Arka ter lonjak kaget hingga tubuh nya jatuh ke bawah tempat tidur,
"Kakak... bisakah kau rendahkan volume suaramu... aku tidak tuli juga kali kak" ucapnya sambil memegang kepalanya yang mungkin sakit karena terjatuh,
"aku tidak ada waktu untuk meladeni mu, katakan secepatnya, jangan sampai aku mencari tahu sendiri kasus itu"
wajah Arka seketika berubah pias, ia mengusap leher belakangnya, ia sangat tahu watak kakaknya, ia tidak bisa menerima kesalahan sekecil apapun apalagi kesalahan yang telah ia perbuat, bisa-bisa kakak nya akan menguburnya hidup-hidup, dan siapapun tidak ada yang bisa menghalangi kakaknya, meski itu mama dan papan nya,
"Arka jangan membuat aku mengulang pertanyaan yang sama"
"kakak, tidak ada yang perlu kakak cemaskan, arka sudah besar, tentu arka bisa mengatasi masalah arka sendiri"
"ini bukan masalah bisa kau atasi atau tidak, dengan sifat dan sikapmu aku hanya mengkhawatirkan orang lain, yang bisa saja menjadi korban karena ke egoisan mu"
mimik wajah arka semakin terlihat pucat namun arka berusaha tetap tenang,
"Kakak masalahku sudah selesai, tolonglah jangan ungkit lagi, arka janji tidak akan berulah lagi, setelah ini arka akan fokus dengan perusahaan papa, lalu bagaimana dengan kakak, "
"Baguslah kalau kau bisa menyadari kesalahanmu, arka, kau adik bungsuku kau sama sepertiku penerus dalam keluarga, dan ingat berhenti bermain dengan wanita, kau ingat kita punya saudara perempuan, pikirkan jika dia yang di permainkan oleh seorang pria, bagaimana perasaan kita sebagai saudara, kita akan ikut terluka,"
Deg..deg... seketika tubuh arka mengeluarkan keringat yang banyak, ia tau kesalahan yang ia buat sudah melewati batas, tanpa berfikir dampak bagi orang lain, namun nasi sudah menjadi bubur yang tak kan pernah bisa menjadi nasi lagi,
"Baiklah, setelah ini kakak akan ke Jepang mengambil jurusan spesialis dokter bedah, mungkin 3 sampai 5 tahun lagi kakak akan kembali, kakak hanya mau nitip mama papa dan juga AZZURA, jaga mereka, "
"5 tahun....kakak tidak bercanda, apakah harus selama itu kak,"
"kakak usahakan hanya 3 tahun saja, tapi mengambil langkah yang besar tentu membutuhkan waktu, ingat pesanku"
"ok assiap kakak, setelah ini kakak mau kemana, sekali-kali bawa adikmu ini berkeliling dan belanja"
"kau bukan wanita kan... kau bisa jalan sendiri,"ucap Azzam sambil berlalu dari kamar arka,
Azzam kini sudah berada di bawah menemui paman hazel,
"Paman.. dimana bibik?"
"Dia masih ada di rumah sakit, kenapa kau merindukan nya?"
"jelas, kapan paman akan menikahinya, dia seorang wanita, gak baik juga tinggal bersama paman tanpa sebuah ikatan, biar bagaimanapun kalian lawan jenis"
"kau makin tambah umur, semakin bisa menekan seseorang, Azzam.... jika kami bisa bahagia tanpa ada ikatan, kenapa harus membuat ikatan"
"karena hukum alam lebih sadis paman, dan apalagi untuk bibik, apa omongan orang-orang di luar sana tentangnya, apalagi dirumah sakit, jika paman mencintainya kenapa tidak paman lamar, biar bibik juga busa melupakan masa lalunya, "
"oke.. oke... paman akan memikirkan hal itu, tentu paman harus membicarakan kepada bibikmu, dan juga pada mama dan papamu",
"baiklah, kalau begitu Azzam pamit dulu"
"kau tidak menginap disini"
"Tidak paman, ada hal yang harus Azzam selesaikan, kalau begitu titip arka"
"kau tenanglah"
******
"tuan...nona Helena tadi menelfon dia pergi kerumah tuan tadi"
"huftt sungguh tidak sabaran, Frans jangan biarkan dia mendekat denganku nanti, "
"baik tuan"
mobil melaju semakin cepat, saat mereka berhenti di lampu merah, ada sepasang 2 gadis yang menggayuh sepeda pancatnya, .yang berhenti tepat di samping mobil azzam,
saat tanpa sengaja Azzam melihat ke arah jendela, gadis itu juga menoleh"
****
"di zaman seperti ini masih ada remaja yang bersedia menaiki sepeda seperti itu" ucap Azzam yang langsung membuat Frans melihat kearah pandangan Azzam,
"mereka mensyukuri apa yang mereka miliki tuan"
"kau benar sekali Frans, jarang anak jaman sekarang mau panas-panasan seperti mereka, sekarang banyak wanita yang ingin menghasilkan sesuatu dengan cara instan, mungkin termasuk seperti yang Helena lakukan, hufttt"
Frans sangat mengerti dengan apa yang di rasakan tuannya, sakit... jelas sebuah pengkhianatan besar yang telah ia rasakan,
*****
"sayang ... kau kemana saja... aku menelfonmu, kenapa Frans yang mengangkatnya, kau baik-baik saja kan" ucap Helena yang segera ingin merangkul tangan Azzam, namun Frans menghalanginya, membuat Helena semakin merasa ada yang tidak beres, tidak biasanya Frans bersikap begitu, dan juga Azzam, biasanya jika Azzam datang ia akan tersenyum dan menyambut dengan melentangkan kedua tangannya agar wanita cantik itu berhambur memeluknya,
Tanpa expresi di wajahnya, Azzam berkata,
"Kita bicara di dalam"
"Sayang apakah aku melakukan kesalahan, apakah kau marah karena kemaren aku bicara dengan mamamu?"
namun Azzam tidak menjawab, sedangkan Frans hanya mengikuti dari belakang memastikan Helena kini menjaga jarak dengan Azzam,
"Nona sebaiknya, anda menjaga sikap dan menjaga jarak dengan tuan muda sebelum hal yang tidak di inginkan terjadi" ucap pelan Frans kepada Helena, dengan suara pelan namun penuh peringatan,
Helena semakin yakin ada hal yang terjadi yang dirinya sendiri tidak tau apa itu,
Azzam berdiri di dekat jendela rumah Helena, sesekali memandang sofa yang di tempati suami Helena kemaren untuk berbaring di pangkuan Helena,
Azzam menghela nafas dan memasukan ke dua tangannya di dua saku celananya,
"Katakan...." ucap Azzam tanpa melihat kearah Helena,
"Apa maksudmu.... apa yang harus aku katakan sayang" masih dengan wajah bingung,
"hhhh benar-benar kau merasa tidak ada hal yang harusnya kau jelaskan padaku, misalnya kau yang ternyata sudah bersuami" ucap Azzam sambil menoleh kan wajahnya sedikit kearah Helena, tanpa mengubah posisi tubuhnya, terlihat jelas keterkejutan Helena di wajahnya,
lama keheningan tercipta,
"Katakan yang jelas apa tujuanmu, kau memanfaatkan aku ..atau kau memanfaatkan kami berdua"
"Azaam... dengarkan penjelasanku"
"Baiklah akan aku dengarkan penjelasan mu, karena itu aku kemari dan masih menemuimu"
"Maafkan aku..."
lama Helena terdiam dan menunduk meremas jari-jari nya sendiri
"Aku tidak membutuhkan kata itu keluar dari mulutmu aku hanya butuh penjelasan"
"Azzam... aku salah... aku telah membohongimu, tapi bukan itu maksudku mendekatimu aku ... aku benar-benar cinta sama kamu"
"dan kau juga mencintai suamimu begitu Helena, kau fikir siapa kau.... "teriak Azzam yang membuat Helena terperanjat kaget, karena ini pertama kalinya, Azzam meninggikan suaranya di depannya,
"Apakah kau fikir kau secantik bidadari yang bisa mencintai dua pria, apakah kau masih waras, dan kau membuat aku berdosa melakukan hal menjijikan denganmu, menyentuhmu, menyentuh istri orang, Helena... kau benar-benar wanita busuk yang pertama kali aku temui" ucap geram Azzam, ingin rasanya ia mengamuk di rumah itu untuk melampiaskan rasa marahnya, tapi ia berusaha menahannya,
"Azzam... aku bisa minta cerai dengannya, kami masih belum pernah berhubungan seperti suami istri"
"Kau... kau masih ingin melakukan hal itu, apa kau fikir aku masih ingin bersama mu, Helena... belum sadarkah kau dengan kesalahan mu"
"Nona Helena, sebaiknya anda jangan menjawab dengan asal, tuanku tidak mungkin menikahi wanita yang sudah bersuami"selang Frans yang juga heran dengan jawaban Helena,
"Hah... pria yang sudah banyak berkorban padamu, malah ingin kau buang, kau benar-benar wanita tak berperasaan Helena, entah kenapa aku tidak bisa melihat hal itu dari dulu"
"Ya... dia memang sangat baik padaku, memenuhi kebutuhan ku menjadi satu-satunya orang yang menjadi pelindungku, tapi bagaimana dengan hati Azzam, aku belum bisa mencintainya, aku hanya mengagumi kebaikannya aku mencintaimu Azzam, aku mencintaimu"
"Mengagumi.... baiklah, kalau begitu lepaskan pria itu, dan kau jauhi aku, jangankan kembali mencintaimu, menatapmu saja aku sudah merasa jijik Helena, ceraikan pria baik itu, kau tak pantas bersamanya" ucap Azzam sambil mendekatkan tubuhnya kearah Helena, saat Helena ingin menyentuh tangan Azzam, dengan segera Azzam menghindar,
"Kau tidak akan pernah bertemu dengan pria sebaik dia lagi jika kau bercerai dengannya, wanita yang egois sepertimu tidak cocok bersanding dengan adi"
deg... deg... Helena semakin terlihat pias, sejauh mana Azzam mengetahui suaminya,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Abdillah 104
kayak na yg merkosa aya si arka deh adek na azzam,, tp nanti na aya jadi sama azzam,, bener ga author 🤔
2021-11-11
0
Nahira
lanjutan istri kesayangan ya Thor
s
aku suka aku suka lanjut Thor
2021-02-24
0
Kus Kus
ingin rasanya belum gejolak si helena, ada ya cewek kayak dia, tentu banyak paling di dunia nyata
2021-01-21
0