Cycopathic And Secret
Hallo semuanya, akhirnya novel Calon suamiku Gila udah mau aku Up. Jadi di sini aku kasih visual Julian sama Diana nya doang yah.
Diana, gadis cantik yang bisa merubah Julian yang amat sangat keras kepala dan juga yah seperti itulah.
Julian, Pria gila yang ternyata bisa meluluhkan hatinya Diana. Gadis yang awalnya sangat-sangat membenci dirinya karena beberapa hal di masa lalu, tetapi kini Julian dapat menjadi orang yang agak lumayan baik berkat Diana. Visual Julian di sini aku ganti yah, gak tau kenapa aku malah suka Julian kalau dia yang meranin.
___________
Hari ini begitu panas, bahkan bisa di katakan sangat panas untuk di daerah jakarta. Diana kali ini sedang menunggu Julian menjemputnya di kampus, hari ini Julian tidak ke kampus karena ada urusan mendadak bersama dengan ayahnya.
Diana menatap ponselnya beberapa kali, tetapi Julian tak kunjung juga datang. Sampai seorang pria teman Diana di kampus menghampiri dirinya, "Belum pulang juga?" tanya pria itu sambil menatap Diana.
Diana membalas tatapan pria itu, "Belum nih, kayaknya Julian telat hari ini," balas Diana sambil memalingkan tatapannya kembali.
"Mau pulang sama aku gak?" tanya pria itu, ia menawarkan Diana untuk pulang bersama.
"Enggak, soalnya nanti Julian marah," balas Diana yang langsung menolak ajakan pria itu. Bukannya ia tidak menghargai ajakan teman prianya itu tetapi Julian bisa-bisa marah besar.
"Kenapa? Takut Julian marah? Ya ampun masa takut sih? Lagian aku cuman mau nganterin kamu pulang doang kok, gak lebih," tanya pria itu lagi sambil tersenyum.
Tiba-tiba Julian datang dan langsung menarik tangan Diana, "Lu tuh gak tau kata enggak yah? Udah di tolak loh barusan, kenapa harus nanya lagi?" tanya Julian dingin dengan tatapannya yang tajam.
Diana langsung menatap Julian yang kali ini ada di sampingnya, "Udah yuk pulang aja, lagian aku lapar nih mau maka siang," karena Diana tidak mau ada keributan akhirnya ia memutuskan membawa Julian pergi dari sana.
Julian saat ini malah menjadi orang yang penurut, bahkan ia sudah jarang membunuh orang akhir-akhir ini. Entahlah mungkin sedikit besarnya Diana sudah merubah Julian kali ini, walaupun penelitian mengatakan kalau Psikopat itu masih belum bisa di sembuhkan.
Tetapi sayangnya Julian tak sama sekali bergerak dari sana, ia masih menatap pria yang tadi menawarkan pulang bareng pada Diana.
"Apaan sih? Niat gue tuh baik tau, gue cuman mau nganterin Diana pulang aja, gak usah marah lah," ucap pria itu sambil mengibaskan tangannya.
"Itu emang baik menurut luh, tapi enggak menurut gue," balas Julian dingin.
"Ih udah yahh, kita pulang sekarang. Julian sayang ku cinta ku kita pulang," Diana menempatkan wajahnya di hadapan wajah Julian agar pria itu mendengarkannya.
Julian pun membalas tatapan Diana, "Ya udah," balas Julian yang akhirnya pergi dari sana bersama dengan Diana.
Mereka berdua masuk ke mobil yang di bawa Julian untuk menjemput Diana, sebelum pulang ke apartemen Diana, Julian membawa Diana ke restoran untuk makan siang.
"Yang," panggil Diana sambil menatap Julian dengan tatapan manja.
"Apa?" saut Julian sambil menatap Diana.
"Nanti pulangnya ke gramedia dulu yuk, mau beli novel," jawab Diana.
"Novel kamu tuh banyak di apartemen, buat apa lagi sih?" tanya Julian.
"Buat di jadiin bantalan, yah buat di bacalah. Masa gitu juga harus nanya sih?" balas Diana kesal sambil memalingkan tatapannya.
"Enggak, nanti penjaga di sana malah godain kamu lagi. Kalau tetep maksa biar aku yang beliin nya, mau yang kayak gimana? tau maksudku mau yang judulnya apa?" tanya Julian yang tidak mengizinkan Diana pergi ke sana.
"Ah, ya udah deh kalau gak boleh mah gak usah. Ribet kalau kamu yang beliin soalnya aku juga belum tau buku mana yang akan aku beli," balas Diana.
"Bagus deh, mending kita ke Mall terus kita sewa Mall yang ada di lantai satu pakai black cards. Biar nanti kamu gak di godain dan di liatin banyak orang," usul Julian.
"Apaan sih yang? Gak mau, kalau mau ke Mall kagak usah pakai acara sewa-sewaan," balas Diana yang merasa Julian ini agak berlebihan.
"Emangnya kenapa? Ada yang salah?" tanya Julian.
"Enggak, enggak ada yang salah. Tapi pokoknya abis makan kita pulang aja ke apartemen ku yah, soalnya aku mau beres-beres kamar," balas Diana tidak mau pusing.
"Ya udah deh terserah kamu," setuju Julian.
Beberapa menit kemudian, kini mereka sampai di restoran dimana mereka berdua akan makan. Restoran ini ada di hotel bintang lima, dan mereka memilih restoran yang ada di lantai paling atas.
Diana dan Julian sudah duduk di kursi mereka sambil menunggu pesanan makanan yang sudah mereka pesan, "Lama banget sih?" Diana sudah tidak sabar dengan makanannya.
"Bisa sabar gak?" tanya Julian sambil menatap tajam Diana.
"Enggak," balas Diana sambil membalas tatapannya Julian tak kalah tajam.
"Oh udah berani yah kamu sekarang, udah berani tatap aku seperti ini?" tanya Julian sambil mendekati wajah Diana.
"Udah dong," balas Diana sambil terus menatap wajah Diana.
"Kayaknya kamu minta aku hukum nih, pokoknya liat aja nanti. Nanti kalau kita udah nikah aku bakalan buat kamu gak bisa jalan selama satu bulan," ancam Julian.
"Apaan sih? Ngapain membicarakan hal seperti itu di sini sih? Malu tau gak, nanti kalau orang-orang tau gimana?" tanya Diana agak sedikit malu dengan ucapan Julian.
"Gak papah, aku seneng malah kalau mereka tau," balas Julian sambil memalingkan tatapannya.
"Enak aja, awas aja kalau kamu sampai teriak," ucap Diana sambil menunjuk Julian.
Tiba-tiba Julian membuka mulutnya sambil melirik Diana, dengan cepat Diana pergi ke samping tempat duduk Julian dan menutup mulutnya sambil menatap Julian.
"Ah jangan main-main, kamu ini gak malu apa nanti sama orang-orang?" tanya Diana kesal.
Julian memukul tangannya Diana perlahan untuk membuka tangannya Diana yang menempel di mulutnya, Diana pun langsung membuka tangannya.
"Aku gak bisa napas tau gak," ucap Julian sambil menarik nafas panjangnya.
"Aduh maaf yah, aku gak tau kalau kamu gak bisa nafas," Diana meminta maaf pada Julian dan merasa bersalah.
"Aku gak papah kok, tapi lain kali jangan kayak gitu lagi yah Beby. Kalau aku mati bagaimana? Kan gak lucu sekali," balas Julian manis.
"Tapi kamu nya juga jangan kayak tadi, masa mau teriak begitu. Kan gak lucu," Ucap Diana mencari pembelaan.
"Tapi kok menurut aku lucu yah," balas Julian sedikit menggoda Diana sambil menatap Diana dengan tatapan yang manis.
"Ah jangan di tatap kayak gitu, kamu tau gak aku suka langsung meleleh dan semakin jatuh cinta sama kamu," ucap Diana sambil mencubit pipi Julian beberapa detik saja.
Tiba-tiba ponsel milik Julian berbunyi, "Aku angkat telpon dulu," izin Julian pada Diana sambil menunjukkan telponnya.
"Iyah," balas Diana.
Julian pun mengangkat telpon tersebut, tetapi Diana malah merasa Julian malah aneh setelah Julian selesai mengangkat telpon barusan. Ekspresi wajahnya Julian mendadak berubah, bahkan Julian malah kembali dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Tantikna
visualnya cocok banget dg julian yg bad boy
2020-11-14
1