Kemarahan Azzam sudah terlihat jelas di matanya, Helena yang awalnya ingin menggunakan air matanya untuk mendapatkan maaf Azzam kini telah ia urungkan, ia tahu seberapa besar kemarahan Azzam kali ini
"Pergilah dan jangan sampai kita bertemu lagi, jangan membuat kesalahan yang sama, kau beruntung kali ini tapi tidak lain kali, jika kita bertemu di lain hari anggap kita tidak saling kenal" ucap Azzam sambil melangkahkan kakinya, namun Helena masih gigih menghentikan langkah Azzam,
"Azzam, demi hubungan kita 1 tahun beri aku kesempatan Azzam, beri cinta kita kesempatan"
"Karena aku menghargai hubungan kita yang 1 tahun aku membiarkan mu tetap berada di sisi pria itu, jika tidak apakah kamu fikir pria itu masih bersedia mencintaimu berkorban untuk wanita yang tidak punya malu sepertimu, Frans berikan cek itu dan pastikan wanita ini tidak muncul lagi di kehidupan ku nanti" ucap Azzam tanpa melihat lagi wajah Helena, ia langsung meninggalkan ruangan itu dan duduk di dalam mobil menunggu Frans,
"Nona... ingat baik-baik pesan tuan muda, anda masih beruntung kali ini, dan tentunya, tuan sudah memberikan segalanya buat anda, jadi ke depannya Anda tidak akan kekurangan apapun, karena suami anda sudah naik jabatan, cintailah suami anda dengan tulus" ucap Frans sambil meletakkan lembaran putih di atas meja yang ada di dekatnya Helena, seketika Helena terjatuh duduk di lantai, ia tidak bisa lagi menahan air matanya, bagaimana ia tidak berfikir jika suatu saat hal ini akan terjadi, tapi mengapa secepat ini.... begitulah fikiran Helena,
"Sejak kapan Azzam mengetahui hal ini kemaren sepertinya seperti tidak terjadi apa-apa, tapi mengapa.... tidak mungkin jika mas Adi, ... mas Adi dan Azzam tidak saling kenal.. apakah diam-diam Azzam menyuruh orang untuk menyelidiki ku..?"
*****
"Apakah kita akan pulang tuan"
" kau turunlah di halte itu aku ingin membawa mobil sendiri"
"tidak tuan, saat ini perasaan anda kurang baik, saya tidak akan membiarkan Anda pergi sendiri"
"jangan sampai aku mengulang kata-kata ku lagi Frans, apakah kau fikir aku aku akan selemah itu hanya karena Helena, kau tidak perlu khawatir, aku hanya butuh waktu sendiri beberapa saat"
"Baiklah tuan...jika ada sesuatu, saya harap anda menghubungi saya"
saat tepat di depan halte frans menepikan mobilnya dan turun membiarkan Azzam mengemudi mobilnya sendiri, saat mobil itu melaju ,arah pandangan Frans masih tertuju pada mobil itu hingga bayangan mobil itupun benar-benar lenyap dari pandangannya,
Azzam mencengkram genggaman mobil dengan erat hingga urat tangannya terlihat,
Ahh... sial.... Helena kau benar-benar wanita yang tak berperasaan, mengapa ... padahal aku sangat tulus mencintaimu, dan kau sangat tahu, aku tidak pernah dekat dengan wanita manapun hanya kamu satu-satunya wanita yang berhasil membuatku nyaman, dan kamu juga yang kini membuatku muak melihat wanita,
Tanpa Azzam sadari ia berhenti di sebuah danau terbuka jauh dari hiruk pikuk orang-orang, ia turun dari mobilnya dan berjalan mendekati arah danau, tanpa ia sadari ia mendengar Isak tangis seorang wanita,
"Ayah... ibu... aku akan pergi jauh dari kota ini, aku akan membawa Naura laili jauh, aku akan menjaganya agar hal yang terjadi padaku tidak sampai terjadi padanya, hiks...hiks... aku merindukan kalian, Aku benci mereka ibu... aku benci mereka.....hiks... hiks... "
Begitulah kata yang Azzam dengar, tangisannya semakin menjadi, Azzam mencari dimana arah suara itu, saat ia sampai di tepi danau ia melihat seorang gadis kecil meringkuk tubuhnya sendiri,
"Aku mengutuk keluarga kalian, semoga apa yang telah menimpaku, semoga apa yang telah keluarga kalian lakukan padaku, akan terjadi pada keluarga kalian juga, jika keluarga kalian mempunyai saudara perempuan, siapapun itu semoga mengalami apa yang aku alami" ucap amarah bercampur sedih, ..
Azzam mencermati setiap kata yang gadis itu lontarkan, gadis yang ia perkirakan umurnya masih 18 tahunan,
melihat nya Azzam pun duduk di dekatnya sambil memberikan sebuah sapu tangan ke arahnya, menyadari ada tangan gadis itu terkejut dan melihat kearah Azzam,
"Kau sangat menyedihkan..."
"Siapa kau..."
"kita sama-sama orang menyedihkan sekarang, bisakah kita berbagi paling tidak itu akan mengurangi beban dan kekecewaan kita"
Gadis itu adalah Aya, Aya terdiam mengamati wajah Azzam yang kelihatan memang menyimpan luka yang mungkin sama dengannya, tapi dia seorang pria, kehormatannya tidak akan tercoreng seperti kehormatan wanita, wajah tampan yang menyimpan luka itu juga menoleh kearah Aya,
"Mengapa kau menatapku begitu... apakah kau tertarik padaku... tapi aku tegaskan aku tidak akan pernah tertarik dengan wanita" ucap Azzam yang sambil kembali fokus menatap danau di depannya,
Aya menghapus sedikit genangan air matanya yang masih tersisa,
"Gadis kecil... apa masalahmu, apakah lebih besar dariku yang di jadikan selingkuhan oleh orang yang aku cinta" ucap Azzam tanpa melihat kearah Aya, sedangkan Aya tidak tau harus menjawab apa, masalahnya bahkan lebih besar dari di selingkuhi atau dijadikan selingkuhan,
"Tuan terlihat seperti orang yang kaya, tidak sulit bagi orang kaya membeli sesuatu dengan uang seperti cinta, bahkan nyawa dan kehormatan seseorang bisa di beli dengan uang iya kan...?" ucap Aya dengan mata yang mamar mengingat kisah tragisnya, hingga kematian kedua orang tuanya,
Perkataan yang di kira Aya hanya sebuah perkataan biasa bagi orang kaya berhasil membuat Azzam menoleh kearahnya,
"Apakah begitu pemikiran mu tentang orang kaya?"
"Ya, aku membenci mereka yang punya uang, yang suka membeli harga diri orang miskin, jika aku bisa mengubah hidupku yang sudah hancur dan di hancurkan ini, aku akan membalas setiap perbuatan mereka,"
"Apakah kau menerima ketidak adilan, tadi aku sempat mendengar kau mengutuk sebuah keluarga"
" kau benar tuan, ketidak adilan memang selalu di buat untuk orang yang lemah kan, sedangkan yang kaya...."
"Tidak semua orang kaya seperti yang kau katakan"
"ya semoga saja tuan dan keluarga tuan tidak termasuk orang-orang seperti mereka"
"Ternyata masalahmu seperti nya lebih berat dariku Gadis kecil"
"Hah ... setiap manusia pasti punya masalah, hanya bedanya bagaiamana cara kita menjalaninya, seperti yang tuab katakan, kita akan bertemu hanya saat ini saja, makanya aku berani berkata seperti itu"
"Apakah pacarmu telah menghancurkan hidupmu"
Aya tertawa namun terlihat jelas kesedihan
"Hah... pacar... jatuh cinta saja aku belum pernah merasakan tuab, tapi seorang laki-laki sudah merenggut semua dariku, menghancurkan hidupku dan menghancurkan keluargaku, sudah tidak ada yang tersisa dalam hidupku tuan, ingin rasanya pergi bersama ayah ibu, tapi aku punya adik yang harus aku hidupi, sangat malang sekali nasibku ini iya kan tuan, seharusnya kau bersyukur karena Tuhan masih memberi mu kelebihan dengan wajah dan kekayaan tua , jadi tuan masih bisa hidup dengan damai bersama keluarga"
Aya berdiri dari duduknya namun tiba-tiba ia merasa pandangannya di hadapannya sangat gelap dan akhirnya ia tergulai lemas di tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nahira
apakah Aya yang di perkosa adiknya Azzam Thor oh jangan sampai
2021-02-24
1
Kus Kus
kok nyesek itu ya, bacanya Thor, apakah Azzam dan aya,akan terikat Thor, dan apakah Azzam akan tahu trgedi yang mengalami ya,
ah bikin penasaran Thor, lanjut yang semangat nulisnya Thor,
2021-01-21
0