Tok tok tok
"Del del...Tolong bukakan pintu,,ada tamu"
Suara bibi Mira menggema,dari Dapur ia berteriak memanggil Delia. Namun keponakanya itu sedang asyik mandi,yang dia dengar hanyalah suara gemricik air kran.
"Biar aku saja Bu,,Delia sedang mandi"
Paman Heri bangkit dari sofa dan mematikan televisinya.
"Silahkan massss...Kamu!!"
Paman Heri langsung membawa tamu yang tidak terduga itu menjauh dari pintu.
"Hey Heri,apa kabar?kamu masih ingat denganku?"
"Atmajaya,hah..siapa yang tidak mengingatmu,laki-laki yang sudah menghancurkan hidup kakak dan keponakanku! Mau apa kau!"
Jawab Heri dengan ketus,tatapanya tajam mengarah kedalam mata Atmajaya yang sedari tadi masih bersikap santai.
"Tenang lah dulu saudaraku..aku datang kemari membawa solusi untuk kakakmu,hehehe"
"Solusi apa!!Kau mau menjadikan Delia menantu!! Tidak akan!!"
"Apakah ini cara kalian memperlakukan seorang tamu ??berilah aku tempat duduk dan secangkir kopi..karna kopi buatan istrimu pasti enak.."
Tanpa dipersilahkan Atmajaya menerobos masuk keruang tamu melewati Heri dan duduk dengan santai.
"Kamu!!" Bibi Mirapun terkejut melihat siapa yang telah bertamu kerumahnya.
"Iya,kalian sepertinya terkejut sekali melihatku,,kemarilah kita duduk bersama membicarakan sesuatu"
Mira dan Heri saling melempar pandangan,batin mereka bergejolak
"Bagaimana kalau kak Yosep mengetahui kedatangan Atmajaya,,haduh..bisa kacau ini.."
"Dimana Delia?" sambung Atmajaya yang sedari tadi matanya berkeliaran mencari keberadaan Delia.
"Untuk apa kamu mencarinya,katakan saja pada kami apa mau mu!kamu sendiri taukan bagaimana keadaan kak Yosep,aku harap kamu tidak menimbulkan masalah kali ini!" jawab Mira dengan ketus.
"Oke,aku kemari ingin memastikan apakah kalian sudah tau tentang tawaranku pada Delia?dan pastikan Yosep juga mengetahuinya,karna tidak mungkun pernikahan bisa berlangsung tanpa adanya Wali nikah,,bukan begitu tuan dan nyonya Heri??"
Atmajaya selalu terlihat santai,dia duduk dengan menaikan satu kaki kanannya keatas paha kirinya,sungguh sangat tidak etis untuk seorang tamu.
"Ada apa!!aku disini!" tiba-tiba Delia muncul dari dalam menuju ruang tamu yang sederhana dan minimalis.
Delia duduk di sebelah bibinya.
"Bagaimana nak?apakah kamu setuju untuk menikahi anakku?"
"Sebelum aku jawab,aku akan bertanya pada anda tuan."
"Silahkan"
"Keuntungan apa yang anda miliki setelah pernikahan ini,bukankan hutangku padamu sangat banyak?"
"Anaku adalah laki-laki dingin pada wanita manapun, diusianya yang menginjak 29tahun aku tidak pernah sekalipun melihat dia dekat dengan wanita. Aku semakin tua,sebelum aku meninggal aku ingin memounyai pewaris secepatnya.
Kebetulan ide pernikahan ini dia sendiri yang mencetuskan,jadi aku harus segera memenuhinya agar aku juga mendapatkan pewarisku.
Tugasmu adalah berikan aku cucu laki-laki.
Itu saja..mudahkan?"
Jawab Atmajaya dengan pintarnya dia mengarang cerita. Karna yang sebenarnya ialah mereka hanya ingin melihat Yosep mati berlahan menyaksikan penderitaan putrinya.
Kesalahpahaman antara Yosep dan Atmajaya justru membuat Atmajaya menjadi kejam,dia membalaskan dendamnya berkali-kali lipat.
Delia termenung sejenak mencerna penjelasan Atmajaya.
"Tapi tanpa cinta manamungkin saya bisa memberinya anak"
"Olehkarna itu,itu menjadi tugasmu!lihat diluar sana banyak wanita yang rela menyerahkan tubuhnya demi uang meski tanpa cinta,kamu justru harus bersyukur karna caramu lebih terhormat,kau dinikahi oleh anakku dengan sah"
celetuk Atmajaya membuat wajah paman dan bibi Delia memerah,rahang Heri mengeras,tanganya mengepal serasa ingin melayangkan pukulanya namun ditahan oleh istrinya.
"Baiklah saya terima,tapi beri saya waktu untuk menjelaskan semua dengan ayahku,karna ditengah kondisinya saat ini kami harus lebih berhati-hati,setidaknya tunjukan kalau anda masih memiliki hati"
Delia kini hanya pasrah dengan nasibnya,membayar 1 M dalam waktu singkatpun jelas hal yang mustahil.
"Baiklah,aku pergi..aku beri waktu 3hari..minggu depan kau harus sudah menikah dengan anaku,"
Atmajaya berdiri merapikan jasnya yang tak kusut,kemudian pergi diikuti oleh 2 bodyguard nya yang sedari tadi menunggu di ambang pintu.
"Del,kamu serius?bibi takut kamu tidak bahagia nak?"
Bibi Mira mendekati Delia,memastikan apa yang dikatakan oleh keponakanya itu.
Sejenak Delia mematung,airmatanya jatuh , suaranya gemetar badanya lemas bersandar pada sofa.
"Iya nak,apakah kamu serius?"
Paman Heri mengambil tissu dan memberikan pada Delia.
"Aku harus apa paman?aku bisa apa bi?aku tak berdaya,aku harus mengorbankan diriku demi ayah,aku tidak mau ayah dipenjara dan terus-terusan dikejar hutang sebanyak itu. Aku tau ini semua bukan salah ayah,ini jebakan untuk menjatuhkan ayah saat itu,,tapi semua sudah terjadi,aku harus menghentikanya.
Aku juga ingin mencari tau yang sebenarnya terjadi selama ini bi..aku harus lakukan ini demi ayah. Aku akan berusaha bahagia demi ayah..aku pasti bisa menjalani pernikahan ini bi.."
"Del,pernikahan bukan cuma perjanjian biasa..pernikahan itu juga termasuk ibadah,jadi bersungguh-sungguhlah dalam beribadah..sebagai seorang istri,kamu nantinya harus patuh terhadap suami. Ridho suami juga penting Del,,apakah kamu siap untuk memenuhi kewajiban sebagai istri.?
Bibi Mira memberi wejangan-wejangan untuk Delia . Delia mendengarkan dengan sungguh-sungguh,tapi tekad Delia sudah bulat,dia rela menderita asal ayahnya bahagia.
"Khemmm"
Delia,bibi Mira dan paman Heri saling melempar tatapan melihat sosok di tepi pintu yang menuju ruang tengah.
"Ayah"
"Kakak"
Seru mereka bersamaan.
Terlihat Yosep sudah berada di kursi roda,duduk tercengang.
"Ayah,apakah ayah baik-baik saja,,ayah mau apa?biar Delia ambilkan?Ayah..ayah jangan diam mematung seperti itu yah..ayah .."
Delia bersimpuh didepan kursi roda ayahnya.
"Ayah hanya ingin mendengar semuanya yang ayah dengar tadi dari putri ayah sendiri,ayah tidak mau putri ayah menyembunyikan apapun dari ayah.."
Pak Yosep rupanya sudah mendengar semua yang sedang dibicarakan oleh anaknya,adiknya dan Atmajaya.
Saat pak Yosep sedang mencari Delia,tiba-tiba dia mendengar Heri,Mira,Delia dan Atmajaya berdebat di ruang tamu.
Yosep mulai menguping saat Atmajaya mengungkap alasan meminta Delia untuk menikahi anaknya.
Akhirnya Delia menceritakan semua pada Ayahnya,sesekali pak Yosep memegang jantungnya yang mulai kesakitan dan dadanya sesak.
Tapi Yosep menguatkan dirinya untuk putrinya.
Yosep menangisi nasib anaknya yang rela mengorbankan masa depanya untuk dirinya yang kini sudah tak berdaya.
"Maafkan Delia yah,,Delia tidak punya pilihan lagi yah,semua demi ayah,Delia akan bahagia saat ayah bahagia,Delia yakin akan keputusan Delia. Ini satu-satunya jalan yang harus aku pilih agar ayah terbebas dari hutang.
Delia janji akan meluruskan kesalah pahaman antara Ayah dan Atmajaya..ayah bertahanlah untuh Delia..ayah..Delia mohon.."
Pak Yosep tetap menangis,kemudian bibi Mira dan paman Heri mendekati kakanya itu.
"Kak,kakak istirahat ya...percayakan semua pada Delia,Allah pasti akan melindungi anak berbakti seperti Dekia kak..jangan terlalu dipikirkan kak,ayok kita masuk kekamar,disini dingin.."
Paman Heri mendorong kursi roda kakanya dan membawa kakanya kekamar,sedangkan bibi Mira menenangkan Delia yang terus menangis mengkhawatirkan ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Windha Winda
kmu yg sabar del.. semua pasti ada hikmanya..
2022-12-29
2
Dessy
manuals tidak punya hati
2021-11-23
0
QQ
Semangat Delia dg ketulusan hatimu semua akan berakhir indah 👍👍👍
2021-11-21
0