"Ayyaa..h"
Delia menghentikan langkahnya menuju kamar ayahnya.
Ia mendengar sang ayah sedang menerima telpon dari seseorang dengan nada meninggi.
Delia mencoba mendekati pintu dan menguping pembicaraan ayahnya itu.
"Harus berapa kali aku jelaskan itu semua bukan kesalahanku!!justru kamu yang sudah menghancurkan hidupku!!mengenai hutang ku,aku akan membayar semua setelah aku pulih!!jangan bawa-bawa anakku dalam masalah ini!"
Jujur,dari 5 tahun yang lalu sampai saat ini Delia masih belum memahami akar permasalahan yang ada,termasuk sebab kebangkrutan ayahnya pun dia tidak mengetahuinya.
Ayah ibunya selalu menutupinya,terutama mengenai hutang ayahnya,Delia baru mengetahui 2tahun terakhir ini setelah ayahnya jatuh sakit,karna Delia ingin membantu ayahnya .
Delia memilih untuk tidak melanjutkan sekolah,lulus SMA dia langsung bekerja.
"Apaaa!!!tidak tidak bisa,aku tidak akan melakukan itu!awas saja kalau kamu sampai melibatkan anakku!aku akan membunuhmu!!"
Suara Pak Yosep menggelegar,membuat Delia panik.
"Sebenarnya apa yang sedang ayah bicarakan?dengan siapa dia bicara?kenapa ayah bisa begitu murkanya?"
Pyarrrr....
Mendengar Ayahnya melempar ponsel,Delia langsung masuk untuk mengetahui apa yang terjadi.
"Ayah,,ayah kenapa?ayah baik-baik saja kan?"
Delia menangis memeluk dan menenangkan ayahnya.
"Ayah baik-baik saja sayang,maafkan ayah Del..ayah memang bukan ayah yang baik untukmu,ayah telah banyak menyusahkanmu"
"Jangan bicara seperti itu yah,aku bersyukur dan bangga mempunyai ayah seperti ayah...kalau ayah berkenan,ayah beritahu aku tentang semua masalah ayah. Aku sudah dewasa yah,aku bukan anak-anak lagi yah,aku siap menjadi tempat berbagi semua masalah ayah. Aku mohon yah..jangan simpan sendiri beban ayah."
"Ayah baik-baik saja nak...oiya,untuk apa kamu kemari?"
"Baiklah,mungkin ayah belum bisa menceritakan semua saat ini,tapi aku akan terus menunggu yah,,Aku kesini untuk mengajak ayah makan malam."
Delia menghapus air matanya,menarik nafas panjang,,Pak Yosep juga melakukan hal yang sama. Mereka sama-sama mengatur nafas agar kembali tenang.
Setelah semua tenang,mereka pergi ke ruang makan. Delia mendorong kursi roda ayahnya dengan hati-hati.
***
"Hai Del...Selamat ya hari pertama kerja disini,semoga betah. Kita jadi bisa bareng lagi deh ni.."
"Iya Fan,insya Allah aku betah,eh,,udah sarapan belum?nih aku dibawain kue,bibiku tau kita sekantor lagi jadi ya dia menitipkan kue kesukaanmu ini.."
"Asyiiikkkk...bibi the best pokoknya.."
Fani dan Delia adalah teman dekat sedari SMP.
Mereka berpisah saat Delia bekerja di pabrik garmen di luar kota.
Kini mereka kembali bersatu di CV yang sama.
"Eh,bagaimana kabar bokap?"
"Ayahku masih belum pulih,semenjak ibu meninggal ayah jadi sering sakit-sakitan.Hem..belum hutang-hutang ayahku yang terus menghantui..untung saja bibi mau sedikit membantu pengobatan ayah."
Delia tertunduk memikirkan nasib dirinya dan ayahnya.
"Entahlah,apakah aku sanggup melunasi semuanya,,tapi aku harus optimis agar ayahku juga punya kekuatan."
Lanjut Delia dengan mata yang berkaca kaca.
"Kamu yang sabar ya Del,,Allah tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuan.Kalau boleh tahu,berapa memang hutang ayahmu sekarang?"
"Hemmm..masih banyak Fan,.pastinya aku tak tahu berapa,makanya aku harus bisa cari uang sebanyak-banyaknya."
"Wowwww...buanyak banget apa Del,,kamu yang sabar ya Del,aku juga pasti akan membantumu semampuku pastinya."
Fani merangkul pundak Delia dengan perasaan iba.
"Iya Fan,bantu aku dengan doa ya...aku benar-benar bingung mau cari uang dari mana.Ayahku juga belum menceritakan detail akar permasalahanya dari awal sampai menanggung hutang sebanyak itu."
"Mungkin ayahmu masih belum siap,atau dia memang tidak ingin kamu tahu."
Bel masuk kantor berbunyi.
Delia dan Fani segera meninggalkan kantin dan masuk ke ruang staf.
***
16.30
"Del,ikut yuks..dari pada nunggu angkot"
Ajak Fani di depan pintu gerbang.
"Okey,," Delia pun naik membonceng motor Fani.
Sesampainya dirumah,semua pintu dan jendela terkunci rapat.
Delia bingung,karna bibi tidak membicarakan akan ada acara pergi keluar rumah hari ini.
Delia turun dari motor,mengetuk pintu dan tidak ada jawaban.
"Del,kok sepi?"
"Iya nih,gak tau pada kemana?kok bibi gak ngabari aku dulu kalau mau pergi"
Delia nampak kebingungan,dia langsung meraih ponsel yang ada disaku celananya.
"Hallo bi,bibi dimana?"
"Hah!! Iya iya bi..aku akan segera kesana"
"Dimana Del?"
"Fan,ayo antar aku ke Rumahsakit"
Delia dan Fani berboncengan pergi kerumah sakit terdekat dengan keceoatan tinggi.
#Di Rumah Sakit
"Bi,,bagaimana keadaan ayah bi..kenapa bisa seperti ini?"
"Serangan jantung ayah kumat Del,tadi ayahmu kesakitan dan langsung bibi bawa kemari. Pamanmu sedang mengurus berkas-berkas untuk Rawat inap."
Rani tersungkur dilantai,badannya lemas wajahnya pucat,airmatanya mengalir deras melihat ayahnya di dalam IGD sedang diperiksa oleh beberapa dokter
"Tenang Del,ayahmu pasti baik-baik saja."
Fani menghampiri Delia,berjongkok menenangkan sahabatnya.
"Fan,tadi ayah baik-baik saja..kenapa sekarang dia berbaring disana Fan,,bii...ada apa dengan ayah.."
"Bibi juga tidak tau,setelah menerima telpon dari seseorang,ayahmu langsung shock dan seperti ini"
"Dimana ponsel ayah bi?"
"Ini,untuk apa Del"
Delia langsung merebut ponsel itu dan pergi menjauhi ruang IGD.
Dia mencari-cari riwayat panggilan terakhir.
Terlihat nama Atmajaya dilayar ponsel ayahnya dan Delia langsung menelponnya.
"Aku putri pak Yosep aku ingin bertemu dengan bapak sekarang di cafe sebelah Rumah sakit A.I"
tut tut tut
Delia langsung mematikan telpon sebelum mendapatkan jawaban dari Atmajaya.
"Fan,aku pinjam motormu sebentar"
"Biar aku antar saja Del,aku gak mau kamu kenapa-kenapa"
"Baiklah"
Delia dan Fani pergi meninggalkan rumah sakit.
"Kalian mau kemana Del,,bibi gak mau kalian kenapa-kenapa"
"Bibi tenang saja,aku akan segera kembali"
***
Setelah 10 menit menunggu,akhirnya dia bertemu dengan tuan Atmajaya.
Pria itu berusia sekitar 46 tahunan sama seperti ayahnya. Tapi dia terlihat lebih segar dibandingkan ayahnya.
"Ada apa nak?"
"Aku tidak akan basa basi,sekarang jawab aku tuan,apa yang tuan katakan kepada ayahku sehingga membuatnya shock?dan sebenarnya berapa hutang ayahku!!"
"Minum lah dulu,kamu terlihat sangat lelah"
Tuan Atmajaya melambaikan tangan ke pelayan untuk memesan minuman.
Pelayanpun datang dengan membawa buku menu kehadapan mereka.
Namun Delia menghentikanya,menatap tuan Atmajaya dengan tatapan bengis.
"Tidak usah!aku butuh jawaban anda tuan!"
Pelayanpun akhirnya pergi.
" apakah ayahmu belum menceritakan tentang dosanya pada keluarga kami?"
"Dosa apa maksudnya,tolong jangan berbelit!!"
"Hahaha...rupanya Yosep tak berani menceritakanya pada putri kecilnya yaa .. sudahlah,tanyakan saja pada ayahmu. Sekarang kamu mau tau berapa hutang ayahmu? 1,5 M..yang setengah M ayahmu sudah membayarnya..tinggal 1 M lagi,ayahmu mau membayar dengan apa?Hutang itu akan lunas saat ayahmu mendekam dipenjara..hahaa..."
Atmajaya tertawa dengan nikmatnya..
"Apa!!! 1M? Anda pasti sedang mempermainkan keluargka kami! Anda pasti sedang memeras kami!! Anda Benar-benar kejam!! "
"Kejam??siapa yang kejam??aku sudah membantu ayahmu,,tapi ayahmu membunuh istri dan anak sulungku yang masih dalam kandungan!!"
"Tidak mungkin!! Ayahku tidak mungkin melakukannya!! Anda telah menfitnahnya!!aku akan cari tau kebenaranya!!"
"Apa untungnya untukku dengan menfitnah ayahmu!! Sekarang berpikirlah bagaimana caranya agar hutang ayahmu lunas atau penjara menanti kedatanganya..aku akan memberi waktu 3bulan..oke!karna aku sudah lelah menanti selama 5tahun. Kesabaranku sudah habis untuk ayahmu!!"
"3 bulan!!! Anda tau bagaimana kondisi kami,sebenarnya apa mau anda!!"
"Aku mau kalian hidup kalian menderita,nyawa ibumu sudah membayar nyawa istriku,tapi nyawa anakku yang belum dilahirkan itu menginginkan penderitaan kalian!!"
"Apakah anda yang ada dibalik kecelakaan itu?anda bukan Tuhan yang menentukan semuanya.Ayahku juga tidak sekejam itu!aku tahu ayahku!!"
"Silahkan saja mencaciku anak kecil,,semua tidak akan mengubah apapun!!"
Atmajaya berdiri merentangkan tangannya,memberikan senyuman sengit dan kemudian memberi isyarat pada Delia untuk pergi dari hadapanya.
Delia pun berdiri dan pergi dengan membawa amarahnya.
Dia masih belum bisa mencerna penjelasan dari tuan Atmajaya.
"Gimana Del.." tanya Fani dengan penasaran,karna dia sedari tadi hanya menunggu di parkiran.
Delia hanya terdiam sembari menyapu air matanya.
Fanipun memahami sahabatnya,mungkin dia masih shock. Dia mengantar sahabatnya itu kembali ke Rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Har Tini
kasihan delia
2021-11-20
1
SariRenmaur SariRenmaur
yang kiat dan sabar ya delia
2021-11-20
1
QQ
Kasian Delia hutang bpknya byk bgt 😥😥😥
2021-11-20
2