SAVE YALISA

SAVE YALISA

Bab I (Kelas Neraka)

⚠️Biasakan suka dan komen, karena itu adalah bentuk dukungan pada author⚠️

Hari ini sama seperti hari sebelumnya, bersiap-siap untuk ke sekolah, namun perasaan Yalisa selalu tidak tenang setiap kali ia akan pergi ke sekolah, karena seperti biasa teman-teman sekelasnya akan mengejek dia lagi.

“Yalisa, kenapa kamu masih tiduran nak? Emang enggak ke sekolah?”ucap bu Alisyah ibunya Yalisa.

“Bentar bu,” sahut Yalisa.

“Bentar gimana sih? Ini sudah jam 7, nanti kamu telat 7.30 sudah bel ini anak mau sekolah apa enggak sih?”

Yalisa bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mandi, ibunya juga kembali ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi Yalisa. Setelah selesai mandi Yalisa memakai seragamnya dengan terburu-buru.

“Bu, Lisa berangkat dulu ya.” Yalisa pada bu Alisyah.

“Nah kan! Main berangkat saja, makan dulu nanti sakit nak!” ucap bu Alisyah.

“Udah telat bu.” sahut Yalisa.

“Bukan cuma telat, tapi telat bangat kenapa sih kamu selalu saja begitu?” ucap bu Alisyah.

“Udah ah bu, Lisa ngak ada waktu buat debat, Lisa berangkat ya bu.” tutur Yalisa seraya berlalu dari rumahnya.

“Anak ini kenapa sih? Hampir tiap hari begitu, apa ada masalah ya di sekolah? Tapi kalau ada kan pasti gurunya lapor ke saya” bu Alisyah terus merasa penasaran.

Sesampainya di sekolah, benar saja Yalisa terlambat, dia melihat dari gerbang sekolah, semua siswa/i telah berbaris mengikuti apel pagi.

“Telat lagi?” tanya pak Rido satpam di sekolah Yalisa.

“Iya pak.” ucap Yalisa dengan wajah masam.

“Kamu enggak bisa masuk, lagi pula kamu anak cewek kenapa terus-terusan terlambat? Minggu ini udah berapa kali?” ucap pak Rido.

“Berkali-kali pak,” Sabut Yalisa.

“Jangan begitu terus, nanti kamu panggilan orang tua lo?” ucap pak Rido.

“Saya sebenarnya malas buat masuk sekolah pak,” Ucap Yalisa.

“Karena teman-teman mu ngebully kamu terus ya?” Tanya pak Rido.

“Iya pak,” Yalisa menganggukkan kepalanya.

“Aku bosan seperti ini terus, rasanya enggak nyaman,” jawab lanjut Yalisa.

“Emang kamu enggak melapor ke guru?” ucap pak Rido.

“Mereka bahkan ikut tertawa, guru sampah!” hardik Yalisa.

“Ummmm, kamu kalau enggak tahan pindah sekolah saja,” ucap pak Rido.

"Enggak bisa pak, orang tua ku enggak punya uang,” sahut Yalisa.

“Ya sudahlah, kamu sabar saja, lagian kamu kan bentar lagi disini,” ucap pak Rido.

“Iya, bentar nya benar-benar bikin aku makan hati,” sahut Yalisa.

Di tengah percakapan mereka ternyata apel pagi telah usai. Siswa/i yang terlambat di persilahkan masuk. Pak guru yang bernama Roni memegang rol panjang di tangan kanannya.

“Kamu!” sambil menunjuk Yalisa dengan rol panjang. “kenapa selalu terlambat!” Hardik pak Roni

"Maaf pak, saya telat bangun,” ucap Yalisa dengan menundukkan kepalanya.

“Setiap hari?” tanya pak Roni.

“Iya pak, maaf,” jawab Yalisa.

“Mau jadi apa kamu kalau begitu terus? Kamu mau bapak panggil orang tua mu?” ucap pak Roni dengan mata melotot.

“Jangan pak, besok enggak akan terlambat lagi,” sahut Yalisa.

“Ya sudahlah bapak bosan lihat wajah kamu, sana kamu kembali ke kelas, tapi ingat Yalisa! telat sekali lagi, kamu panggilan orang tua” ucap pak Roni dengan nada mengancam.

“Siap pak,” sahut Yalisa.

Setelah di izinkan masuk kelas, Yalisa pun berjalan menuju kelas XII 1 jurusan Seni, saat ia masuk ke dalam kelas teman-temannya menyambut dengan tatapan sinis kepadanya.

“Telat lagi?!”

Tanya Riski dengan suara lantang, Yalisa tak menggubris perkataan Riski, dia terus berjalan menuju tempat duduknya yang terletak paling belakang barisan meja pertama dari pintu masuk ruangan kelas.

“Paling dia enggak tahan karena semua orang ngebully dia disini!”

Jawab Marco, Semua teman sekelasnya mulai tertawa kecuali Mei.

“kamu kok telat mulu sih?” tanya Mei pada Yalisa.

“Aku malas masuk sekolah,” jawab Yalisa.

Riski yang selalu menjahili Yalisa datang ke meja Yalisa.

“Eh t*i, kalau kamu malas sekolah berhenti saja! Atau kalau enggak, kamu pindah sekolah bab*," ucap Riski.

“Mana mampu orang tuanya memindahkan dia sekolah, ibu nya saja cuma tukang karet, tua kurus, kalau jalan saja ngos-ngosan hitam dekil, pengen aku ludahin woi Yalisa emak kamu saking jijiknya, mending kalau naik angkot, ini jalan kaki mungkin ada 6 km kali jauhnya, ampun lihat orang miskin seperti kamu!” ucap Zuco dengan lancang.

Tak tahan orang tuanya ikut di hina, Yalisa berdiri dan memelototi Zuco. Riski yang melihat Yalisa ingin melawan langsung memukul kepalanya dengan keras.

“Sadar kamu ya, t*i kayak kamu enggak boleh ngomong anjin*, manusia jelek, pendek hidup lagi, kenapa kamu enggak mati saja sih! Lihat muka kamu bawaannya tuh jadi emosi,” hardik Riski.

“Salah aku apa sebenarnya? Setiap hari kalian membully aku, menghina ku dan juga orang tua ku, aku kan enggak minta makan sama kalian, heh kamu Zuco! Biar pun orang tua ku cuma petani, tapi dia itu sangat berharga buat aku, dan kamu ngak boleh menghina orang tua ku! kamu sendiri udah gimana? Ayah dan ibu mu telah bercerai, sampai-sampai kamu di titip kan ke tante mu!” ucap Yalisa.

Zuco yang mendengar perkataan Yalisa merasa tersinggung, tanpa fikir panjang Zuco langsung melempar Yalisa dengan botol air minum. Riski tertawa melihat Yalisa yang melawan pada Zuco.

“e e ehh..., dia mulai melawan Zuco,” ucap Riski.

“Iya Zuco, keluarga kamu di hina seperti itu, apa lagi soal orang tua Co, memang enggak punya otak ya dia!”

Yovi mencoba memanas-manasi Zuco, dan beberapa orang lainnya juga menertawakan Zuco, tak terima dengan perkataan Yalisa Zuco menghampiri Yalisa dengan langkah yang sangat cepat.

“Heh ******* bisa-bisanya ya kamu menghina keluarga ku! Mau aku tonjok lagi kayak kemarin?!” ucap Zuco dengan mengancam Yalisa.

“Itu kan memang kenyataan! Kamu sendiri yang bilang ke aku dulu, lagian emang kamu siapa sih! Dari dulu enggak pernah berubah, harusnya kamu jadi anak yang baik jangan selalu ngebully orang lain!”

Zuco menunjuk Wajah Yalisa dengan mata melotot.

“Asal kamu tau ya! Kamu enggak berhak buat ngomong apa pun, walau pun aku menghina kan kamu! Meremehkan orang tua mu, kamu tetap enggak berhak buat membalas!”

Zuco bicara dengan keras pada Yalisa, Yalisa yang sudah tidak tahan, terus saja menjawab perkataan Zuco.

“Kenapa enggak? Ngomong sama presiden saja bisa, kok ke kamu enggak? Kamu menghina orang tua ku, masa aku ngak bisa lakuin hal yang sama, seburuk-buruk orang tua ku di mata kamu, lebih buruk kan dirimu sendiri, dia itu orang tua, kamu juga punya orang tua, cuma karena aku miskin makanya kalian begini, dengar ya, kamu itu masih anak Smk, enggak usah belagu, kesini saja masih naik angkot bukan kendaraan sendiri udah gitu ongkos masih di kasih tante kamu lagi, bukan orang tua mu,”

Semua orang yang ada di kelas mulai berkumpul mengerumuni Yalisa dan Zuco.

“Wah wah wah, Gawat ini Co, parah nih!” Riski duduk di atas meja dan menggoyang-goyang kakinya.

“Iya Ki, lama-lama ngelunjak nih anak,” Sahut Zuco

“Udah lah kalian ngapain sih bertengkar, jam pelajaran sudah mau mulai, lagian kamu duluan Ki, Zuco, tapi malah panas sendiri,” ucap Mei mencoba mendamaikan mereka.

“Diam kamu Mei, mau belain si bab* ngepet ini?” sahut Zuco.

“Belain atau enggak itu terserah aku, lagian kalian buat ribut saja tiap hari, pusing tau! bubar-bubar,” ucap Mei.

Saat Yalisa akan duduk ke kursinya, tiba-tiba Zuco menarik rambut Yalisa.

“Apa lagi sih! udah deh, cape tahu bertengkar sama kamu.” ucap Yalisa seraya memegang tangan Zuco yang sedang menjambak rambutnya.

“Minta maaf enggak kamu!” Hardik Zuco.

“Buat apa? Lagian kan kamu duluan!” ucap Yalisa.

“Minta maaf enggak sekarang, kalau ngak mau, aku enggak akan lepasin rambut kamu yang bau asem ini!” titah Zuco.

“Heh, jangan kayak banci deh, aku enggak mau minta maaf, kalau kamu enggak minta maaf duluan” hardik Yalisa balik kepada Zuco.

“Enggak tau malu ya!” ucap Zuco seraya memberi tamparan ke pipi kiri dan kanan Yalisa.

“Ayo Zuco lagi, tonjok tuh mulutnya, biar enggak bisa melawan lagi!” ucap Riski.

“Lepasin!” pinta Yalisa dengan menjerit kesakitan, kemudian Mei mencoba melepaskan tangan Zuco dari rambut Yalisa.

Bersambung....

HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, VOTE SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️

Instagram : @Saya_muchu

Terpopuler

Comments

Bayo angin parholong nasip

Bayo angin parholong nasip

rasa in tuh

2022-12-28

0

Bayo angin parholong nasip

Bayo angin parholong nasip

astagfirulloh kasihan banget

2022-12-28

0

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

coba mampir disini sapa tahu menarik.

2022-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab I (Kelas Neraka)
2 Bab II (Rencana Jahat)
3 Bab III (Hukuman)
4 Bab IV (Pembalasan)
5 Bab V (Hari Sial Si Pembuat Onar)
6 Bab VI (Meminta Keadilan Part I)
7 Bab VII (Meminta Keadilan Part II)
8 Bab VIII (Derai Air Mata Part I)
9 Bab IX (Derai Air Mata Part II)
10 Bab X (Sengsara Membawa Nikmat Part I)
11 Bab XI (Sengsara Membawa Nikmat Part II)
12 Bab XII (Iri)
13 Bab XIII (Penasaran)
14 Bab XIV (Kepolosan Leo Part I)
15 Bab XV (Kepolosan Leo Part II)
16 Bab XVI (Debaran Part I)
17 Bab XVII (Debaran Part II)
18 Bab XVIII (Yalisa)
19 Bab XIX (Sampai Besok)
20 Bab XX (Kembalinya Setan Sekolah)
21 Bab XXI (Tidak Tau Diri)
22 Bab XXII (Kuasa Riski)
23 Bab XXIII (Masa Lalu)
24 Bab XXIV (Ikatan Cinta)
25 Bab XXV (Api Asmara)
26 Bab XXVI (Tak Beranjak)
27 Bab XXVII (Membangun Sisi Kelam)
28 Bab XXVIII (Meracau Dalam Hati)
29 Bab XXIX (Putus Cinta)
30 Bab XXX (Masalah Besar)
31 Bab XXXI (Akibat Berbohong)
32 Bab XXXII (Merasa Cemburu)
33 Bab XXXIII (Hilang)
34 Bab XXXIV (Dimana pak Ari?)
35 Bab XXXVI (Proses Penyelidikan)
36 Bab XXXVI (Blasteran Neraka)
37 Bab XXXVII (Mau Kamu)
38 Bab XXXVIII (Khilaf Bersama Mu)
39 Bab XXXIX (Curiga)
40 Bab XL (Deg!)
41 Bab XLI (Bertemu Mata)
42 Bab XLII (Ada Apa Dengan Mei?)
43 Bab XLIII (Berani)
44 Bab XLIV (Ulang Tahun Mei)
45 Bab XLV (Bukti)
46 Bab XLVI (Isi Hati)
47 Bab XLVII (Bersama Leo)
48 Bab XLVIII (Menginap Di Villa Leo)
49 Bab XLIX (Bersama mu)
50 Bab L (Mei Lissah Part I)
51 Bab LI (Mei Lissah Part II)
52 Bab LII (Mei Lissah Part III)
53 Bab LIII (Mei Dan Riski Kasih Tak Sampai)
54 Bab LIV (Donor)
55 PENGUMUMAN!
56 Bab LVV (Pura-pura)
57 Bab LVI (Hasil Laboratorium)
58 Bab LVII (Tertangkap)
59 Bab LVIII (Permohonan)
60 Bab LXI (Keputusan)
61 Bab LX (Debat)
62 Bab LXI (Sedih)
63 Bab LXII (Mencontek PR)
64 Bab LXIII (Putus)
65 Bab LXIV (Terimakasih Untuk Segalanya)
66 Bab LXV (Sedih Karena Mu)
67 Bab LXVI (Obsesi )
68 (2023)
69 Save Yalisa Pamit
70 Bab LXIX (Ingin Bertemu)
71 Bab LXX (Tamu Tak Berakhlak)
72 Bab LXXI (Aku Rindu)
73 Bab LXXII (Perhatian)
74 Bab LXXIII (Curhat)
75 Bab LXXIV(Penasaran)
76 Bab LXXV (Siapa?)
77 Bab LXXVI (Taruhan)
78 Bab LXXVII (Agresif)
79 Bab LXXVIII (Diet)
80 Bab LXXIX (Melabrak PHO)
81 Bab LXXX (Intropeksi Diri)
82 Bab LXXXI (Menguji Perasaan)
83 Bab LXXXII (Nomor Misterius)
84 Bab LXXXIII (Pemerasan)
85 Bab LXXXIV (Katakutan)
86 Bab LXXXV (Pertunangan M& L)
87 Bab LXXXVI (Amarah Pak Doni)
88 Bab LXXXVII (Naik Ranjang)
89 Bab LXXXVIII (Sesak Nafas)
90 Bab LXXXIX (Bukan Mertua)
91 Bab XC (Takut)
92 Bab XCI (Hukuman Pak Doni)
93 Bab XCII (Perpanjang)
94 Bab XCIII (Peruntungan Kancing Baju)
95 Bab XCIV (Jangan Memaksakan Takdir)
96 Bab XCV (Sentil VS Cubit)
97 Bab XCVI (Berdebat)
98 Bab XCVII (Egoisnya Hati)
99 Bab XCVIII ( Ssst Main Hati)
100 Bab XCIX (Antara Kau Dan Dia)
101 Bab C (Belum Siap Jadi Ibu)
102 Ba CI (Merasa Berdosa)
103 Bab CII (Kecemasan Riski)
104 Bab CIII (Kronologi Kematian Bu Alisyah)
105 Bab CIV (Bertikai)
106 Bab CV (Api Cemburu)
107 Bab CVI (Kalut)
108 Bab CVII (Kecewa)
109 Bab CVIII (Liburan)
110 Bab CIX (Tanda)
111 Bab CX (Di Mabuk Cinta)
112 Bab CXI (Tak Sadar)
113 Bab CXII (Putus)
114 Bab CXIII (Kekuatan Sang Ayah)
115 Bab CXIV (Felicia Si Pacar Baru)
116 Bab CXV (Bimbang)
117 Bab CXVI (Perundungan)
118 BAB CXVII (Drop Out)
119 Bab CXVIII (Menyerah)
120 CVXIX (Menyesal)
121 Bab CXX (Ada Apa Dengan Riski?)
122 Bab CXXI (Dimana?)
123 Bab CXXII (Love You)
124 Bab CXXIII (Katakan Cinta)
125 Bab CXXIV (Balikan)
126 Bab CXXV (Bu Dita Sakit)
127 Bab CXXVI (Ketulusan Hati Mei)
128 Bab CXXVII (Cinta Tulus)
129 Bab CXXVIII (Rencana)
130 Bab CXXIX (Kejujuran)
131 Bab CXXX (Memaafkan)
132 Bab CXXXI (Keputusan Pak Doni)
133 Bab CXXXII (Fitting Baju Pengantin)
134 Bab CXXXIII (Hari Pernikahan)
135 Bab CXXXIV (Jangan main-main)
136 Bba CXXXV (Kombinasi Rindu)
137 Bab CXXXVI (Pengantin)
138 Bab CXXXVII (Malam Pertama)
139 Bab CXXXIII (Kemalangan Pak Aryo)
140 Bab CXXXIX (Pergi)
141 Bab CXL (Memarahi Riski)
142 Bab CXLI (Pudar)
143 Bab CLXII (Menangis)
144 Bab CXLIII (Malam Pertama)
145 Bab CXLIV (Di Tinggal)
146 Bab CXLIV (Menuntaskan Hajat)
147 Bab CXLV (20 Mei 2020)
148 Bab CXLVI (23 September 2023)
149 Salam Cinta
150 Pernikahan Berdarah!
151 Tolong Othor!!!
152 Pelakor Tak Berdosa
153 Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
154 Terpaksa Menikahi Perjaka Tua
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab I (Kelas Neraka)
2
Bab II (Rencana Jahat)
3
Bab III (Hukuman)
4
Bab IV (Pembalasan)
5
Bab V (Hari Sial Si Pembuat Onar)
6
Bab VI (Meminta Keadilan Part I)
7
Bab VII (Meminta Keadilan Part II)
8
Bab VIII (Derai Air Mata Part I)
9
Bab IX (Derai Air Mata Part II)
10
Bab X (Sengsara Membawa Nikmat Part I)
11
Bab XI (Sengsara Membawa Nikmat Part II)
12
Bab XII (Iri)
13
Bab XIII (Penasaran)
14
Bab XIV (Kepolosan Leo Part I)
15
Bab XV (Kepolosan Leo Part II)
16
Bab XVI (Debaran Part I)
17
Bab XVII (Debaran Part II)
18
Bab XVIII (Yalisa)
19
Bab XIX (Sampai Besok)
20
Bab XX (Kembalinya Setan Sekolah)
21
Bab XXI (Tidak Tau Diri)
22
Bab XXII (Kuasa Riski)
23
Bab XXIII (Masa Lalu)
24
Bab XXIV (Ikatan Cinta)
25
Bab XXV (Api Asmara)
26
Bab XXVI (Tak Beranjak)
27
Bab XXVII (Membangun Sisi Kelam)
28
Bab XXVIII (Meracau Dalam Hati)
29
Bab XXIX (Putus Cinta)
30
Bab XXX (Masalah Besar)
31
Bab XXXI (Akibat Berbohong)
32
Bab XXXII (Merasa Cemburu)
33
Bab XXXIII (Hilang)
34
Bab XXXIV (Dimana pak Ari?)
35
Bab XXXVI (Proses Penyelidikan)
36
Bab XXXVI (Blasteran Neraka)
37
Bab XXXVII (Mau Kamu)
38
Bab XXXVIII (Khilaf Bersama Mu)
39
Bab XXXIX (Curiga)
40
Bab XL (Deg!)
41
Bab XLI (Bertemu Mata)
42
Bab XLII (Ada Apa Dengan Mei?)
43
Bab XLIII (Berani)
44
Bab XLIV (Ulang Tahun Mei)
45
Bab XLV (Bukti)
46
Bab XLVI (Isi Hati)
47
Bab XLVII (Bersama Leo)
48
Bab XLVIII (Menginap Di Villa Leo)
49
Bab XLIX (Bersama mu)
50
Bab L (Mei Lissah Part I)
51
Bab LI (Mei Lissah Part II)
52
Bab LII (Mei Lissah Part III)
53
Bab LIII (Mei Dan Riski Kasih Tak Sampai)
54
Bab LIV (Donor)
55
PENGUMUMAN!
56
Bab LVV (Pura-pura)
57
Bab LVI (Hasil Laboratorium)
58
Bab LVII (Tertangkap)
59
Bab LVIII (Permohonan)
60
Bab LXI (Keputusan)
61
Bab LX (Debat)
62
Bab LXI (Sedih)
63
Bab LXII (Mencontek PR)
64
Bab LXIII (Putus)
65
Bab LXIV (Terimakasih Untuk Segalanya)
66
Bab LXV (Sedih Karena Mu)
67
Bab LXVI (Obsesi )
68
(2023)
69
Save Yalisa Pamit
70
Bab LXIX (Ingin Bertemu)
71
Bab LXX (Tamu Tak Berakhlak)
72
Bab LXXI (Aku Rindu)
73
Bab LXXII (Perhatian)
74
Bab LXXIII (Curhat)
75
Bab LXXIV(Penasaran)
76
Bab LXXV (Siapa?)
77
Bab LXXVI (Taruhan)
78
Bab LXXVII (Agresif)
79
Bab LXXVIII (Diet)
80
Bab LXXIX (Melabrak PHO)
81
Bab LXXX (Intropeksi Diri)
82
Bab LXXXI (Menguji Perasaan)
83
Bab LXXXII (Nomor Misterius)
84
Bab LXXXIII (Pemerasan)
85
Bab LXXXIV (Katakutan)
86
Bab LXXXV (Pertunangan M& L)
87
Bab LXXXVI (Amarah Pak Doni)
88
Bab LXXXVII (Naik Ranjang)
89
Bab LXXXVIII (Sesak Nafas)
90
Bab LXXXIX (Bukan Mertua)
91
Bab XC (Takut)
92
Bab XCI (Hukuman Pak Doni)
93
Bab XCII (Perpanjang)
94
Bab XCIII (Peruntungan Kancing Baju)
95
Bab XCIV (Jangan Memaksakan Takdir)
96
Bab XCV (Sentil VS Cubit)
97
Bab XCVI (Berdebat)
98
Bab XCVII (Egoisnya Hati)
99
Bab XCVIII ( Ssst Main Hati)
100
Bab XCIX (Antara Kau Dan Dia)
101
Bab C (Belum Siap Jadi Ibu)
102
Ba CI (Merasa Berdosa)
103
Bab CII (Kecemasan Riski)
104
Bab CIII (Kronologi Kematian Bu Alisyah)
105
Bab CIV (Bertikai)
106
Bab CV (Api Cemburu)
107
Bab CVI (Kalut)
108
Bab CVII (Kecewa)
109
Bab CVIII (Liburan)
110
Bab CIX (Tanda)
111
Bab CX (Di Mabuk Cinta)
112
Bab CXI (Tak Sadar)
113
Bab CXII (Putus)
114
Bab CXIII (Kekuatan Sang Ayah)
115
Bab CXIV (Felicia Si Pacar Baru)
116
Bab CXV (Bimbang)
117
Bab CXVI (Perundungan)
118
BAB CXVII (Drop Out)
119
Bab CXVIII (Menyerah)
120
CVXIX (Menyesal)
121
Bab CXX (Ada Apa Dengan Riski?)
122
Bab CXXI (Dimana?)
123
Bab CXXII (Love You)
124
Bab CXXIII (Katakan Cinta)
125
Bab CXXIV (Balikan)
126
Bab CXXV (Bu Dita Sakit)
127
Bab CXXVI (Ketulusan Hati Mei)
128
Bab CXXVII (Cinta Tulus)
129
Bab CXXVIII (Rencana)
130
Bab CXXIX (Kejujuran)
131
Bab CXXX (Memaafkan)
132
Bab CXXXI (Keputusan Pak Doni)
133
Bab CXXXII (Fitting Baju Pengantin)
134
Bab CXXXIII (Hari Pernikahan)
135
Bab CXXXIV (Jangan main-main)
136
Bba CXXXV (Kombinasi Rindu)
137
Bab CXXXVI (Pengantin)
138
Bab CXXXVII (Malam Pertama)
139
Bab CXXXIII (Kemalangan Pak Aryo)
140
Bab CXXXIX (Pergi)
141
Bab CXL (Memarahi Riski)
142
Bab CXLI (Pudar)
143
Bab CLXII (Menangis)
144
Bab CXLIII (Malam Pertama)
145
Bab CXLIV (Di Tinggal)
146
Bab CXLIV (Menuntaskan Hajat)
147
Bab CXLV (20 Mei 2020)
148
Bab CXLVI (23 September 2023)
149
Salam Cinta
150
Pernikahan Berdarah!
151
Tolong Othor!!!
152
Pelakor Tak Berdosa
153
Lelaki Buaya Darat Pantasnya Di Apakan??
154
Terpaksa Menikahi Perjaka Tua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!