Ch. 5 - Pulang ke Rumah Utama

Reza dan Fariz kini telah sampai di restauran Italia rekanannya. Seperti biasa, dia memesan Private room disana. Dia benar-benar ingin menenangkan dirinya. Kejadian kemarin yang melibatkan Dian masih terus saja mengganggu pikirannya.

"Aku nyaris membuat kesalahan" ujar Reza memulai pembicaraan sesaat setelah mereka memesan makanan.

Fariz hanya diam mendengarkan.

"Aku merasa sudah dijebak. Dian membohongi ku kemarin.“

"Maksudnya dijebak bagaimana?" tanya Fariz penasaran.

"Kemarin dia pura-pura sakit tapi ternyata tidak. Dan aku hampir merusaknya"

Fariz terkejut mendengar pernyataan Reza.

"Bukankah kalian bersahabat?"

"Aku hanya menganggap dirinya seperti itu. Namun tidak dengan Dian. Dia berharap lebih."

Kini Fariz mengerti kemana arah pembicaraan teman masa kecilnya ini.

Reza dan Fariz bersahabat semenjak kanak-kanak. Fariz merupakan seorang yatim piatu yang kemudian diangkat sebagai anak angkat oleh orang tua Reza. Namun saat dewasa, Fariz memilih tinggal sendiri dan meminta keluar dari daftar anggota keluarga dikarenakan dirinya tak mau terjadi perselisihan saat Reza dan dirinya dewasa.

Keluarga Reza mengerti, namun meski bukan anggota keluarga dalam Kartu Keluarga lagi, mereka tetap memperlakukan Fariz layaknya keluarga dekat.

"Mama berpesan mengosongkan jadwalmu hari ini."

"Aku sudah menduga kalau itu ulah Mama."

"Pulanglah dulu. Mama dan Papamu sudah lama tak bertemu denganmu. Mereka merindukanmu."

Reza hanya tersenyum miring. Dia paham bagaimana sifat orangtuanya.

"Aku akan kesana juga" imbuh Fariz.

Reza kemudian mengangguk mengiyakan. Dia akan merasa aman jika Fariz menyertainya pulang ke rumah utama. Reza merasa Fariz merupakan sosok kakak yang baik untuknya. Dan disanalah dia mengerti akan keputusan Fariz yang lebih memilih keluar dari daftar keluarga.

Makanan yang mereka pesan telah tiba. Mereka kini membicarakan topik seputar pekerjaan mereka.

Usai menyantap makanannya, Reza pamit hendak ke toilet. Tepat saat Reza membuka pintu, dari arah toilet dia berpapasan dengan Vio.

Sejenak mereka berhenti, saling menatap karena terkejut. Vio memandang Reza dari atas sampai bawah. Reza yang ditatap seperti itu reflek mengikuti arah pandang wanita itu.

'Tak ada yang aneh kan dengan pakaian ku? kenapa dia menatapku seperti itu?' tanya Reza dalam hati.

Vio merasa Reza dengan pakaian formal seperti itu berbeda dengan Reza yang merupakan mahasiswanya. Dia merasa aura Reza dengan pakaian formal itu sangatlah berbeda. Vio takjub dengan apa yang dilihatnya hingga tak sadar jika dia menghalangi Reza yang hendak ke toilet.

"Permisi, Nona. Saya mau ke arah toilet" ujar Reza membuyarkan lamunan Vio.

"Eh, Oh, iya silahkan" ujar Vio gugup. Dia kemudian berlalu begitu saja.

Reza diam-diam tersenyum samar. Dia tak menyangka akan bertemu wanita yang dia sukai disini. Belum lagi wanita itu yang tertangkap salah tingkah karena bertemu dengannya.

Sekembalinya dari toilet, Reza lalu mengajak Fariz pulang. Diam-diam Reza memandang sekeliling mencari keberadaan Vio.

"Sepertinya sudah pulang" gumam Reza.

"Hah? Siapa yang pulang" tanya Fariz yang mendengar gumaman Reza.

"Ah, bukan siapa-siapa. Ayo!"

Reza dan Fariz kemudian berkendara menuju rumah utama.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam, mereka sampai. Reza turun terlebih dahulu, kemudian disusul Fariz dibelakangnya.

Tampak sang Papa sedang membaca berkas ditemani secangkir teh di ruang tamu rumah megah itu.

"Sore, Pa" ucap Reza dan Fariz bergantian.

"Hm. Masuklah" perintah sang Papa.

Reza dan Fariz langsung berjalan masuk ke ruang tengah dimana sang Mama dibantu asisten rumah tangga menata meja makan.

"Sore, Ma. Ada tamu yang mau datang kah?“ tanya Reza

"Iya. Udah sana kalian mandi dulu. Bentar lagi tamunya datang."

Reza dan Fariz saling berpandangan heran. Namun mereka menurut dan beranjak ke kamar mereka masing-masing.

***

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Keluarga Reza sudah bersiap menyambut tamu yang akan datang.

Sebuah mobil berwarna hitam metalik mewah memasuki pelataran kediaman orang tua Reza. Sepertinya mereka adalah tamu yang Mama dan Papa nya Reza tunggu.

"Malam Bu Indah, Malam Pak Ridwan" salam sepasang suami istri yang baru saja turun dari mobil itu.

"Selamat Malam juga, Pak, Bu" ujar Mama dan Papa Reza bergantian. Mereka saling menyapa.

"Mari Silakan masuk" imbuh Papa.

Reza dan Fariz hanya mengekor.

"Mereka berdua putra Bu Indah dan Pak Ridwan?" tanya tamu wanita yang datang.

"Oh iya, jeng. Mereka putra kami. Yang ini Reza, dan ini Fariz" ujar Mama memperkenalkan.

"Halo, Nak. Saya Pak Hendra dan ini istri saya Bu Eka" Reza dan Fariz mengangguk juga menjabat uluran tangan Pak Hendra bergantian.

"Jadi yang dijodohkan dengan putri saya, putra Jeng Indah yang mana ya?“ tanya wanita yang bernama Bu Eka tersebut.

"Putra Saya yang bernama Reza, Jeng" sahut Mama.

"Anak Jeng Indah gak keberatan kan? Soalnya mungkin anak perempuan saya umurnya mungkin lebih tua beberapa tahun dari putra tampan Jeng Indah" ucap Bu Eka hati-hati.

"Oh, anak saya gak keberatan kok, Jeng" sontak Reza menatap Mamanya dengan tatapan yang sulit diartikan. Reza tidak pernah menerima perjodohan yang dilakukan oleh mamanya.

Sang Papa hanya diam saja menyimak obrolan para ibu mengenai perjodohan putra-putri mereka. Ingin rasanya Reza menyela, tapi dia tak sampai hati membuat malu orang tuanya didepan tamunya.

Mereka kemudian melanjutkan kegiatan mereka dengan makan malam bersama. Reza sedari tadi gelisah. Dia mendadak kehilangan nafsu makan.

Fariz mengerti akan isi hati Reza. Ingin rasanya dia membantu Reza keluar dari perjodohan yang Reza tak kehendaki. Namun apa daya, dia sendiri tak ingin menjadi pengganti Reza untuk dijodohkan dengan orang yang belum pernah ia temui.

Selain itu, sebenarnya Fariz sendiri telah menyukai gadis lain.

"Oh iya, Jeng. Dimana putri Jeng Eka? Hari ini gak bisa datang kah?" tanya Mama usai makan malam usai.

"Dia bilang sebentar lagi akan datang, Jeng. Katanya dia masih ada acara bersama rekan kerjanya dan juga kakak sepupunya" ujar Bu Eka santai.

"Ma, Pa, Om dan Tante, Mohon maaf sebelumnya. Bolehkah Reza berbicara terlebih dahulu?“ sela Reza disaat ada celah untuknya bernegosiasi.

" Katakanlah, Nak" ujar Om Hendra.

"Sebenarnya om, saya agak sedikit keberatan dengan perjodohan ini. Kami berdua juga belum pernah bertemu..."

"Aku pun keberatan dengan perjodohan ini, Ma, Pa" terdengar suara wanita dari arah pintu masuk.

Sontak mereka semua langsung menoleh ke arah sumber suara.

Pandangan mereka bertemu.

"Kamuu!!!" ujar Reza dan wanita itu bersamaan dengan mereka yang sama-sama terkejut.

Reza seketika mengubah keputusannya.

"Ma, Pa, Om, Tante, Reza berubah pikiran. Reza menerima perjodohan ini" ujar Reza buru-buru.

"Aku tak mau. Aku menolak perjodohan ini" ujar gadis itu tak mau kalah.

bersambung...

Terpopuler

Comments

De'Ran7

De'Ran7

eh dasar plin plan si Reza😂

2022-10-21

0

mbu winda

mbu winda

🤣🤣🤣

2022-08-18

0

Ndhe Nii

Ndhe Nii

hayyy.....hayyyyy🤣🤣

2021-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!