03. Patah

Ada yang retak tapi bukan kaca,

Ada yang patah tapi bukan tulang,

Ada yang mencintai tapi tidak bisa memiliki,

Happy reading!

Jangan lupa di putar lagunya:).

•••

Hancur sudah, hatinya saat ini. Bagai kaca yang sudah di banting, hancur lebur dan berkeping-keping. Apakah dia akan tetap memperjuangkan Aksa? Atau dia lebih memilih mundur?

Saat dalam perjalanan menuju ke rumah, Qiana menatap ke depan dengan tatapan yang kosong. Bibir pucat, langkah gontai. Sudah seperti orang yang kehilangan arah hidupnya,

Sesampainya di rumah, pertahanan Qiana luruh. Dia terkapar di luar dengan kondisi yang basah, bibirnya yang pucat. Semacam mayat hidup, untung saja ada yang melihatnya. Yaitu, Delan. Adik dari Qiana, yang sudah memasuki bangku SMA. Satu sekolah dengan Qiana, namun Qiana menyembunyikan status itu dari masyarakat sekolah. Entah, kenapa Qiana bisa berbuat seperti itu. Delan tak tahu,

Delan yang melihat Qiana terkapar, pun langsung membopongnya masuk ke dalam rumah. Tidak peduli, jika dirinya ikutan basah. Yang terpenting, sekarang adalah kakaknya.

Setelah Qiana sudah mengganti bajunya, dan sudah berada di kamarnya. Delan menghampiri Qiana dan menanyakan, perihal kenapa dirinya bisa hujan-hujanan seperti ini.

"Lo kenapa, bisa hujan-hujanan sih kak?" Tanya Delan. Qiana pun menjawab, "Gapapa, tadi nyari angkot ga dapet! Keburu malem, yaudah jalan kaki!"

"Kok gue, ga yakin ya? Terus mata lo, kenapa bisa sembab?" Ujar Delan. Pertanyaan Delan membuat Qiana bungkam,

"Gausah boong lagi, kak! Gue udah tau, ini ulah Aksa kan?" Tebak Delan. Qiana masih tak berani berbicara, karena dia takut Delan melakukan hal yang macam-macam.

"Kenapa lagi dia, selingkuh? Jalan sama cewe lain? Gini ya, kakakku! Cinta boleh, **** jangan! Jangan mau di rendahin sama cowok, kalo pun lo berjuang, tapi gak dihargain. Ya udah mundur, jangan stuk sama 1 cowo." Delan pun menjeda perkataannya, lalu dia pun melanjutkan lagi "Masih banyak, cowok diluaran sana yang baik sama lo! Contohnya gue, walaupun gue bandel gini. Gue tetep anggep lo, kakak gue! Mau gimana pun itu, lo berhak gue jaga sekarang! Siapapun dia, yang buat kakak gue nangis! Bakalan berhadapan langsung sama gue," Jelas Delan.

Penuturan Delan, membuat Qiana tersenyum. "Makasih dek, tapi kakak beneran gapapa! Kakak udah biasa kok, disakitin!" Kata Qiana.

Walaupun Delan laki-laki, tapi dia bisa mengerti apa yang Qiana rasakan. Bagaimana tidak? Kamar Delan, bersebelahan dengan Qiana. Tanpa Qiana tahu, Delan sering mendengar Qiana menangis. Walaupun Qiana menangis dalam diam nya, Sakit? Jelas perasaan Delan ikut sakit, Qiana sering mengungkapkan isi hatinya lewat Diary yang di simpan, di dalam kotak berwarna biru.

Tanpa Qiana tahu, Delan sudah sering membaca buku diary milik Qiana. Lancang? Tentu saja tidak, Qiana tipe orang yang pendiam. Dia tidak mau bercerita, jika ada masalah. Delan, sudah sering mendesaknya.

Namun itulah Qiana, tidak suka bercerita. Tapi lebih, sering memendam.

Saat mereka sedang berbincang-bincang, Mamah mereka pulang. Jesslyn, itu nama mamah Qiana dan Delan.

"Ana, sini kamu!" Panggil Jesslyn.

Qiana pun menghampiri mamahnya, padahal Delan sudah melarang Qiana.

"Iya mah, ada apa?" Ujar Qiana. "Kamu, masak apa hari ini? Saya lapar, ingin sekali makan!" Kata Jesslyn.

"Ana, belum masak mah! Ana tadi, telat pulang!" Kata Qiana sambil menundukkan kepalanya, Jesslyn pun membanting vas meja di depan Qiana. Dan membuat dirinya tersentak kaget,

"Belom masak, kamu tau? Saya capek, pulang kerja! Saya lapar, anak macam apa kamu? Tidak bisa di andalkan! Sekarang juga, kamu buatin saya makanan! Tidak ada penolakan," bentak Jesslyn kepada Qiana.

"Tapi mah, kepala Ana masih pusing! Ana tadi kehujanan," Tolak Qiana halus. Tanpa sepengetahuan Qiana, Jesslyn mendorong dia. Hingga, kepala Qiana terbentur tembok.

Delan yang melihat, Qiana di dorong pun langsung turun ke bawah. Dia tak segan-segan, untuk membentak mamahnya.

"Mamah apa-apaan sih?! Emang kakak lagi sakit, kenapa di dorong? Mamah sengaja, mau buat kakak terluka? Iya?" Ujar Delan. Jesslyn, tidak menghiraukan, perkataan Delan. Dan memilih, untuk masuk ke kamarnya.

"Dasar ga punya hati," Kata Delan emosi.

Jesslyn, sempat menghentikan langkah kakinya. Selang beberapa detik, dia menutup pintu kamarnya dengan keras.

Brak

Tentu saja, Delan kaget. Delan pun, membantu Qiana. Dia membopong Qiana, ke kamarnya. Qiana sempat memegangi kepalanya, karena tadi dorongnya cukup keras.

"Kak, lo gapapa kan?" Tanya Delan. "Gapapa kok, cuma pusing dikit doang," jawab Qiana.

"Kalo, besok lo masih pusing. Jangan dipaksain, buat sekolah sama berangkat kerja! Istirahat aja, dirumah!" Ujar Delan. "Iya dek, sana kamu tidur! Udah malem," Kata Qiana.

"Yaudah, gue balik dulu ke kamar! Good night, and nice dream my Queen!" Ujar Delan, seraya mengecup kening Qiana.

Qiana pun tersenyum simpul, "Night too, My prince!"

Setelah Delan, keluar dari kamarnya. Qian pun membuka laci, dia mengeluarkan beberapa obat. Dan meminumnya, Qiana tak langsung tidur.

Suasana malam ini, sangat hampa. Layaknya hatinya, permasalahan demi permasalahan datang menghantui hidup Qiana. Ingin sudah Qiana mengakhiri, drama ini. Mengakhiri, semua rasa perih yang mereka berikan. Hujan pun masih membasahi bumi, rupanya mereka tahu. Jika hati Qiana, sedang dilanda gelisah.

Qiana menutup kordennya, lalu dia kembali ke meja belajarnya. Dia membuka lemari, dan mengambil sebuah kotak biru. Yang berisi, buku diary miliknya. Dia pun, kembali menulis apa yang ada di benaknya. Setelah selesai, Qiana menaruh kembali kotak itu. Dan, melanjutkan untuk tidur

Tuhan, sampai kapan? Aku harus seperti ini, sampai kapan. Aku harus menanggung semua ini, aku ingin bahagia Tuhan. Jika kebahagiaan ku, ada bersamamu. Maka jemputlah aku,

••• From Qiana•••

Selamat membaca, selamat datang untuk kalian semua.

Jangan lupa untuk vote+ komen,

Jika kalian suka, silahkan di share. Dan jangan lupa, untuk masukan di reading list kalian

Tetap jaga kesehatan, jangan lupa kerjakan tugas:v

Spam next untuk Qiana,

Pemalang, 5 April 2020

Nabila Sefi Oktaviani.

Terpopuler

Comments

inul p

inul p

kenapa kamu taruh bawang di sini thor...😢😢😢😢pedih hatiku

2020-10-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!