Nina berdiri belakang pintu gerbang sekolah, dia sangat menantikan kehadiran Silvi sejak tadi. Hampir satu jam dia berdiri disana, mengamati setiap mobil yang berhenti di depan sekolahnya itu, lagi lagi dia hanya mengerutkan bibirnya, matanya sudah mulai berkaca kaca. Nina sudah mulai putus asa dan kecewa, " Tante tidak datang.." Katanya dalam hati, isakan tangis sudah mulai terdengar pelan, kalo saja Bibi Ijah tidak memanggilnya.
" Neng Nina...." gadis kecil yang menutupi wajahnya dengan telapak tangan mungil miliknya, seketika membuka telapak tangan yang menutupi wajah miliknya. Rupanya Nina sudah menangis, wajahnya penuh dengan air mata.
" Bibi...." panggilnya lalu segera memeluk Bi Ijah.
" Tante tidak datang..hiks...Tante bohong sama Nina..hua...hua..." Tangisnya pecah.
" Cup...cup...cup..." Bi Ijah tidak berani berkata apa apa, dia takut jika dia berbohong, maka Nina akan semakin sedih.
" Sudah Neng, jangan nangis lagi,...Bibi di suruh Bu Silvi datang buat hadiri pertemuan ini,..." Kata Ijah, mencoba membujuk Nina agar berhenti menangis.
" Kata Bu Silvi, dia nanti akan datang, setelah urusannya selesai,...cup...cup...jangan nangis lagi ya..." lanjut nya lagi.
Nina yang masih terisak, hanya bisa menuruti kata Bi Ijah, dan sedikit demi sedikit, tangisnya sudah akan berhenti.
" Mari masuk saja , nanti Bibi bisa ketinggalan informasi penting buat disampaikan ke Bu Silvi."
***
Nina tertidur di pangkuan Bi Ijah, gadis kecil itu terlelap dengan wajah sedih. Bi Ijah merasa kasihan , anak sekecil ini sudah hidup sendirian, dan juga merasa kesepian karena akhir akhir ini Silvi jarang pulang ke rumah.
Tadi setelah pulang dari sekolah, Nina terus menanyakan Silvi kepada Bi Ijah, Bi ijah hanya bisa memberi omong kosong, supaya Nina tidak kecewa. Wanita paruh baya itu merasa iba dan menangisi nasib malang anak ini.
" Neng ...kasihan banget kamu Nak,.. sekecil ini harus berjuang untuk tabah." katanya, sembari mengelus kepala Nina.
Bi ijah membopong Nina yang tertidur, meletakkannya ditempat tidur Nina. Sudah pukul 1 malam, tapi majikannya belum juga pulang, Bi ijah bermaksud menunggu Silvi, sampai akhirnya dia ketiduran di sofa ruang tamu.
Suara adzan subuh membuat Bi Ijah terbangun, dia pun segera tersadar, semalaman dia tidur di ruang tamu, di lihatnya kunci pintu masih menempel, itu berarti semalam Bu Silvi tidak pulang. " Aduh...Bu Silvi tidak pulang, apa yang harus saya katakan pada Neng Nina, hhmmm...pasti dia akan sedih sekali." bicaranya sendiri, menggerutukan keadaan.
Hari ini adalah hari minggu, Bi Ijah sengaja tidak membangunkan Nina, karena libur, dan juga dia tidak mau membuat Nina sedih, kalo tahu Tante nya tidak pulang.
Nina bangun pukul 8 lebih 15 menit, yang di lihatnya pertama kali adalah kamar Tantenya. Gadis itu segera kecewa, karena mendapati Silvi tidak ada di kamarnya. wajahnya langsung cemberut, dan dia menghampiri Ijah yang sedang mencuci baju.
" Bi....tante Silvi kok gak ada di kamar..?" tanyanya dengan nada ingin menangis.
Ijah bingung harus menjawab apa, "apa yang harus aku katakan..." teriak bathinnya.
" Eee...Neng sudah bangun, ...emm...mandi dulu ya..Bibi sudah siapkan air hangatnya." Ijah mencoba membelokkan pertanyaan Nina.
" Tante Silvi mana....Tante Silvi gak pulang lagi kan Bi, hiks...hiks.." Nina menangis terisak.
Ijah hanya bisa diam, ijah tidak tahan melihat anak itu menangis. Di peluknya Nina, lalu mengendongnya...anak kecil ini masih saja menangis.
" cup..cup...." kata Ijah mencoba menenangkan Nina.
" hik..hik...Tante Silvi jahaaattt ....hua...hua...Tante Silvi tinggalin Nina....hua..hua....Nina tidak mau tinggal sendiri....." ucapnya dalam tangisan.
" cup...cup....Neng kan sudah sama Bibi, Jadi Neng Nina tidak tinggal sendiri....."
" hua...hua... huuuaaaa....." Tangis Nina semakin menjadi keras.
" Nina mau sama Tante Silvi....Nina mau ikut Tante....hua...hua....."
" cup...cup....Iya....nanti Neng sama Tante Silvi..., tapi sekarang Neng sama Bibi dulu nungguin Tante Silvi pulang ya...."
" Tidak mau....pokoknya Nina mau sama tante Silvi..."
***
Sudah dua hari Silvi tidak pulang ke rumah...gadis kecil itu sangat sedih. Setiap kali Silvi menelponnya ,Nina malah menangis...Nina tidak mau bicara sama Silvi...
Di hari Rabu, Nina pergi menghadiri pesta ulang tahun tetangga rumahnya. Nina memakai baju baru yang Silvi belikan seminggu yang lalu. untunglah Silvi hari ini tidak berangkat bekerja, karena tidak enak badan. kemarin Bi Ijah sudah cerita semua ke Silvi , dan Silvi jadi tidak tega jika meninggalkan Nina sendirian . Maka dari itu,Silvi hanya akan pergi ke club miliknya, setelah Nina tidur.
Silvi mendandani Nina supaya penampilannya terlihat rajin dan menawan,Silvi juga menemani Nina.
Pesta akan segera di mulai, dan lilin akan mulai dinyalakan. Nina memandang ketakukan pada lilin berbentuk " Tayo" di hadapannya.Begitu api menyala, Nina menjerit sambil menutup kedua telinganya.
Orang tua dan anak anak yang menghadiri pesta terkejut, lalu segera pandangan mereka tertuju pada " Nina", termasuk juga Silvi yang menunggu sambil berbincang bincang dengan orang tua dari murid dan Tuan tumahnya.
" Api....api....hua...hua.....Bapak ....Ibu....maafin Nina..." teriakan Nina, kedua tangannya menutup kedua telinganya, matanya terpejam, dan keringat dingin keluar dari seluruh tubuhnya, Nina kemudian tak sadarkan diri , terjatuh ke lantai .
***
Nina berada dalam ruangan gelap, dia terbangun dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, Nina melihat kedua orang tuanya menunggunya di sampingnya.
" Bapak?, Ibu?," sapanya pada mereka. Keduanya tersenyum lembut, lalu mengulurkan tangan, mengelus kepala Nina. Nina merasa senang dan juga sedih, kedua matanya berkaca kaca, kemudian Nina memeluk mereka berdua, air mata menetes membasahi pipi, mulut mungilnya mengucapkan apa yang dia rasakan saat ini.
" Ibu ..Bapak....Nina kangen ...Nina mau bersama Ibu dan Bapak...., Nina tidak mau di tinggal sendirian lagi...., Nina mau ikut Ibu dan Bapak saja. ...boleh ya...?". Nina merasakan kehangatan yang selama ini tidak dia rasakan lagi, air mata terus menetes . Kehangatan itu tiba tiba menghilang secara bertahap, Nina melepaskan pelukannya, dilihatnya wajah kedua orang tuanya sedih, berlahan lahan, mereka bergerak menjauh.Seketika rasa takut dan sedih hadir mengisi hatinya, Nina takut kehilangan mereka,. mulut kecilnya berteriak memanggil mereka kembali..".Ibu....Bapak.....jangan pergi....,jangan tinggalin Nina...,ibu...bapak...berhenti...,ibu...bapak...jangan pergi lagi. tungguin Nina...ibu...bapak...,"didalam mimpinya Nina akan menyusul mereka, tapi kakinya sulit untuk di gerakkan. Dia pun berusaha keras mengangkat kakinya, dilihatnya kembali kedua orang tuanya semakin menjauh ..Nina panik ,sedih dan takut. Dia mulai gelisah, nafasnya menjadi cepat karena perasaan yang dia rasakan.
" Tunggu...jangan pergi...tunggu...tungguin Nina"
Guman Nina dalam tidurnya.
" Nina...Nina....Nina bangun...Nina...ini tante Silvi...Nina.." Silvi mencoba membangunkan Nina.
Nina akhirnya sadar dan bangun dari tidurnya.
" Tanteee.......,"teriaknya kemudian, dan langsung memeluk Silvi di sampingnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments