02 Seorang Istri (revisi)

Tidak terasa kini Rania telah menjadi seorang istri sejak satu jam yang lalu. Dihadiri kedua orang tua dari Dimas, Salsa, dan mamah kini Rania telah sah menjadi istri Dimas. Walapun hanya sah dimata agama tidak dimata hukum, yaps Rania dan Dimas hanya menikah siri.

Rania tidak mempermasalahkan itu semua. Yang penting ketika anaknya lahir ia akan langsung diasuh oleh Salsa dan Dimas lalu Rania akan pergi dari kehidupan mereka.

Entah ia akan tega atau tidak.

"kamu dibelakang sana! oh iya kamu baru pertama kali naik mobil ya, jangan sampai muntah dan mengotori mobil Dimas" peringat Salsa

"Biarkan nak Rania bersama saya saja dimobil satu lagi" ucap mamah Dimas membuat Salsa merengut sebal tetapi Dimas langsung menghibur istrinya tersebut

"baik nyonya, Terima kasih" ucap Rania

Rania sedikit bersyukur saat orang tua dari Dimas memperlakukan ia dengan sangat baik. Semalaman Rania tidak bisa tidur memikirkan perlakuan yang akan ia terima dari mertuanya. Hingga kantung mata-nya terlihat dan membuat Rania dimarahi oleh Salsa.

Bukankah di sinetron kebanyakan, banyak cerita tentang mertua yang membenci menantunya dan akan selalu mencari kesalahan akan menantunya, tetapi melihat orang tua dari Dimas membuat Rania menepis semua pikiran buruknya. Sepertinya disini Rania hanya korban sinetron.

Sesampainya di tujuan Rania langsung menoleh sana sini berulang kali. Decakan kagum muncul dari bibir mungil Rania. Tidak pernah ia melihat rumah sebesar ini. Mungkin jika dibandingkan dengan kontrakan tempat ia tinggal hanya sebesar satu ruangan dari rumah ini.

~

"Gak usah norak deh" ucapan Salsa menyadarkan akan posisi Rania dirumah ini

Walaupun Rania seorang istri dari Dimas, tidak akan merubah apapun. Rania akan sadar dengan posisinya. Ia hanyalah penghasil anak dari seorang Dimas.

"Sini nak Rania silahkan masuk. Anggap saja dirumah sendiri, jangan sungkan begitu. Bagaimanapun juga kamu menantu disini. Nanti bi lala akan menunjukkan kamar kamu"

"baik nyonya"

mamah Dimas menepuk pundak Rania, "panggil saya bunda saja"

"baik bunda"

Salsa memandang tidak suka kepada Rania. Ia sangat iri, bahkan sudah lima tahun dirinya menikah dengan Dimas tidak ada tanda-tanda mertuanya respek pada ia. Mertuanya selalu berperilaku tidak baik kepada Salsa. Entah apa yang telah Salsa perbuat hingga orang tua dari Dimas tidak suka kepadanya.

"ckk, dasar cari perhatian mulu" gumam Salsa, "oh iya gue balik dulu. Ingat janji perjanjian, jangan sampai lu jatuh cinta sama suami gue!"

"emang rumah kamu bukan disini?" Rania heran rumah sebesar ini hanya ditinggali oleh orang tua Dimas

"enggak lah, mana mau gue tinggal sama mertua gue. Udahlah gue balik dulu, inget perjanjian!"

"iya Salsa, mamah hati-hati"

Dimas mengantar Salsa keluar, mungkin sekalian mengantarkannya. Rania tidak peduli, ia memilih mengikuti mba lala yang sedang mengajaknya mengelilingi rumah.

"Disini kamar tuan Dimas nyonya menyuruh saya untuk mengantar non Rania kekamar tuan, kalau ada yang diperlukan panggil saya saja"

"panggil aku Rania saja mba" titah Rania

"saya tidak enak, non kan istri dari tuan Dimas. Saya hanya pekerja disini"

"terserah mbak saja"

"saya permisi dulu non"

~

Wangi cool khas pria langsung hinggap di penciuman Rania. Kamar luas membuat Rania sedikit kikuk. Ia tidak tahu harus apa, takut merusak sesuatu yang bukan miliknya.

Rania memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

~

Matahari sudah menyelesaikan tugasnya kini berganti dengan bulan yang bersinar terang. Diantara gelapnya langit sinar bulan tampak yang paling indah. Dari rooftop ia melihat semua keindahan pemilik sang pencipta.

Setelah cukup, sekaligus takut masuk angi. Rania kembali memasuki kamar dan sedikit berbenah diri sebelum memberanikan diri untuk keluar kamar. Ia akan memasak mungkin?

Rania memasuki dapur, tampak para pelayan sedang sibuk memasak.

"saya bantu ya" ucap Rania mengagetkan para pelayan. Tidak pernah ada yang memasuki wilayah dapur selain para pelayan.

"tidak usah non, biar kami saja yang masak"

Rania merengut, ia paling tidak bisa diam saja. Tangannya gatal ingin melakukan sesuatu. Tanpa memperdulikan yang lain, Rania memulai mengolah lauk pauk yang tersedia.

"non jangan gini nanti saya dimarahi oleh nyonya" ucap salah satu pelayan

Rania menggeleng lalu tersenyum, "inikan saya yang mau. Tidak apa-apa nanti biar saya yang jelaskan kepada bunda"

"makanan malam ini terlihat lezat sekali" ucap Dini -bunda Dimas- yang kini sudah siap dimeja makan

Adam -ayah Dimas- mengangguk setuju menyetujui omongan istrinya, "siapa yang masak untuk makan malam ini?" tanya Adam

"non Rania, nyonya" ucap mba lala

Dini berdecak kagum, kali ini ia sangat suka dengan menantunya, "enak bangettt" puji Dini membuat Rania tersenyum malu

"makasih bunda, silahkan makan bunda, ayah. Semoga suka masakan Rania"

"iya silahkan makan juga kamu" ucap Adam

Selesai makan Rania membantu para pelayan untuk membersihkan piring kotor. Rania sudah dilarang oleh Dini dan Adam. Berdalih tidak biasa, akhirnya Rania diperbolehkan untuk membersihkan rumah.

"kamu langsung istirahat dikamar Dimas saja ya, mungkin saat ini Dimas sedang dirumah Salsa. Kamu gak usah sedih ya atas sikap Dimas"

"iya bun aku gak papa kok"

Rania mulai membereskan barang miliknya dikamar Dimas. Tiba-tiba Dimas memasuki kamar, membuat Rania tersentak. Ia melihat wajah lelah dari Dimas.

"kamu dari mana saja?" tanya Rania berusaha menyingkirkan rasa canggung

"bukan urusan kamu! saya mau istirahat jangan ganggu saya" jawab Dimas dengan nada ketus seraya membaringkan tubuh dikasur setelah membersihkan diri dikamar mandi

Rania sedikit maklum dengan sikap Dimas. Sepertinya Dimas sedang banyak fikiran. Rania memilih membuatkan Dimas teh hangat agar dapat meringankan sedikit beban fikiran nya.

"mas diminum dulu tehnya"

Tanpa membantah Dimas bangkit dan langsung meminumnya, "Terima kasih"

"iya mas sama-sama"

Sudah menjadi tugas seorang istri untuk memuliakan suaminya. Walaupun perilaku buruk yang akan Rania terima, ia tidak apa-apa. Rania hanya akan menjalankan sunah rasul.

Sebenarnya sejak tadi Rania sedikit takut. Apa malam ini ia akan menyerahkan Kehormatannya yang selama ini ia jaga kepada Dimas. Tetapi melihat Dimas yang sedang memijit kepalanya sepertinya kegiatan tersebut akan ditunda.

Rania menghampiri Dimas lalu duduk dikasur, "mas saya ijin untuk memijat kepalanya" tanpa menunggu jawaban Dimas, Rania langsung memijatnya perlahan.

Dimas memejamkan matanya merasa rileks. Pijatan Rania membuat tubuhnya mengantuk tiba-tiba. Merasa lebih enak Dimas menatap Rania yang sedang menatapnya balik.

Tahu Rania yang sedang gugup, "kegiatan itu kita tunda dulu ya nia, saya sedang tidak enak badan. Terima kasih atas pijatan nya"

Ucapan Dimas membuat Rania sedikit lega. setidaknya ia masih bisa untuk mempersiapkan diri. "iya sama-sama mas"

Melihat Rania yang beranjak dari kasurnya sembari membawa bantal membuat Dimas heran. Apa segitu tidak maunya Rania tidur dengannya?

"kamu mau kemana?"

"aku mau tidur di sofa mas" Sofa dikamar Dimas lumayan besar, cukup untuk menampung tubuh mungil Rania. Walaupun mungkin besok badan Rania akan remuk.

"kamu tidur disini dengan saya!" perintah Dimas

Dengan gugup Rania menghampiri Dimas dan menidurkan diri disamping Dimas. Dengan badan yang saling bertolak belakang, Dimas dan Rania mulai tertidur lelap

Terpopuler

Comments

Lee Joo Hong Nuswantara

Lee Joo Hong Nuswantara

lha mertua kok masih baik ama menantu mandul dan jahat. kalau baik sih Oke.

2021-07-25

1

Nayla Rewinaa

Nayla Rewinaa

next

2021-06-22

2

Nur Hidayah

Nur Hidayah

mungkinkah dimasz gak ada cinta utk rani wanita sholehah yg dpt membawa keberkahan

2021-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 01 Permohonan (revisi)
2 02 Seorang Istri (revisi)
3 03 Bali! (1) (revisi)
4 04 Bali! (2) (revisi)
5 05 Kedatangan Salsa (revisi)
6 06 Pulang (revisi)
7 07 Kantor (revisi)
8 08 Pindah rumah (revisi)
9 09 Hilang (revisi)
10 10 Vino (revisi)
11 11 Kembali (revisi)
12 12 Nasib (revisi)
13 13 Cemburu (revisi)
14 14 Mengetahui (revisi)
15 15 Arkan (revisi)
16 16 Debat (revisi)
17 17 Kehangatan (revisi)
18 18 Jogging (revisi)
19 19 Sendiri Lagi (revisi)
20 20 Mual (revisi)
21 21 Nasihat (revisi)
22 Part 22 (revisi)
23 Part 23 (revisi)
24 Part 24 (revisi)
25 Part 25 (revisi)
26 Part 26 (revisi)
27 Part 27 (revisi)
28 Part 28 (revisi)
29 Part 29 (revisi)
30 Part 30 (revisi)
31 Part 31 (revisi)
32 Part 32 (revisi)
33 Part 33 (revisi)
34 Part 34 (revisi)
35 Part 35 (revisi)
36 Part 36 (revisi)
37 Part 37 (revisi)
38 Part 38 (revisi)
39 Part 39 (revisi)
40 Part 40 (revisi)
41 Part 41 (revisi)
42 Part 42 (revisi)
43 Part 43 (revisi)
44 Part 44 (revisi)
45 Part 45 (revisi)
46 Part 46 (revisi)
47 Part 47 (revisi)
48 Part 48 (revisi)
49 Part 49 (revisi)
50 Part 50 (revisi)
51 Part 51 (revisi)
52 Part 52 (revisi)
53 Part 53 (revisi)
54 Part 54 (revisi)
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126 (END)
127 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 127 Episodes

1
01 Permohonan (revisi)
2
02 Seorang Istri (revisi)
3
03 Bali! (1) (revisi)
4
04 Bali! (2) (revisi)
5
05 Kedatangan Salsa (revisi)
6
06 Pulang (revisi)
7
07 Kantor (revisi)
8
08 Pindah rumah (revisi)
9
09 Hilang (revisi)
10
10 Vino (revisi)
11
11 Kembali (revisi)
12
12 Nasib (revisi)
13
13 Cemburu (revisi)
14
14 Mengetahui (revisi)
15
15 Arkan (revisi)
16
16 Debat (revisi)
17
17 Kehangatan (revisi)
18
18 Jogging (revisi)
19
19 Sendiri Lagi (revisi)
20
20 Mual (revisi)
21
21 Nasihat (revisi)
22
Part 22 (revisi)
23
Part 23 (revisi)
24
Part 24 (revisi)
25
Part 25 (revisi)
26
Part 26 (revisi)
27
Part 27 (revisi)
28
Part 28 (revisi)
29
Part 29 (revisi)
30
Part 30 (revisi)
31
Part 31 (revisi)
32
Part 32 (revisi)
33
Part 33 (revisi)
34
Part 34 (revisi)
35
Part 35 (revisi)
36
Part 36 (revisi)
37
Part 37 (revisi)
38
Part 38 (revisi)
39
Part 39 (revisi)
40
Part 40 (revisi)
41
Part 41 (revisi)
42
Part 42 (revisi)
43
Part 43 (revisi)
44
Part 44 (revisi)
45
Part 45 (revisi)
46
Part 46 (revisi)
47
Part 47 (revisi)
48
Part 48 (revisi)
49
Part 49 (revisi)
50
Part 50 (revisi)
51
Part 51 (revisi)
52
Part 52 (revisi)
53
Part 53 (revisi)
54
Part 54 (revisi)
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126 (END)
127
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!