Bab 3.

"kalau mau ke alamat ini, dari sini naik apa ya Bu?" tanya Lisa sembari menyodorkan kertas bertuliskan alamat rumah Ayahnya pada perempuan paruh baya itu, yang segera menerima dan membaca tulisan pada secarik kertas itu.

"ini kan rumah keluarga pak Hadi Hermawan." tukas perempuan paruh baya tersebut yang sedang memegangi kertas alamt itu.

"iya benar sekali Bu, jadi ibu kenal dengan Pak Hadi." tanya Lisa dengan mata berbinar dan senyumnya.

"memangnya siapa yang tidak mengenal Pak Hadi, pengusaha kaya raya yang terkenal itu. saya sangat dekat dengan rumahnya, kalau adik mau, ayo ikut saya." jelas perempuan paruh baya tersebut.

"wah kebetulan sekli Bu dan saya mau sekali ikut dengan Ibu."

mereka kemudian naik di dalam angkutan umum bersama.

"memangnya Adik ini dari mana dan perlu apa mencari pak Hadi? oh ya panggil saja saya buk Ida."

"saya Lisa Bu, saya dari Desa Kemuning ,Karanganyar, dan saya adalah anak Pak Hadi dari istri pertamanya." tutur Lisa

"jadi Bu Dewi itu istri kedua nyak Pak Hadi?" tanya Bu Ida.

"benar Bu, beliau sudah lama berpisah sejak saya belum lahir." jawab Lisa.

setelah lama berbincang mobil angkutan umum telah sampai di tujuan mereka, penumpang pun turun, begitu juga dengan Lisa dan Bu Ida.

"nah kita sudah sampai nak Lisa, mari saya antar sampai kedepan rumah Pak Hadi." ucap Bu Ida, Lisa kemudian mengekor di belakangnya.

"inilah rumah beliau nak." ucap Bu Ida seraya menunjuk ke arah rumah yang berada di depan mereka,

rumah yang sangat besar, mewah dan megah bagai istana di negeri dongeng, dengan halaman nya yang luas dan tertata rapi penuh bunga- bunga indah bermekaran. tampak beberapa mobil yang sedang parkir di garasi bagian samping rumah tersebut. Lisa sangat terkesima melihat pemandangan itu. karena di Desa nya belum pernah ia melihat rumah se megah itu.

***

sore itu Pak Hadi bersama keluarga tampak duduk-duduk di ruang keluarga menyaksikan acara televisi sambil ngobrol bersama. hal ini sangat jarang terjadi,karna kebetulan ini adalah hari minggu, biasanya Pak Hadi yang selalu sibuk di kantornya beserta anak-anaknya yang aktif menuntut ilmu dan Bu Dewi yang sibuk mengurusi butik nya. maka dari itu, selain hari minggu rumah akan nampak sangat sepi, hanya ada 2 orang pembantu, dan seorang lagi tukang kebun rumah mereka.

"pa liburan akhir semester nanti kita pergi ke puncak yuk pa." ajak Radit Hermawan ia adalah putra bungsu dari 2 bersaudara, ia berusia sekitar 17 tahun dan kini masih duduk di bangku SMA.

"masih jauh dek, ini kan baru aja lewat tengah smester." sela kakaknya sintya Hermawan yang adalah putri pertamanya, ia seumuran dengan Lisa, hanya berbeda beberapa bulan saja, kini ia sudah kuliah di salah satu universitas ternama di kota tersebut.

"biarin aja, yang penting aku sudah minta dari awal sebelum kakak yang minta liuburan ke luar negri terus." ucap Radit membela diri. karna selama ini setiap liburan kakaknya selalu meminta untuk pergi keluar negri bersama.

"sudah- sudah, papa pasti akan mengajak kalian berlibur, tetapi papa gak janji itu kapan, karena masih banyak tugas yang perlu papa kerjakan, dan sangat sulit mencari waktu luang." tegas sang Ayah.

"yahh papa." ucap Radit lesu

"ah sudah ku duga." tambah Sintya.

"sudahlah nak, kalian ini kan sudah dewasa, bukan anak TK lagi, seharusnya kalian mengerti dengan apa saja kesibukan papa." ucap sang Ibu menengahi.

"iya mama.." ucap Sintya dan Radit serempak.

tak lama kemudian datang seorang pembantu menghampiri mereka.

"permisi Tuan, di depan ada seorang gadis yang sedang menunggu untuk bertemu dengan tuan."tutur bik Inah pembantu yang sudah sangat lama bekerja di rumah mereka.

"siapa dia bik?"tanya Pak Hadi.

"saya juga tidak tahu Tuan, tapi dari penampilanya sepertinya dia dari Desa." jawab Bik Inah.

mendengar penuturan Bik Inah, mereka semua kemudian keluar berhamburan menuju halaman depan rumah, mereka penasaran akan tamu yang ingin betemu dengan Pak Hadi.

di depan pintu tampak seorang gadis tengah duduk di kursi depan pintu rumah mereka, Lisa membalikan badan nya setelah mendengar suara langkah kaki yang sedang menghampirinya.

"maaf adik ini siapa ya, dan ada perlu apa mencari saya?" tanya Pak Hadi

"saya Lisa Pak, dan saya kesini atas perintah Ibu saya, untuk memberikan ini pada Bapak."jawab Lisa sembari menyodorkan sebuah kalung emas dengan liontin kunci.

Pak Hadi mengambilnya dari tangan Lisa, di perhatikanya kalung itu, lama ia tertegun seperti sedang mengingat sesuatu.

"Radit tolong ambilkan papa kotak musik emas yang berada di kamar papa." perintah Pak Hadi kepada putranya.

Bu Dewi dan Sintya hanya terdiam dan penuh tanya dalam hati mereka sembari terus memandangi gadis itu dari atas kebawah. penampilanya sangatlah terlihat aneh bagi mereka, dengan rambutnya yang terjali menjadi 2, jaketnya yang besar dan roknya yang mencapai mata kaki.

tak lama kemudian datanglah Radit dari kamar papa nya kemudian menyerahkan sebuah kotak musik emas kepada papa nya.

Pak Hadi kemudian mengarahkan kunci itu kepada kotak musik tersebut, kemudian menancapkan kuncinya. dan seketika kotak musik itu bergerak terbuka perlahan dan mulai terdengar alunan musik klasik dengan boneka yang menari berputar putar di bagian tengah yang membuatnya terlihat semakin indah.

tangan pak Hadi gemetar memegangi kotak musik tersebut, pandanganya nanar, di pandanginya lagi gadis yang tengah berada di depanya itu.

"ini benar kamu anak ku, anak dari istriku Yuni? tanya Pak Hadi dengan raut wajah tegang.

"iya benar." jawab Lisa datar

"kemari lah nak aku adalah Ayahmu." Pak Hadi kemudian menghampiri Lisa dan segera memeluknya dengan isak tangis kerinduan. karena sudah sejak lama ia merindukan putri nya. dan kini ia sudah berada di depan putrinya itu. namun membuat istri dan anaknya sangat tercengang melihat pemandangan tersebut.

"apa apaan ini pa?" ucap Bu Dewi dengan nada tinggi.

"ma ini adalah anak ku Lisa anak dari Yuni."terang Pak Hadi.

"ya tuhan akhirnya kalian di pertemukan kembali." jawab Bu Dewi terharu. ia tahu saat ia menikah, suaminya itu telah memiliki istri, namun ia tidak mampu menolak ke inginan orang tua nya untuk di nikahkan dengan seorang pria yang adalah anak sahabatnya itu.

"apa? aku memiliki saudara semacam ini?" cetus Sintya tidak terima.

"benar nak, dia adalah kakak mu, anak kandung papa mu namun terlahir dari rahim yang berbeda." jelas Bu Dewi.

"gak mungkin ma, aku tidak mau memiliki saudara semacam ini, lihat saja penampilanya, aneh, kumuh dan kucel begitu, apa kata teman-teman ku nanti kalau mereka tahu aku punya saudara anak kampung ma? mau di taruh di mana muka ku ini." ucap Sintya ngotot tidak terima.

Terpopuler

Comments

Yuni Verro

Yuni Verro

gak sopan juga sintya

2023-05-06

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like ❤️

2021-03-16

0

Caramelatte

Caramelatte

eyo kakak author! Ku balik nih!🤭 Semangat yaa upnya! 🤗

2021-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!