"Bu Vio, tunggu"
"Aku masih gak percaya kalau kamu adalah dosen disini!" teriak Reza usai mata kuliah rekam medis berakhir.
Alvionita yang baru saja keluar dari ruang mengajar, menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke arah datangnya suara.
"Buktinya aku tadi menyampaikan mata kuliah didepan kelas dan telah melakukan perkenalan didepan semua orang disana" tunjuk Alvionita dengan dagunya.
Reza hanya bisa terdiam. Terdengar seseorang memanggil Reza, dan ketika dia hendak bertanya lagi kepada dosennya itu, dia tak mendapati sosok sang dosen.
"Ah, Si*l!" umpat Reza. Dia merutuki kebodohannya.
Reza berjalan malas kembali ke bangkunya. Mata kuliah berikutnya ia lalui dengan bermalasan. Ingin rasanya dia segera menyelesaikan kuliahnya. Bagaimana tidak, sebenarnya Reza mengambil jurusan Rekam Medik hanya untuk menuruti keinginan orang tuanya. Apalagi kedua orangtuanya mengancam dirinya jika tak mengambil kuliah Rekam Medik, dia akan dijodohkan oleh anak dari teman Mamanya.
***
Materi kuliah pun berlalu. Reza bergegas menuju ke ruangan dosen. Dia mulai ragu melangkahkan kakinya menemui Vio. Dari jendela ruangan, bisa Reza lihat jika sang dosen sedang berbincang dengan dosen pria, dan tampak sedikit mesra. Entah mengapa perasaan Reza terasa nyeri. Perih walaupun tak terluka.
Reza menyurutkan langkahnya. Dia memilih kembali dan menjauh dari ruang dosen.
'Mungkin belum saatnya' batin Reza.
Reza berjalan menuju ke kantin. Banyak gadis yang menyapa dirinya tapi hanya ia balas dengan senyum singkat. Tapi entah mengapa reaksi gadis-gadis yang berpapasan dengannya sangatlah heboh.
Usai mengambil jatah makan siangnya di meja prasmanan kantib, dia memilih duduk di bangku kosong dekat jendela. Tak lama dari arah luar Reza melihat Vio memasuki kantin bersama dengan dosen pria yang ia lihat di ruang dosen tadi.
Saat mereka berdua duduk, Reza tak mau kalah. Dia menghampiri dosennya itu.
"Permisi, Bu. Bolehkah saya ikutan gabung?" Reza mengabaikan Dosen pria dihadapan Vio.
"Oh, boleh. Silahkan" ujar Vio yang tampak canggung.
Pria dihadapan Vio sedikit bingung. Suasana mendadak canggung.
"Oh, iya Vio-"
"Bu Vio nanti ada jadwal mengajar lagi kah?" Reza menyela perkataan pria yang kini duduk disampingnya.
Reza tak memiliki ide seperti apa hubungan antara dosen idola nya dengan pria yang duduk bersebelahan dengannya kini.
"Nanti saya masih ada kelas lagi." sahut Vio singkat.
Reza menangkap bahwa Vio sedikit tak nyaman dengan kehadirannya. Reza memutuskan untuk mengalah.
"Ya sudah, Bu. Saya undur diri dulu. Saya sudah selesai. Permisi" pamit Reza.
"Ah, iya. Silahkan."
Vio bertukar pandang dengan pria lain yang sedari tadi bersamanya.
"Mahasiswa?" Vio mengangguk.
"Sepertinya dia suka sama kamu ya" ujar pria itu to he point.
"Ih, apaan. Udah gak usah aneh-aneh, Kak. Dia mahasiswa baru" ujar Vio enteng.
Pria itu mengangkat sebelah alisnya. Dia masih terheran apalagi ada mahasiswa baru yang berani mendekati sepupunya terang-terangan.
"Udah kak jangan dibahas. Kak Reyhan tadi mau ngomong apa?" ujar Vio
"Ah itu, Mama mu yakin mau ngejodohin kamu sama anak temannya? bukannya dia lebih muda dari kamu?" tanya Reyhan
"Nah, itu pun aku tak habis pikir, Kak. Masa aku dijodohin sama laki-laki yang dua tahun lebih muda dari aku? Aneh tau. Berasa jadi tante-tante sama brondong. Astaga!" cerocos Vio.
"Yaa, mungkin itu nasibmu" ujar Reyhan tergelak.
Setelah menghabiskan makanannya dan ngobrol ini itu, mereka kemudian kembali ke ruang dosen.
***
Reza yang tadi mendadak tak memiliki nafsu makan,kini sedang menselonjorkan kakinya dibawah pepohonan rindang di kawasan kampusnya. Dengan earphone yang terpasang di telinga, dia memejamkan matanya mencoba menghalau pemikiran-pemikiran tentang dosennya.
Reza masih tak bisa menerima jika dosen cantik nya sudah ada yang memiliki.
Sayup-sayup Rea mendengar beberapa orang gadis berbisik membicarakan tentangnya. Dia mengabaikan suara-suara berisik dari luar. Dan tanpa terasa Reza malah terlelap dibawah pohon rindang itu.
***
"Hei, Mahasiswa baru. Kamu udah gak ada kelas lagi?" Tanya seorang gadis yang tiba-tiba menghampirinya.
Reza mengabaikannya. Tek menghiraukan suara itu.
"Heh, Reza kampr*t!" teriak gadis itu di telinga Reza yang mana earphone telah ia singkirkan terlebih dahulu.
"Yaelah kamu, Yan. Udah sana gausah ngrecokin aku!" usir Reza kepada temannya yang bernama Dian itu.
"Kamu ngapain disini sendirian. Emang gak ada kelas?" tanya Dian
"Udah kelar. Sana gih aku lagi pengen sendiri" usir Reza.
Mau tak mau Dian berdiri lalu beranjak meninggalkan Reza sendirian lagi.
.
Reza masih berpikir, dia ingin tahu bagaimana cara mendapatkan sang dosen. Dia mengabaikan usia mereka yang mungkin tergolong cukup jauh.
'Daripada dijodohin. Mending dengan pilihan sendiri' pikir Reza.
Setelah beberapa jam, Reza melihat dosen yang ia suka keluar dari gedung. Tampak olehnya, sang dosen sedang berjalan menuju parkiran.
Reza berlari menuju tempat dimana sang dosen memarkirkan mobilnya.
"Bu Vio, bisa bicara sebentar gak?" tanya Reza saat sudah berada dihadapan Vio
Vio yang masih sedikit terkejut hanya bisa mengangguk pasrah.
Mereka menuju ke kursi panjang tak jauh dari tempat parkir.
"Ada apa?" tanya Vio secara gamblang.
"Begini, Bu. Saya mau tanya. Semoga Bu Vio berkenan menjawab" Reza tampak gugup.
"Bu Vio apa udah punya kekasih? Atau bu Vio sudah menikah?" tanya Reza ragu.
Vio tergelak. Dia merasa aneh melihat mahasiswanya menanyakan hal itu.
"Kalau saya masih single memang kenapa?" tanya Vio yang masih mengulas senyum.
"Kalau Bu Vio masih sendiri, berarti saya ada kesempatan donk untuk mengejar Bu Vio?" lirih Reza yang disambut Vio dengan tertawa kecil
'Senyumnya bikin lumer' batin Reza terpaku melihat Vio terkekeh kecil
"Memangnya apa yang membuat kamu yakin kalau kamu layak buatku?" tanya Vio menantang Reza secara tak langsung.
"Saya bisa membahagiakan Bu Vio, dari segi materi saya sudah berkecukupan, dan saya yakin bisa mencurahkan semua perhatian dan kasih sayang saya kepada Ibu" ucap Reza percaya diri.
"Belajar dulu yang bener" ucap Vio sembari mengacak rambut Reza saat hendak beranjak pergi.
"Saya serius, Bu Vio!" Reza tak menyerah.
Vio hanya menoleh singkat dan tersenyum. Reza melihat Vio terus berjalan menuju mobilnya.
Hingga mobil sang dosen keluar dari area parkir kampus, Reza masih tetap memperhatikannya.
Reza merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Baru pertama kali aku merasakan perasaan ini. Tapi kenapa perasaan ini kepada Dosen itu? Arrrghh!" Reza mulai frustasi.
"Akan aku buktikan kalau aku layak untuk kamu pertimbangkan Bu Vio. Tak masalah bagiku meski usia kita terpaut jauh." gumam Reza.
Reza kemudian menuju motornya dan melajukan motornya kembali pulang ke kost nya.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ZAQUEN_JK
jodoh tak akan kemana yak 😄😃
2021-03-13
0
agussajiwo
rezaaa,yg mau di jodo'in sm klu y bu vio😆😆😆😆
2021-03-03
0
NurMa 🍌
gpp yg laki lebih muda
2020-12-18
1