Sangat Disayanginya.

Setelah membujuk dalam jangka waktu yang cukup lama akhirnya semua pelayan rumah itu mengiyakan keinginan Ailin, sebab mereka pikir percuma juga mau melarang wanita yang saat ini sangat di sayangi oleh nyonya besarnya ini.

Ailin tidak mengijinkan satu orangpun untuk membantunya memasak di dapur, jadi semua pelayan hanya bisa berdiri berjejer di sudut dapur dengan sesekali dari mereka melihat kearah pintu dapur tersebut. Mereka pasti sedang memohon pada Tuhan agar majikannya itu tidak melihat permandangan yang seperti sekarang ini di dapur mereka.

Sedangkan Ailin masih sibuk kesana-kemari mengambil apapun yang dia butuhkan dari dapur itu, dan pelayan masih mengamati setiap gerak-gerik wanita itu yang dengan begitu lincah memasak bahkan dari wajah Ailin memancarkan sinar kebahagiaan yang bisa di lihat oleh koki dan juga pelayan yang masih berjejer di sudut ruangan itu.

Dua jam kemudian.

"Akhirnya beres juga, aku tinggal memasukkan setiap makanan ke dalam wadah saja, setelah itu siap untuk di hidangkan," Ailin berbicara lirih sembari menyeka peluh di jidatnya dengan punggung tangannya.

Nyonya Sea sedang menuruni anak tangga rumahnya. Dan di jam 06,00 pagi. wanita itu memang sudah biasa bangun dan melihat ke dalam dapur apakah para pelayan itu sudah menyiapkan makanan yang semalam dia pesan.

Nyonya Sea mulai memasuki dapur, matanya langsung terbuka lebar-lebar sembari menyapu ke setiap sudut ruangan itu.

Nyonya Sea masih melotot, dia melihat para pelayan yang sedang berjejer di sudut dapur sembari menundukkan kepalanya. Sedangkan wanita cantik yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri itu, sedang sibuk membawa makanan dari dapur menuju ke meja makan.

Melihat permandangan yang membakar seluruh hatinya itu, Nyonya Sea langsung berjalan mendekati para pelayan dan juga koki rumah itu. Mungkin saja Nyonya Sea salah menyangka jika para pelayan itu membiarkan putrinya untuk berkerja di dapur.

"Apa aku membayar kalian mahal hanya untuk menjadi manekin tidak berguna yang menjadi hiasan di dapur ini!" teriak Nyonya Sea menggema keseluruh ruangan yang tadinya kelihatan begitu sunyi karena tidak ada satupun dari mereka yang membuka mulutnya untuk berbicara.

Semua pelayan yang tadi sedang menundukkan kepalanya tidak berani melihat kearah suara tersebut berasal, mungkin karena semua pelayan dan juga koki di rumah itu sudah mengerti itu suara siapa.

Dan benar saja setelah mendengar suara tersebut tubuh para pelayan mulai gemetar dan tubuhnya juga di selimuti oleh keringat dingin.

"Kenapa diam jawab," Nyonya Sea semakin meninggikan suaranya. Dia bahkan hendak melayangkan tangannya ke wajah pelayan yang memakai seragam putih dengan apron berwarna hitam yang melekat di lehernya.

Pelayan itu hanya bisa diam tanpa berani bergeming sedikitpun dari posisinya saat ini. Wanita yang masih sangat mudah kira-kira usianya masih dua puluh tahunan itu hanya bisa menerima apapun yang akan di lakukan oleh majikannya itu, mungkin karena dia sudah terbiasa melihat hal seperti ini sebagai hukuman bagi mereka yang melanggar peraturan di dalam rumah ini.

"Ma, jangan lakukan itu," Ailin memegangi tangan Nyonya Sea dengan lembut dan tersenyum padanya.

Mengalihkan pandangannya menatap kearah Ailin, "Sayang, biarkan aku memberikan mereka hukuman! Bagaimana mungkin mereka berani membiarkan putriku untuk melakukan perkerjaan kasar seperti ini," jawab Nyonya Sea dengan tangannya yang di pegang oleh Ailin tadi untuk menyeka jidat di keningnya.

Almarhum anak Nyonya Sea, adalah wanita manja namun sangat baik hati. Dia tidak pernah mau memasak di dapur ataupun melakukan perkerjaan rumah lainnya. Nyonya dan juga Tuan besar Sea tidak keberatan akan hal ini mungkin karena mereka berpikir jika mereka memiliki banyak uang dan juga pelayan sehingga anak semata wayang mereka tidak perlu melakukan perkerjaan kasar seperti ini.

"Aku yang sudah memohon pada mereka untuk mengijinkan ku memasak di dapur ini," mulai menundukkan kepalanya. "jika Mama ingin menghukum silahkan hukum aku saja."

Mata Wenda yang tadi kelihatan bercahaya kobaran api seketika mulai berkaca-kaca melihat putrinya yang sedang berada di hadapannya saat ini sedang bersedih.

"Nak, kenapa kau harus repot memasak? Di rumah ini begitu banyak koki dan juga pelayan," tanya Nyonya Sea menatap kearah Ailin dengan penuh selidik.

Mulai mengangkat wajahnya kembali, "Aku ingin berterimakasih dengan Mama dan juga Papa. Karena aku bisa merasakan kehangatan dan juga kasih sayang kedua orangtua yang sudah mulai aku lupakan. Karena sebab itu saya sengaja bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan pagi yang saya buat sendiri." Kristal bening mulai kelihatan di mata wanita itu saat mengucapkan hal ini pada wanita paruh baya yang sedang mengunakan dress panjang di hadapannya ini.

Memeluk Ailin sembari ibu jarinya menyeka air mata yang hampir jatuh membasahi pipinya, "Aku beruntung bisa bertemu dengan mu, kau memang putriku dan akan seperti ini selamanya." ucap Nyonya Sea dengan di akhiri satu ciuman mendarat di pipi Ailin.

Membalas pelukannya, "Aku sangat menyayangimu, Mama." Wanita itu memeluk semakin erat tubuh Nyonya Sea karena merasa nyaman.

Semua pelayan yang melihat permandangan ini langsung menghela nafas lega, mungkin karena mereka bisa lolos dari amarah Nyonya besar rumah itu. Di dalam hati para koki dan juga pelayan yang masih menundukkan kepalanya di sudut ruangan itu, mereka ikut bahagia akhirnya majikan mereka bisaIsa tersenyum lagi setelah kedatangan Ailin ke dalam rumah ini.

Tanpa Ailin dan juga Nyonya Sea sadari jika Tuan besar Sea dan juga CEO Adam sedang berdiri mematung di depan pintu masuk dapur tersebut. Sejak tadi mereka sudah berdiri di sana namun satupun dari mereka tidak mau menganggu ibu dan anak yang masih berpelukan itu.

Mata Tuan besar Sea berkaca-kaca saat melihat istrinya mulai bersikap seperti manusia pada umumnya. Dia bisa menangis dan juga tersenyum bahkan mulai kelihatan matanya memancarkan kehidupan kembali. Sebab semenjak putrinya meninggal Nyonya Sea hanya memiliki satu ekspresi saja yaitu wajah datar seperti mayat hidup.

Padahal Tuan besar Sea sudah membawa istrinya itu ke psikiater dan juga semacamnya tapi tetap saja tidak menunjukkan kondisi mental istrinya membaik. Namun saat Tuan besar Sea memberitahukan jika Adam Akan datang bersama Ailin. Dari sana Nyonya Sea mulai menyuruh pengawalnya mencari tahu tentang asal muasal dan juga seluruh kehidupan Ailin.

Menyeka air matanya yang hendak turun dari pelupuk matanya, "Adam kau sangat beruntung bisa memiliki calon istri sebaik dirinya," ucap Tuan besar Sea sembari menatap kearah Adam sekilas masih dari posisinya berdiri di depan pintu dapur.

"Ya, dia sangat baik dan juga membuat bahagia kebanyakan orang, dan hanya lelaki, dan juga orang yang bodoh saja yang bisa mengabaikan wanita sebaik dirinya," ucap Adam sembari mengepalkan genggaman tangannya sampai membentuk sebuah tinju.

Adam masih saja marah jika mengingat pria di masa lalu calon istrinya itu.

"Tiga hari lagi kau akan menikah di rumah ini!" ucap Tuan besar Sea sembari masuk ke dalam dapur.

SETELAH BACA JANGAN LUPA LIKE DAN JUGA VOTE YANG BANYAK YA 🤗🤗

DAN JANGAN LUPA KOMENTAR JUGA. SERTA FOLLOW IG KHAIRIN_JUNIOR MAKA SAYA AKAN SANGAT BERTERIMAKASIH.

Terpopuler

Comments

Bunga Anke

Bunga Anke

madang geden lurrr

2021-08-15

0

🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞

🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞

Wahhh dah mulai ikutin alur cerita.... jg ikut terharu.......

2021-05-15

0

Maulina Kasih

Maulina Kasih

trlalu banyak narasi thor tp critanya bagus kok banyakin percakapannya...

2021-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Melupakan Masa Lalu.
2 Meminta Restu.
3 Mendapatkan Restu.
4 Di Terima Dengan Baik.
5 Sangat Disayanginya.
6 Perhatian.
7 Makam Adinda.
8 Rencana Pernikahan.
9 Satu Hari Sebelum Menikah.
10 Gaun Pengantin Termahal.
11 Resmi Menjadi Suami-Istri.
12 Malam Pertama Part 1.
13 Penyesalan Datang Terlambat.
14 Hadiah Pernikahan.
15 Tidak Mau Di Peluk.
16 Bulan Madu Part 1
17 Bulan Madu Part 1
18 Seoul
19 Merasa Begitu Disayangi.
20 Kelihatannya Manis.
21 Karma itu Ada.
22 Hari terakhir di Seoul.
23 Kurang Enak Badan.
24 Berita Kehamilan Part 1.
25 Berita Kehamilan Part 2.
26 Kau Sentuh Hatiku.
27 Semua Kebaikan Telah Berpihak Kepadamu.
28 Menjaganya.
29 Merasa Bersalah
30 Andai Waktu Bisa Di Putar Aku Akan Menjagamu
31 Kenangan Buruk Di Masa Lalu Kembali Lagi
32 Ada Aku Jadi Kamu Ngak Perlu Takut
33 Kesabaran Adam
34 Mencoba Melupakan Masa Lalu
35 Terjebak Di Lift
36 Menjaga Dengan Sabar
37 Holly Pandai Menutupi Kesalahan
38 Perhatian Sani Pada Sahabatnya
39 Merasa Kurang Nyaman
40 Romantis Sekali Suamiku.
41 Suami Idaman
42 Pengumuman
43 Pulang dari Rumah Sakit
44 Di rumah
45 Hampir Terbongkar
46 Meninggalkan Rapat
47 Emosi Pak Ray yang Tertahan
48 Ketakutan Adam Begitu Berlebihan
49 Dunia Begitu Sempit
50 Sikap Datar Pak Ray Membuat Sani Marah
51 Dia Datang Sejak Kapan
52 Semakin Akrab
53 Kehamilan Holly
54 Kebenaran Tentang Radja
55 Terbongkar Semuanya
56 Mencoba Memaafkan Kesalahan Holly
57 Kenyataan yang Tidak Di Duga
58 Penyesalan Radja Part 1
59 Berakhir Bahagia
60 Pengumuman
61 pengumuman part 2
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Melupakan Masa Lalu.
2
Meminta Restu.
3
Mendapatkan Restu.
4
Di Terima Dengan Baik.
5
Sangat Disayanginya.
6
Perhatian.
7
Makam Adinda.
8
Rencana Pernikahan.
9
Satu Hari Sebelum Menikah.
10
Gaun Pengantin Termahal.
11
Resmi Menjadi Suami-Istri.
12
Malam Pertama Part 1.
13
Penyesalan Datang Terlambat.
14
Hadiah Pernikahan.
15
Tidak Mau Di Peluk.
16
Bulan Madu Part 1
17
Bulan Madu Part 1
18
Seoul
19
Merasa Begitu Disayangi.
20
Kelihatannya Manis.
21
Karma itu Ada.
22
Hari terakhir di Seoul.
23
Kurang Enak Badan.
24
Berita Kehamilan Part 1.
25
Berita Kehamilan Part 2.
26
Kau Sentuh Hatiku.
27
Semua Kebaikan Telah Berpihak Kepadamu.
28
Menjaganya.
29
Merasa Bersalah
30
Andai Waktu Bisa Di Putar Aku Akan Menjagamu
31
Kenangan Buruk Di Masa Lalu Kembali Lagi
32
Ada Aku Jadi Kamu Ngak Perlu Takut
33
Kesabaran Adam
34
Mencoba Melupakan Masa Lalu
35
Terjebak Di Lift
36
Menjaga Dengan Sabar
37
Holly Pandai Menutupi Kesalahan
38
Perhatian Sani Pada Sahabatnya
39
Merasa Kurang Nyaman
40
Romantis Sekali Suamiku.
41
Suami Idaman
42
Pengumuman
43
Pulang dari Rumah Sakit
44
Di rumah
45
Hampir Terbongkar
46
Meninggalkan Rapat
47
Emosi Pak Ray yang Tertahan
48
Ketakutan Adam Begitu Berlebihan
49
Dunia Begitu Sempit
50
Sikap Datar Pak Ray Membuat Sani Marah
51
Dia Datang Sejak Kapan
52
Semakin Akrab
53
Kehamilan Holly
54
Kebenaran Tentang Radja
55
Terbongkar Semuanya
56
Mencoba Memaafkan Kesalahan Holly
57
Kenyataan yang Tidak Di Duga
58
Penyesalan Radja Part 1
59
Berakhir Bahagia
60
Pengumuman
61
pengumuman part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!