Supervisor terlihat khawatir dan bingung sekaligus takut Nayla kenapa-napa melihat kepalanya Nayla yang bocor akan darah, setelah dokter datang baru lah Supervisor terlihat sedikit tenang.
"Jadi Nayla enggak kenapa-napa kan dok?" Tanya supervisor sambil melihat wajah dokter dengan ingin penuh jawaban.
"Syukurlah, nona Nayla baik-baik saja. Hanya sedikit tergores kulit kepalanya dengan benda tajam, tapi perlu diberikan obat agar tidak menyebabkan tetanus. Dimana tetanus itu sendiri penyakit yang disebabkan oleh toksin bakteri yang mempengaruhi sistem syaraf. Tetapi setelah diberikan obat semoga tidak terjadi yang namanya tetanus yaa." Jawab dokter dengan rinci sambil memperban luka di kepala Nayla dengan pelan-pelan.
" Jadi begitu yaa dok, syukurlah jika luka nya enggak terlalu parah. Tapi kenapa belum sadar juga yaa dok?" Tanya supervisor.
"Hugh.. cukup lega dengan perkataan dokter, dan mengurangi rasa khawatirku." Gumam supervisor dalam hati.
"Tidak sadarkan dirinya bisa jadi karena terlalu kaget atau tidak bisa melihat benda yang membuat fisiknya tak kuat."
"Oh iya saya ingat, saat Nayla melihat ditangan nya penuh darah setelah itu Nayla langsung tak sadarkan diri dok." Tutur supervisor mengingatkan kembali kejadian menimpa Nayla sambil melihat dokter.
"Jika begitu dengan adanya kejadian tersebut sudah dipastikan Nayla memang tidak bisa melihat darah. Berhubung ini sudah selesai dan tak ada luka yang terlalu serius jadi saya hanya meresepkan obat luka dan antiseptik ditambah antibiotik." Ucap dokter dengan menulis kan resepnya.
"Semoga lekas sembuh yaa. untuk biayanya silahkan hubungi staf administrasi pihak rumah sakit yaa pak." sambung dokter.
"Terimakasih dokter, maaf menunggu waktunya." Ucap supervisor sambil membuka pintu dan menghantar dokter keluar ruangan.
Kemudian supervisor berjalan ke ruangan nya dan menelpon pusat suara di mall.
"Halo. Mei?"
"Iya pak. Ada yang bisa saya bantu?"
"Tolong suruh Rina untuk keruangan kesehatan dan temani Nayla yang masih belom sadar juga." Ucap supervisor.
"Baiklah pak. Akan saya umumkan."
Telepon pun terputus
"Panggil untuk Rina Ulandari agar segera menuju ke ruang kesehatan". Ucap MC sampai tiga kali dan melanjutkan menyetel lagu yang membuat konsumen sedang berbelanja merasa nyaman.
"Nay.. cepat sadar dong!!" Ucap Rina dengan mengeluskan minyak kayu putih ke tangan nya Nayla sesekali ke hidung Nayla dan tak lama Nayla pun tersadar.
Nayla membuka matanya perlahan dan melihat langit-langit ruangan kesehatan mall, Nayla tampak lemas dan wajahnya masih pucat tetapi matanya sudah bisa bergerak dan tangan nya meraba kepalanya yang sudah di perban.
"Aku kenapa? Kepalaku terasa sedikit pusing." Tutur Nayla dengan berbicara pelan.
"Jangan banyak bergerak dulu, kamu masih perlu istirahat Nay. Tadi kamu tiba-tiba pingsan dan dibawa kesini. Kamu masih ingatkan dengan luka mu." Rina mencoba mengingatkan kejadian ditempat kerja.
"Oh iya aku udah ingat. Kepalaku kena meja pas buru-buru berdiri, hahaha." Ucap Nayla melihat Rina sambil tertawa.
"Hmm.. kok ketawa sih, jelas-jelas lagi sakit."
Jawab Rina sambil tersenyum.
"Aku malu saat kepergok sama supervisor dan jadi pengen ketawa Rin kalo di inget lagi." Ucap Nayla sedikit menjelaskan maksud dari dirinya tertawa pada Rina.
"Iya Nay iya aku minta maaf udah ngajak kamu ngerumpi dan akhirnya kepalamu jadi bocor gara-gara aku." Ucap Rina sedih.
"Hahaha !! Sudahlah bukan salah kamu juga, ini udah musibah akibat kita ngomongin kejelekan orang lain." Jawab Nayla dengan memberikan ketenangan untuk temannya yang sedang merasa bersalah.
Tiba-tiba ditengah pembicaraan Nayla dan Rina datanglah supervisor, sejenak ruang kesehatan menjadi sunyi dan supervisor pun berkata. "Kok jadi terdiam? Bukannya tadi lagi asik mengobrol? Belom cukup kah obrolan di tempat kerja?"
"Maaf pak. Kami sudah melakukan kesalahan saat kerja dan tidak bekerja dengan baik. Tapi ini yang terakhir kalinya kami lakukan." Ucap Nayla sedikit melas.
"Hmm, baiklah. Rina silahkan kamu kembali bekerja dan untuk Nayla silahkan pulang." Tutur supervisor dengan tegas.
"Kenapa Nayla disuruh pulang pak? Nayla janji ga akan mengulangi kesalahan Nayla lagi pak. Tolong jangan pecat Nayla pak, Nayla harus bekerja disini supaya kebutuhan Nayla dan adik Nayla tercukupi." Ucap Nayla dengan kesedihan nya.
Supervisor menyentil kening Nayla dan berkata. "Kepala mu sedang sakit dan tak memungkinkan untuk bekerja, istirahat lah dan kembali bekerja keesokkan harinya."
"Jadi Nayla dikasih izin pulang terlebih dahulu yaa pak?" Tanya Nayla yang masih bingung.
"Iya, kamu bisa pulang sendiri kan?"
"Iya bisa pak, terimakasih banyak yaa pak"
"Jangan lupa nih obatnya dan rutin diminum nya". Ucap supervisor sambil memberikan obat kepada Nayla.
"Terimakasih pak" jawab Nayla.
Sesampainya dirumah..
Terlihat rumah Nayla yang minimalis tetapi cukup rapi dan membuat siapapun yang melihatnya merasakan kenyamanan rumahnya dikarna kan interior rumah nya bernuansa modern dilapisi cat yang berwarna kalem dan enak dipandang.
"Kok kakak udah pulang? Kepala kakak kenapa? Kakak enggak kenapa-napa kan?" Tanya Putra yang terlihat polos.
"Kakak enggak kenapa-napa kok dek, kepala hanya luka sedikit. Kamu gak usah khawatir yaa dek." Jawab nayla sambil memeluk Putra. "Baiklah kakak makan terlebih dahulu ya?" Ucap Putra dengan perhatian.
Lalu Nayla dan adiknya yang bernama putra pun makan bersama dengan santai, ditengah makan Nayla berkata.
"Gimana sekolahmu hari ini? Apa teman-teman mu masih mengganggu dirimu? Jika begitu kakak akan bicara pada mereka ?"
Namun Putra tak menjawab pertanyaan kakak nya, ia hanya menundukkan kepalanya dan terlihat sedih.
"Putra, bicara lah pada kakak." Desak Nayla dengan lembut, sambil memandang wajah Putra yang menunduk saat ditanya.
"Sudahlah, Putra gak pernah nangis dan gak boleh nangis harus bisa jagain kakak dan buat kakak bangga, gak peduli temanku mau ngebully aku gimana pun. Aku tetap akan sekolah disana kak." Jawab Putra yang berusaha terlihat kuat di depan kakaknya.
"Putra, kita bisa cari sekolah yang lebih baik lagi. Dek? Kakak terus memikirkan mu dan takut kamu kenapa-napa, uang tabungan kakak masih ada dan cukup untuk kamu pindah sekolah baru. Sayang, kakak gak mau kamu bertahan disekolah lamamu dan membiarkan mereka membully kamu hanya karna ingin terlihat kuat depan kakak." Ucap Nayla dengan pelan-pelan dan merasa sedih.
"Kakak, aku baik-baik saja." Kata Putra dengan mata berkaca-kaca menahan air matanya dan kemudian ia memalingkan pandangannya agar tak terlihat kakaknya.
"Kakak akan mengurus sekolahmu yang baru dan kamu bisa mendapatkan teman baru yang lebih baik lagi, barulah kakak akan tenang meninggalkan mu saat kerja." Ucap Nayla dengan keinginan nya memberikan yang terbaik untuk adiknya.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu rumah Nayla, menandakan ada yang ingin bertamu di kediaman Nayla.
Tok !! Tok !! Tok !!
"Kakak, biar Putra saja yang membuka pintu." Ucap Putra sambil berjalan menuju pintu.
"Oh ada kak Rina sama kak Rakha ternyata. Aku belum kenal sama kakak yang satunya."
Ucap Putra sambil memperhatikan teman disebelah Rina.
"Ini temannya Nayla juga dek, namanya Adi dan ingin membesuk kak Nayla yang lagi sakit." Tutur Rakha sedikit menjelaskan.
"Baiklah, masuk saja kak. Ada kak Nayla di dalam. Putra ingin main keluar sebentar." Jawab Putra sambil pergi membawa bola kaki pertanda ia ingin bermain sepak bola.
"Berhati-hatilah untuk enggak bermain terlalu jauh ya dek." Jawab Rina.
Kemudian mereka pun masuk kerumah Nayla dan berbincang-bincang santai.
"Bagaimana kedaanmu Nay?" Tanya Adi.
"Pusingnya udah gak terlalu berasa sih, hanya masih sedikit berdenyut karna luka nya tapi besok juga bakal hilang rasa sakitnya Di." Jawab Nayla memberikan penjelasan pada Adi.
"Kami membawakan buah dan beberapa makanan untukmu agar cepat sembuh kembali yaa Nay." Ujar Rakha.
"Ahh kalian gak perlu repot-repot, ini hanya luka kecil bukan apa-apa. Jangan terlalu berlebihan dech kalian memperlakukanku seperti orang yang sedang sakit parah. Tetapi makasih yaa udah bawain makanan nya." Jawab Nayla sambil melihat yang dibawa oleh teman-temannya dengan tersenyum senang.
Disampingnya itu Putra bermain bersama teman-temannya yang berada tak jauh dari rumahnya tetapi teman-teman nya tak bersekolah ditempat Putra sekolah.
"Adam? Ayoo main bola !!" Ucap Putra.
"Sebentar dulu ya, aku dan Xi sedang bermain game online di handphone." Jawab Adam sambil terus menekan handphone nya dengan asik dan tak menoleh ke Putra yang sedang mengajaknya berbicara.
"Kamu mau main handphone ku ?" Tanya Xi kepada Putra sambil memberikan handphone nya yang sedang berisi game online.
"Aku gak mau, kalian saja yang main. Kata kakakku anak kecil gak boleh main handphone nanti matanya rusak dan gak bisa melihat." Jawab Putra dengan rasa takut menggambarkan matanya yang tak bisa melihat lagi.
"Apakah betul?. Jika begitu aku kembalikan dahulu pada ibuku." Ucap Xi yang kemudian berlari ke rumahnya untuk mengembalikan handphone nya kepada ibunya.
"Aku juga dech. Tunggu sebentar ya Put." Sambung Adam juga mengembalikan handphone milik Ayahnya.
Dan mereka pun asik bermain sepakbola walaupun terdapat lumpur karena habis hujan deras yang membuat pakaian mereka kotor tetapi mereka sangat bergembira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Kᵝ⃟ᴸ🤡
kang ngerumpi
2022-10-12
0
RaraQRF
untung Nayla gk knpa2,makanya klo kerja itu jgn ghibah, untung cuma luka sedikit dan gk sampe dipecat
2022-10-12
0
⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀ ⠀ ⠀⠀⠀⠀𝐙⃝🦜
makanya jangan ngerumpi klo lagi kerja nay... untung aja kmu anak baik jadi supervisor mu gak pecat kamu
2022-10-05
1