Abraham

Misa di Gereja telah selesai. Wahyu dan Liiu Haosan, keluar dari Gereja melangkahkan kaki menuju pak Pardi di halaman parkir gereja katolik tersebut.

"Mbak. aku mau bertemu dengan temanku, mbak tunggu disini saja ya. di situ ada kursi, mbak Wahyu sama pak Pardi duduk tunggu di situ ya" ucap Liiu Haosan dan menunjukan kursi yang ada di pos security.

"Tapi Ko. apa gak sebaik nya mbak temenin?." ucap Wahyu khawatir, karena nyonya Zhouwen dan tuan YongAn sudah mempercayakan Wahyu untuk menjaga Liiu Haosan.

"Gak usah mbak aku sendiri aja. di sebelah geraja ini, ada sekolahku itu sekolah nya dan temanku pasti sudah menunggu di situ. mbak bisa ngawasin aku dari sini, tanya aja sama pak Pardi" Liiu Haosan menujukan sekolah Katolik, tempat ia bersekolah dan memang sekolah itu berdekatan dengan Gereja.

"Ya sudah Ko. hati-hati ya jangan lama-lama katanya mau ke toko buku" ucap Wahyu Diana.

"Iya mbak" ucap Liiu Haosan lalu melangkahkan kaki nya menuju sekolahan itu.

Wahyu Diana duduk di kursi panjang di pos security, dan di sebelahnya ada pak Pardi juga duduk sambil memainkan hp di tangan nya.

"Pak" panggil Wahyu.

"Iya neng. kenapa?" jawab pak Pardi dengan tangan yang masih sibuk main Hp.

"Itu Ko Liiu enggak apa - apa sendirian temuin teman nya?" tanya Wahyu.

"Sudah biasa neng gak apa-apa, lagian itu teman nya Ko Liiu bawa susternya yang ngejagain" jawab pak Pardi.

"Ya sudah pak. saya ke minimarket depan ya pak, mau beli minum. Pak Pardi bisa minum kopi kan?" tanya Wahyu sambil berdiri dari kursi panjang yang di pos security itu.

"Kalau bapak bisa neng minum kopi atau apapun, asal geratis." jawab pak Pardi sambil terkekeh.

Wahyu melangkah kan kaki nya pergi dari pos security. tiba- tiba saat jalan, mata nya tidak sengaja melihat silau berwarna biru. Wahyu mendekati silau itu, di saat ia mendekat dan melihat, dan itu sebuah benda, Wahyu duduk berjongkok mengambil benda tersebut.

Benda itu seperti kalung. tapi ada bulat bulat kecil seperti mutiara dan salib kecil.

"Ini kalung atau apa ya?" gumam Wahyu sambil membolak-balikan benda tersebut.

Wahyu berdiri dan masih tetap di tempat ia menemukan benda tersebut, dan seseorang tiba-tiba menepuk pundak Wahyu Diana.

Wahyu mengangkat kepala nya yang sedari tadi menunduk melihat benda yang ia pegang, tatapan mata nya melihat orang berkemeja warnah biru tua, berdiri di hadapan nya.

"Kakak yang menepuk pundak saya? ada apa ya?" tanya Wahyu pada orang berkemeja biru tua tersebut.

"Iya mbak maaf saya nepuk pundak mbak, itu Rosario milik saya." jawab nya

"Rosario?" Wahyu yang tidak mengerti pun hanya melongo.

"Iya yang mbak pegang itu, Rosario punya saya." ucap nya sambil menujuk benda yang ia maksud.

"Oh ini. maaf kak tadi saya gak sengaja melihat ini, ada di bawah sini jadi saya ambil." jawab Wahyu sambil memberikan benda yang bernama Rosario tersebut.

"Iya. tadi Rosario punya saya jatuh saya gak sadar tapi akhirnya ketemu, terimakasih ya mbak sudah temuin Rosario punya saya." Ucap nya.

"Iya kak sama-sama saya permisi." jawab Wahyu. dan saat melangkahkan kaki, orang berkemeja biru tua itu memanggil.

"Mbak" panggil nya.

"Iya kak." Wahyu berhenti dan melihat ke belakang. lalu orang berkemeja biru tua itu menghampiri Wahyu Diana.

"Aku Abraham." ucap nya mengulurkan tangan.

"Wahyu." jawab Wahyu Diana. sambil menerima uluran tangan Abraham.

"Terimakasih ya mbak Wahyu." Ucap Abraham lalu tersenyum.

"Iya kak sama-sama saya permisi" jawab Wahyu. dan kembali melangkah kan kaki nya menuju minimarket.

Wahyu masuk ke dalam minimarket. ia membeli kopi kemasan botol, teh kotak dan air mineral.

Wahyu menyerahkan minuman tersebut ke meja kasir dan membayar nya, selesai Wahyu membayar, ia pun pergi dari minimarket dan kembali ke pos security. dari kejauhan Liiu Haosan sudah kembali.

Wahyu sedikit berlari. dan di tangan nya membawa kantong kresek berlabel minimarket.

"Ko sudah ketemu sama teman nya?" tanya Wahyu kepada Liiu Haosan, dan menyerahkan kopi kemasan botol kepada pak Pardi.

"Ko mau minum apa?" tanya Wahyu lagi. sambil menunjukan teh kotak dan satu botol air mineral.

"Sudah mbak. aku pilih air mineral saja." jawab Liiu Haosan.

Saat Wahyu membuka kan tutup botol air mineral untuk Liiu Haosan, ada mobil berhenti di dekat nya, mobil itu membuka kaca pintu di kursi sebelah pengemudi, dan saat Wahyu melihat, ternyata yang mengemudikan mobil itu, laki - laki berkemeja biru tua yang bernama Abraham

"Mari mbak Wahyu, saya duluan." ucap Abraham sambil melambaikan tangan.

Wahyu hanya mengangguk tersenyum, sebagai tanda jawaban.

Pak Pardi berjalan ke arah mobil yang terparkir, Wahyu dan Liiu Haosan mengikuti nya dari belakang.

Pak Pardi masuk ke dalam mobil. Wahyu dan Liiu Haosan juga masuk ke dalam mobil, dan duduk di kursi penumpang.

Pak Pardi menyalakan mobil. dan mengendarai mobil tersebut.

"Ko. mau ke toko buku yang di dalam mall, atau yang mana? " tanya Pak Pardi kepada Liiu Haosan.

"Yang di dalam mall aja pak. ke mall yang gak terlalu jauh ya." jawab Liiu Haosan.

"Iya ko." jawab pak Pardi.

"Mbak kenal sama orang tadi?" tanya Liiu Haosan

"Kenal. tapi baru tadi" jawab Wahyu lalu tersenyum

"Kok bisa kenal mbak?" Liiu Haosan penasaran, dan pak Pardi yang menyetir mobil tetap fokus ke jalan.

"Iya soal nya tadi mbak temuin Rosario punya kakak itu." jawab Wahyu.

"Oh. Mbak pernah ke mall gak?" tanya Liiu Haosan.

Wahyu terkekeh mendengar ucapan Liiu Haosan

"pernah. tapi mall nya gak besar." jawab Wahyu.

"Di desa nya mbak berarti ada mall?" tanya Liiu Haosan lalu meneguk air mineral.

"Bukan di desa nya. tapi di kota nya." jawab Wahyu.

"Oh" jawab Liiu Haosan.

20 menit kemudian mobil yang di kendarai pak Pardi masuk ke dalam area parkir mall. Wahyu dan Liiu Haosan keluar dari mobil.

"Pak tunggu di tempat biasa nya ya." ucap Liiu Haosan kepada pak Pardi

"Iya ko." jawab pak Pardi.

Wahyu Diana dan Liiu Haosan masuk ke dalam mall yang sangat besar, meskipun Wahyu dari desa tapi ia tidak katrok atau pun norak, karena dulu saat sekolah libur, Larasati selalu mengajak Wahyu ke mall, walau pun cuma ke toko buku yang di dalam mall, dan membeli makanan terus pulang.

"Mbak. Ayo ke toko buku yang di lantai tiga." ajak Liiu Haosan sambil menarik tangan Wahyu Diana.

"Mau naik ekskalator atau lift ko." tanya Wahyu.

"Naik lift aja mbak." jawab Liiu Haosan.

Wahyu dan Liiu Haosan. masuk ke dalam lift, di dalam lift sudah ada mbak-mbak yang tugas nya menekan tombol lift.

"Ke lantai tiga ya mbak" ucap Wahyu pada mbak di dalam lift tersebut, mbak nya pun mengangguk dan tersenyum.

Lift berhenti di lantai tiga. Wahyu dan Liiu Haosan keluar dari lift, dan masuk kedalam toko buku yang ada di dalam mall tersebut.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

🍉𖧹ᴢᴀʜʀᴀ°ᵖᵃʳᵏ𖧹࿐🅟🅖

🍉𖧹ᴢᴀʜʀᴀ°ᵖᵃʳᵏ𖧹࿐🅟🅖

like👍

2021-01-04

0

ONNEL°°kita°°GENDENG

ONNEL°°kita°°GENDENG

aku komen pertama dong.. likeee 😘😘

2020-10-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!