...selamat datang...
...berkomentarlah dengan sopan, hargailah setiap orang jika kalian ingin dihargai, dan bacalah sesuatu dengan cermat sebelum berkomentar...
...A.alfn...
...cerita ini hanya untuk orang-orang yang sabar menanti mau belajar bersama disini tidak suka menghakimi. Karena saya tidak suks berdebat untuk sesuatu yang tidak penting....
...attitude adalah cerminan diri terimakasih...
.
.
.
...Kegelisahan ini terus mengusik, menelisik, tatakala hati mulai terusik dengan kata Bukan......
...A.alfn...
Zara masih ingat betul kejadian tadi pagi, saat dia ke rooftop dan berakhir ia kehujanan. Sahabatnya melihat dirinya dengan tatapan penuh ingin tahu kenapa. Selain itu ia juga meninggalkan satu mata kuliah akibat baju yang masih basah. Ada satu pertanyaan fi benaknya. Ia lupa jika mata kuliah yang ia tidak masuk adalah mata kuliah Dosen Ganțeng kata temennya. Meski ia akui memang memiliki wajah yang lumayan. Tapi bagaimana ia harus berhadapan dengan dosen itu sekarang dalam keadaan basah kuyup ini.
Ia jengah dengan segala tatapan sepanjang jalan menuju ruang dosen Pak Dewa. Setelah sampai ia harus menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya. Menang nya kalau ia tidak hadir mata kuliah ini kenapa? dirinya juga yang rugi...
"Bagaimana keadaan setelah kamu membolos di mata kuliah saya?"
"Apa yang membuatmu melakukannya?"
"Zara, kapan kamu bersikap dewasa layaknya mahasiswa.."
"Zara, jawab pertnyaan saya..."
"Maaf," Zara mengucapkannya dengan pelan disertai dengan menunduk melihat lantai.
"Ya, sudah silahkan keluar dari ruangan saya" ujar Pak Dewa.
Zara bergegas keluar meninggalkan Pak Dewa yang masih heran dengan sikap Mahasiswinya itu, masih dengan tatapan tajamnya. Zara tak lupa ia meraih tas kertas berisi buku dan handphonenya yang berda di samping kursinya.
Semakin Zara jauh melangkah, Suara ketukan sepatunya semakin menghilang jauh.
"Zara!"
Mendengar namanya dipanggil, ia menoleh dengan Maya yang ber lari dibelakangnya. Kata Pak Dewa katanya lo meninggalkan Jaket yah, inih katanya.
Setelah ia menyerahkan itu Maya bergegas pergi.
Dalam benak Zara ia tak meninggalkan barangnya di ruangan Pak Dewa. Ia juga tidak membawa Jaket ke kampus.
Zara pergi mengikuti kata hatinya. Tepat di sebuah kafe Kopi yang terkenal di Banjarmasin dengan aneka makanan dan varian kopi tentunya. Yang membuat para pengunjung betah dengan dekorasi kekinian anak muda zaman sekarang.
Tak jauh ia melangkah ia mendapat tempat duduk yang sangat tragis buat menikmati makanannya. Ia bertemu dengan Anis dn Anya disini. Kepalanya menoleh ke sana kemari hingga ia melihat sosok orang yang sangat ia kenal.
Ia melangkah jauh dari hadapan kafe menuju parkiran beserta seorang wanita cantik yang bergelayut manja di lengan kekarnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Anis yang mengambil duduk tepat di depan Zara. Ia menggeser tas yang berada di atas meja mereka.
Zara melirik Anis dan Anya sekilas sebelum akhirnya menghela nafas. Tatapannya masih belum juga melunak. Akibat kesal dengan sang Dosen tadi. Dan bukan cuma itu saja ia marah. Ia lebih marah kenapa Orang tuanya membohonginya selama ini. "Bagaimana kelihatannya?"
Anya tersenyum meski mendapat jawaban yang judes dari sahabatnya. Tapi setidaknya ia mau menjawab pertanyaan kan.
"Apa suasana hatimu masih buruk, Zara," ucap Anis. Ia jelas tahu jika Zara adalah tipe orang yang nggak mau mengungkapkan masalahnya. Anya yang tahu jika dari tadi Anis maupun Zara masih belum ada yang memesan sesuatu, ia pun melambaikan tangan ke arah pelayan kafe yang sedang berdiri tak jauh. "Mas,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Aulia Alfina
menulis adalah hobi yang menyenangkan semoga kalian terhibur yaa🙏
2020-10-24
1