05. Bentak

Jangan bertindak baik-baik saja, jika nyatanya kamu sedang terluka.

Happy reading!

Playlist nya diplay ya!

•••

Hari ini Qiana, memutuskan untuk berangkat sekolah. Dia seperti biasanya membuatkan bekal, untuk Aksa. Padahal Delan sudah mengingatkan, jika kepalanya masih pusing. Jangan dipaksakan, namun itulah Qiana masih tetap pada pendiriannya.

Kebetulan juga, hari ini kelas Aksa ada jadwal olahraga. Qiana sangat tahu, jika Aksa pasti tidak pernah sarapan. Maka dari itu, Qiana selalu menyempatkan membuatkan bekal. Walaupun, bekalnya tidak pernah Aksa makan.

Waktu jam istirahat telah tiba, Qiana langsung menuju ke area lapangan. Ditemani oleh Nayla,

"Aksa,"panggil Qiana.

Seluruh mata menuju ke arah Qiana, namun Aksa tidak menggubris ucapan Qiana. Aksa lebih melanjutkan, bermain basket bersama teman-temannya.

"Aksaaaaaa,"panggil Qiana lagi.

Aksa pun melempar, bola basket ke sembarang tempat. Dirinya menghampiri Qiana,

Masih sama, dengan tatapan dingin dan datar.

"Aksa, makan ya! Ini bekal dari Hyra,"ujar Qiana.

Aksa masih diam, dia tidak ada niatan mengambil makanan itu.

"Aksa, ayo dong! Ambil, kali ini aja!"pinta Qiana.

Respon Aksa, masih tetap. Dia memandang wajah Qiana, dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Udah Sa, terima aja! Kasian Hyra, udah buatin makanan buat lo!"timpal Gara yang tak tega,

"Udah lah Ra, kalo gamau ya udah! Emang pada dasarnya, dia cowok ga ada hati!"kesal Nayla. "Nayyyy,"tegur Qiana.

Cuaca hari ini sangat terik, dengan keadaan Qiana yang tidak sehat. Membuat dirinya pusing, namun dia harus bisa menahannya. Sebelum Aksa, menerima bekalnya.

"Terima aja Sa,"kata Rey.

Dengan sangat malas, Aksa menerima bekal Qiana. Dan membuat Qiana senang, namun di luar dugaan Qiana.

Aksa membuang tepak Qiana ke dalam tong sampah, terkejut bukan main bukan? Seperti sudah terbang, namun kita di jatuhkan. Pasti sakit, apalagi kejadian ini. Di saksikan, oleh beberapa murid yang berada di lapangan.

"Sa, kok dibu-"ujar Qiana tercekat. Karena ucapan Aksa,

"Qiana Almahyra, bisa stop ganggu gue? Bisa stop ngusik hidup gue, satu lagi. Jangan buatin gue apapun, karena gue ga akan nerima apa yang lo kasih, oh satu lagi! Berhenti berharap sama gue!"bentak Aksa.

Jantung Qiana, seperti berhenti berdetak. Badannya seketika menegang, bulir kristal seketika itu juga jatuh. Seharusnya ia tahan, namun tidak bisa.

Nayla, yang melihat Qiana di permalukan di depan umum. Seketika menampar Aksa,

Plak

Semuanya terkejut, apalagi Aksa. Dia memegangi pipinya,

"Sakit? Sakit gak? Mikir dong, *****! Lo cowok apa cewek, dikira dengan lo ngomong begitu, lo keren? Jangan mentang-mentang lo disegani, di sekolah ini gue gak berani sama lo! Asal lo tau, hampir setiap hari Hyra cerita tentang lo!"jeda Nayla, dengan mengatur napasnya dikarenakan emosi. "Emang pada dasarnya, lo tuh gada hati! Kok ada ya, manusia kayak lo! Satu kali lagi, lo permaluin Qiana. Gue ga akan segan-segan, buat lo malu! Temen gue kerasukan, setan mana sih? Sampe-sampe dia tergila-gila sama lo? Cowok apa banci, mulut kok lemes kayak cewek. Cih,"

Aksa sudah mengepalkan tangannya, jika Nayla cowok. Pasti dia akan menghabisi, Nayla sekarang juga.

"Udah Nay aku gapapa kok,"kata Qiana. Tanpa sadar, darah segar muncul di hidung Qiana.

"Ra, hidung lo!"pekik Nayla.

Aksa kaget, begitu juga dengan teman-temannya. Dari kejauhan, Delan datang. Dia menghampiri Qiana, seketika itu juga. Qiana pingsan di pelukan Delan,

Sebelum dia pergi, Delan mengatakan sesuatu kepada Aksa.

"Cih banci,"ujar Delan.

Lalu Delan membawa Qiana, ke ruangan Uks. Diikuti oleh Nayla,

***

Mereka sedang berada di kantin, dan membahas kejadian tadi yang ada di lapangan.

"Bro, lu tadi udah kelewat batas!"tegur Bryan.

Aksa tidak mendengarkan perkataan Bryan, dia lebih memilih untuk melanjutkan makannya.

"Dikasih makan gratis, dibuang! Giliran makan bayar, lahap banget! Emang ya, kadang manusia cuma gedein gengsi!"celetuk Fajar,

Aksa pun berhenti makan,

"Lo nyindir gue?"tanya Aksa.

3 kata yang di ucapkan Aksa. Membuat teman-temannya, ingin membuang Aksa lalu membunuhnya. Setelah itu, mereka mutilasi Aksa. Dan memberikan daging Aksa, ke kolam lele di rumah Rey.

"Aduh, ganteng-ganteng ****!"kesal gapin. "Makasih, emang gue ganteng!"jawab Aksa.

Jawaban Aksa, membuat mereka semua geram.

"Pen gue sentil tuh ginjal,"geram Gara. lalu, Rey menyambungnya "apalagi gue, pen gue copot tuh jantung!"

Aksa tidak mendengarkan, celotehan mereka. Mungkin saja, kuping Aksa tuli.

"Introspeksi diri aja tong, jangan sampe kehilangan berlian! Terus, lu mungut sampah!"tutur Fajar.

Diantara mereka ber-enam. Hanya Fajar lah, yang berani mengkritisi Aksa. Sedangkan semuanya, lebih memilih untuk julid.

"Gue mau cabut dari sekolah, ikut ga?"sahut Aksa. Mereka semua ikut, terkecuali Fajar. Dia memang brandal, tapi dia tau aturan. Mana waktu untuk belajar, mana waktu untuk bermain.

"Jangan keseringan cabut kalian, bentar lagi kelas 12! Mau sampe kapan, kalian ****** terus? Matematika aja semua masih remed, sok'an mau cabut! Harus tau, mana waktunya main dan waktunya belajar!"jelas Fajar,

Seketika mereka semua berhenti, dan apa yang dikatakan Fajar memang benar. Tak terkecuali Aksa, dia mengurungkan niatnya. Lalu dia pergi ke roof top, meninggalkan teman-temannya.

"Eh Sa, mau kemana lu?"ujar Rey.

Tidak ada respon, Aksa melenggang begitu saja.

"Udah biarin, paling-paling ke roof top dia, ngerokok. Sekarang balik ke kelas,"sahut Fajar.

Mereka berlima kembali ke kelas, kecuali Aksa.

•••From Qiana•••

Gimna? Pendek yaaa?

Jangan lupa untuk vote+komen,

Mau lanjut lagi kapan?

Spam next untuk Qiana,

Gimna dengan part kali ini?

See you next part....

Follow Ig

@*******.bill

@nabila_sefi01

@aksarodelvin

@qianahyr.

Pemalang, 16 April 2020

Nabila Sefi Oktaviani.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!