Akibat Almira pengen makan rujak di tengah malam, akhirnya Eggy menyuruh Almira nge- check kehamilan.
Eggy pun menyuruh Almira ke rumah sakit setelah ia mengantar Ghifari ke sekolahnya.
"Men aku tinggal bentar ya, binik aku sudah di bawah nungguin aku. Kau kalau mau istirahat di sini, istirahat lah. Tapi kalau kau mau balik kasi tahu aku dulu, jangan main balik - balik saja".
Omen langsung membangkitkan tubuhnya.
" Hm? Ya sudah lah, kalau gitu aku balik saja lah. Enggak tenang juga aku mikirin yang ada di studio".
"Hemm, ya sudah kalau gitu kita turun sama - sama saja lah. Yuk".
Mereka pun turun bersama - sama.
Eggy menemui Almira dan Omen pun balik ke studionya, tak lupa mereka saling menyapa sebelum akhirnya mereka memisahkan diri.
" Bang Omen kenapa Suam? Kok suntuk kali gitu muka nya? Bang Omen lagi ada masalah ya?". Almira bertanya setelah ia melihat Omen dengan tampang kusut nya.
"Hmm... Biasa lah. Dia lagi galau sama masalah percintaan nya". Eggy menjawab sembari menggandeng tangan Almira berjalan menuju ke ruangan Dokter kandungan.
" Lagi?".
Eggy menganggukkan kepalanya.
"Hu uh. Kali ini lebih parah dari sebelum nya".
Almira /" Ya ALLAH kasihan nya Bang Omen. Kali ini cewek mana lagi yang ngebuat Bang Omen galau lagi?".
Eggy /"Masih tetap cewek yang sama".
Almira /"Maksudnya Kak Ratna?".
Eggy /"Bukan. Tapi Widya, dia minta balikan lagi sama Omen terus si Omen jadi merasa dilema".
Almira merasa heran.
"Lho bukan nya Widya sudah nikah ya sama laki - laki yang menghamili nya?".
Eggy /" Tadi nya. Tapi cowok itu enggak mau bertanggung jawab terus menghilang bagaikan di telan bumi".
"Ya ALLAH. Memang jahat kali lah itu cowok. Kurang ajar, tahu nya mau yang saja, sudah kayak gini enggak mau tanggung jawab dia dan kabur, memang lah cowok itu manusia terkutuk". Almira sedikit emosi.
Eggy /" Tuh lah. Gara - gara tuh cowok ninggalin Widya gitu saja. Jadi akhirnya Widya berhasil menggugurkan kandungannya".
"Astaghfirullah al'adzim. Miris kali hidup nya Widya, merinding bulu kuduk Ist jadi nya ngebayangin dosanya". Almira menunjukkan bulu tangannya yang sudah berdiri, Eggy pun segera mengusap - ngusapnya dengan lembut.
Eggy /"Ya sudah kita doakan saja yang terbaik untuk si Omen".
Almira /"Hmm... Iya Suam. Mudah - mudahan Bang Omen menemukan jalan keluar yang terbaik untuk nya dan mudah - mudahan ALLAH segera mempertemukan Bang Omen dengan jodoh nya, Aamiin".
"Aamiin". Eggy meliriknya sembari tersenyum.
...
" Maaf Dok. Bu Almira sedang tidak hamil pada saat ini, yang ada asam lambung Bu Almira sedang naik". Wanita paruh baya yang berprofesi sebagai Dokter Kandungan itu memberitahu keduanya setelah ia mengecheck rahim Almira dengan menggunakan alat USG.
"Tapi Dok, istri saya mengalami mual - mual lho pagi ini, terus lagi tadi malam istri saya minta di belikan rujak di jam 12 malam. Masa iya istri saya enggak hamil?". Eggy merasa tidak terima atas pernyataan dokter itu.
Wanita paruh baya itu tertawa kecil.
"He he he, tapi Dok memang kenyataan nya begitu. Lagian enggak selama nya mual dan pengen makan sesuatu yang aneh itu menandakan kehamilan he he he. Bisa saja itu karena masuk angin terus mual dan timbul lah rasa ingin makan yang asam - asam. Bukankah Dokter juga mengetahui bahwa itu adalah gelaja - gejala penyakit asam lambung?".
" Sudah lah Suam. Lagian kan enggak mungkin Dokter nya mengada - ngada. Kan Suam sendiri juga melihat nya". Almira memegang tangan Eggy sembari melihat wajah nya yang terlihat kecewa.
Dari sepanjang jalan hingga sampai di rumah nya. Eggy menjadi pendiam dan murung.
"Sudah lah Suam. Ngapain Suam sampai kecewa begitu? Kan memang belum rezeky nya kita juga". Almira membantu Eggy membukakan kemeja nya.
" Hmm... Tapi Suam sudah berharap kali kalau Ist bakalan hamil lagi, Suam mau kita punya anak lagi hiks hiks hiks". Eggy memanyunkan bibirnya.
Almira tersenyum dan memahami perasaannya.
"Iya sayang, Ist tahu kok kalau Suam sangat berharap. Ist pun juga sama. Tapi kalau memang belum rezeky kita mau bagaimana lagi sayang. Kita harus menerima nya dengan lapang dada. Lagian Suam enggak boleh kecewa kayak gitu, enggak Suam pikirkan gimana perasaan orang - orang yang belum juga memiliki anak sampai menahun. Mereka pasti akan menertawakan Suam bahkan mungkin marah sama Suam. Mereka saja bisa sabar dan tidak kecewa masa Suam yang sudah memiliki Ghifari masih juga merasa kecewa seperti ini".
Eggy seperti lupa diri untuk bersyukur.
"Astaghfirullah. Maafin Suam ya? Suam jadi kayak orang yang bersyukur seperti ini". Ucapnya sembari memegang kedua pipi Almira dan menatapnya.
Almira mengedipkan matanya secara perlahan sembari tersenyum.
"Suam ini lah, masa dia Dokter tapi masih saja pengetahuan nya kurang. Katanya Suam Dokter terbaik masa mengetahui gejala hamil atau enggak nya Suam enggak tahu. Aah berarti Suam belum paten lah, Suam belum bisa di bilang menjadi Dokter terbaik".
Eggy /" Ya kan enggak semua bidang Suam pahami. Semua Dokter ada bidang nya masing - masing. Kalau Suam bisa segala nya bisa - bisa Dokter yang lain enggak berguna di rumah sakit itu he he he".
Almira /"Paling enggak nya Suam itu harus tahu gejala - gejala awalnya. Katanya mau belajar tapi sampai sekarang mana?".
Eggy /"Hmm... Nama nya belum sempat sayang. Lihat deh gimana kondisi kita akhir - akhir ini he he he. Ya sudah setelah ini Suam bakalan belajar lagi. Suam bakalan kuliah lah, Suam bakalan pelajari di semua bidang, biar Suam bisa menguasai semua nya".
Almira /"Hmm... Ist hanya bisa mendoakan dan mendukung Suam. Dan semoga selalu di beri kemudahan di setiap langkah Suam Aamiin".
Eggy menarik hidungnya.
"Aamiin. Dan itu lebih dari cukup untuk Suam he he he. Ya sudah kalau gitu yuk kita...". Eggy melanjutkan perkataannya dengan membisikan nya di telinga Almira.
Mata Almira terbuka lebar.
"Iih enggak mau. Ist lagi capek".
" Ayo lah. Ehh katanya enggak boleh lho menolak permintaan Suami, berdosa lho kalau nolak permintaan Suam he he he". Eggy memasang wajah genitnya.
"Hiks hiks hiks... Suam jahat iih. Ist lagi capek kali lho Suam. Besok saja ya, nanti yang ada kita enggak bakalan menikmatinya dan buru - buru, terus nanti kita juga mesti jemput Ghifari di tempat les nya". Almira merengek menolak permintaan Eggy.
Sedang kan Eggy pun merengek agar Almira mau memenuhi maunya.
" Ayo lah Ist. Ayo lah...! Bentar saja. Pokoknya enggak bakalan ngebuat kita telat ngejemput Ghifari lah. Ayo lah Ist! Kalau enggak mau Suam gelitikin nih". Ia mengancam dan siap - siap untuk menggelitik tubuh Almira.
"Huaaa huaaaa iya... iya ayo. Ngeselin kali lah". Almira pun mau enggak mau harus menuruti Eggy.
Dengan semangat Eggy menarik tangan Almira sembari tersenyum lebar.
...
"Ma Sya ALLAH....! Sudah lama sekali kita enggak ke sini". Eggy memejamkan mata nya sembari menghirup udara serta menikmati angin berhembus menyentuh wajahnya.
Wajah mereka tampak berseri ketika mereka tiba ke tempat rahasia yang di miliki Eggy, dimana tempat di saat ia melamar Almira dan menjadikan nya satu - satu nya orang yang mengetahui tempat itu.
"Iya Suam. Bahkan kita juga belum sempat bawa Ghifari ke sini. Fuuhht". Almira berjalan mendekati Eggy.
"Hemm... Ini saja kalau enggak karena di paksa mungkin entah sampai kapan ke sini nya". Eggy menarik tangan Almira kemudian menyuruhnya duduk di atas dedaunan yang berguguran lalu ia pun menyirami nya dengan daun - daun kering itu.
Almira menutup wajahnya sembari tertawa kecil.
" Sudah lah Suam. Kotor lho itu daun - daun nya. Banyak abu nya, jangan di siram - siram lagi".
"Elleh waktu Suam ngelamar Ist di sini enggak ada Ist protes pas Suam lempari kayak gini he he he". Eggy masih menghujaninya dengan daun - daun itu.
Di saat Eggy lengah, Almira langsung menarik tangan Eggy sehingga ia terjungkang (terlentang).
Almira menutup mulut nya karena menahan tawa nya melihat Eggy meliriknya dengan mata tajam serta memasang wajah marah kemudian ia pun bangkit mendekati Almira.
Almira terdiam dan menyimpan tawanya dalam - dalam kemudian ia pun berdiri.
"Maaf. Ist enggak sengaja. Ist terlalu keras narik tangan Suam. Lagian Suam sih! Kan sudah Ist bilang jangan di siram lagi Ist nya pakai daun, daun nya kan kotor". Dengan nada pelan serta kikuk Almira berkata pada Eggy bahkan ia tidak sanggup menatap mata Eggy yang hampir memerah menatapnya.
Eggy tertawa dan langsung memeluknya.
"He he he. Ist enggak salah kok. Ngapain mesti minta maaf he he he. Suam yang harus nya minta maaf karena enggak mau mendengarkan apa kata Ist". Tuturnya kemudian mencium ubun - ubun Almira.
" Terus kenapa tadi mata nya sampai melotot kayak tadi. Kan Ist pikir Suam marah karena Ist sudah buat Suam jatuh". Almira memukul dada Eggy.
Eggy /"He he he, Suam kan cuma ecek - ecek (bercanda/iseng/pura-pura) saja. Ecek - ecek nya Suam marah sama Ist ha ha ha".
Almira /" Supaya apa hah? Huffft".
"Hmm supaya keren saja ha ha ha". Eggy semakin mengeratkan pelukannya
#Tik.. Tik... Tik....
Tiba - tiba hujan turun dari langit tanpa di undang dan tanpa aba - aba sedikit pun. Mereka turun begitu deras mengguyur sebagian kecil dari belahan bumi.
" Hujan! Ayo Ist. Kita masuk ke mobil".
Eggy pun sibuk menarik tangan Almira sembari menutupi Almira dengan jaketnya agar Almira tidak terkena hujan. Mereka pun berlari menuju ke arah mobil mereka lalu masuk ke dalam mobil.
"Kayak nya ini lagi musim hujan ya kan Suam?". Almira bertanya sembari mengambil beberapa lembar tissue lalu mengelap wajah Eggy yang sudah basah karena air hujan.
"Iya nama nya juga ini sudah bulan ber ber ber (maksud nya bulan September sampai Desember), jadi nya musim menyediakan ember alias musim hujan he he he". Jawabnya sembari membuka kemeja dan kaos singlet nya yang sudah basah kuyup.
" Ha ha ha, ada - ada saja Suam ini". Almira terbahak.
"Jilbab Ist basah juga ini, buka saja lah". Eggy memegang jilbab Almira setelah ia mengelap wajah Almira.
" Tapi Ist enggak bawa jilbab ganti Suam. Nanti keliatan sama orang - orang kalau Ist enggak pakai jilbab". Almira enggan membuka jilbab nya.
"Nanti Ist masuk angin lho. Lagian kan kita di dalam mobil sayang, kaca mobil nya gelap, mana nampak keluar. Buka saja. Lihat nih! Suam saja tak berbaju gini". Ujarnya lalu memamerkan tubuhnya tanpa busana.
Almira /"Hemm... Iya itu karena baju Suam sudah basah kuyup jadi mesti di buka. Kalau jilbab Ist kan enggak banyak basahnya. Untung saja celana nya Suam enggak basah kali, kalau enggak sudah telanj*ng Suam nya ha ha ha".
"Enggak apa - apa lah. Kan yang ngeliat Ist doank nya kok, jadi enggak masalah lah ha ha ha. Sudah! Buka saja jilbab Ist". Eggy membukakan jilbab Almira dengan perlahan lalu meletakkan jilbab nya di jok belakang.
Mereka terdiam sejenak memandangi hujan semakin lebat.
"Kayak nya kita enggak bisa pulang sekarang lah Ist kalau hujan nya deras kayak gini".
"Fuuuht... Jadi gimana Suam? Kita kan mesti menjemput Ghifari. Bentar lagi dia pulang". Almira merasa cemas.
Eggy meraih tangan Almira lalu menggenggam nya.
" Ya sudah. Kita tunggu saja dulu. Kalau hujan nya agak reda sedikit baru kita gerak langsung ke tempat les Ghifari".
"Kalau enggak reda juga gimana? Masa iya kita terobos juga hujan lebat gini".
"He he he, jadi dilema juga ya kan. Kalau enggak reda juga, nanti kita telpon guru les Ghifari untuk menjaga Ghifari sampai kita tiba, lagian di sana juga pasti hujan deras kayak gini, jadi mana mungkin mereka membiarkan anak - anak murid nya pulang sampai hujan nya reda. Jadi Ist jangan terlalu cemas. Oke sayang". Eggy mengangkat genggaman tangan mereka lalu mencium tangan Almira.
Almira tersenyum sembari menganggukkan kepalanya.
"Hmm pasti orang yang lihat mengira entah ngapain pulak lah kita di sini Suam. Tempatnya sunyi kayak gini, apa lagi Suam enggak pakai baju seperti ini. Pasti di kira kita lagi berbuat mesum di sini".
Eggy /"Lah...! Kita kan sudah lakik binik, gimana pulak mereka ngira kita berbuat mesum ha ha ha".
"Who knows? Memang nya semua orang tuh tahu kita sudah lakik binik atau belum? Kan enggak Suam ha ha ha". Almira geleng - geleng kepala.
Eggy /" Iya juga sih ha ha ha. Tapi bodo amat lah. Kalau pun mereka mengira kayak gitu, kan yang berdosa mereka karena sudah berprasangka buruk sama kita ha ha ha, terus kalau mereka menggrebek kita, ya tinggal kita tunjukkan saja cincin nikah kita. Gitu saja kok repot he he he".
Almira menepuk jidat nya.
Eggy menarik tubuh Almira lalu menyandarkan nya pada tubuhnya. Almira pun melingkarkan tangannya pada pinggang Eggy yang terasa dingin.
"Rain rain go away. Come again another day. Everybody wants to play. Rain rain go away". Almira menyanyikan lagu anak - anak yang tengah marak di dunia youtube sembari memandangi hujan yang tak kunjung reda.
Eggy tertawa kecil mendengarkannya.
" He he he. Lagu apa yang Ist nyanyiin itu?".
"Itu, lagu anak - anak kesukaan Ghifari. Kalau sudah buka youtube pasti nonton channel youtube itu. Ist jadi hapal sama lagu - lagu nya ha ha ha". Jawabnya.
Eggy /"Oh... Tapi lagu - lagu nya enggak merusak moral anak kan Ist?".
Almira /" Enggak kok Suam. Justru banyak pelajaran untuk anak - anak. Bahkan bisa ngebuat anak - anak jadi pandai berbahasa inggris".
Eggy /"Alhamdulillah! Bagus lah kalau begitu. Pokoknya kita harus ngasi tontonan yang baik dan banyak ilmu pelajarannya untuk Ghifari, enggak boleh sembarangan. Karena sudah banyak sekali tontonan yang tidak bermoral untuk anak - anak, bahkan di zaman sekarang sudah banyak situs - situs yang terlarang sudah terbuka dengan bebas tanpa memikirkan siapa yang menonton nya".
Almira /"Iya Suam. Ngeri kali zaman sekarang ini. Film sekarang rata - rata pasti ada unsur p*rnografi nya, bahkan sampai malas Ist nya kalau mau nonton film - film baru".
Eggy /"Hmm... Kita mesti hati - hati lah Ist ngasi tontonan untuk Ghifari, jangan sampai lengah".
" Iya Suam". Almira mengangguk pelan.
#Haachiiiiim
Tiba - tiba Eggy bersin - bersin, seperti nya ia terserang flu.
Almira melepaskan tangannya kemudian melihat wajah Eggy.
"Tuh kan, Suam jadi kena flu kan".
" Hachiiiim... Iya kayak nya". Jawabnya sambil menggosok hidungnya.
Almira mengambil selembar tissue lalu mengelap ingus Eggy yang hampir meler.
"Sampai meler gini Suam nya".
Eggy pun mengambil tissue yang ada di tangan Almira.
"Sini Suam saja". Ia pun mengelap hidung nya yang sudah memerah.
" Sampai merah gitu hidung nya. Wajah Suam pun dingin kali ini. Kita pulang saja yuk, kita terobos saja hujan nya". Almira menjadi cemas, ia menyentuh wajah Eggy yang begitu dingin.
"Suam enggak apa - apa kok, haachiiiim. Bahaya lho sayang kalau kita gerak sekarang juga haachiiiim". Eggy tak henti nya bersin - bersin sembari bersedekap (melipat tangannya pada tubuhnya) karena ia merasa semakin kedinginan.
"Ck. Hmmm...". Almira mencari kain atau semacam nya untuk menyelimuti tubuh Eggy namun tidak ada, yang ada hanya jaket serta bajunya yang basah.
" Hiiist enggak ada apa - apa pun untuk menyelimuti badan Suam".
"Sudah Ist. Suam enggak apa - apa kok. Hachiiim". Eggy semakin menggigil.
"Enggak apa - apa apa nya. Rang Suam sudah menggigil kayak gitu". Almira semakin panik melihat Eggy semakin menggigil, ia pun mematikan ac mobil nya kemudian ia langsung naik menduduki paha Eggy lalu memeluknya dengan erat.
" Peluk badan Ist. Walau pun enggak begitu hangat paling enggak nya mengurangi rasa dingin nya Suam". Almira menarik tangan Eggy agar ia melingkarkan tangannya ke pinggang Almira.
Ia pun merasakan dinginnya tubuh Eggy seperti es dan Eggy merasa sedikit hangat di pelukan Almira.
Eggy mengangguk pelan dan mengeratkan pelukannya. Almira berusaha menghangatkan tubuh Eggy dengan menggosok - gosokan punggungnya.
"Masih kedinginan?".
Eggy menggelengkan kepalanya.
" Sudah berkurang, hachiiim".
"Ya sudah, tetap peluk badan Ist. Kalau Suam tiba - tiba demam di sini bisa - bisa kita enggak bakalan bisa pulang. Mending Ist bisa bawa mobil, biar Ist yang bawa, ini kagak. Jadi Suam jangan sampai demam". Almira terus menggosok punggung Eggy.
" Iya sayang he he he, haachiiiim".
Usaha Almira tidak sia - sia. Eggy sudah tidak menggigil lagi meski flu nya masih belum juga mereda seperti hujan yang sudah reda.
"Alhamdulillah hujannya sudah reda". Ujar nya sembari melihat hujan turun tak lagi deras kemudian ia menatap Eggy sembari memegang wajah nya.
" Suam masih kedinginan lagi?".
Eggy menggeleng pelan sembari tersenyum memandang wajah Almira lalu menyentuh wajah Almira.
"Sudah enggak. Terimakasih ya sayang".
Almira tersenyum sembari mengedipkan matanya dengan pelan.
" Jadi sudah bisa kita pulang ini?".
Eggy menganggukkan kepalanya.
" Ya sudah. Ayo cepat - cepat kita pulang, biar kita cepat menjemput Ghifari, kasihan dia pasti sudah lama menunggu kita. Terus cepat - cepat sampai rumah, biar Suam bisa langsung minum obat terus istirahat supaya badan Suam enakan". Almira pun membangkitkan tubuhnya namun Eggy menahannya.
"Bentar lagi kita pulangnya". Tuturnya dengan lembut.
" Kenapa? Suam masih belum bisa bawa mobilnya? Apa Suam sudah terkena demam?". Almira menyentuh dahi Eggy, namun ia tidak merasakan panas pada dahi Eggy.
Eggy pun tersenyum simpul sembari mengelus - ngelus wajah Almira begitu lembut kemudian Eggy menciumnya dengan lembut dan bertubi - tubi, meski awalnya Almira menolak karena Eggy masih flu dan takut tertular namun gerakan Eggy mengalahkan penolakan Almira.
"Suam". Almira secepatnya berhasil menghentikannya sebelum mereka berlanjut pada perbuatan yang tak senonoh.
Almira menggelengkan kepalanya sembari menutup mulut Eggy.
Sedangkan mata mereka masih beradu begitu dekat.
"Ayo cepat kita pulang".
Eggy menganggukkan kepalanya dan memahami isyarat dari mata Almira kemudian mereka pun beranjak dari tempat itu melewati berbagai air genangan yang disebabkan oleh hujan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎
43 ☺☺☺
2021-10-04
0
Sofhia Aina
🤭🤭🤭🤭😍😍😍😍😍😅😅😅😅😅😅😅😅
2020-11-10
0