Mall

Wahyu Diana jalan beriringan dengan Liiu Haosan, memasuki toko buku di mall kota J.

"Ko. mau cari buku apa?" tanya Wahyu kepada Liiu Haosan.

"Cari buku buat di sekolah mbak, sama mau beli komik."

"Oh ya udah. ayo mbak temenin."

"Enggak usah mbak. mbak Wahyu duduk aja di kursi itu, nanti aku datangin mbak disitu" ucap Liiu Haosan sambil menunjukan kursi kosong yang ada di toko buku.

"Iya Ko hati-hati ya." Wahyu berjalan mendekati kursi dan duduk disana, sedangkan Liiu Haosan memutari rak buku untuk mencari buku yang di butuhkan di sekolah.

Lima menit duduk terdiam di kursi membuat Wahyu sangat bosan. Wahyu menoleh ke kiri dan kanan, dan tatapan nya tertuju pada rak buku, yang memajang banyak buku resep masakan.

Wahyu berdiri dari kursi tempat duduk nya dan berjalan mendekati rak buku yang memajang buku resep masakan tersebut, sesampai nya di depan rak buku ia melihat-lihat sebentar, dan Wahyu mengambil salah satu buku resep masakan, Wahyu membawa buku tersebut ke kursi yang tadi ia tempati.

Wahyu kembali duduk. tangan nya membuka buku resep masakan, dan ia membaca setiap resep yang tertera di dalam buku tersebut.

"Permisi mbak. boleh numpang duduk disini?" suara seorang laki-laki.

Wahyu mengangkat kepala dan melihat orang yang berdiri di depan nya, tanpa menjawab ia menggeser badan nya. karena kursi yang Wahyu tempati, kursi yang panjang bisa untuk duduk tiga orang.

Kok rasa nya aku pernah lihat orang ini ya tapi dimana. baju nya mengingatkan ku sama orang di gereja tadi.

"Mbak" ucap laki laki tadi.

"Iya silakan duduk." Wahyu mempersilakan laki laki tersebut untuk duduk.

"Kok rasanya kita pernah ketemu ya mbak?" laki laki itu membuka buku di tangan nya.

Mendengar ucapan laki laki tersebut. Wahyu menoleh ke arah nya, Wahyu teringat laki-laki itu yang memiliki Rosario yang tadi ia temukan di depan gereja, Wahyu langsung tersenyum.

"Kamu Wahyu, kan!" ucap nya.

"Iya kak.Hmmm nama kakak siapa ya? aku lupa." Wahyu tersenyum tipis.

"Kita kenalan lagi." ucap nya sambil mengulurkan tangan.

"Namaku Abraham." Ucap nya lagi.

"Iya kak. aku Wahyu." Wahyu menerima uluran tangan nya.

"Kok kebetulan banget ya kita ketemu terus hari ini, mungkin kita berjodoh." gurau Abraham sambil terkekeh.

"Hahaha kakak bisa aja." Wahyu tertawa mendengar kan ucapan Abraham.

Disaat Wahyu dan Abraham berbincang. tiba - tiba Liiu Haosan datang.

"Mbak.l aku sudah dapat buku nya, ayo kekasir." ucap Liiu Haosan.

"Iya ko sebentar, mbak ngembaliin ini dulu." jawab Wahyu, sambil menunjukan buku resep masakan yang tadi ia baca.

Wahyu mengembalikan buku resep masakan ke tempat yang semula, lalu ia berjalan kembali ke kursi yang tadi ia tempati.

"Ayo Ko ke kasir. mana buku nya mbak bawain." Wahyu meminta buku yang di pegang tuan Liiu Haosan.

Saat Wahyu dan Liiu Haosan. akan beranjak pergi menuju kasir, Abraham berdiri dari kursi dan berucap.

"Setelah ini kalian mau kemana?" tanya Abraham.

"setalah ini kita kemana ko?" Wahyu juga bertanya, ia tidak menjawab ucapan Abraham, karena yang akan memutuskan untuk pergi ketempat selanjutnya adalah Liiu Haosan.

"Ke time zo ne Kakak ini mau ikut?" jawab Liiu Haosan, sambil telunjuk tangan nya menunjuk Abraham.

"Emang nya boleh?"sahut Abraham.

"Kakak teman nya mbak Wahyu di gereja tadi kan?." tanya Liiu Haosan.

"Iya. aku teman nya mbak Wahyu." jawab Abraham sekilas melihat Wahyu.

"Ya sudah. kakak boleh ikut, aku Liiu Haosan." ucap Liiu Haosan dan melangkah kan kaki nya menuju kasir.

Wahyu dan Abraham. mengikuti Liiu Haosan menuju kasir.

Wahyu mengeluarkan debit card. yang di berikan oleh nyonya Zhouwen, untuk membayar buku yang di beli Liiu Haosan.

"Bayar nya pakai debit card punyaku aja. sekalian aku juga mau bayar buku." ucap Abraham.

"Gak usah kak nanti malah di tanyain ibu dirumah, debit card ini punya ibu kok." jawab Wahyu. sambil menunjuk kan debit card yang ia pegang.

Setelah antri beberapa menit. sekarang giliran Wahyu, membayar buku di kasir, begitu juga dengan Abraham.

Beli buku selesai. Wahyu, Liiu Haosan dan Abraham menaiki ekskalator, menuju time zone yang berada di lantai 4, sesampai nya di time zone Liiu Haosan menuju permainan setreet basketball, Wahyu dan Abraham menunggu nya.

"Mbak. tolong keluarkan kartu di dalam tas, aku mau main ini." ucap Liiu Haosan sambil menunjuk setreet basketball.

Wahyu mengeluarkan kartu time zone, lalu memberikan kepada Liiu Haosan.

Disaat Liiu Haosan. sedang asik bermain, Abraham memulai pembicaraan.

"Wahyu" panggil nya.

"Iya kak." Wahyumenoleh ke arah Abraham.

"Ayo duduk disitu." Abraham menarik tangan Wahyu dan mengajak duduk di kursi bulat, yang tak jauh dari permainan Liiu Haosan.

"Kamu sudah lama di kota J? , atau kamu asli orang sini?" tanya Abraham.

"Aku bukan orang sini kak. baru kemarin malam aku datang ke kota J." jawab Wahyu santai.

"Terus kamu orang mana? itu Liiu Haosan adik kamu?." tanya Abraham penasaran.

"Aku dari kota B. ko Liiu itu anak majikanku, kalau ko Liiu adik ku itu gak mungkin, lihat aja ko Liiu wajah nya chinese banget, kulit nya bersih." jawab Wahyu sambil tertawa.

"Kulit mu sama Liiu sebelas duabelas kok, kalau Liiu kan kulit nya putih pucat, kalau kamu enggak." ucap Abraham.

"Kakak ada-ada aja. kakak juga orang chinese kan?"tanya Wahyu

"Kalau aku campuran cina jawa." jawab Abraham "berarti kamu suster nya Liiu?" ucap nya lagi.

"Bukan suster nya. lebih tepat nya ART ." jawab Wahyu

"Oh. umurmu berapa?." tanya Abraham sambil mengeluarkan hp dari kantong celana nya.

"17 tahun. tapi bulan depan 18 tahun." Wahyu menjawab sedikit gugup karena merasa aneh, ditanya umur sama orang yang baru pertama kali dikenal.

"Kamu gak sekolah?" tanya Abraham terheran.

"Pas di Desa sekolah kak. tapi sebentar lagi kelulusan, aku cuma ikut ujian terakhir nya di kota ini sambil kerja."

"Boleh aku mintak nomor hp kamu?" Abraham mengulurkan hp nya.

Wahyu mengambil hape milik Abraham. lalu menyimpan nomor nya dalam kontak hape milik Abraham.

"Ini kak." Wahyu mengembalikan hp milik Abraham.

"Terimakasih Ayu." ucap Abraham sambil mengecek hp di tangan nya

"Ayu?" Wahyu terheran.

"Iya Ayu. bolehkan aku panggil kamu Ayu, biar sama seperti wajah nya. 'Ayu', kan arti nya 'cantik' kalau di jawa." ucap Abraham.

"Terserah kakak aja." jawab Wahyu.

"Kamu tunggu disini ya. aku kesana sebentar." ucap Abraham dan beranjak pergi.

"Iya kak." jawab Wahyu..

Wahyu duduk sendiri lalu tersenyum melihat punggung Abraham dari kejauhan. tak lama setelah Abraham pergi, Liiu Haosan menghamipiri Wahyu Diana.

"Mbak aku mau minum." ucap Liiu Haosan lalu duduk di sebelah Wahyu.

"Iya ko sebentar." Wahyu mengeluarkan air mineral yang tadi beli di minimarket sebrang gereja.

Liiu Haosan meminum air mineral nya, selesai minum Liiu Haosan kembali bermain.

Dari kejauhan Wahyu melihat Abraham jalan ke arah nya yang masih tetap duduk kursi.

"Ayu ini buat kamu." Abraham memberikan satu gelas gurin.

"Terimakasih kak." ucap Wahyu. dan menerima gurin pemberian Abraham.

"Ayu kamu tadi doa juga di gereja, duduk di urutan kursi berapa?" tanya Abraham

"Yang doa Ko Liiu. aku cuma nganterin aja, aku lupa duduk di kursi urutan berapa." jawab Wahyu, lalu menyecap gurin di tangan nya..

"Kamu gak doa juga?" tanya Abraham heran.

"Enggak kak. aku Islam."

"Kamu tunggu disini sebentar ya. aku mau kesana." ucap Abraham menunjuk permaian boneka capit.

"Iya kak."

Wahyu menghabis kan gurin di tangan nya. dan memperhatikan dua laki laki beda usia itu sedang bermain.

Tak berselang lama. Abaraham kembali sambil membawa boneka doraemon di tangan nya.

"Yu ini buat kamu." sambil mengulurkan boneka doraemon berukuran sedang.

"Buat aku?"

"Iya buat kamu. kenapa kamu gak suka? tadi nya aku mau ambil boneka teddy bear, tapi malah dapat nya doraemon." ucap Abraham dan tangan nya masih memegang boneka doraemon tersebut.

"Berarti ini rejeki ku ya. aku gak suka teddy bear, aku lebih suka boneka doraemon ini " Wahyu menerima boneka doraemon itu dan langsung memeluk nya. "Terimakasih kak." ucap nya lagi.

"Iya sama-sama Yu." jawab Abraham.

Wahyu dan Abraham berbincang-bincang dan tertawa. dan suara tawa itu tiba-tiba hilang saat Abraham berucap.

"Yu. kamu sudah punya pacar?" tanya Abraham.

Wahyu hanya menggelengkan kepala. sebagai tanda jawaban,

dan Abraham tersenyum melihat gelengan kepala gadis yang duduk di sebelahnya.

"Kak. aku mau tanya boleh?"

"Tanya apa?."

"umur kakak berapa? kakak gak malu berteman sama Art?" tanya Wahyu.

"Kamu ngomong apa sih Yu. kita di mata Tuhan kan sama, jadi ngapain harus malu." jawab Abraham.

"Kakak belum jawab satu pertanyaan ku lagi."

"Yang mana"

"Umur kakak berapa?"

"umurku 24 tahun." jawab Abraham.

Abaraham melihat jam dipergelangan tangan nya.

"Yu. ini sudah jam 2 siang. ayo makan siang dulu meskipun telat." ucap Abraham lalu berdiri dari kursi duduk nya.

"Iya kak." jawab Wahyu lalu berdiri juga.

Wahyu dan Abraham menghampiri Liiu Haosan.

"Ko. sudah apa belum main nya?" tanya Wahyu kepada Liiu Haosan.

"Sudah mbakm aku minta tisue." jawab Liiu Haosan.

Wahyu Diana memberikan tisue yang di mintak Liiu Haosan,

dan kami bertiga melangkahkan kaki pergi meninggalkan time zone.

"Liiu mau makan siang dimana?" tanya Abraham kepada Liiu Haosan.

"Terserah mbak Wahyu aja." jawab Liiu Haosan, sambil menyeka keringat di kening nya, dengan tisue yang diminta tadi.

"Ayu. mau makan siang dimana.?" Abraham kembali bertanya pada Wahyu.

"Terserah kakak aja. aku baru pertama kali ke Mall ini jadi gak tau. Eh gimana kalau ke foodcourt, setiap mall kan ada foodcourt nya?." jawab Wahyu.

"Gimana kalau ke restaurant pandan village yang sering aku datangin." ucap Abaraham.

Wahyu dan Liiu Haosan. mengangukan kepala tanda setuju.

Kami bertiga sudah sampai di restaurant pandan village yang berada di mall ini.

kami bertiga menempati kursi yang ada meja panjang di tengah nya, yang ada di restaurant pandan village tersebut. tak berselang lama, seorang waiters menghampiri kami dan membawa buku menu serta buku kecil dan bolpoin ditangan nya.

"Selamat siang." ucap waiters tersebut sambil memberi dua buku menu.

"Siang mbak" jawab kami bertiga bebarengan.

Abraham dan Liiu Haosan membuka kedua buku menu tersebut, tak berselang lama buku menu di tangan Liiu Haosan di pindahkan ke hadapan Wahyu Diana.

"Mbak aja yang pilih makanan asal gak pedas." ucap Liiu Haosan..

"Gimana kalau kak Abraham aja yang pilih." jawab Wahyu, dan Abraham mengiyakan.

"Mbak saya pesan ikan gurame asam manis, ayam goreng mentega, tahu telur, masing - masing menu satu porsi, dan nasi nya tiga porsi." ucap Abraham pada waiters, dan waiters tersebut mencatat pesanan, yang di ucapkan oleh Abraham.

"Kalian minum nya mau apa!." tanya Abraham kepada Liiu Haosan dan juga Wahyu Diana.

"Ice lychee tea." ucap Liiu Haosan.

"Kalau aku ice lemon tea aja." sahut Wahyu.

"Minum nya ice lemon tea dua, sama ice lychee tea satu." ucap Abraham pada waiters.

"Silakan di tunggu pesanan nya." Ucap waiters tersebut, dan berlalu pergi dari meja yang kami bertiga tempati.

15 menit telah berlalu... makanan yang tadi di pesan, di antarkan oleh waiters ke meja kami.

"Terimakasih" ucap kami bertiga, pada waiters yang mengantar makanan.

"Sama-sama." jawab Waiters tersebut, dan beranjak pergi membawa nampan, yang tadi di buat wadah saat mengantar makanan.

Kami bertiga menikmati makan siang walaupun sudah telat, makan telah usai Wahyu beranjak berdiri dari kursi, mau ke kasir untuk membayar makanan, tapi dengan cepat di hentikan oleh Abraham.

"Mau kemana?"tanya Abraham lalu menghabiskan ice lemon tea di gelas nya.

"Ke kasir." jawab Wahyu.

"Gak usah kamu duduk aja biar aku yang bayar." ucap Abraham.

"Tapi kak. kalau gini cerita nya, aku ngerepotin."

"Gak ngerepotin kok. anggap aja aku mentraktir makan sebagai tanda terimakasih, karena kamu mau berteman denganku dan tadi pagi kamu temuin Rosario punyaku." jawab Abraham sambil tersenyum ke Wahyu.

Ya Allah senyum nya manis banget.

"Ayu kok diam aja." ucap Abraham membuyarkan keterdiaman Wahyu.

"Iya kak. terimakasih."ucap Wahyu

Abraham memanggil waiters dan meminta bill.

tak begitu lama waiters menyerahkan bill, dan Abraham memberikan beberapa lembar uang pecahan 50 ribu rupiah.

"Kak terimakasih ya." ucap Wahyu Diana.

"Iya sama-sama sekarang mau kemana lagi?" jawab Abraham.

"Aku sama ko Liiu mau pulang aja kak. sudah jam 3 sore."

"Pulang nya naik apa?"tanya Abraham

"Ada supir yang tungguin. Ohya kak terimakasih." sahut Liiu Haosan pada Abraham.

Kami bertiga keluar dari restaurant pandan village, dan berpisah di tempat itu, Abraham pergi ke Ranch Market, sedangkan Wahyu Diana dan Liiu Haosan keluar mall, menuju tempat pak Pardi menunggu. Wahyu Diana dan Liiu Haosan masuk kedalam mobil, dan pulang ke rumah karena hari sudah mulai sore.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Keselek kucing

Keselek kucing

base on true story ini ya?
atau true story telling?

2020-12-14

1

🌞nuiinur

🌞nuiinur

kayaknya sad ending ya wahyu dan abraham?😭

2020-11-02

1

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

Sasa (fb. Sasa Sungkar)

keren..
semangat up ya say

2020-10-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!