Proposal Mantan

Proposal Mantan

prakata

Teruntuk Tuhan yang maha Esa-terima kasih telah mengirim saya ke dunia ini melalui orang tua yang luar biasa. Terima kasih pula atas kesempatan untuk hidup dan tumbuh.

Terima kasih tak terhingga kepada orang tuaku yang sudah mendukung apa pun yang aku inginkan, termasuk membiarkanku menulis. jika karena izinnya, aku tak akan bisa menciptakan karya ini. Adik dan sepupuku yang menjadi salah satu sumber inspirasi. aku sangat berterima kasih atas tingkah dan kelakuan anehnya. itu sangat membantuku mengembalikan mood yang sempat turun.

salam,

A.alfn

.

.

.

.

.

.

.

.

...prolog...

...Tak seorang pun tahu apa yang terjadi pada hari esok. semua tersimpan rapi, tersembunyi tertutup oleh jalinan benang takdir....

...~~~...

Gadis itu menatap ke bawah dengan was was. dari lantai dua gedung, matanya mengabsen satu persatu tamu undangan yang datang. Rasa aneh menyelimuti perasaan gadis bernama Putri Zara Camira itu. ia merasa asing dan enggan. padahal ia tahu jelas, acara itu di gelar untuk merayakan hari kebahagian kakaknya yang bernama Bayu Fatriaji Pratama yang menikah dengan seorang gadis cantik bernama Ayu winka sarah. Dan acara di adakan di rumah orang tuannya sendiri.

Namun, tetap saja ia merasa seperti seorang yang asing di antara orang-orang disekitarnya. hiruk pikuk ramainya tamu sama sekali tak berhasil menarik Zara untuk bergabung dengan mereka. kebanyakan tamu yang datang di dominasi oleh rekan kerja sang kak. Sementara teman-teman Zara yang berhadir hanya dua sahabat terdekatnya.

Tepukan pada bahu Zara berhasil membuat gadis itu terlonjak. ia menoleh dan mendapati ibunya yang tersenyum ke arahnya. "Ini adalah pesta kakmu, kenapa tampak cemberut gitu, Sayang?"

"Nanti pasti kak, akan lebih perhatian ke istrinya, ketimbang ke aku!" jawab Zara dengan nada malas.

"Iya tentu saja sayang, tapi kakak mu pasti sayangnya nggak akan berubah seperti dulu," tukas ibunya dengan nada membujuk. Ia mengusap punggung Zara lembut sembari mengikuti arah pandang putrinya yang sudah kembali melirik ke kerumuman penikmat pesta.

"Tapi--"

Ibunya mengangguk dan menggapit lengan Zara.

Zara menarik napas berat, sebisa mungkin ia berusaha membuang segala kecemasan yang ada. lagi pula benar juga yang di katakan ibunya barusan, tidak baik ia masih berada disini dengan muka cemberut sedangkan kaknya terlihat bahagia disana.

"Baiklah," putusnya tanpa semangat yang dibalas dengan senyuman lega ibunya.

Ibu dan anak itu berjalan menuruni anak tangga secara perlahan. Bukan ingin terlihat dramatis, ia hanya tidak bisa memakai heels tinggi. Ia terbiasa menggunakan sepatu. ketika ia sudah berada di lantai bawah, semua mata tertuju pada dua wanita itu, terlebih lagi pada Zara yang terlihat begitu cantik dan elegan mengenakan gaun berwarna biru dengan sedikit aksen elegan di dada dan lengannya yang makin membuat dirinya makin cantik, tak hanya itu rambutnya juga ditata dengan pilihan rumit yang telah di satukan di belakang, yang semakin terlihat anggun.

"kami telah menunggumu sejak tadi, Sayang," ujar sang ayah yang berjalan menghampiri dua wanita yang disayanginya itu.

Zara hanya membalasnya dengan senyuman serta tatapan menyesal.

Berjalan menuju panggung dan menghampiri sang kakak yang terlihat tampan dan gagah bersanding dengan sosok wanita yang terlihat sangat ayu itu membuat dirinya tersenyum senang. Akhirnya kakaknya bisa menemukan wanita yang sayang kepadanya dan tulus mencintai.

"Terima kasih adikku tersayang, kak nggak kan berubah kok sayangnya ke kamu" ujar sang kak. kaknya tersenyum manis dan tak lupa mencubit pipi manis nya, yang membuat dirinya malu apalagi di depan sang kak iparnya itu.

Setelah itu ayah Zara berdehem. ia mengucapkan terima kasih pada setiap tamy yang akan datang.

"Saya ingin menyampaikan kabar bahagia bahwa putri saya satu satu akan menikah dalam waktu dekat dengan anaknya sahabat saya,"

Zara yang mendengar pun kaget. Tapi semua orang yang berada di dalam gedung tampak senang dengan kabar tersebut. kecuali dirinya...

Terpopuler

Comments

moenaelsa

moenaelsa

semangat 👌

2023-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 prakata
2 Bab 1 Hari
3 Bab 2 Berbeda
4 Bab 3 Hati
5 Bab 4 Raga
6 Bab 5 Menentang
7 Bab 6 Merelakan
8 Bab 8 Ikhlas
9 Bab 9 kenapa?
10 Bab 10 Attitude
11 Bab 11 Bahagia
12 Bab 12 perjodohan
13 Bab 13 Absurd
14 Bab 14 Jomblo
15 Bab 15 pilihan
16 Bab 16 Cinta
17 Bab 17 senyum?
18 Bab 18 Menjauh?
19 Bab 19 kabar?
20 Bab 20 Bertahankah?
21 Bab 21 Jarak
22 Bab 22 kenapa?
23 Bab 23 Menyerah
24 Bab 24 berani?
25 Bab 25 Pasti
26 Bab 26 bonus
27 Bab 27 Bonus Tahun Baru!
28 Bab 28 kata?
29 Bab 29 cast!
30 Bab 30 puisi ke-2!
31 Bab 31 cuap-cuap kegelisahan
32 Bab 32 subuh
33 Bab 33 Toleransi
34 Bab 34 jaga diri dari covid-19
35 Bab 35 Memandang
36 Bab 36 "Gadis"
37 Bab 37 Bismillah
38 Bab 38 SUAMIKU MILIK WANITA LAIN.
39 Sedikit kisah
40 Prolog
41 Sakit
42 Cinta
43 Ingatan
44 Pilihan yang Menyakitkan
45 Luka Lama, Senyum Baru
46 Luka yang Belum Sembuh
47 Ketika yang Lama Kembali Mengetuk
48 Dua Pintu, Satu Langkah
49 Langkah yang Terbelah
50 Langkah yang Terbelah
51 Aku, Kamu, dan Masa Lalu yang Tak Mati
52 Aku, Kamu, dan Masa Lalu yang Tak Mati
53 Langkah yang Goyah, Luka yang Bertumbuh
54 Cinta yang Tak Kembali Sebelumnya
55 Jeda untuk Luka, Waktu untuk Pulih
56 Yang Belum Sempat Diucapkan
57 Antara Janji dan Luka
58 Jeda dan Perenungan
59 Luka yang Terlupa
60 Jika Harus Pergi
61 Satu Per Satu Luka Itu Sembuh
62 Satu Hari Sebelum Sidang
63 Antara Janji dan Langkah Baru
64 Langkah Tanpa Bayangan
65 Langkah Tanpa Bayangan
66 Hujan Menyimpan Jawaban
67 Percaya Lagi
68 Episode 68 – “Percaya Lagi”
Episodes

Updated 68 Episodes

1
prakata
2
Bab 1 Hari
3
Bab 2 Berbeda
4
Bab 3 Hati
5
Bab 4 Raga
6
Bab 5 Menentang
7
Bab 6 Merelakan
8
Bab 8 Ikhlas
9
Bab 9 kenapa?
10
Bab 10 Attitude
11
Bab 11 Bahagia
12
Bab 12 perjodohan
13
Bab 13 Absurd
14
Bab 14 Jomblo
15
Bab 15 pilihan
16
Bab 16 Cinta
17
Bab 17 senyum?
18
Bab 18 Menjauh?
19
Bab 19 kabar?
20
Bab 20 Bertahankah?
21
Bab 21 Jarak
22
Bab 22 kenapa?
23
Bab 23 Menyerah
24
Bab 24 berani?
25
Bab 25 Pasti
26
Bab 26 bonus
27
Bab 27 Bonus Tahun Baru!
28
Bab 28 kata?
29
Bab 29 cast!
30
Bab 30 puisi ke-2!
31
Bab 31 cuap-cuap kegelisahan
32
Bab 32 subuh
33
Bab 33 Toleransi
34
Bab 34 jaga diri dari covid-19
35
Bab 35 Memandang
36
Bab 36 "Gadis"
37
Bab 37 Bismillah
38
Bab 38 SUAMIKU MILIK WANITA LAIN.
39
Sedikit kisah
40
Prolog
41
Sakit
42
Cinta
43
Ingatan
44
Pilihan yang Menyakitkan
45
Luka Lama, Senyum Baru
46
Luka yang Belum Sembuh
47
Ketika yang Lama Kembali Mengetuk
48
Dua Pintu, Satu Langkah
49
Langkah yang Terbelah
50
Langkah yang Terbelah
51
Aku, Kamu, dan Masa Lalu yang Tak Mati
52
Aku, Kamu, dan Masa Lalu yang Tak Mati
53
Langkah yang Goyah, Luka yang Bertumbuh
54
Cinta yang Tak Kembali Sebelumnya
55
Jeda untuk Luka, Waktu untuk Pulih
56
Yang Belum Sempat Diucapkan
57
Antara Janji dan Luka
58
Jeda dan Perenungan
59
Luka yang Terlupa
60
Jika Harus Pergi
61
Satu Per Satu Luka Itu Sembuh
62
Satu Hari Sebelum Sidang
63
Antara Janji dan Langkah Baru
64
Langkah Tanpa Bayangan
65
Langkah Tanpa Bayangan
66
Hujan Menyimpan Jawaban
67
Percaya Lagi
68
Episode 68 – “Percaya Lagi”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!