04 Bali! (2) (revisi)

Rania tidak pernah tidur se nyenyak saat ini. Mengendus aroma yang menenangkan semakin membuat Rania malas untuk bangun. Ia mengeratkan pelukannya pada badan seseorang.

Hah badan!

Rania perlahan mendongak dan mendapati wajah Damai Dimas. Pelan-pelan Rania melepaskan diri dari pelukannya, tetapi bukan terlepas pelukan terasa semakin erat.

"mas Dim lepas. Aku mau mandi" Rania menyembunyikan diri dipelukan Dimas saat sadar dirinya tidak memakai pakaian

Ia benar-benar malu. Hal seperti ini sangat janggal bagi Rania.

"lima menit lagi" sahut Dimas lalu menghirup aroma tubuh Rania

Aroma bedak khas bayi.

"mas aku mau shalat dulu" seru Rania dengan menggeser lengan Dimas walaupun sulit

"nanti Rania. Mas bilang lima menit lagi. Mas masih lelah!" bentak Dimas

Rania tersenyum pedih, membiarkan tubuhnya menjadi tumpuan laki-laki itu. Masalah akan semakin besar jika ia mengelak. Lebih baik ia diam dan turuti kemauan Dimas.

Dimas mulai mengerjakan mata lima menit kemudian. Laki-laki itu melenguh dan langsung menggeser tubuh, memberi jarak dengan Rania.

"maaf saya khilaf" serunya kemudian bangkit dan berlalu begitu saja kekamar mandi. Tanpa menanyakan bagaimana keadaan perempuan itu

"sudahlah... Aku berharap apa? Dia menanyakan kabarku? Dia peduli padaku" gumam Rania, "hahaha.... Itu semua mustahil terjadi"

~

Dimas dan Rania sudah siap untuk menikmati sisa waktu mereka di Bali. Mereka memutuskan untuk mengunjungi Uluwatu.

Keinginan Ranai untuk melihat tarian kecak akan terpenuhi sebentar lagi.

'dibalik kepedihan yang sedang ia alami ternyata ada juga manfaat dibaliknya' gumam Rania

Tari kecak menceritakan mengenai Ramayana  dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.

Setelah melihat penampilan tari kecak mereka memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu. Matahari yang begitu terik membuat mereka sedikit lelah, tetapi tidak menyurutkan semangat Rania.

"mau kemana lagi habis ini?" tanya Dimas

"terserah mas aja" Rania melepas topi dan mulai mengipas-ngipasi wajahnya yang penuh dengan peluh keringat

Dimas yang melihat Rania kepanasan pun mengajak Rania memasuki kafe yang dekat dengan mereka.

"huhh ademnyaa" lega Rania saat memasuki kafe tersebut, hawa ac langsung menyegarkan tubuh Rania begitu saja

Pelayan menghampiri mereka, "ada yang bisa saya bantu" sembari memberikan menu di kafe tersebut

"ice americano satu" Dimas memandang Rania yang masih bingung untuk memilih, "kamu mau apa?"

"ice matcha deh" putus Rania akhirnya

Setelah menyebutkan pesanan pelayan tersebut meninggalkan meja mereka membuat pasangan suami istri tersebut kembali terdiam.

Deringan telpon terdengar. Senyum sumringah terpampang dibibir Dimas saat melihat Salsa menelponnya.

"saya keluar dulu ya mau angkat telepon" ucap Dimas 'dari Salsa' lanjutnya dalam hati

Entah hatinya mengatakan untuk tidak jujur kepada Rania. Dimas tidak mau melihat Rania murung karena kelakuannya. Ada rasa sedikit kasihan dihati Dimas jika melihat raut wajah Rania yang berubah sedih.

Tetapi Dimas berjanji pada dirinya untuk tidak membawa perasaan dalam pernikahannya yang kedua ini. Dia akan terus setia pada istrinya uang pertama, Salsa.

Rania memandang Dimas yang sedang menelepon di luar. Senyum dan tawa terlihat begitu indah dimata Rania.

Seketika senyum miris hinggap dibibirnya, 'sepertinya Dimas sedang ber teleponan dengan Salsa. Lihat dia begitu bahagia saat berbicara dengan Salsa, tapi saat dengan aku dia begitu datar' gumam Rania, 'ah ngapain sih aku sedih. Aku tidak boleh bawa perasaan dalam pernikahan ini toh setelah aku melahirkan seorang anak aku akan ditendang' lanjutnya

"makasihh" ucap Rania saat pelayan mengantarkan pesanan mereka

Sudah setengah jam, tetapi Dimas masih asyik ber teleponan diluar. Rania meminum terlebih dahulu, "hmm enak banget" seru Rania.

Rania mengeringkan bibirnya. Sampai minuman habis pun Dimas belum kembali. Rania memilih keluar dan menemui Dimas.

"masih lama?" tanya Rania dengan berbisik, ia tidak ingin Salsa mendengarnya dan menimbulkan keributan

Dimas menggeleng lalu mengisyaratkan Rania untuk pergi menjauh, "udah dulu ya sayang, sampai ketemu besok" ucap Dimas ditelepon yang masih terdengar oleh Rania

"ice americano saya gak kamu bawa?" retoris Dimas walau dia melihat dengan matanya jika Rania tidak membawa apapun dikedua tangannya

"enggak, es nya udah pada cair pasti gak enak. Makanya aku tinggalin aja, gak papa kan?"

"ya sudah, saya pesan minum lain kedalam dulu ya. Ada yang ingin kamu pesan lagi?"

"ice matcha lagi!" seru Rania, "sama kalau ada cake rasa matcha aku minta tolong beliin" Rania merogoh tas-nya, "bentar aku cari uang dulu"

"Saya suami kamu, sudah menjadi tugas saya untuk menafkahi kamu lahir batin" Ucap Dimas merasa tersinggung

"eh iya maaf mas, makasih atas traktiran-nya"

"ya sudah. Jadi kamu mau minuman sama cake matcha lagi?" Rania mengangguk cepat

Dimas berdecak kagum, apa wanita itu tidak merasa kembung sedikitpun. Walapun ia tadi sedang ber telepon matanya tidak pernah lepas dari Rania. Padahal minuman yang dipesan Rania bukan minuman yang porsinya sedikit, dan kini perempuan itu ingin meminumnya lagi.

"kamu yakin? gak kembung?"

Rania menggeleng lalu tersenyum, "enggak, aku suka matcha yang dijual dikafe itu. Enak bangettt"

"oke oke, saya pesan dulu kedalam. Kamu disini dulu jangan kemana-mana" ucap Dimas

Rania mengangguk patuh dengan tampang polosnya membuat Dimas diam-diam tersenyum. Bagaimana ia bisa melakukan hal yang buruk pada perempuan yang begitu polos.

Dimas datang dan tangannya terlihat penuh. Buru-buru Rania menghampiri dan membantunya, "sini mas Rania bantu"

"makasih" singkat Dimas

Dimas menatap Rania yang menyimpan minumannya, "ice matcha nya gak diminum? nanti keburu cair es nya"

Rania enggan, "pengen sih minum sekarang, tapi sayang. Aku suka banget jadi irit-irit buat entar malem" jawab Rania

Dimas tertawa dan mengacak-acak rambut Rania, gemas. "minum aja, nanti malam saya belikan lagi. Apa perlu saya beli kafenya sekalian?"

Rania mendengus. Dasar sombong, orang kaya memang beda. Jika ada hal yang disukai tidak perlu menunggu uang terkumpul seperti yang Rania lakukan dulu.

"gak usah mas. Tapi janji ya nanti malem beliin lagi. Aku mau tiga loh, mas harus tepatin janji nya nanti malem!" seru Rania

"iya iya"

"yippieee" Rania berteriak kegirangan seperti anak kecil yang diperbolehkan untuk memakan ice cream setiap harinya

"ya sudah kita balik dulu ke villa" ajak Dimas melihat Rania yang asyik melihat lihat kue matcha nya

"gak jadi beli oleh-oleh buat Salsa? bukannya dia nitip sesuatu ya ke kamu?"

"nanti malam saja sekalian saya mau ajak kamu ke restaurant favorit saya di Bali"

"asyikk kulineran lagi!" teriak Rania yang seketika berlari ketika villa tempat mereka menginap mulai terlihat membuat Dimas tertawa geli

"Rania umur berapa sih!!kelakuan kayak anak kecil banget" gumam Dimas, "tapi saya suka"

eh..

Terpopuler

Comments

Nur Hidayah

Nur Hidayah

rasain emang enak pernikahan buat mainan ingat Alloh maha membolak balikan hati umatnya apalagi yg sering tersakiti do'anya luar biasa

2021-06-19

4

de ndut

de ndut

kan Dimas mulai suka..

2021-06-07

2

Sabarita

Sabarita

ad rasa tu

2021-03-10

2

lihat semua
Episodes
1 01 Permohonan (revisi)
2 02 Seorang Istri (revisi)
3 03 Bali! (1) (revisi)
4 04 Bali! (2) (revisi)
5 05 Kedatangan Salsa (revisi)
6 06 Pulang (revisi)
7 07 Kantor (revisi)
8 08 Pindah rumah (revisi)
9 09 Hilang (revisi)
10 10 Vino (revisi)
11 11 Kembali (revisi)
12 12 Nasib (revisi)
13 13 Cemburu (revisi)
14 14 Mengetahui (revisi)
15 15 Arkan (revisi)
16 16 Debat (revisi)
17 17 Kehangatan (revisi)
18 18 Jogging (revisi)
19 19 Sendiri Lagi (revisi)
20 20 Mual (revisi)
21 21 Nasihat (revisi)
22 Part 22 (revisi)
23 Part 23 (revisi)
24 Part 24 (revisi)
25 Part 25 (revisi)
26 Part 26 (revisi)
27 Part 27 (revisi)
28 Part 28 (revisi)
29 Part 29 (revisi)
30 Part 30 (revisi)
31 Part 31 (revisi)
32 Part 32 (revisi)
33 Part 33 (revisi)
34 Part 34 (revisi)
35 Part 35 (revisi)
36 Part 36 (revisi)
37 Part 37 (revisi)
38 Part 38 (revisi)
39 Part 39 (revisi)
40 Part 40 (revisi)
41 Part 41 (revisi)
42 Part 42 (revisi)
43 Part 43 (revisi)
44 Part 44 (revisi)
45 Part 45 (revisi)
46 Part 46 (revisi)
47 Part 47 (revisi)
48 Part 48 (revisi)
49 Part 49 (revisi)
50 Part 50 (revisi)
51 Part 51 (revisi)
52 Part 52 (revisi)
53 Part 53 (revisi)
54 Part 54 (revisi)
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126 (END)
127 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 127 Episodes

1
01 Permohonan (revisi)
2
02 Seorang Istri (revisi)
3
03 Bali! (1) (revisi)
4
04 Bali! (2) (revisi)
5
05 Kedatangan Salsa (revisi)
6
06 Pulang (revisi)
7
07 Kantor (revisi)
8
08 Pindah rumah (revisi)
9
09 Hilang (revisi)
10
10 Vino (revisi)
11
11 Kembali (revisi)
12
12 Nasib (revisi)
13
13 Cemburu (revisi)
14
14 Mengetahui (revisi)
15
15 Arkan (revisi)
16
16 Debat (revisi)
17
17 Kehangatan (revisi)
18
18 Jogging (revisi)
19
19 Sendiri Lagi (revisi)
20
20 Mual (revisi)
21
21 Nasihat (revisi)
22
Part 22 (revisi)
23
Part 23 (revisi)
24
Part 24 (revisi)
25
Part 25 (revisi)
26
Part 26 (revisi)
27
Part 27 (revisi)
28
Part 28 (revisi)
29
Part 29 (revisi)
30
Part 30 (revisi)
31
Part 31 (revisi)
32
Part 32 (revisi)
33
Part 33 (revisi)
34
Part 34 (revisi)
35
Part 35 (revisi)
36
Part 36 (revisi)
37
Part 37 (revisi)
38
Part 38 (revisi)
39
Part 39 (revisi)
40
Part 40 (revisi)
41
Part 41 (revisi)
42
Part 42 (revisi)
43
Part 43 (revisi)
44
Part 44 (revisi)
45
Part 45 (revisi)
46
Part 46 (revisi)
47
Part 47 (revisi)
48
Part 48 (revisi)
49
Part 49 (revisi)
50
Part 50 (revisi)
51
Part 51 (revisi)
52
Part 52 (revisi)
53
Part 53 (revisi)
54
Part 54 (revisi)
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126 (END)
127
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!