“Iya nih, kebanyakan bungkuk tadi” Sahut Mei.
“Kamu juga kan enggak terbiasa kerja, di rumah kamu ada asisten rumah tangga, jadi wajarlah hahahaha,” Ucap Yalisa.
“Iya, makanya olah raga bangat jadinya, eh kita pulang naik angkot saja ya?” Sahut Yalisa.
“Aku jalan kaki saja, rumah aku kan cuma 10 menit dari sini” Ucap Yalisa.
“Yah, masa aku sendiri yang pulang naik angkot? Aku bayarin deh,” Ujar Mei.
Yalisa berjalan menuju Mei dan duduk di samping Mei.
“Mei, kamu tuh jangan sering bayarin apa-apa buat aku dong, itu membuat aku jadi hutang budi banyak,” Ucap Yalisa.
“Kalau merasa hutang budi, bayarnya nanti kalau kamu udah sukses! Jangan sombong sama aku, temani aku dalam suka dan duka, hahaha, eh eh eh angkotnya datang tuh,” Ucap Mei.
Karena angkot sudah datang Yalisa dan Mei pulang ke rumah mereka masing-masing, sesampainya Yalisa di rumah, Yalisa bergegas mengganti baju di kamar setelah itu Yalisa berjalan menuju dapur, saat dia membuka tudung nasi yang ada di atas meja, Yalisa terdiam sejenak melihat isi tudung nasi yang tidak ada hidangan apapun lalu dia mengusap kepalanya dan mulai duduk di atas bangku kayu yang ada di samping meja makan mereka.
“Untung tadi aku sudah makan banyak di sekolah, apa ibu bawa nasi ke kebun ya?” gumam Yalisa.
Yalisa menjadi kepikiran akan ibunya, lalu Yalisa melihat jam dinding rumahnya yang menunjukkan pukul 17.30, dia tambah kepikiran lagi karena ibunya belum pulang juga, tidak mau duduk saja Yalisa pergi ke kamarnya dan mengambil celengan yang ada dalam lemari plastik bajunya, dia melihat celengan yang bagian bawahnya tersalasiban.
“Coba kita lihat sisa berapa tabungan ku.” Yalisa pun membuka celengannya dan mulai mengeluarkan isi di dalamnya, banyak uang koin dan kertas semua berjumlah Rp. 250.000
“Alhamdulillah, lumayan buat beli beras dan lauk ke warung.” Yalisa mengambil uang tabungannya sebanyak Rp 100.000 untuk berbelanja beras dan lauk di warung, Yalisa membeli beras sebanyak 5 kg dan ikan kaleng sebagai lauknya, selesai berbelanja Yalisa pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah Yalisa mulai mengeluarkan alat-alat memasak, saat Yalisa sedang sibuk memasak ibunya telah pulang dari kebun.
“Assalamu'alaikum Yalisa.” Yalisa menoleh ke arah pintu.
“Wa'alaikumussalam bu, ibu sudah pulang?” Ucap Yalisa.
“Iya nak, eh kamu lagi masak apa?”
Bu Alisyah berjalan menuju dapur dan melihat apa yang ada di dalam kuali.
“Wah... kayaknya enak Lis,” Ucap bu Alisyah.
“Oh... menurut ibu gitu ya?” sahut Yalisa, bu Alisyah menganggukkan kepalanya dengan menepuk bahu anaknya itu.
“Tapi kamu dapat uang dari mana buat beli beras sama ikan kaleng? Tanya bu Alisyah.
“Aku ambil dari celengan bu,” jawab Yalisa.
“Emangnya isi celengan kamu masih ada?” tanya bu Alisyah lagi.
“Masih bu, tenang saja,” jawab Yalisa.
“Ya sudah ibu mandi dulu ya, bentar lagi magrib soalnya,” Ucap bu Alisyah.
Selepas percakapan singkat itu, Yalisa dan ibunya melaksanakan aktivitas masing-masing, sebelum mereka makan, Yalisa dan ibunya melaksanakan sholat magrib terlebih dahulu selesai sholat baru ibu dan anak ini makan malam bersama dengan obrolan hangat.
Selesai makan, Yalisa membereskan piring dan mangkuk yang ada di atas meja, setelah semuanya beres Yalisa istirahat menuju kamarnya, Saat akan tidur ia teringat akan PR yang di berikan bu Amel, jadi dia mengerjakan tugasnya terlebih dahulu baru beristirahat kembali.
Pagi harinya seperti biasa Yalisa berangkat menuju ke sekolah dengan berjalan kaki, saat ia sedang fokus berjalan tiba-tiba ada yang melempar kepalanya dengan gelas air Atua dan itu membuat rambutnya basah, saat Yalisa melihat siapa yang melemparnya, ternyata itu adalah Zuco, Zuco yang nebeng di motor Ninja 300 berwarna merah Riski tertawa sambil meledek.
“Kamu belum mandi ya!” Ucap Zuco.
Yalisa kesal tapi hanya bisa menahan amarah, saat Yalisa mengkibas-kibas rambutnya yang basah, ada sebuah tangan yang mengulurkan sapu tangan padanya, saat Yalisa menoleh ke wajah pemilik sapu tangan tersebut, Yalisa merasa senang karena itu adalah Leo.
“Sejak kapan kamu ada di belakang ku?” Ucap Yalisa.
“Baru saja, aku lihat rambut mu basah.” Sahut Leo dengan melontarkan senyuman tipis.
“Ah iya,” bibir Yalisa mendecak
“Hujan ya?”
Tanya Leo sambil melihat langit, yang otomatis Yalisa melihat ke arah langit juga, seketika Yalisa sadar kalau Leo hanya bercanda, dengan tawa kecil Yalisa berkata.
“Iya, ada hujan dadakan tadi, hehehe.” jawab Yalisa.
“Harusnya kamu lapor ke ke guru kelakuan mereka barusan,” Ucap Leo.
“Sudah sering, tapi guru enggak mau ambil pusing, kata mereka itu cuma perkelahian anak-anak,” Sahut Yalisa.
Leo menatap serius Yalisa dengan perasaan iba. “Kalau begitu repot ya, aku rasa kamu harus lebih banyak sabar lagi,” Ucap Leo.
“Aku sudah pada batasnya,” Sahut Yalisa
“Apa?” Tanya Leo ingin memperjelas ucapan Yalisa.
Dengan senyuman kecil Yalisa mencoba meyakinkan Leo.
“Tenang saja, aku sudah biasa kok, Ayo kita pergi, keburu bel nanti.” Yalisa berjalan sambil melap kepalanya dengan sapu tangan dari Leo. Sesampainya di kelas Mei menyapa Yalisa.
“Woi, kenapa lagi?” hih... Rambut kamu basah?”
Mei memegang rambut Yalisa dengan bibir yang cemberut.
“Apa pinggang mu sudah baikan?” Tanya Yalisa sambil melihat ke arah pinggang Mei, Mei tertawa kecil.
“Sudah dong, itu rambut kamu yang ngerjain Riski lagi?
“Yang lempar air si Zuco, yang bawa motor si Riski,” ucap Yalisa.
“Keterlaluan bangat ya mereka, ngak habis fikir, kenapa sih mereka itu ngak ada bosannya gangguin kamu, pada hal kamu kan enggak ganggu mereka.” Mendengar Mei mengoceh karena membela dirinya, Yalisa merasa senang, dan hatinya mulai baikan.
“Sudahlah, ngak apa-apa, lagian kan udah biasa juga,” Ucap Yalisa.
“Kayaknya kita harus kasih mereka pelajaran deh,” ujar Mei.
Yalisa melirik Mei yang memberikan saran, yang menurutnya itu akan menimbulkan masalah baru.
“Kalau kita balas, yang ada kita akan dapat masalah baru, kamu emang enggak kapok Mei, dapat hukuman seperti kemarin?” ucap Yalisa.
“Justru itu, aku kena hukum karena ulah mereka semua, jadi mereka harus di balas juga.” ujar Mei, Yalisa hanya menggelengkan kepala nya.
“Hmm, Perasaan ku makin enggak enak kalau kita sampai ngelakuin ide kamu Mei,” Ucap Yalisa.
“Tenang saja, semua akan berjalan dengan lancar,” Sahut Mei
Saat percakapan mereka masih berlangsung bel tiba-tiba berbunyi pelajaran pertama mereka di mulai dengan lancar.
Sampai saat pengumpulan tugas, Riski melempar kepala Yalisa beberapa kali dengan batu kerikil, Yalisa melihat ke samping yang bangku Riski berada di barisan kedua bangku ke tiga, di sebelah barisan bangku Yalisa.
Seperti biasa, Riski terang-terangan memperlihatkan kalau itu adalah ulahnya, karena kesal dengan kelakuan Riski, akhirnya Yalisa menyetujui ide dari Mei, untuk memberikan Riski dan Zuco pelajaran.
Pada waktu kelas kosong di jam istirahat kedua, Yalisa dan Mei, mengambil buku tugas Riski dari tasnya, dan membuangnya ke sungai yang ada di balik tembok sekolah mereka.
Setalah mereka melakukan aksinya, Yalisa dan Mei pergi menuju kantin untuk jajan, kemudian Yalisa berbisik ke telinga Mei.
“Aku takut,” ucap Yalisa.
“Tenang saja, lagiankan dia enggak ada bukti kalau mau menuduh kita, kamu santai saja, jangan panik nanti malah ketahuan lagi,” Ucap Mei.
Yalisa dan Mei bergegas ke kelas karena bel telah berbunyi, saat mereka telah memasuki kelas semua teman-teman mereka sudah ada di ruangan, dua sahabat ini bergegas menuju bangku mereka duduk, baru saja mereka duduk, bu Amel memasuki ruangan dan meletakkan buku-bukunya di atas meja.
Bersambung...
HAI READERS YANG MANIS JANGAN LUPA UNTUK SELALU DUKUNG AUTHOR DENGAN KASIH LIKE, KOMEN, HADIAH, VOTE SERTA TEKAN FAVORIT TERIMAKASIH BANYAK ❤️
Instagram :@Saya_muchu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Alisyah
nextkab
2022-01-08
0
Ciara_Meirika
emmmm...
2022-01-06
0
Rey Abdullah (Pena: Kutam)
Sama sihhh😣
2021-12-31
0