Trauma dan sendirian bagian 2

Nina berdiri belakang pintu gerbang sekolah, dia sangat menantikan kehadiran Silvi sejak tadi. Hampir satu jam dia berdiri disana, mengamati setiap mobil yang berhenti di depan sekolahnya itu, lagi lagi dia hanya mengerutkan bibirnya, matanya sudah mulai berkaca kaca. Nina sudah mulai putus asa dan kecewa, " Tante tidak datang.." Katanya dalam hati, isakan tangis sudah mulai terdengar pelan, kalo saja Bibi Ijah tidak memanggilnya.

" Neng Nina...." gadis kecil yang menutupi wajahnya dengan telapak tangan mungil miliknya, seketika membuka telapak tangan yang menutupi wajah miliknya. Rupanya Nina sudah menangis, wajahnya penuh dengan air mata.

" Bibi...." panggilnya lalu segera memeluk Bi Ijah.

" Tante tidak datang..hiks...Tante bohong sama Nina..hua...hua..." Tangisnya pecah.

" Cup...cup...cup..." Bi Ijah tidak berani berkata apa apa, dia takut jika dia berbohong, maka Nina akan semakin sedih.

" Sudah Neng, jangan nangis lagi,...Bibi di suruh Bu Silvi datang buat hadiri pertemuan ini,..." Kata Ijah, mencoba membujuk Nina agar berhenti menangis.

" Kata Bu Silvi, dia nanti akan datang, setelah urusannya selesai,...cup...cup...jangan nangis lagi ya..." lanjut nya lagi.

Nina yang masih terisak, hanya bisa menuruti kata Bi Ijah, dan sedikit demi sedikit, tangisnya sudah akan berhenti.

" Mari masuk saja , nanti Bibi bisa ketinggalan informasi penting buat disampaikan ke Bu Silvi."

***

Nina tertidur di pangkuan Bi Ijah, gadis kecil itu terlelap dengan wajah sedih. Bi Ijah merasa kasihan , anak sekecil ini sudah hidup sendirian, dan juga merasa kesepian karena akhir akhir ini Silvi jarang pulang ke rumah.

Tadi setelah pulang dari sekolah, Nina terus menanyakan Silvi kepada Bi Ijah, Bi ijah hanya bisa memberi omong kosong, supaya Nina tidak kecewa. Wanita paruh baya itu merasa iba dan menangisi nasib malang anak ini.

" Neng ...kasihan banget kamu Nak,.. sekecil ini harus berjuang untuk tabah." katanya, sembari mengelus kepala Nina.

Bi ijah membopong Nina yang tertidur, meletakkannya ditempat tidur Nina. Sudah pukul 1 malam, tapi majikannya belum juga pulang, Bi ijah bermaksud menunggu Silvi, sampai akhirnya dia ketiduran di sofa ruang tamu.

Suara adzan subuh membuat Bi Ijah terbangun, dia pun segera tersadar, semalaman dia tidur di ruang tamu, di lihatnya kunci pintu masih menempel, itu berarti semalam Bu Silvi tidak pulang. " Aduh...Bu Silvi tidak pulang, apa yang harus saya katakan pada Neng Nina, hhmmm...pasti dia akan sedih sekali." bicaranya sendiri, menggerutukan keadaan.

Hari ini adalah hari minggu, Bi Ijah sengaja tidak membangunkan Nina, karena libur, dan juga dia tidak mau membuat Nina sedih, kalo tahu Tante nya tidak pulang.

Nina bangun pukul 8 lebih 15 menit, yang di lihatnya pertama kali adalah kamar Tantenya. Gadis itu segera kecewa, karena mendapati Silvi tidak ada di kamarnya. wajahnya langsung cemberut, dan dia menghampiri Ijah yang sedang mencuci baju.

" Bi....tante Silvi kok gak ada di kamar..?" tanyanya dengan nada ingin menangis.

Ijah bingung harus menjawab apa, "apa yang harus aku katakan..." teriak bathinnya.

" Eee...Neng sudah bangun, ...emm...mandi dulu ya..Bibi sudah siapkan air hangatnya." Ijah mencoba membelokkan pertanyaan Nina.

" Tante Silvi mana....Tante Silvi gak pulang lagi kan Bi, hiks...hiks.." Nina menangis terisak.

Ijah hanya bisa diam, ijah tidak tahan melihat anak itu menangis. Di peluknya Nina, lalu mengendongnya...anak kecil ini masih saja menangis.

" cup..cup...." kata Ijah mencoba menenangkan Nina.

" hik..hik...Tante Silvi jahaaattt ....hua...hua...Tante Silvi tinggalin Nina....hua..hua....Nina tidak mau tinggal sendiri....." ucapnya dalam tangisan.

" cup...cup....Neng kan sudah sama Bibi, Jadi Neng Nina tidak tinggal sendiri....."

" hua...hua... huuuaaaa....." Tangis Nina semakin menjadi keras.

" Nina mau sama Tante Silvi....Nina mau ikut Tante....hua...hua....."

" cup...cup....Iya....nanti Neng sama Tante Silvi..., tapi sekarang Neng sama Bibi dulu nungguin Tante Silvi pulang ya...."

" Tidak mau....pokoknya Nina mau sama tante Silvi..."

***

Sudah dua hari Silvi tidak pulang ke rumah...gadis kecil itu sangat sedih. Setiap kali Silvi menelponnya ,Nina malah menangis...Nina tidak mau bicara sama Silvi...

Di hari Rabu, Nina pergi menghadiri pesta ulang tahun tetangga rumahnya. Nina memakai baju baru yang Silvi belikan seminggu yang lalu. untunglah Silvi hari ini tidak berangkat bekerja, karena tidak enak badan. kemarin Bi Ijah sudah cerita semua ke Silvi , dan Silvi jadi tidak tega jika meninggalkan Nina sendirian . Maka dari itu,Silvi hanya akan pergi ke club miliknya, setelah Nina tidur.

Silvi mendandani Nina supaya penampilannya terlihat rajin dan menawan,Silvi juga menemani Nina.

Pesta akan segera di mulai, dan lilin akan mulai dinyalakan. Nina memandang ketakukan pada lilin berbentuk " Tayo" di hadapannya.Begitu api menyala, Nina menjerit sambil menutup kedua telinganya.

Orang tua dan anak anak yang menghadiri pesta terkejut, lalu segera pandangan mereka tertuju pada " Nina", termasuk juga Silvi yang menunggu sambil berbincang bincang dengan orang tua dari murid dan Tuan tumahnya.

" Api....api....hua...hua.....Bapak ....Ibu....maafin Nina..." teriakan Nina, kedua tangannya menutup kedua telinganya, matanya terpejam, dan keringat dingin keluar dari seluruh tubuhnya, Nina kemudian tak sadarkan diri , terjatuh ke lantai .

***

Nina berada dalam ruangan gelap, dia terbangun dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, Nina melihat kedua orang tuanya menunggunya di sampingnya.

" Bapak?, Ibu?," sapanya pada mereka. Keduanya tersenyum lembut, lalu mengulurkan tangan, mengelus kepala Nina. Nina merasa senang dan juga sedih, kedua matanya berkaca kaca, kemudian Nina memeluk mereka berdua, air mata menetes membasahi pipi, mulut mungilnya mengucapkan apa yang dia rasakan saat ini.

" Ibu ..Bapak....Nina kangen ...Nina mau bersama Ibu dan Bapak...., Nina tidak mau di tinggal sendirian lagi...., Nina mau ikut Ibu dan Bapak saja. ...boleh ya...?". Nina merasakan kehangatan yang selama ini tidak dia rasakan lagi, air mata terus menetes . Kehangatan itu tiba tiba menghilang secara bertahap, Nina melepaskan pelukannya, dilihatnya wajah kedua orang tuanya sedih, berlahan lahan, mereka bergerak menjauh.Seketika rasa takut dan sedih hadir mengisi hatinya, Nina takut kehilangan mereka,. mulut kecilnya berteriak memanggil mereka kembali..".Ibu....Bapak.....jangan pergi....,jangan tinggalin Nina...,ibu...bapak...berhenti...,ibu...bapak...jangan pergi lagi. tungguin Nina...ibu...bapak...,"didalam mimpinya Nina akan menyusul mereka, tapi kakinya sulit untuk di gerakkan. Dia pun berusaha keras mengangkat kakinya, dilihatnya kembali kedua orang tuanya semakin menjauh ..Nina panik ,sedih dan takut. Dia mulai gelisah, nafasnya menjadi cepat karena perasaan yang dia rasakan.

" Tunggu...jangan pergi...tunggu...tungguin Nina"

Guman Nina dalam tidurnya.

" Nina...Nina....Nina bangun...Nina...ini tante Silvi...Nina.." Silvi mencoba membangunkan Nina.

Nina akhirnya sadar dan bangun dari tidurnya.

" Tanteee.......,"teriaknya kemudian, dan langsung memeluk Silvi di sampingnya.

***

Episodes
1 Takdir yang malang
2 Trauma dan sendirian
3 Trauma dan sendirian bagian 2
4 Ikut kerja Tante
5 Phobia
6 Pesta Ulang Tahun Nina
7 Di hantui Rasa Bersalah
8 Pergi ke Wahana Bermain
9 Tante, Siapa OM itu?
10 Hadiah dari Om Gunawan
11 Murid Spesial
12 Kedatangan Tante ke Sekolah
13 Teman Masa kecil Nirmala
14 Fera datang ke rumah
15 Tante Silvi, apakah itu benar?
16 Desas desus di sekolah
17 Tante Silvi Hamil
18 Tanteku Bukan Perebut Suami Orang
19 Kecewa
20 Tidak betah di sekolah
21 Ancaman Fera
22 Dendam Axel
23 Pindah sekolah
24 Mengambil Tindakan
25 Hukuman
26 Di pindahkan
27 Berpisah dengan Teman dan Tante
28 Penampilan baru
29 Kehidupan yang Damai
30 Sekolah Baru
31 Status sosial
32 Dibedakan
33 Sakit hati
34 Sekedar kenal
35 Sekedar kenal ( bag 2)
36 Bertamasya
37 Marah
38 Gagal
39 Curiga
40 Aku tahu siapa kamu
41 Maaf
42 Cinta Pertama
43 Ternyata kamu
44 Bertemu lagi
45 Cemburu
46 Pengakuan
47 Kabar buruk
48 Kau milikku
49 Kau milikku bag.2
50 Jangan Ganggu Dia
51 Persaingan
52 Tidak Rela
53 Pertengkaran
54 Penguntit
55 Bersembunyi
56 Bersembunyi bag 2
57 Pencarian
58 Pencarian bag. 2
59 Pencarian bag. 3
60 Pencarian bag. 4
61 Terapi
62 Menemanimu
63 Aku benci Axel
64 Dalam kebimbangan
65 Kekhawatiran Fera
66 Dimana Kamu
67 Identitas baru
68 Aku bukan dia
69 Apakah kamu mencintaiku
70 Apakah kamu mencintaiku bag.2
71 Menunggumu datang
72 Melupakanmu..?
73 Terlantar
74 Jauh tapi dekat
75 Duel
76 Mendaftar
77 Tawaran Pekerjaan
78 Menghindar
79 Dia Pacarku
80 Menerobos masuk
81 Bertemu Silvia
82 Bertemu Silvia bag. 2
83 Tante, Hentikan!!
84 Hutang nyawa
85 Ciuman
86 Ciuman bag. 2
87 Cukup sudah
88 Melepasmu
89 Melepasmu bag. 2
90 Sudah saatnya
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Takdir yang malang
2
Trauma dan sendirian
3
Trauma dan sendirian bagian 2
4
Ikut kerja Tante
5
Phobia
6
Pesta Ulang Tahun Nina
7
Di hantui Rasa Bersalah
8
Pergi ke Wahana Bermain
9
Tante, Siapa OM itu?
10
Hadiah dari Om Gunawan
11
Murid Spesial
12
Kedatangan Tante ke Sekolah
13
Teman Masa kecil Nirmala
14
Fera datang ke rumah
15
Tante Silvi, apakah itu benar?
16
Desas desus di sekolah
17
Tante Silvi Hamil
18
Tanteku Bukan Perebut Suami Orang
19
Kecewa
20
Tidak betah di sekolah
21
Ancaman Fera
22
Dendam Axel
23
Pindah sekolah
24
Mengambil Tindakan
25
Hukuman
26
Di pindahkan
27
Berpisah dengan Teman dan Tante
28
Penampilan baru
29
Kehidupan yang Damai
30
Sekolah Baru
31
Status sosial
32
Dibedakan
33
Sakit hati
34
Sekedar kenal
35
Sekedar kenal ( bag 2)
36
Bertamasya
37
Marah
38
Gagal
39
Curiga
40
Aku tahu siapa kamu
41
Maaf
42
Cinta Pertama
43
Ternyata kamu
44
Bertemu lagi
45
Cemburu
46
Pengakuan
47
Kabar buruk
48
Kau milikku
49
Kau milikku bag.2
50
Jangan Ganggu Dia
51
Persaingan
52
Tidak Rela
53
Pertengkaran
54
Penguntit
55
Bersembunyi
56
Bersembunyi bag 2
57
Pencarian
58
Pencarian bag. 2
59
Pencarian bag. 3
60
Pencarian bag. 4
61
Terapi
62
Menemanimu
63
Aku benci Axel
64
Dalam kebimbangan
65
Kekhawatiran Fera
66
Dimana Kamu
67
Identitas baru
68
Aku bukan dia
69
Apakah kamu mencintaiku
70
Apakah kamu mencintaiku bag.2
71
Menunggumu datang
72
Melupakanmu..?
73
Terlantar
74
Jauh tapi dekat
75
Duel
76
Mendaftar
77
Tawaran Pekerjaan
78
Menghindar
79
Dia Pacarku
80
Menerobos masuk
81
Bertemu Silvia
82
Bertemu Silvia bag. 2
83
Tante, Hentikan!!
84
Hutang nyawa
85
Ciuman
86
Ciuman bag. 2
87
Cukup sudah
88
Melepasmu
89
Melepasmu bag. 2
90
Sudah saatnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!