Adam melihat kearah Ailin yang menunjukkan tidak ada tanda-tanda membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh Nyonya Sea padanya dan Adam juga berinisiatif untuk menjawab pertanyaan tersebut, Adam menaruh tangannya di pundak Ailin sebelum berbicara, “Dia Ailin calon istri saya,” jawab Adam dengan seulas senyuman.
Wajah Nyonya dan juga Tuan Sea masih tidak berubah mereka mengamati Ailin dari ujung kaki sampai ke atas kepalanya seolah sedang menilai bentuk tubuh dan juga dandanan wanita itu dengan seksama. Ailin semakin ketakutan dia akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari kedua orang itu. Adam mengetahui jika wanita ini sangat ketakutan namun Adam hanya membiarkannya saja seolah dia mengerti jika kedua mertuanya akan menunjukkan.ekspresi dan juga sikap demikian.
“Apakah kau pantas menjadi menantu kami dan mengantikan mantan istri adam, Jawab?” tanya Nyonya Sea dengan mata menatap kearah Ailin tajam.
Mau tidak mau kali ini Ailin harus membuka mulutnya untuk berbicara karena dia tidak mungkin diam saja sebab dirinya bukanlah orang yang bisu sehingga harus terus meminta Adam berbicara untuknya.
“Sa. . saya tentu saja merasa tidak pantas untuk mengantikan putri anda yang sangat cantik dan juga anggun itu karena saya berasal dari keluarga yang sederhana dan lebih lagi kedua orangtua saya juga sudah meninggal sejak saya masih kecil,” ucap Ailin dengan mata berkaca-kaca dia sudah mulai akan menjatuhkan air matanya.
Tapi sebisa mungkin Ailin menahan air matanya, wanita itu memutar bola matanya kesana-kemari mencoba menahan mendung yang sudah siap runtuh dari pelupuk matanya saat ini.
“Hahaha! Ma, kau membuat calon putriku ini ketakutan,” ucap Tuan Sea sembari tersenyum menatap Ailin.
"Hahaha Maafkan aku Pa, dia kan juga akan menjadi putriku juga" ujar Nyonya Sea menimpali kata-kata yang tadi di ucapkan oleh suaminya.
Adam mulai ikut terkekeh dengan Tuan Sea setelah melihat
calon istrinya ini merasa ketakutan sedangkan Ailin yang masih polos dia hanya
bisa menatap kedua pria itu bergantian tidak mengerti apa yang sedang mereka
bicarakan saat ini. Nyonya Sea ikut tertawa dan langsung memeluk Ailin dengan lembut
sampai Ailin tersentak kaget saat perlakuan Nyonya Sea berubah padanya. Dia
pasti tidak menyangka jika Adam, Tuan Sea dan juga Nyonya Sea sengaja menakut-nakuti
Ailin dulu. Awalnya Adam tidak mau mengikuti rencana kedua mertuanya itu namun karena kedua orang itu terus memaksa, hingga adam tidak bisa membantah lagi apa yang mereka inginkan.
“Apakah kalian menerima aku untuk menjadi istri dari Mas Adam?” tanya Ailin yang masih juga belum menyadari jika dia hanya sedang di permainkan saja. Atau paling tepatnya Nyonya Sea dan juga Tuan Sea ingin melihat apa yang akan Ailin lakukan jika mereka menolaknya.
Mungkin semua wanita akan melawan dan juga berbohong demi
mendapatkan restu, tapi Ailin sangat berbeda dari kebanyakan wanita, dia justru
sangat rendah hati bahkan wanita itu tidak memberitahukan bisnisnya yang sudah
bersaing di pasar internasional di kota ini. Ailin malah menceritakan jika dia
hanya wanita dari keluarga sederhana dan juga tidak memiliki apapun selain kata
cinta yang bisa dia banggakan.
Inilah Ailin sikapnya tidak berbeda jauh dengan Adam, Ailin tidak suka menyombongkan kekayaannya saat ini karena baginya itu hanyalah usaha dan juga kerja keras yang berbuah manis pada akhirnya.
Tuan Sea dan juga Nyonya Sea sudah mencari tau asal usul dan
juga semua kehidupan Ailin sebelumya, belum bertemu dengan Ailin saja kedua orang
itu sudah merestui hubungan Adam dengan Ailin.
“Tentu saja, kau pantas menjadikan putri kami,” ujar Nyonya
Sea sembari melepaskan pelukannya pada Ailin. “aku tidak pernah menyangka
sebelumnya jika tuhan mengambil putri semata wayang kami namun dalam jangka
waktu yang cukup dekat tuhan memberikan kami putri kedua, ya itu kamu Ailin,”
Mendengarkan kata-kata Nyonya Sea, Ailin langsung tersenyum
bahagia, Ailin melirik sinis kearah Adam yang tidak memberitahukan ini semua
padanya. “Tuan Sea nyonya Sea bagaimana jika kau mulai berubah pikiran untuk menikah
dengan pria yang ada di sampingku ini? Apakah kalian akan marah?” tanya Ailin
sembari mengerdipkan satu matanya pada kedua orang yang ada di depannya saat
ini.
“Tentu saja kami tidak keberatan,” jawab Tuan Sea dengan
seulas senyuman.
Sontak Adam langsung mengalihkan pandangannya menatap kearah
Ailin yang malah tersenyum padanya, “Sayang, kenapa kau bicara seperti itu tadi
kan aku hanya bercanda,” wajah Adam
mulai kelihatan serius saat ini.
Lihat itu CEO besar sepertinya saja dengan mudah bisa di bohongi oleh calon istrinya. Adam sangat sensitif sejak dulu jika sudah menyangkut masalah Ailin. Jantung Adam bahkan berdetak dengan sangat cepat saat ini bahkan air mukanya mulai kelihatan begitu serius saat menatap kearah Ailin.
“Aku juga bercanda,” ucap Ailin dengan mengerdipkan satu matanya genit.
Tak di sangka Adam langsung memeluk tubuhnya dengan sangat
erat di hadapan Tuan Sea dan juga Nyonya Sea. Tuan muda Sea menaruh tangannya di
pundak istrinya dengan menatap kearah Adam dan juga Ailin sedangkan Nyonya Sea
tersenyum melihat kedua sejoli itu seakan dia mengetahui apa yang di rasakan
oleh Adam saat ini.
Ada kesedihan di balik mata Tuan Sea saat ini, begitu juga dengan nyonya Sea dia mungkin sedang berpikir andai saja yang sedang di peluk oleh Adam saat ini adalah almarhum putrinya dia pasti akan sangat bahagia melihat hal ini. Sejak awal Adam memang mencintai Ailin walaupun pria itu sempat menikah dengan putrinya tapi tetap saja cintanya pada Ailin tidak bisa dia lupakan begitu saja.
Tuan Sea dan juga Nyonya Sea melihat Ailin dengan tatapan sendu seolah dia melihat sifat putrinya yang telah tiada, ada di dalam diri Ailin dan secara tidak langsung juga Tuan Sea dan juga Nyonya Sea merasa beruntung karena Adam menikah dengan wanita sebaik Ailin.
"Mas Adam aku kan tadi sudah bilang jika aku hanya bercanda saja," jelas Ailin lagi hendak melepaskan diri dari pelukan pria itu namun Adam tidak mau melepaskannya begitu saja.
"Apakah kau tau seberapa takutnya aku akan kehilangan mu, jadi aku aku mohon jangan katakan hal itu lagi walaupun hanya bercanda." Pria itu melepaskan pelukannya pada Ailin.
"Aku berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi, walaupun hanya bercanda," jelas Ailin dengan mulai menangis.
"Sayang, kenapa kau menangis apakah kami tadi membuat kesalahan padamu?" tanya Nyonya Sea sembari melepaskan tangan suaminya yang tadi masih melingkar di bahunya.
"Entah mengapa pada hari ini aku sangat bersyukur pada Tuhan karena bisa mempertemukan aku dengan kalian."
JIKA KALIAN MENYUKAI NOVEL INI MAKA BUDAYAKAN LIKE, VOTE DAN JUGA KOMENTAR YA. .
KARENA HAL ITU AKAN MEMBUAT AUTHOR SEMAKIN SEMANGAT UNTUK UPDATE RUTIN DAN JIKA MEMUNGKINKAN SATU HARI AKAN LEBIH DARI SARU BAB. YA KAWAN. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Ayu Arthamobilindo
oke thor up smgt y
2021-05-06
0
Riana Riana
aku senang banget ada lanjutannya😁😁
2021-03-30
0
☠🦃⃝⃡ℱTyaSetya✏️𝕵𝖕𝖌🌈༂နզ
Waduh Ailin kena prank Adam, Tuan dan Nyonya Sea 😊😊😊
2021-01-26
1