Episode 4 Tidak Dikenali

Akhirnya tibalah hari Senin, hari dimana Ellen kembali masuk sekolah setelah sepekan absen dan seperti biasanya, Ellen akan diantar dan dijemput oleh supir pribadi keluarganya.

Tetapi ada yang berbeda dengan penampilannya, mulai hari ini, Ellen mengunakan pakaian yang menutup auratnya dengan sempurna. Ellen memakai jilbab yang menjuntai hingga pinggangnya dan tentunya dengan seragam sekolah yang serba panjang, yang hanya memperlihatkan wajah dan punggung tangannya saja.

Di awal pekan, dengan penampilan barunya ini, Ellen nampak ceria menyambut hari bersekolah yang baru. Ellen pun berjalan santai memasuki halaman dan lapangan sekolahnya, tetapi dengan penampilan baru ini, ia menjadi tidak dikenali oleh teman-temannya, sehingga ia pun dikira murid baru karena penampilannya itu.

Beberapa mata mengiringi langkah Ellen menuju ke kelasnya, untuk mencari tahu siapakah murid baru yang menggunakan hijab. Sesampainya di kelas, Ellen memberikan salam sebelum ia memasuki kelas.

Semua mata menuju ke arah suara dengan penuh tanda tanya, hingga akhirnya Nisa berjalan cepat lalu menggenggam kedua tangan Ellen, sembari bertanya dengan pertanyaan tanpa henti yang cukup mewakili seluruh pertanyaan teman-temannya, "Seriuskah ini? beneran, yakin? dari kapan? kok nggak ngomong-ngomong sama aku? tega yee bikin temen sendiri terkejut!"

"Serius lah, bener dong, yakin laa, Rudi aja yakin, dari tadi, nih aku ngomong, maaf ya, kaget ya, kassiiiaaan," jawab Ellen santai.

"Seriusan ini, Len?" tanya Nisa masih dengan pandangan tidak percaya.

"Iya sayang Nisa manis cintah, in syaaAllah," jawab Ellen yang mengakhiri percakapan di pagi itu.

Tak lama, bel tanda masuk sekolah pun berbunyi dan seperti biasa, semua murid mulai berbaris rapi di lapangan untuk mengikuti upacara bendera.

Pagi yang cerah itu, matahari bersinar dengan terangnya, membuat Ellen harus bersembunyi di balik punggung-punggung temannya yang memiliki tinggi badan jauh diatasnya, karena panas matahari akan membuat wajahnya kemerahan dan kelamaan pipinya akan terasa panas.

Empat puluh menit kemudian, rutinitas upacara bendera pun berakhir dan ratusan siswa bergerak bersamaan untuk menuju ke kelasnya masing-masing. Termasuk Erick, yang berjalan menuju kelasnya sambil mencari Ellen diantara kumpulan siswa-siswi yang sebagian berlarian, tetapi sayangnya ia tidak menemukannya, ia hanya melihat seorang gadis dengan jilbab panjangnya melewati tangga dengan berjalan menunduk.

Dengan matanya yang terus mencari keberadaan Ellen, pikiran Erick mulai dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan, kemanakah Ellen? mengapa ia tidak terlihat dan separah apakah sakitnya? dan pada akhirnya ia menyerah agar dapat fokus mengikuti pelajaran hari ini.

Sementara itu, wali kelas 7B, yang juga guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris memasuki ruang kelas. Tanpa menunggu lagi, Ellen menghampiri wali kelasnya itu untuk menyerahkan surat keterangan sakit.

"Maaf Bu, sepekan yang lalu saya tidak masuk, karena sakit. Ini surat keterangan sakit dari dokter," ucap Ellen.

"Iya, ibu sudah diberitahu oleh ibumu kalau kamu sakit. Jadi kamu sakit apa? sekarang sudah sehat?" tanya Bu Irma khawatir.

"Saya terkena hipertiroid, karena autoimun saya kambuh. Jadi saya minta izin untuk tidak mengikuti kegiatan olahraga dan PMR atau kegiatan fisik lainnya," jawab Ellen.

"Sekarang saya masih dalam pengobatan, walaupun sudah diperbolehkan kembali ke sekolah, karena keluhannya sudah mulai berkurang," jelas Ellen kembali.

"Ya sudah, semoga kamu cepat sehat ya, untuk tugas-tugas sepekan kemarin, kamu bisa minta ke Rio dan untuk olahraga dan PMR, nanti ibu akan sampaikan ke pembinanya," ucap Bu Irma.

Perubahan penampilan Ellen pun mengundang tanya dari sang wali kelas.

"Oiya, dari kapan kamu pakai jilbab? tadi ramai murid-murid mengira ada siswi baru," tanya Bu Irma.

"Alhamdulillah, mulai hari ini Bu," jawab Ellen.

"Alhamdulillah, ibu senang melihatnya, semoga istiqamah dan menjadi contoh untuk teman-teman yang lain agar mengikuti," ucap Bu Irma.

Setelah itu, pelajaran pun dimulai seperti biasa dan di saat istirahat pertama, Ellen tetap di berada di dalam kelasnya, ia tidak ke kantin seperti biasanya.

"Nis, kamu ke kantin aja sana, aku mau di kelas aja," ucap Ellen kepada Nisa.

"Napa? ehm lupa kalau ada yang nyariin atau nggak kangen sama senior kesayangan?" goda Nisa.

"Udah sana, kamu ke kantin aja. Mulai sekarang aku bawa bekal, nggak boleh jajan lagi sama nyonyah di rumah," jelas Ellen sambil mengeluarkan kotak bekalnya.

"Hoo gitu, yowes deh, akyu ngantin dulu yee! jangan rindukan dirikuh cintah," balas Nisa sambil memberikan lambaian tangan sembari berjalan keluar kelas.

Di saat istirahat pertama, teras kelas-kelas ramai dengan para siswa yang berlalu-lalang. Ada yang berlarian, ada pula yang sekedar berdiri memandang ke arah lapangan yang diisi oleh para siswa yang sedang bermain bola.

Sedangkan sebagiannya lagi, memenuhi kantin untuk menikmati kudapan paginya, termasuk Erick yang sedang menikmati jajanan khas Sunda, yaitu cilok. Saat Nisa melihat Erick di dalam kantin, ia pun segera menyapanya.

"Eh, kakak senior kesayangan sudah ngecilok nih!" celetuk Nisa.

Erick yang sudah mengenali suara dan bahasa Nisa pun tidak mempedulikannya dan tetap asyik menikmati ciloknya. Tetapi, bukan Nisa jika tidak melanjutkan kalimatnya.

"Kak, Ellen sudah masuk tuh, nggak nyariin? katanya kangen?" goda Nisa sambil menarik kursi di samping Erick.

Erick yang sudah mulai terbiasa dengan gangguan dari adik kelasnya inipun, meladeninya dengan datar tanpa ekspresi, sembari berucap, "Nis, kamu kan cewek, kalau ngomong tuh yang bener. Lagian siapa juga yang bilang kangen?"

"Iya deh emang nggak bilang, tapi kan emang kangen kaan," goda Nisa lagi.

"Terserah deh apa kata kamu, terus mana Ellen?" tanya Erick.

"Ada tuh di kelas, starting today, dia bawa bekal. Kata nyonyah besar di rumah, Ellen nggak boleh jajan lagi, harus wajib bawa bekal dari rumah," jawab Nisa.

"Tapi kasian, dia makannya jadi sendirian di kelas," tambah Nisa.

"Kalau kasian, kenapa kamu nggak nemenin? malah ke kantin gangguin aku!" jawab Erick.

"Idih Abang GR deh, siapa juga yang gangguin, aku cuma memberikan informasi bermanfaat untuk kebahagiaan hati. Selain itu, aku 'kan juga butuh asupan gizi kantin untuk kebahagiaan lambung ini, Bang," jawab Nisa.

"Sejak kapan aku jadi abang kamu! enak aja manggil-manggil abang. Udah sana gih, jajan, katanya butuh asupan gizi kantin," usir Erick.

Nisa pun segera berdiri dengan bibir manyun, sembari berucap, "Ashiaap!"

Lalu dengan cepat, ia mulai ikut mengambil antrian di depan jajanan yang ia inginkan. Sementara itu,Erick mempercepat makannya, karena ingin segera bertemu Ellen, untuk menanyakan kondisi kesehatannya.

Sesampainya di kelas 7B, Erick tidak menemukan Ellen, ia hanya melihat seorang gadis berjilbab, yang tidak ia perhatikan, tentu saja karena Erick masih belum mengetahui penampilan Ellen yang baru.

Tetapi tak lama kemudian, Ellen berdiri untuk membuang sampah, ia pun melihat Erick yang sedang berdiri di depan pintu, seperti sedang mencari seseorang.

"Eh Kak Erick, nyari siapa? lagi pada jajan semua Kak, kelas kosong," ucap Ellen yang mengejutkan Erick.

Erick yang terkejut, segera menyadari bahwa gadis berjilbab panjang itu adalah Ellen, ia pun segera berlalu dan menuju kelasnya dan meninggalkan Ellen yang kebingungan dengan reaksi dari Erick.

"Lah malah kabur? Emang ada apa? Nggak ada mbak Kunti, kan?" lirih Ellen sambil menengok ke kanan dan ke kiri, sebelum ia kembali ke kursinya.

Sementara itu, Erick berjalan cepat ke kelasnya sambil membatin, astaghfirullah, kenapa aku langsung pergi aja, Ellen kan nanya, bukannya dijawab, kok malah kabur! duh eror macam apa ini?

Episodes
1 Episode 1 Awal Masuk Sekolah
2 Episode 2 Ellen Terluka
3 Episode 3 Autoimun
4 Episode 4 Tidak Dikenali
5 Episode 5 Mengundurkan Diri
6 Episode 6 Eh Kaget!
7 Episode 7 Bertemu Ibu Ellen
8 Episode 8 Ucapan Selamat
9 Episode 9 Insiden Toilet
10 Episode 10 Bodyguard Sejati
11 Episode 11 Kunjungan Pertama
12 Episode 12 Membahas Pembullyan Ellen
13 Episode 13 Awal Pekan yang Bahagia
14 Episode 14 Tembakan Pertama
15 Episode 15 Akhir Kejulidan
16 Episode 16 Ditraktir Makan
17 Episode 17 Bertemu Kembali
18 Episode 18 Interogasi
19 Episode 19 Masuk SMU
20 Episode 20 Three Musketeers
21 Episode 21 Tidak Dijemput
22 Episode 22 Ke Rumah Ellen
23 Episode 23 Reuni Online
24 Episode 24 Emosi
25 Episode 25 Kesal
26 Episode 26 Abang-Adek
27 Episode 27 Pesta BBQ
28 Episode 28 Insiden Makan Siang
29 Episode 29 Akhir Pertemuan
30 Episode 30
31 Episode 30 Lulus
32 Episode 31 Gelato
33 Episode 32 Farewell Party
34 Episode 33 Perpisahan ke-2
35 Episode 34 Pertemuan Singkat
36 Episode 35 Pengumuman Kelulusan
37 Episode 36 Kedatangan Erick
38 Episode 38 Lamaran dadakan
39 Episode 37 Pagi Hari yang Aneh
40 Episode 38 Kunjungan Balasan
41 Episode 39 Kegalauan Ellen
42 Episode 40 Berpamitan di Bandung
43 Episode 43
44 Episode 41 Pengumuman
45 Episode 42 Persiapan Pernikahan
46 Bertukar Tempat
47 Wejangan dari Emir
48 Keseruan Akad Nikah Erick dan Ellen
49 Resepsi
50 Testimoni Keluarga
51 Setelah Acara
52 Makan Siang Pertama
53 Pasca Resepsi
54 Drama Kado Pernikahan
55 Happy Shopping
56 Menuju Negara Matahari Terbit
57 Tiba di Jepang
58 Gagal Romantis
59 Diary Erick
60 Persiapan Presentasi yang Terganggu
61 Selepas Gala Dinner
62 Menikmati Keindahan Tokyo di Malam Hari
63 Presentasi
64 Pengumuman Kompetisi
65 Malam Pertama?
66 Pameran
67 Honeymoon Singkat di Ryokan
68 Kembali ke Jakarta
69 Kelelahan Psikis yang Dialami Ellen
70 Sadar
71 Amnesia Parsial
72 Abang Siapa, Sih?
73 Pulang ke Rumah
74 Gathering Episode Kesekian Kalinya
75 Rencana Liburan
76 Pulang Bulan Madu dan Umroh
77 Triplets
78 Bonus Ellen & Nisa JakJapan Matsuri
79 Ellen dan Nisa Kota Wisata
80 Ellen dan Nisa Izin ke Bandung
81 Ellen dan Nisa Trip to Bandung
82 Erick dan Emmir Pembahasan TA
83 Kembali ke Jakarta
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Episode 1 Awal Masuk Sekolah
2
Episode 2 Ellen Terluka
3
Episode 3 Autoimun
4
Episode 4 Tidak Dikenali
5
Episode 5 Mengundurkan Diri
6
Episode 6 Eh Kaget!
7
Episode 7 Bertemu Ibu Ellen
8
Episode 8 Ucapan Selamat
9
Episode 9 Insiden Toilet
10
Episode 10 Bodyguard Sejati
11
Episode 11 Kunjungan Pertama
12
Episode 12 Membahas Pembullyan Ellen
13
Episode 13 Awal Pekan yang Bahagia
14
Episode 14 Tembakan Pertama
15
Episode 15 Akhir Kejulidan
16
Episode 16 Ditraktir Makan
17
Episode 17 Bertemu Kembali
18
Episode 18 Interogasi
19
Episode 19 Masuk SMU
20
Episode 20 Three Musketeers
21
Episode 21 Tidak Dijemput
22
Episode 22 Ke Rumah Ellen
23
Episode 23 Reuni Online
24
Episode 24 Emosi
25
Episode 25 Kesal
26
Episode 26 Abang-Adek
27
Episode 27 Pesta BBQ
28
Episode 28 Insiden Makan Siang
29
Episode 29 Akhir Pertemuan
30
Episode 30
31
Episode 30 Lulus
32
Episode 31 Gelato
33
Episode 32 Farewell Party
34
Episode 33 Perpisahan ke-2
35
Episode 34 Pertemuan Singkat
36
Episode 35 Pengumuman Kelulusan
37
Episode 36 Kedatangan Erick
38
Episode 38 Lamaran dadakan
39
Episode 37 Pagi Hari yang Aneh
40
Episode 38 Kunjungan Balasan
41
Episode 39 Kegalauan Ellen
42
Episode 40 Berpamitan di Bandung
43
Episode 43
44
Episode 41 Pengumuman
45
Episode 42 Persiapan Pernikahan
46
Bertukar Tempat
47
Wejangan dari Emir
48
Keseruan Akad Nikah Erick dan Ellen
49
Resepsi
50
Testimoni Keluarga
51
Setelah Acara
52
Makan Siang Pertama
53
Pasca Resepsi
54
Drama Kado Pernikahan
55
Happy Shopping
56
Menuju Negara Matahari Terbit
57
Tiba di Jepang
58
Gagal Romantis
59
Diary Erick
60
Persiapan Presentasi yang Terganggu
61
Selepas Gala Dinner
62
Menikmati Keindahan Tokyo di Malam Hari
63
Presentasi
64
Pengumuman Kompetisi
65
Malam Pertama?
66
Pameran
67
Honeymoon Singkat di Ryokan
68
Kembali ke Jakarta
69
Kelelahan Psikis yang Dialami Ellen
70
Sadar
71
Amnesia Parsial
72
Abang Siapa, Sih?
73
Pulang ke Rumah
74
Gathering Episode Kesekian Kalinya
75
Rencana Liburan
76
Pulang Bulan Madu dan Umroh
77
Triplets
78
Bonus Ellen & Nisa JakJapan Matsuri
79
Ellen dan Nisa Kota Wisata
80
Ellen dan Nisa Izin ke Bandung
81
Ellen dan Nisa Trip to Bandung
82
Erick dan Emmir Pembahasan TA
83
Kembali ke Jakarta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!