Setelah beberapa jam Cherly berada di apartemen Diana, sekarang Cherly dan Anggara pamitan untuk pulang.
"Gue sama Angga pulang dulu yah," pamit Cherly sambil berdiri.
"Ya udah hati-hati di jalan yah," balas Diana sambil ikut berdiri.
"Aku anterin mereka sampai depan dulu yah," ucap Diana pada Julian yang sedang duduk.
"Gak usah, biar aku aja. Kamu tungguin di sini," balas Julian yang tidak mau Diana mengantarkan Cherly pulang.
"Gak usah pake acara di anterin, gue bisa jalan sendiri," timpa Cherly yang tidak mau mendengar perdebatan sepasang kekasih itu.
"Baiklah, ya udah sana pulang!" balas Julian.
"Iyah kita pulang, tapi jangan lupa yah nanti malam kita makan malam di restoran biasa," pamit Cherly sembari mengingat lagi acara makan malam mereka.
Cherly pun berjalan berdampingan keluar dari apartemen Diana, sedangkan itu di dalam Diana dan Julian kembali duduk di sofa. Diana menyalakan televisinya lalu ada sebuah berita di televisi yang mengatakan bahwa ada pembunuhan di daerah sana yang sampai sekarang tidak di ketahui siapa pelakunya.
Diana menatap ke arah Julian, lalu Julian membalas tatapan Diana, "Apa?" tanya Julian sambil menaikkan dagunya.
"Jangan bilang itu kamu yang lakuin," balas Diana.
"Kalau emang itu aku, kamu mau apa?" tanya balik Julian.
"Jangan main-main deh, itu beneran kamu?" tanya Diana sekali lagi sambil berdiri.
"Apaan sih? Emangnya semua yang mati di dunia ini karena aku? Enggak lah, aku gak bunuh dia kok," balas Julian. Karena ia memang tidak tau akan kasus pembunuhan yang barusan ada di berita televisi.
"Beneran?" tanya Diana.
Julian menarik tangan Diana, membuat Diana terjatuh kepangkuan Julian, "Aku beneran gak tau soal itu Beby, bukannya aku sekarang ada di samping kamu terus. Lalu kapan aku membunuh orang itu?" Julian kembali menjelaskan bahwa pria dalam berita itu bukan ia yang bunuh.
Karena seingatnya yang ia bunuh kemarin tuh adalah seorang wanita tua yang sempat bersitegang dengan Diana, karena kesal Julian kemudian membunuh wanita itu. Sedangkan sampai saat ini wanita itu belum juga di temukan.
"Bagus deh, kamu emang pacarku yang paling aku sayang," ucap Diana sambil melingkarkan tangannya di leher Julian.
"Mending sekarang kamu mandi, bukannya kita harus siap-siap buat makan malam sama sahabat kamu itu," ujar Julian.
"Oh iya aku lupa, ya udah aku mandi dulu yah. Kamu juga mandi di kamar mandi sana," balas Diana sambil menyuruh Julian untuk mandi juga.
Setelah beberapa jam kemudian, hari sudah mulai malam. Matahari yang selalu bersinar di siang hari kini telah pergi berganti tugas dengan bulan yang kini akan menjadi teman di malam hari.
Diana sudah tampil cantik dengan menggunakan dress berwarna putih dan rambut yang sengaja ia gerai begitu saja, sedangkan Julian kini menggunakan jas berwarna hitam dengan dalaman kemeja berwarna putih.
"Ah pacarku udah ganteng aja, kayaknya kita udah cocok banget nih," ucap Diana sambil menggandeng Julian dan menatap sebuah cermin besar di ruangan keluarga.
"Makannya cepetan nikah, jangan nunggu kuliah selesai dulu," balas Julian.
"Ih, tanggung beberapa bulan lagi juga aku selesai. Sabar yah, paling tinggal 2 bulan lagi aja," ucap Diana yang tetap tak mau menikah selama belum wisuda.
"Baiklah terserah kau saja, ya sudah kita berangkat sekarang aja," Julian mengajak Diana untuk berangkat sekarang juga.
"Ok," balas Diana.
Mereka berdua pun berjalan berdampingan menuju ke parkiran, Diana nampak terlihat cantik kali ini. Sedangkan Julian nampak begitu tampan dan berwibawa, membuat semua wanita iri pada Diana karena dapat bersanding di samping Julian.
Orang yang mereka kenal sebagai pria tampan yang sukses di usia muda, karena perusahaan ayahnya kini telah di berikan padanya. Tanpa mereka tau bahwa Julian juga adalah orang yang sangat amat berbahaya.
Sampailah mereka di mobil, "Besok kamu mau kerja lagi?" tanya Diana sambil menatap ke arah Julian.
"Entahlah," balas Julian.
"Kok gitu sih?" tanya Diana kembali.
"Emang maunya kayak gimana?" tanya balik Julian.
"Yah jawablah, kamu besok mau kerja lagi atau enggak?" Diana mengulang pertanyaannya.
"Mau, jadi besok tungguin aku di tempat biasanya. Tapi ingat jangan sampai pria tadi godain kamu lagi, awas aja kalau dia keliatan godain kamu, aku akan buat dia gak bisa lagi liat kamu," ancam Julian yang amat sangat menyeramkan.
"Ya ampun gitu aja marah, lagian dia niatnya baik kok. Kan cuman mau nganterin aku pulang doang," balas Diana yang merasa ancaman Julian terlalu berlebihan.
"Aku gak ngancem dia, cuman ngasih tau aja apa yang bakalan terjadi kalau sampai di kayak tadi lagi sama kamu," ucap Julian santai.
"Baiklah aku tidak akan buat dia deket-deket lagi sama aku, aku janji sebisanya," balas Diana.
"Bagus deh kalau kamu mau nurut sama aku," senang Julian.
Sampailah mereka di restoran, setelah di sana mereka langsung mencari keberadaan Cherly dan Anggara sampai akhirnya mereka dapat berhasil juga menemukan Cherly dan Anggara.
"Hay semuanya, udah lama?" sapa Diana sambil duduk di samping Cherly.
"Udahlah, kalian kemana aja. Kita di sini udah hampir satu jam tau nungguin kalian, apa kalian ini gak sayang sama aku? Atau kalian emang udah gak peduli lagi sama aku?" tanya Cherly lebay sambil menatap Diana.
Diana menatap risih pada Cherly, "Jangan lebay deh, gak enak tau di liatin banyak orang," balas Diana sambil memukul kepala Cherly.
"Ya ampun sakit," teriak Cherly.
"Udah kalian tuh kayak kucing sama anjing aja kalau ketemu, bisa diem dulu gak?" Anggara mencoba memisahkan keributan mereka berdua.
"Enggak," jawab Cherly dan Diana bersamaan sambil menatap ke arah Anggara
Anggara mendadak terdiam melihat tatapan Diana dan Cherly. Lalu tiba-tiba Julian bicara.
"Kalian diam atau aku akan-" Diana mendadak memotong ucapan Julian.
"Iyah kita bisa kok, udah yah jangan pada ribut. Lebih baik kita makan aja sekarang mah," potong Diana.
Diana pun langsung memanggil salah satu pelayan di sana, mereka berempat pun langsung memesan makanan mereka masing-masing. Setelah semua pesanannya di buat pelayan itu kembali ke dapur.
"Besok ke kampus bareng yuk," ajak Cherly.
"Aku mau di anterin Julian, lu berangkat duluan aja deh," balas Diana.
"Ya udah pulangnya aja deh yang bareng," ucap Cherly.
"Ya udah gimana besok ajalah," balas Diana setuju.
"Pulangnya juga aku akan jemput kamu," timpa Julian.
"Ah udah ah pokoknya gimana besok aja, aneh kalian mah. Masa aku pulang aja diributin," balas Diana pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments