Bab 2.

"Ayah kamu? jadi kamu masih memiliki Ayah?"tanya Pak Yadi

"Benar Pak. beliau sekarang berada di kota Jakarta."tutur Lisa.

"Baik lah nak Lisa, saya tidak akan memaksakanmu jika kamu tidak setuju, pergilah dan temui Ayah kamu, tpi jika kamu sudah sampai dan menemui Ayah mu lalu berubah pikiran, kamu masih bisa kembali ke Desa ini untuk memenuhi tawaran saya." ucap Pak Yadi dengan sangat ramah.

"terimakasih banyak Pak, kalau begitu saya mohon diri untuk meninggalkan tempat Bapak." ucap Lisa dengan penuh kesopanan.

"silahkan nak. berhati hatilah dan jaga dirimu baik baik." pesan Pak Yadi kepada Lisa dengan penuh rasa iba.

Lisa membalas ucapan Pak Yadi dengan anggukan dan senyum manisnya kemudian berlalu dan menghilang di balik pintu.

malam itu Lisa sedang membereskan pakaian dan barang barang lain nya untuk keberangkatan nya besok pagi. tidak lupa ia memasuka foto Ibunda tercintanya, sebelum foto itu dimasukan kedalam koper miliknya, di pandanginya sejenak foto itu lalu di peluk dengan sejuta kerinduan, tak terasa butiran bening mengalir lagi dari matanya yang bulat dan hitam itu.

Lisa tak ingin berlarut larut lagi dengan kesedihanya. ia harus kuat menjalani hidupnya kedepan. saat ia hendak memasukan foto di dalam koper, tiba tiba foto itu terjatuh dan terlepas dari bingkai nya. terlihat di balik foto Ibunya ada sebuah kertas foto lain yang menempel.

Lisa kemudian membuka lembaran foto itu dan ternyata adalah gambar seorang laki laki setengah badan yang gagah dan agak mirip denganya.

apakah ini ayah ku? wajahnya sangat gagah, dan hidung mancung nya sangat mirip dengan ku. ucap Lisa dalam hati.

ia kemudian merapikan kembali foto itu dan memasukanya kedalam koper dengan sangat hati hati. setelah ia mencium foto itu tentunya. Lisa kemudian naik ke atas ranjangnya. membaringkan tubuhnya yang terasa sangat lelah, kemudian perlahan ia memejamkan matanya dan terlelap bersama gelapnya malam.

Jam sudah menunjukan 05.00, Lisa terbangun seketika dari tidurnya lantaran mendengar jam beker nya yang berbunyi sangat keras, ia belum terbiasa dengan alaram jam bekerbnya, biasanya setiap pagi Ibu nya lah yang selalu one time membangunkan nya dengan sentuhan lembut penuh kasih sayang.

"oh Ibu kau segalanya. tanpamu aku seperti mati Bu, kenapa tidak aku saja yang mati lebih dulu." desis Lisa pelan seraya menyeka air matanya yang tak mampu di bendung lagi.

Lisa kemudian melangkah ke kamar mandi yang berada di bagian belakang rumahnya.

sehabis mandi Lisa lalu berdandan rapi, menyisir rambutnya yang hitam panjang kemudian di jalin menjadi 2 seperti anak anak perempuan Desa sebayanya.

setelah itu kemudian ia keluar rumah, menyusuri jalan setapak kecil dan berbatu untuk membeli sarapan dan bekal makanan untuk di jalan nanti.

"nak Lisa tumben pagi pagi sudah rapi begini mau kemana." tanya seorang dagang pemilik warung tersebut yang bernama mbok Jum

"saya mau ke Jakarta Mbok, saya pesan nasi nya 3 bungkus ya." jawab Lisa.

"untuk apa kamu ke Jakarta nak?" tanya Mbok Jum pemilik warung itu.

"mencari Ayah saya Mbok." jawab Lisa lesu.

"owalah jadi kamu masih punya Ayah toh nak, kamu harus hati hati kalau mau kesana. kata orang disana tempatnya para penjahat dan kejahatan terjadi setiap harinya." tutur mbok Jum.

"benar Mbok saya tahu itu." ucap Lisa datar.

"kamu harus hati hati ya nak Lisa. dan semoga Tuhan selalu melindungi nak Lisa." ucp Mbok Jun seraya menyodorkan 3 bungkus nasi kepada Lisa.

"terimakasih ya Mbok." seraya menyodorkan sejumblah uang untuk membayar nasi itu. kemudian ia berbalik menuju pintu keluar warung tersebut.

"jangan lupa untuk kembali ke Desa ini lagi ya nak Lisa, kami semua pasti akan merindukanmu." teriak Mbok Jum. Lisa membalikan badan nya, mengangguk dan memberikan senyum manisnya, kemudian melanjutkan langkahnya.

setelah semua persiapan telah lengkap dan perutnya sudah terisi, Lisa kemudian bergegas menuju pos tukang ojek yang berada tak jauh dari rumahnya. ia berjalan sambil menyeret tas kopernya yang berat penuh berisi.

"mang tolong antarkan saya menuju setasiun kereta api ya." ucap Lisa kepada salah seorang tukang ojek tersebut

"baik neng ayo naik." ajk si tukang ojek tersebut lalu Lisa naik di belakangnya dan barang-barangnya berada di depan.

Lisa kini sudah berada di dalam kereta, guncangan demi guncangan dan suara kereta membuatnya mengantuk dan tertidur di dalam kereta.

sampai ada seseorang yang mendorong bahunya dengan keras yang membuat Lisa kemudian terbangun dari tidurnya.

"sudah sampai mbak." ucap seorang pemuda yang sangat tampan di belakang dirinya. Lisa tertegun melihatnya. karna baru kali ini ia melihat laki laki yang sangat tampan, tubuhnya yang kekar dan tinggi, berkulit putih dan bersih, dengan rambut yang tertata rapi.

lama ia memandangi pemuda itu, kemudian tersadar dengan sendirinya, setelah itu lalu ia turun dari kereta dan menuju terminal bus.

Lisa melanjutkan perjalananya lagi menggunakan bus antar kota. ia masih terbayang dengan sosok pria tampan yang ia temui saat di dalam kereta tadi.

"tampan sekali orang itu, kira kira seberapa cantik pendampingnya ya?" gumannya dalam hati.

Jam menunjukan pukul 04.00 sore.

ketika sebuah bus antar kota memasuki terminal. begitu bus berhenti di areal pemberhentian . dari dalam bis itu keluar para penumpang termasuk Lisa.

begitu menjejakan kedua kakinya di tanah, Lisa menengadahkan wajahnya memandang ke langit.

"inikah Jakarta? uhh panas sekali." keluh gadis desa itu dalam hati, sembari menyeka keringat di pelipisnya.

baru sekali ini Lisa menginjakan kakinya di kota Metropolitan Jakarta. sehingga diapun tak tahu sebelumnya kalau Jakarta panas, kalau Jakarta kota macet dan sebrawut. yang Lisa dengar dari beberapa orang tetangganya yang sering ke Jakarta, kalau kota Metropolitan ramai, banyak gedung-gedung tinggi pencakar langit, segala macam hiburan dan kesenangan ada.

kini Lisa sudah berada di Jakarta, namun ia tak tahu kemana harus melangkah untuk bisa menemukan tempat tinggal Ayahnya. ia belum pernah sekalipun ke Jakarta sebelumnya, jadi ia benar-benar bingung harus bagaimana. memang ia mengantongi alamat keluarga pak Hadi Ayahnya, namun ia tak tahu di wilayah mana alamat itu berada dan harus naik apa agar sampai di alamat tersebut.

setelah sesaat terdiam, Lisa kemudian memutuskan untuk mencoba bertanya pada salah seorang yang ada di terminal.

"permisi Bu." ucap Lisa begitu mendapatkan seseorang yang di harapkan bisa menilongnya.

"ya ada apa?" jawab seorang ibu paruh baya tersebut.

"mau tanya Bu." ucap Lisa merogoh salah satu kantong depan jaket nya, mengeluarkan secarik kertas bertuliskan alamat rumah Ayahnya.

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

smga lisa ktmu ayah hadi

2023-05-06

0

Sri Hariati

Sri Hariati

gkmau

2021-03-28

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like like ❤️

2021-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!