Yalisa tersenyum malu, dan cepat-cepat membuka pintu toilet Mei.
“Awas ya kalau ketahuan siapa yang kunci kita di toilet.” Seketika Mei menghentikan pembicaraannya karena dia melihat Leo ada di hadapannya.
“Jadi kamu yang nolongin kita?” ucap Mei, Leo pun menganggukkan kepalanya.
“Aduh terima kasih banyak ya Leo, ngak tau deh kalau ngak ada kamu.” Mei memegang tangan Leo.
“Iya sama-sama, lain kali kalau masuk toilet jangan bersamaan biar ngak di isengi lagi,”
Ucap Leo memberikan saran pada mereka berdua Yalisa dan Mei mengangguk dengan rasa bersyukur dalam hati karena sudah di tolong.
Kemudian Mei dan Yalisa mohon pamit pada Leo untuk kembali ke kelas, sesampainya mereka berdua ke kelas Riski dan gengnya tertawa terbahak-bahak, begitu juga dengan Yovi, Mei berbisik pada Yalisa.
“Pasti yang ngerjain kita dua setan itu, cocok bangat ya mereka, cowok dan cewek sama saja, sama-sama enggak ada etika.” ucap Mei dengan kesal, lalu Yalisa mengelus punggung Mei.
“Sudahlah, kita mau bela diri juga percuma, ngak ada bukti, nanti kalau kita koar-koar malah nambah masalah,” Ucap Yalisa.
Mei merasa sangat emosi atas perbuatan Riski dan teman-temannya.
“Mantap bangat Yov, makasih ya udah bantuin kita tadi kunciin mereka di toilet perempuan,” ucap Riski.
“Enggak masalah Ki.” Sahut Yovi dengan tertawa kecil.
Saat Yalisa dan Mei mengambil tas untuk pulang, tiba-tiba bu Amel masuk ke kelas mereka
“Yalisa dan Mei sudah ada orangnya?”
Tanya bu Amel yang tiba-tiba berdiri di pintu masuk kelas, sontak Mei dan Yalisa mengangkat tangannya dengan perasaan takut.
“Kemana saja kalian selama jam pelajaran saya? Kalian berdua enggak suka sama pelajaran saya? Berani ya kalian berdua bolos, kamu juga Mei, ngapain ikut-ikut Yalisa buat bolos, jangan sampai ibu panggil orang tua kamu ya!” ucap bu Amel.
“Maaf bu, kita sebenarnya enggak berniat buat bolos, tapi ada orang yang kunci kita di toilet.” Mei mencoba memberikan penjelasan pada bu Amel.
“Halah alasan saja, tadi Yovi lihat kalian berdua di belakang kelas jurusan TAV, ketemuan sama cowok, sudah mulai gatal ya kalian berdua, pada hal ibu tau kamu Mei, kamu anaknya baik, lain hal kalau Yalisa itu bisa jadi, lihat saja perawakannya, kumuh dan liar.” ucap bu Amel, Yalisa menundukkan kepala menahan rasa malu.
“Maaf ya bu, kita berdua enggak ada ketemu sama cowok, tadi kita benar-benar ada yang ngerjain, kunci kita berdua di toilet, untung ada Leo, dari Jurusan TKJ, dia yang bantuin kita buat keluar, ibu tanya saja kalau ngak percaya,” Ucap Mei.
“Halah..., ngaku saja, kalian berdua nakal bangat sih.” ucap Zuco mencoba memanasi keadaan.
Yalisa mengambil nafas panjang dan meminta maaf pada bu Amel.
“Maaf bu, seperti yang Mei bilang, kita terkunci di toilet, dan kita enggak tau siapa pelakunya, mohon maaf juga karena sudah bolos di jam pelajaran ibu, saya harap ibu mau memaafkan kita berdua,” Ucap Mei.
“Baik kali ini ibu maafkan, sebagai hukumannya kalian berdua bersihkan ruang praktek komputer, sampai mengkilat.” Titah bu Amel pada mereka.
Mengetahui Yalisa dan Mei di hukum Riski tertawa dan tos bersama Yovi, Mei dan Yalisa mengambil tas mereka masing-masing menuju ruang praktek komputer.
“Maaf ya Mei, gara-gara aku, kamu jadi ikut di kerjain sama mereka.” Yalisa memegang tangan Mei karena merasa bersalah.
“Enggak apa-apa Lis, ini bukan salah kamu, mereka saja yang jahat,” Sahut Mei.
“Lain kali kamu ngak usah bela-bela aku ya, kasihan kamu, gara-gara aku kamu jadi begini,” ucap Yalisa.
“Udahlah Yalisa, enggak apa-apa, kedepannya kita harus lebih kuat menghadapi hama-hama itu.” Yalisa tersenyum dan tak terasa merek tiba di ruang praktek komputer.
“Mulai dari mana nih?” tanya Mei pada Yalisa.
“Kamu dari depan saja, aku dari belakang, eh ngak deh, aku nyapu dulu kamu siapkan pelan saja,” Titah Yalisa.
“Oke, aku otw ambil air ya ke depan.” ucap Mei seraya mengambil ember yang ada di gudang penyimpanan bersih-bersih ruang praktek.
Saat Yalisa sedang sibuk menyapu, dia mendengar ada yang batuk-batuk, dia mencari sumber suara batuk itu, hingga Yalisa melihat anak laki-laki di paling sudut barisan meja komputer, dia tidak tau itu siapa, karena masing-masing komputer di beri sekat, Yalisa pun bergegas menghampiri orang tersebut.
“ummmm.. maaf kayaknya kamu keluar dulu deh, karena kita mau bersih-bersih.” ucap Yalisa, saat orang itu berdiri, ternyata itu adalah Leo.
“Loh, Leo ternyata kamu?” Leo mentepuk-tepuk kecil bajunya yang terkena debu.
“Iya aku disini, aku lagi edit video, tanggung!” ucap Leo.
“Tapi kita mau bersih-bersih, dan kelihatannya kamu alergi debu ya,” sahut Yalisa.
Leo memandang Yalisa yang tidak menutup hidungnya.
“Kamu sendiri kenapa enggak pakai masker atau apalah, buat nutup hidung kamu?”
Tanya Leo, Yalisa tertawa sambil menggaruk kepalanya.
“Aku sudah biasa,” sahut Yalisa.
“Dan kalian ngapain bersih-bersih disini? Kalian bahkan bukan jurusan sini?”
Leo berbicara sambil menutup hidungnya.
“Ini hukuman karena kita enggak masuk pelajaran matematika,” sahut Yalisa.
“Ohh, ya sudah aku tunggu di luar saja ya,
tolong komputernya jangan di matikan,” Pinta Leo.
“oke.” sahut Yalisa, dan melanjutkan pekerjaannya. lalu Leo yang keluar dalam ruangan berpapasan dengan Mei di pintu.
“Leo kamu belum pulang?” ucap Mei.
“Ah iya, belum nih,” sahut Leo.
“Ohh..., Ada tugas yang belum selesai ya?” Tanya Mei.
“Iya,” sahut Leo
“Ya udah kita bersihin dulu ya baru kamu lanjut lagi,” ucap Mei
“Oke.” Mei dan Yalisa mulai sibuk menyapu dan mengepel, mereka meyelesaikannya dalam waktu 30 menit, setelah selesai Yalisa melap keringatnya yang bercucuran dengan kerah bajunya.
“Ah... Selesai juga,” ucap Yalisa.
“Iya Lis, gila nih ruangan sebesar ini kita berdua doang yang bersihin,” sahut Mei
“Iya, cuacanya panas lagi, bikin keringatan” Ucap Yalisa
“Lumayan buat olah raga, ngurangin berat badan,” sahut Mei
“hahaha, benar juga kamu.” Yalisa tertawa mendengar perkataan sahabatnya itu.
Saat mereka mau keluar ruangan Leo datang membawa minuman dingin.
“Ini buat kalian,” ucap Leo.
Yalisa dan Mei menerima pemberian Leo dengan senyum dan perasaan gembira.
“Makasih banyak ya.” ucap Yalisa, dan buru-buru membuka minuman botol itu dan meneguknya.
“Yaelah Lis, kamu haus bangat ya ternyata.” Mei menepuk pundaknya, lalu membuka botol minumannya juga.
“ehh... Jangan di tepuk,” ucap Yalisa.
“Memangnya kenapa?” tanya Mei.
“Bisa kena panu,” jawab Yalisa.
“Oh, gitu ya?” maaf deh kalau gitu” Ucap Mei.
Leo tersenyum melihat Yalisa dan Mei yang sempat berdebat kecil.
“Kita pulang ya.” Mei melambaikan tangannya pada Leo, lalu memegang tangan Yalisa menuju gerbang sekolah, tak lupa Yalisa mengucapkan terimakasih banyak ke Leo.
“Mei, kita jadi ke kafenya?” ucap Yalisa.
“Kayaknya lain kali saja deh, cape bangat soalnya, kita langsung pulang saja ya,” sahut Yalisa.
Yalisa menganggukkan kepalanya, lalu Yalisa melihat ke arah jalan raya seperti mencari sesuatu.
“Kamu enggak di jemput hari ini?”
Tanya Yalisa ke Mei, karena biasanya Mei selalu di antar jemput supir pribadinya.
“Aku bilang enggak usah, kasihan nanti dia nunggu lama,” jawab Mei.
Sambil memegang pinggangnya Mei duduk di bangku besi pinggir jalan di depan gerbang sekolah mereka, Yalisa tertawa melihat Mei memegang pinggang.
“Pinggang kamu sakit ya?” ucap Yalisa.
Bersambung...
HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, VOTE HADIAH SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️
Instagram : @Saya_muchu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Tatik Ajach
mbok tingginya jgn 150 to thoorrr... urng dah tamat...
2022-12-05
0
Harun Willuam
next
2021-12-13
0
Mei Shin Manalu
Lanjut
2021-12-12
0