat paha sama kaki Salsa masih pegal,” ujarku menyingkirkan tangannya.

Aku beranjak dari sana. Lalu, tertawa tanpa suara di depana pintunya. Rasakan itu!

Idih, sekarang aku sudah bisa jual mahal dikit sama Kak Mario. Semoga tahan dan enggak tergoda sama sekali. Biarkan sekali-kali anggurin Hot Daddy.

Setidaknya dengan begini aku lupa sejenak dengan kekhawatiranku, juga masalah yang selalu datang.

***

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Rizky Althaf Bina

Rizky Althaf Bina

kpan salsanya hamidun thor🤣🤣🤣
perasaan nikahnya udah lama😂😂😂

2020-11-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!