"Ayaaah!!" Dengan merentangkan kedua tangannya sambil berlari kepelukan ayahnya yang baru saja pulang dari kantor.
"Jagoan Ayah apa sudah mandi?" Sambil mengangkat tubuh anak laki-lakinya dan menggendongnya ia bertanya dengan sangat lembut dan duduk disofa memangku anaknya.
"Sudah dong Yah! sudah wangi juga!" Jawabnya dengan sangat imut.
"Tuan Sam, kamu sudah pulang rupanya?" Ucap Bi Asih kepada Abrisam yang baru saja pulang.
"Iya Bi!" Jawab Abrisam dengan tersenyum.
"Ayah tadi disekolah aku dapat nilai A saat pelajaran manulis!" Ucap Alan putra Abrisam dengan tersenyum sangat imut memberitahu Abrisam.
"Oya? coba mana tunjukkan ke Ayah!" Jawab Abrisam dengan tersenyum bangga kepada jagoan kecilnya.
Anak laki-laki Abrisam Xander yang bernama Alan Xander hasil dari perbuatan bodohnya dimasa lalu, begitu dicintai dan disayangi oleh Abrisam.
Abrisam tidak menambahkan nama Rahadian dibelakang nama putranya, karena mengingat saat Bayu sangat membencinya hingga mengusirnya dari rumah.
Setelah Sabrina meninggalkannya juga Alan yang masih bayi, Abrisam benar-benar merasa sangat kecewa dan tidak habis pikir,
karena Sabrina ternyata bukanlah istri juga wanita baik-baik yang dengan rela meninggalkan bayinya demi laki-laki lain hanya untuk mendapatkan kepuasan juga kesenangannya sendiri.
Abrisam bersumpah tidak akan dan tidak ingin kalau sampai anaknya bertemu dengan ibunya lagi.
Abrisam juga tidak pernah menceritakan tentang ibunya, ia lebih memilih selalu mengalihkan pertanyaannya tiap kali putranya menanyakan ibunya.
Abrisam tidak mau kalau Alan sampai tau perbuatan ibunya diluar sana yang akan mengganggu pikirannya juga mentalnya nantinya.
Beberapa bulan setelah kepergian Sabrina, Abrisam segera menggugat cerai Sabrina juga mengambil hak asuh atas putranya.
Setelah resmi bercerai Abrisam berjanji tidak akan pernah memberikan Alan kepada Sabrina nantinya.
Dengan perjuangannya selama beberapa tahun ia bekerja sambil mengasuh putranya hingga saat ini ia bisa berhasil dan sukses menjadi pengusaha kaya raya.
Maka dari itu ia akan selalu memberikan apapun yang diinginkan putra kesayangannya itu. Ia juga merasa sangat beruntung memiliki Alan yang tidak pernah rewel dan sangat cerdas.
Alan selalu bisa mengerti dan memahami juga melakukan apa yang dinasehati Ayahnya.
Disekolah pun ia juga selalu mengingat nasehat dari gurunya dan selalu memberitahukan kepada Ayahnya.
"Ayah, ini lihatlah!" Ucap Alan sambil berlari membawa bukunya dan menunjukkannya kepada Ayahnya yang sedang duduk disofa dengan penuh semangat.
"Waw, hebat sekali anak Ayah! kamu sudah lancar menulis!" Ucap Abrisam dengan rasa kagum dan sangat bangga lalu mencium pipi Alan yang bulat seperti bakpao.
Ia selalu memberi pujian juga dorongan kepada Alan supaya putranya selalu bersemangat dan kelak akan menjadi anak yang sukses dan membanggakan.
"Iya Ayah, Alan ingin menjadi seperti Ayah!" Jawab Alan juga sambil mengecup pipi Abrisam.
"Alan harus bisa menjadi lebih baik lagi dari Ayah!" Ucap Abrisam dengan lembut sambil mengusap pipi Alan.
"Ayah yang terbaik buat Alan! Ayah adalah Ayah yang hebat!" Ucap Alan membuat Abrisam merasakan kedua matanya panas karena berusaha untuk tidak mengeluarkan cairan bening dari matanya.
Kemudian Abrisam memeluk Alan dengan erat dan penuh kasih sayang. Ia begitu menyayangi Alan.
Ia selalu berharap suatu hari nanti, jangan sampai Alan seperti dirinya yang harus diusir oleh orang tuanya tanpa sedikitpun memberi maaf juga kesempatan memperbaiki kesalahannya.
Abrisam tidak akan menjadi Ayah yang akan memojokkan anaknya hingga tega membuang anaknya setelah anaknya melakukan satu kesalahan saja kepadanya.
Abrisam mengingat saat ia masih kecil dan sekolah, ia selalu mematuhi semua aturan dari Papanya hingga menjadi anak kesayangan dan kebanggaan bagi Papanya.
Kesalahannya hanya satu, ia menghamili Sabrina dan sampai saat ini ia masih belum mengetahui kebenarannya kalau dulu ia dijebak oleh Sabrina hingga akhirnya Sabrina meninggalkannya tanpa dosa.
"Baiklah! Karena Alan sudah mendapat nilai yang bagus, Alan mau hadiah apa dari Ayah?" Tanya Abrisam setelah melepaskan pelukannya dan menatap sambil tersenyum kepada Alan yang duduk dipangkuannya.
"Alan pengen jalan-jalan bersama Ayah! Ayah lama sekali tidak mengajak Alan jalan-jalan! Alan mau bermain lagi di gamezone." Jawab Alan dengan penuh semangat dan ceria.
"Baiklah! Apapun mau mu Ayah akan mengabulkannya! Sekarang Ayah mau mandi dulu!" Jawab Abrisam sambil mengangkat tubuh Alan sampai keatas hingga membuat Alan tertawa begitu renyah sambil berteriak gembira.
Abrisam segera mandi dan berganti pakaian, kemudian ia mengajak Alan untuk makan bersama sebelum mengajaknya keluar jalan-jalan.
"Sini Bibi suapin?" Tanya Bi Asih dengan sangat lembut.
"Alan sudan bisa makan sendiri Bibi!" Jawab Alan dengan cemberut lucu dan membuat Bi Asin juga Abrisam tertawa melihatnya.
"Biarkan saja Bi! Bibi juga makanlah!" Ucap Abrisam dengan tersenyum kepada Bi Asih.
Bi Asih kemudian duduk disebelah Alan dan ikut makan bersama Abrisam juga Alan.
Bi Asih adalah ART juga pengasuh Abrisam sewaktu dulu Abrisam masih kecil.
Bi Asih mengundurkan diri dan keluar dari rumah Bayu Arya Rahadian setelah setahun kepergian Abrisam karena diusir oleh Papanya.
Bi Asih begitu menyayangi Abrisam karena ia sangat mengenal Abrisam sejak kecil.
Abrisam merupakan anak yang penurut, baik hati juga tidak sombong. Abrisam juga menyayangi Bi Asih seperti ia menyayangi Mamanya.
Kepergian Bi Asih waktu itu tak luput dari keinginan Chintya mama Abrisam. Chintya yang menjadi sering sakit-sakitan karena selalu memikirkan putra kesayangannya,
ia meminta Bi Asih mengundurkan diri dan mencari Abrisam untuk membantu mengasuh cucunya.
Diam-diam Chintya juga mengirimkan uang kepada Bi Asih untuk kebutuhannya selama ikut bersama Abrisam karena Chintya tau bahwa Abrisam masih belum mampu memberi gaji Bi Asih.
Meski Bi Asih selalu ikhlas dan rela tidak dibayar untuk membantu Abrisam mengasuh Alan,
tetapi Chintya memaksanya sebagai ucapan terimakasih telah mau menggantikannya untuk mengasuh cucunya dan tiap kali selalu mengabari Chintya secara diam-diam.
Alan juga mewarisi sifat Abrisam yang selalu patuh, baik hati juga tidak sombong, ia selalu ramah dan mudah akrab dengan teman-teman barunya saat disekolah.
Alan makan dengan sangat hati-hati dan ia makan juga sangat serius hingga tidak ada nasi atau makanan lainnya yang keluar dari piringnya, tidak berantakan.
Abrisam dan Bi Asih tersenyum memperhatikan cara makan Alan yang begitu serius dan sangat hati-hati.
Seleai makan dengan penuh semangat Alan menggenggam tangan Abrisam dan menariknya untuk cepat masuk kedalam mobil.
"Ayo Ayah cepat!" Ucap Alan sambil menarik Abrisam yang diikuti oleh Bi Asih.
Malam ini Abrisam mengajak Alan bermain juga mengajak Bi Asih ikut bersamanya.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
...Hallo Readers 😍😍...
...Mohon maaf kalau lama UP nya ya🙏...
...Terimakasih sudah mampir dan membaca karya saya😍🙏...
...Jangan lupa LIKEnya ya😍😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
asfar arahman
Sam cari kebenaran kamu dijebak Sabrina...
2022-08-30
1
Aya Saleh
Di dunia novel mah bebas guys,idup n mati,sukses n sengsara di tangan author 🤪
2021-04-30
2
Ohta
Aku mampir.
salam kenal ka
2021-03-28
2