Keesokan harinya di sekolah ...
Aku berjalan menuju kelasku di ujung koridor. Saat aku masuk kelas aku melihat Higa sedang duduk di kursinya ambil membaca buku. Aku menghampirinya.
"Hei, apa yang sedang kau baca?"
"Buku ensiklopedia dan sejarah,"
"Ensiklopedia apa ?"aku semakin penasaran.
"Bodoh sekali. Kita ini akan pergi ke dunia lain lho, memangnya kamu tidak butuh persiapan ?"katanya sambl tetap membaca bukunya itu.
"E-Eh, Kau benar juga. Darimana kau mendapat buku itu ?"
"Dapat dari ayahku. Dia memberikan ini padamu. Dan nanti sore kau ikut aku ke rumahku,"kata Higa sambil menyodorkan sebuah buku. Katanya nanti sore aku dan Higa akan belajar tulisan dan bahasa yang digunakan di Azhest. Katanya sih tidak terlalu sulit. Jadi karena itulah aku diantar oleh ayah naik mobil.
"Baiklah,"Aku mengambil buku itu dan duduk di kursi. Kemudian membacanya sebentar.
Setelah sekitar lima belas menit aku membaca buku itu, bel kelas berbunyi. Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran sejarah oleh Kak Thea si Ahli. Kemudian pelajaran kedua pelajaran matematika bersama Pak Anton si Jenius. Dia masuk kelas dengan sangat gembira. Hari ini adalah pengumuman hasil nilai ujian kemarin.
"Baik,semuanya. Hari ini saya akan membagikan hasil ujian kemarin,"dia berjalan membagikan hasil ujian di selembar kertas.
"Akhirnya ada yang mengalahkan nilai Arya,"dia tersenyum lebar. Semua anak tersenyum senang. Aku biasa-biasa saja. Kemudian aku melihat nilai ulanganku. Nilainya 98. Aku kemudian meminjam kertas ujian Higa. Nilainya 100. Kemudian aku mengecek semua jawabanku dan membandingkannya dengan milik Higa. Kemudian aku maju kedepan. Terdengar bisik-bisik teman-temanku.
"Hei apa dia tidak terima dengan hasilnya ?"
"Mungkin, anak pintar memang selalu tidak terima jika nilainya dikalahkan,"
Aku mendekati Pak Anton. "Pak, aku minta penjelasan nomor lima puluh."
Setelah Pak Anton mengeceknya dan membandingkan milikku dengan milik Higa dia tertegun kemudian dia membuang nafas dan berdiri, "Maaf semuanya, Higa tidak jadi mendapat nilai 100, ada kekeliruan. Jadi, seperti biasanya Nilai Arya yang 100 dan mendapat yang tertinggi. "Dia menjadi lesu seketika. Aku kembali ke tempat dudukku dan terdengar suara temanku lagi.
"Wah, hampir saja nilai Arya dikalahkan,"
"Ya, memang tanggung bagi Higa,"
Kelas menjadi tenang setelah Pak Anton mulai menenangkan. Pelajaran tetap berlanjut. Setelah pulang sekolah aku pergi ke rumahnya Higa. Kami dijemput ayahku naik mobil. Setelah kami sampai, kami masuk ke sebuah ruangan rahasia dibalik lemari ayahnya. Kami diajari tentang bahasa dan tulisan Azhest. Ternyata cukup mudah. Setelah kami berhasil menguasainya aku dan ayah kembali ke rumah pukul sembilan malam.
Setelah sampai di rumah, aku mandi dan segera pergi ke kamar. Karena terlalu lelah aku tertidur di kasur. Kemudian aku bermimpi sedang berada diatas awan. Tiba-tiba aku melihat sesosok makhluk yang sedang terbang menuju kearahku. Setelah jarak yang tidak terlalu jauh, aku menyadari makhluk apa itu. Itu NAGA. Naga berwarna putih kebiruan, tubuhnya panjang seperti ular. Kurasa naga itu tidak memiliki sayap. Tanduknya panjang. Dia mendekat kearahku. Entah apa yang sedang kupikirkan, aku memegang dan mengelus kepalanya.
"Namaku adalah Aeron. Penjaga Benua Aeron. Senang bisa melihat anak dari seorang ksatria legendaris."
"Senang bertemu denganmu. Namaku Radithya Arya. kau bisa memanggilku Arya,"aku berbicara tanpa rasa takut.
"Jadi, apa yang akan kamu lakukan di Azhest?"Aeron mulai berbicara.
"Aku akan mencari ibuku,"aku bicara sambil tertunduk.
"Kalau begitu aku akan memberitahumu dimana ibumu,"kata Aeron.
"Benarkah?"aku mulai mengangkat kepalaku. Aeron mengangguk. Kemudian dia mengibaskan ekornya dan memunculkan sebuah proyeksi. "Eansvile adalah Kerajaan terbesar di Benua Aeron. Ibumu ada disana. Tapi jika kau ingin kesana, kau harus menjadi kuat.Kau harus minimal berlevel 100. Dan untuk menjadi orang berlevel setinggi itu, aku akan membantumu. Pergilah ke kota Luthia.Itu adalah kota besar untuk pemula. jaraknya tidak terlalu jauh dengan Kerajaan Eanvile. Kota Luthia ada di Kerajaan Thore. Kerajaan itu adalah Kerajaan terdekat dengan Kerajaan Eanvile. Jika kau sudah sampai disana, pergilah ke rumah di alamat yang aku kirimkan nanti,"
"Baiklah,"
Kemudian Aeron membuka mulutnya. Muncul sebuah cahaya kecil dari mulutnya. Kemudian cahaya itu berubah menjadi sebuah gelang berbentuk naga dan terpasang di tangan kananku, "Apa ini?"aku penasaran.
"Kau bisa menghubungiku dengan gelang itu. Tentu saja saat aku sedang tidak sibuk,"katanya. Kemudian dia terbang menjauh. Setelah dia sudah tidak terlihat,aku terbangun. Aku melihat tanganku da terpasang sebuah gelang berbentuk naga.
"Bukan sekedar mimpi?" aku bicara sendiri.
Hari-hari berjalan normal hingga sampai hari Sabtu. Waktunya berangkat.
Kami berkumpul di rumahku pukul tujuh pagi. Ada ayah, Kara, Aku, Higa, dan paman Rhias. Paman Rhias membuka portalnya. Kemudian ayah melindungi kami dengan skill pengendali waktu agar kami tidak terpengaruh oleh perbedaan aliran waktu.
"Hei, Arya. Darimana kau mendapat gelang bagus itu?"Higa bertanya.
"Dari Aeron si Naga Penjaga,"jawabku santai.
"AERON ?!"ayah dan paman Rhias berkata bersamaan.
"Memangnya kenapa?"aku heran.
"Ti-Tidak apa-apa?"ayah mulai menenangkan diri.
"Baiklah ayah, aku pergi dulu. Aku akan membawa ibu pulang,"ayah mengangguk. Setelah kami berpamitan, aku dan Higa masuk portal itu.
Dan.... Petualangan yang sebenarnya baru dimulai...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Flying-pan
Gagal fokus sama chihiro dan haku wkwk
2021-06-10
0
anggita
Berangkat., 👉
2021-02-06
1