Tidak terasa kini Rania telah menjadi seorang istri sejak satu jam yang lalu. Dihadiri kedua orang tua dari Dimas, Salsa, dan mamah kini Rania telah sah menjadi istri Dimas. Walapun hanya sah dimata agama tidak dimata hukum, yaps Rania dan Dimas hanya menikah siri.
Rania tidak mempermasalahkan itu semua. Yang penting ketika anaknya lahir ia akan langsung diasuh oleh Salsa dan Dimas lalu Rania akan pergi dari kehidupan mereka.
Entah ia akan tega atau tidak.
"kamu dibelakang sana! oh iya kamu baru pertama kali naik mobil ya, jangan sampai muntah dan mengotori mobil Dimas" peringat Salsa
"Biarkan nak Rania bersama saya saja dimobil satu lagi" ucap mamah Dimas membuat Salsa merengut sebal tetapi Dimas langsung menghibur istrinya tersebut
"baik nyonya, Terima kasih" ucap Rania
Rania sedikit bersyukur saat orang tua dari Dimas memperlakukan ia dengan sangat baik. Semalaman Rania tidak bisa tidur memikirkan perlakuan yang akan ia terima dari mertuanya. Hingga kantung mata-nya terlihat dan membuat Rania dimarahi oleh Salsa.
Bukankah di sinetron kebanyakan, banyak cerita tentang mertua yang membenci menantunya dan akan selalu mencari kesalahan akan menantunya, tetapi melihat orang tua dari Dimas membuat Rania menepis semua pikiran buruknya. Sepertinya disini Rania hanya korban sinetron.
Sesampainya di tujuan Rania langsung menoleh sana sini berulang kali. Decakan kagum muncul dari bibir mungil Rania. Tidak pernah ia melihat rumah sebesar ini. Mungkin jika dibandingkan dengan kontrakan tempat ia tinggal hanya sebesar satu ruangan dari rumah ini.
~
"Gak usah norak deh" ucapan Salsa menyadarkan akan posisi Rania dirumah ini
Walaupun Rania seorang istri dari Dimas, tidak akan merubah apapun. Rania akan sadar dengan posisinya. Ia hanyalah penghasil anak dari seorang Dimas.
"Sini nak Rania silahkan masuk. Anggap saja dirumah sendiri, jangan sungkan begitu. Bagaimanapun juga kamu menantu disini. Nanti bi lala akan menunjukkan kamar kamu"
"baik nyonya"
mamah Dimas menepuk pundak Rania, "panggil saya bunda saja"
"baik bunda"
Salsa memandang tidak suka kepada Rania. Ia sangat iri, bahkan sudah lima tahun dirinya menikah dengan Dimas tidak ada tanda-tanda mertuanya respek pada ia. Mertuanya selalu berperilaku tidak baik kepada Salsa. Entah apa yang telah Salsa perbuat hingga orang tua dari Dimas tidak suka kepadanya.
"ckk, dasar cari perhatian mulu" gumam Salsa, "oh iya gue balik dulu. Ingat janji perjanjian, jangan sampai lu jatuh cinta sama suami gue!"
"emang rumah kamu bukan disini?" Rania heran rumah sebesar ini hanya ditinggali oleh orang tua Dimas
"enggak lah, mana mau gue tinggal sama mertua gue. Udahlah gue balik dulu, inget perjanjian!"
"iya Salsa, mamah hati-hati"
Dimas mengantar Salsa keluar, mungkin sekalian mengantarkannya. Rania tidak peduli, ia memilih mengikuti mba lala yang sedang mengajaknya mengelilingi rumah.
"Disini kamar tuan Dimas nyonya menyuruh saya untuk mengantar non Rania kekamar tuan, kalau ada yang diperlukan panggil saya saja"
"panggil aku Rania saja mba" titah Rania
"saya tidak enak, non kan istri dari tuan Dimas. Saya hanya pekerja disini"
"terserah mbak saja"
"saya permisi dulu non"
~
Wangi cool khas pria langsung hinggap di penciuman Rania. Kamar luas membuat Rania sedikit kikuk. Ia tidak tahu harus apa, takut merusak sesuatu yang bukan miliknya.
Rania memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
~
Matahari sudah menyelesaikan tugasnya kini berganti dengan bulan yang bersinar terang. Diantara gelapnya langit sinar bulan tampak yang paling indah. Dari rooftop ia melihat semua keindahan pemilik sang pencipta.
Setelah cukup, sekaligus takut masuk angi. Rania kembali memasuki kamar dan sedikit berbenah diri sebelum memberanikan diri untuk keluar kamar. Ia akan memasak mungkin?
Rania memasuki dapur, tampak para pelayan sedang sibuk memasak.
"saya bantu ya" ucap Rania mengagetkan para pelayan. Tidak pernah ada yang memasuki wilayah dapur selain para pelayan.
"tidak usah non, biar kami saja yang masak"
Rania merengut, ia paling tidak bisa diam saja. Tangannya gatal ingin melakukan sesuatu. Tanpa memperdulikan yang lain, Rania memulai mengolah lauk pauk yang tersedia.
"non jangan gini nanti saya dimarahi oleh nyonya" ucap salah satu pelayan
Rania menggeleng lalu tersenyum, "inikan saya yang mau. Tidak apa-apa nanti biar saya yang jelaskan kepada bunda"
"makanan malam ini terlihat lezat sekali" ucap Dini -bunda Dimas- yang kini sudah siap dimeja makan
Adam -ayah Dimas- mengangguk setuju menyetujui omongan istrinya, "siapa yang masak untuk makan malam ini?" tanya Adam
"non Rania, nyonya" ucap mba lala
Dini berdecak kagum, kali ini ia sangat suka dengan menantunya, "enak bangettt" puji Dini membuat Rania tersenyum malu
"makasih bunda, silahkan makan bunda, ayah. Semoga suka masakan Rania"
"iya silahkan makan juga kamu" ucap Adam
Selesai makan Rania membantu para pelayan untuk membersihkan piring kotor. Rania sudah dilarang oleh Dini dan Adam. Berdalih tidak biasa, akhirnya Rania diperbolehkan untuk membersihkan rumah.
"kamu langsung istirahat dikamar Dimas saja ya, mungkin saat ini Dimas sedang dirumah Salsa. Kamu gak usah sedih ya atas sikap Dimas"
"iya bun aku gak papa kok"
Rania mulai membereskan barang miliknya dikamar Dimas. Tiba-tiba Dimas memasuki kamar, membuat Rania tersentak. Ia melihat wajah lelah dari Dimas.
"kamu dari mana saja?" tanya Rania berusaha menyingkirkan rasa canggung
"bukan urusan kamu! saya mau istirahat jangan ganggu saya" jawab Dimas dengan nada ketus seraya membaringkan tubuh dikasur setelah membersihkan diri dikamar mandi
Rania sedikit maklum dengan sikap Dimas. Sepertinya Dimas sedang banyak fikiran. Rania memilih membuatkan Dimas teh hangat agar dapat meringankan sedikit beban fikiran nya.
"mas diminum dulu tehnya"
Tanpa membantah Dimas bangkit dan langsung meminumnya, "Terima kasih"
"iya mas sama-sama"
Sudah menjadi tugas seorang istri untuk memuliakan suaminya. Walaupun perilaku buruk yang akan Rania terima, ia tidak apa-apa. Rania hanya akan menjalankan sunah rasul.
Sebenarnya sejak tadi Rania sedikit takut. Apa malam ini ia akan menyerahkan Kehormatannya yang selama ini ia jaga kepada Dimas. Tetapi melihat Dimas yang sedang memijit kepalanya sepertinya kegiatan tersebut akan ditunda.
Rania menghampiri Dimas lalu duduk dikasur, "mas saya ijin untuk memijat kepalanya" tanpa menunggu jawaban Dimas, Rania langsung memijatnya perlahan.
Dimas memejamkan matanya merasa rileks. Pijatan Rania membuat tubuhnya mengantuk tiba-tiba. Merasa lebih enak Dimas menatap Rania yang sedang menatapnya balik.
Tahu Rania yang sedang gugup, "kegiatan itu kita tunda dulu ya nia, saya sedang tidak enak badan. Terima kasih atas pijatan nya"
Ucapan Dimas membuat Rania sedikit lega. setidaknya ia masih bisa untuk mempersiapkan diri. "iya sama-sama mas"
Melihat Rania yang beranjak dari kasurnya sembari membawa bantal membuat Dimas heran. Apa segitu tidak maunya Rania tidur dengannya?
"kamu mau kemana?"
"aku mau tidur di sofa mas" Sofa dikamar Dimas lumayan besar, cukup untuk menampung tubuh mungil Rania. Walaupun mungkin besok badan Rania akan remuk.
"kamu tidur disini dengan saya!" perintah Dimas
Dengan gugup Rania menghampiri Dimas dan menidurkan diri disamping Dimas. Dengan badan yang saling bertolak belakang, Dimas dan Rania mulai tertidur lelap
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Lee Joo Hong Nuswantara
lha mertua kok masih baik ama menantu mandul dan jahat. kalau baik sih Oke.
2021-07-25
1
Nayla Rewinaa
next
2021-06-22
2
Nur Hidayah
mungkinkah dimasz gak ada cinta utk rani wanita sholehah yg dpt membawa keberkahan
2021-06-19
1