Bos Baik

Kediaman tuan YongAn dan nyonya Zhouwen.

.

.

.

Mobil yang di kendarai pak Pardi telah berhenti di depan pagar rumah tidak terlalu besar tetapi sangat mewah.

Wahyu keluar dari mobil dan melangkah kan kaki menuju pagar rumah, ia membuka pagar tersebut supaya mobil yang di kendarai oleh pak pardi bisa masuk, sebenarnya pak Pardi melarang Wahyu membuka pagar, di karenakan pak Pardi terbiasa membuka pagar sendiri, Wahyu menyadari kalau ia juga bekerja di rumah ini jadi apa salah nya kalau saling bantu, itu menurut Wahyu Diana.

Setelah mabil memasuki halaman rumah. Wahyu menghamipiri mobil tersebut, membuka pintu di kursi penumpang, dan ia mengeluarkan kantong kresek berisikan buku-buku Liiu Haosan, yang beli di toko buku di mall kota J, tak lupa Wahyu juga mengeluarkan boneka doraemon, berukuran sedang pemberian Abraham.

Setelah melihat kembali tak ada barang yang tertinggal di dalam mobil..... Wahyu melangkah kan kaki menuju pintu rumah, begitu pun dengan Liiu Haosan, sedangkan pak Pardi membuka garasi dan memasukan mobil, setelah mobil sudah ada di dalam garasi. pak Pardi mengambil motor nya lalu berpamitan untuk pulang kerumah nya, Wahyu meletakan kantong kresek berisikan buku dan boneka doraemon, di atas meja yang berada di teras, ia kembali jalan ke arah pagar dan mengunci pagar tersebut.

"Mbak. mana kunci pintu rumah nya, biar aku aja yang buka." ucap Liiu Haosan sambil mengulurkan tangan meminta kunci pintu.

Wahyu membuka tas slempang dan mengambil kunci pintu lalu menyerahkan pada Liiu Haosan. Wahyu masuk ke dalam rumah, mengikuti langkah kaki Liiu Haosan dan meletakan kantong krsek berisikan buku di meja ruang keluarga, sedangkan Liiu Haosan membaringkan tubuh nya, di sofa panjang yang berada di ruang keluarga.

"Ko. buku nya mbak taruh sini ya." ucap Wahyu sambil menujukan buku yang ia taruh di atas meja ruang keluarga.

"Iya Mbak. nanti biar aku sendiri yang bawa buku nya ke kamar, terimakasih mbak." jawab Liiu Haosan.

Wahyu hanya mengangguk dan tersenyum sebagai tanda jawaban. ia kembali ke pintu rumah menutup dan mengunci nya, setelah itu Wahyu melangkah kan kaki menuju kamar ART, yang tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil, kamar ART tersebut melewati dapur terlebih dahulu, karena jarak dapur dan kamar yang ia tempati itu hanya 5 langkah.

Wahyu meletakan boneka doraemon di atas ranjang. ia tersenyum melihat boneka doraemon tersebut, lalu ia melihat jam yang menempel di dinding kamar, dan ini sudah waktu nya menjalankan ibadah sholat Asyar, Wahyu beranjak dari kamar menuju kamar mandi untuk membersihkan badan, yang sudah terasa lengket. mandi telah usai lalu Wahyu mengambil wudhu dan kembali ke kamar untuk menjalankan ibadah sholat Asyar.

Sholat telah usai. Wahyu keluar dari kamar, dan memasuki dapur Wahyu membuka kulkas dan mengambil bahan makanan, karena sudah sore, ia pun memasak makanan untuk hidangan makan malam.

Wahyu memotong sayur wortel, kembang kol, dan juga sawi hijau. di saat ia sedang memotong sayuran, bel rumah berbunyi, Wahyu meletakan pisau dapur dan melangkahkan kaki nya ke arah pintu utama, Wahyu hampir mendekati pintu utama, tetapi ada suara yang terdengar, ia pun menoleh ke arah suara tersebut.

"Mbak. biar aku aja yang buka pintu, itu yang datang mama papa." ucap Liiu Haosan yang berdiri di anak tangga terakhir.

"Iya ko."jawab Wahyu.

Wahyu kembali ke dapur. melaksanakan tugas nya memasak makanan untuk hidangan makan malam.

30 menit telah berlalu. hidangan makan malam pun telah siap, Wahyu meletakan makanan tersebut di atas meja makan, Wahyu kembali ke dapur dan menyuci peralatan masak yang tadi ia gunakan, di saat ia menyuci ada suara yang memanggil nya..

"Wahyu"

Wahyu melihat ke arah samping, ternyata yang memanggil nyonya Zhouwen.

"Iya bu" jawab Wahyu.

"Tadi selesai Misa di Gereja. Liiu Haosan mintak pergi kemana aja?" tanya nyonya Zhouwen.

"Tadi sehabis dari Gereja. Ko Liiu bertemu teman nya di depan sekolah, terus pergi ke mall ke toko buku, selesai beli buku pergi ke time zone bu." jawab Wahyu.

"Kalian gak pergi makan? kok tidak ada pemberitahuan bank di hape ku kalau kalian pergi makan di Restoran, ada nya cuma pemberitahuan bayar buku?" tanya nyonya Zhouwen.

Sebelum Wahyu menjawab, suara Liiu Haosan terdengar.

"Aku sama mbak Wahyu pergi makan kok ma, di Restoran pandan village, makan nya di traktir sama kak Abraham." sahut Liiu Haosan, yang berdiri di dekat kulkas dapur.

"Abraham?" ucap nyonya Zhouwen heran.

"Iya. teman nya mbak Wahyu di Gereja." ucap Liiu Haosan.

Liiu Haosan bercerita kepada nyonya Zhouwen tentang pembicaraan Wahyu Diana, dengan Abraham. yang akan membayar makanan di restauran Pandan village.

Nyonya Zhouwen pun hanya tersenyum dan Liiu Haosan pergi meninggalkan dapur.

Wahyu melanjutkan mencuci peralatan masak dan mebersihkan meja dapur, yang sedikit berantakan. nyonya Zhouwen berdiri di dapur, dan melihat gerakan tangan Wahyu yang sedang bersih-bersih dapur. setelah selesai Wahyu mencuci tangan, lalu menggantungkan apron di gantungan yang ada di dapur tersebut.

"Wahyu kamu pintar masak ya? masakan mu tadi pagi enak, dan untuk makan malam kamu masak apa?" ucap nyonya Zhouwen meceritakan, masak kan Wahyu tadi pagi, tumis pakcoy dan ayam goreng mentega.

"Terimakasih bu. saya masak Capcay dan ayam koloke untuk makan malam"jawab Wahyu Diana.

Nyonya Zhouwen mengangguk. dan tersenyum lalu pergi meninggalkan dapur.

Sejak SMP Wahyu Diana sudah belajar memasak, dan ia pernah mengikuti sekolah masak di desa nya. dan satu minggu hanya ada tiga kali pertemuan, Wahyu Diana hanya ikut sekolah masak, selama satu minggu hanya tiga kali pertemun itu. di saat akan mengikuti pertemuan terakhir, Wahyu tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar, jadi ia memutuskan untuk berhenti mengikuti sekolah masak tersebut.

Wahyu melangkah kan kaki nya menuju kamar mandi. dan mengambil wudhu, setelah selesai berwudhu ia masuk ke kamar dan menjalan kan ibadah sholat Isyak.

Ibadah sholat isyak telah usai.. Wahyu melepaskan mukenah dan melipat kembali, di saat ia melipat mukenah hape nya berbunyi.

kluunting(suara pesan masuk)

📩

Selamat malam

📩WAHYU

Selamat malam. siapa ya?

📩

Abraham

📩WAHYU

Iya kak.

📩ABRAHAM

Kamu lagi apa Yu?

📩WAHYU

Baru selesai sholat kak.

📩 ABRAHAM

Iya Yu. kalau pekerjaan nya sudah selesai. kamu istirahat ya.

📩WAHYU

Iya kak.

Wahyu merebahkan tubuh nya di ranjang. dan memandangi langit - langit kamar, tak terasa tiba-tiba air mata nya menetes, karena teringat ibu nya yang berada di desa.

...****************...

Sementara itu di restauran Hot pot di kota J.

Dua laki-laki duduk berhadapan dan meja restauran yang jadi jarak di antara mereka, satu laki-laki tersebut memegang hp di tangan nya dan tersenyum. sedangkan satu laki-laki lain nya, menikmati makanan di depan nya dan memperhatikan sahabat yang tersenyum melihat hape di tangan nya.

"Abra. lo sehat kan? tanya laki-laki itu.

"Sehat lah." jawab Abraham sambil memasukan hp ke kantong celana, dan mulai makan hidangan di depan nya.

"Elu tadi pagi doa di gereja mana? kok gak ketemu di gereja, yang biasa nya kita doa." tanya sahabat Abraham.

"Gue doa di Gereja dekat sekolah kita dulu." jawab Abraham.

"Terus elu ngapain barusan. senyum senyum sama hape gak biasa nya lo seperti itu?." Ucap sahabat Abraham heran.

"Tadi sehabis Doa di gereja. gue ketemu cewek"ucap Abraham tersenyum.

"Puji tuhan. akhirnya ketemu jodoh." jawab sahabat Abraham.

"Amen. tapi tuh cewek masih sekolah." ucap Abraham

"Ya tuhan Abra. elu doyan sama Abg?"jawab sahabat Abraham.

"Omongan elu ya. lu gak nyadar kalau elu juga doyan abg." ucap Abraham.

"Itu kan dulu. sekarang gue gak doyan Abg lagi." jawab sahabat Abraham.

"mulut lo aja ngomong gak doyan Abg. tapi ada abg lewat tuh mata mau loncat dari tempatnya. apalagi fikiran lo Vic." ucap Abraham terkekeh.

"Lu mau gue kasih tau, kepanjangan nama elu gak?" ucap Abraham lagi.

"Keindahan yang gak boleh terlewat kan ya gue lihatin tuh abg, Eh elu kan tau nama gue cuma Victor Tobias itu pun gak panjang dan gak pendek. terus menurut elu, kepanjangan nama gue yang mana?" tanya sahabat Abraham yang bernama Victor Tobias.

"Nama elu kan Victor kalau di panjangin jadi nya gini, 'Vikiran kotor'"jawab Abraham sambil menujukan tulisan di hape nya pada Victor.

Victor membaca tulisan Abraham di hapenya. dengan spontan pun Victor melemparkan satu udang crispy, ke arah Abraham, dan tangan Abraham dengan cepat, menangkap udang crispy tersebut lalu memakan nya.

"Sialan lu. masa iya nama gue di panjangin jadi gitu." ucap Victor sambil meminum teh kundur milik nya.

...****************...

Kediaman tuan YongAn dan nyonya Zhouwen

Wahyu meletakan hape di sebelah bantal nya. perasaan nya sudah sangat lega, air mata yang tadi tiba-tiba menetes, sekarang pun sudah tidak lagi. Wahyu baru selesai menghubungi ibu nya yang berada di desa.

Terdengar dentuman suara sendok dan garpu yang sedang beradu di atas piring. nyonya Zhouwen tuan YongAn dan Liiu Haosan sedang melakukan makan malam. tak berselang lama suara dentuman sendok garpu sudah berhenti.

Wahyu keluar kamar menuju meja makan. terlihat di ruang keluarga yang tak jauh dari meja makan, Nyonya Zhouwen tuan YongAn dan Liiu Haosan sedang menonton tv, yang berukuran 42 inch tersebut, Wahyu mebersihkan meja makan lalu mencuci piring kotor di dapur.

Setelah selesai mencuci piring. Wahyu melangkahkan kaki menuju kamar, di saat ia membuka pintu kamar, ada suara yang memanggil dirinya.

"Mbak Wahyu"

Wahyu Diana monoleh kesumber suara itu. dan yang memanggil dirinya adalah Liiu Haosan.

"Iya ko ada apa?" tanya Wahyu pada Liiu Haosan yang bersandar di pintu dapur.

"Mbak di panggil mama papa." jawab Liiu Haosan lalu beranjak pergi.

Wahyu mengikuti Liiu Haosan dan berfikir ada apa ia di panggil. masa iya kerja baru sehari ia sudah bikin kesalahan, itu fikirmya, Wahyu mendekati tuan YongAn dan nyonya Zhouwen di ruang keluarga, sedangkan Liiu Haosan berjalan menaiki anak tangga, menuju kamarnya di lantai dua.

"Permisi pak bu. ada yang bisa saya bantu!" tanya Wahyu gugup.

"Wahyu duduk di situ ya jangan berdiri terus." kata nyonya Zhouwen, dan menunjukan singgle sofa di ruang keluarga. sedangkan nyonya Zhouwen dan tuan YongAn duduk bersebelahan di sofa panjang.

Wahyu Diana duduk di singgle sofa meskipun merasa canggung.

"Wahyu mbak Lastri menceritakan kalau kamu gantiin Mbak Lastri kerja. karena kamu ingin bekerja, dan melanjutkan sekolah paket di kota ini?" tanya nyonya Zhouwen, sedangkan tuan YongAn hanya diam dan memainkan hape di tangan nya.

"Iya bu" jawab Wahyu gugup

"Umur kamu kan masih 17 tahun. kalau untuk sekolah formal kan masih bisa, kenapa harus sekolah kejar paket?" tanya nyonya Zhouwen.

"Dan beberapa bulan lagi setelah ujian, sekolahmu lulus kan?" sahut tuan YongAn, lalu mengangkat kepala nya sebentar, dan selesai berbicara pun tuan YongAn kembali fokus pada hape di tangan nya.

"Tapi kalau sekolah formal saya takut mengganggu waktu kerja saya." jawab Wahyu Diana.

"Wahyu. saya dan bapak sudah mendaftarkanmu sekolah di SMA Budiutama, sekolah nya satu arah, dengan sekolah Liiu Haosan. mulai besok kamu akan sekolah di sana ini seragam sekolahmu." ucap nyonya Zhouwen sambil menyerahkan paper bag berisi seragam.

"Oh ya Wahyu setiap hari minggu kamu akan libur bekerja. kamu bisa gunain hari liburmu dengan belajar, ataupun jalan-jalan. kamu sendiri yang akan mengatur waktu sekolah dan kerjamu, di rumah ini kamu jangan sungkan, anggap saja seperti rumah kamu sendiri." ucap nyonya Zhouwen lagi.

"Tapi bu. apa ini tidak terlalu berlebihan? ibu juga mendaftarkan saya sekolah?" jawab Wahyu sungkan, karena nyonya Zhouwen dan tuan YongAn, sudah menyiapkan kelanjutan sekolah nya.

"Tidak berlebihan. kamu harus menyelesaikan sekolahmu, sebelum kamu datang kesini, mbak Lastri sudah bercerita pada kami. dan mbak Lastri juga menunjukan foto mu pada kami." sahut tuan YongAn, lalu meletakan hape nya di atas meja.

"Kami juga sudah membayar penuh sekolahmu, sampai kelulusan nanti." Ucap nyonya Zhouwen

"Tapi bu. saya tidak bisa menerima ini secara cuma-cuma, ibu dan bapak bisa memotong gaji saya setiap bulan." jawab Wahyu Diana kepada nyonya Zhouwen dan tuan YongAn.

"Saya dan bapak tidak akan memotong gajimu, terima semua ini ya, anggap saja ini rejeki mu."Ucap nyonya Zhouwen dan di sahut anggukan kepala oleh tuan YongAn.

Wahyu merasa sangat senang bahagia, mempunyai bos baik, seperti tuan YongAn dan nyonya Zhouwen dan juga Liiu Haosan.

Setelah berbincang dengan nyonya Zhouwen dan tuan YongAn mengenai sekolah. Wahyu kembali ke kamar dengan tangan yang membawa paper bag berisikan seragam sekolah dan perlengkapan sekolah lain nya.

Wahyu sangat bersyukur karena allah mendekatkan orang yang baik di sekitar nya.

Bersambung........

Terpopuler

Comments

titin muayanah

titin muayanah

terharu aq bacanya

2020-11-23

1

🌞nuiinur

🌞nuiinur

terharu bacanya, akhirnya wahyu bisa sekolah formal..

2020-11-03

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

aduuh abraham sms 😍😍

2020-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!