Hotel Amour
"Tuan kita sampai, Wakil Presdir Math Grup sudah menunggu anda di lobby, bagaimana dengan gadis yang baru saja anda tolong." Freya menjelaskan setengah berbisik sambil membukakan pintu mobil untuk Jordan.
"Kau yang urus gadis itu, Lorez kau ikut denganku." Jordan menjawabnya dengan melangkah kan kaki nya yang panjang, mantelnya masih berada di kedua pundaknya, pria itu menyelipkan tangannya ke dalam saku, ketampanannya tak pudar sedikitpun.
"Baik Tuan." Mereka menjawab bersamaan.
Di depan pintu yang besar, sudah beriringan pegawai-pegawai menyambut Jordan, tepat paling ujung di bawah lampu gantung kristal yang mewah serta besar, bercorak gaya eropa berdirilah seorang pria tampan bertubuh ideal, tinggi badan sekitar 187 cm dengan hidung mancung dan ketampanannya bak pangeran namun masih belum bisa menyaingi ketampanan Jordan.
"Selamat sore Tuan Jordan, kenalkan saya Mateen yang akan menemani anda selama berada di Hotel Amour." Mateen mengulurkan tangannya.
Jordan membalas uluran tangan Mateen.
"Terimakasih Wakil Presdir MATH GRUP."
Entah mengapa 2 sosok laki-laki ini saling menatap dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Mari saya antar menuju kamar presidential suite anda". Mateen mempersilahkan Jordan untuk mengikutinya. Mereka pun berjalan beriringan, di belakangnya diikuti oleh asissten pribadi masing-masing.
"Ini adalah kamar presidential suit anda Tuan Jordan, Jika memerlukan sesuatu anda bisa menghubungi saya atau assisten saya." Mateen menjelaskan, kemudian asissten Mateen memberikan kartu nya kepada Lorez.
"Terimaksih Tuan Mateen, Tuan Jordan akan memberikan review terbaik untuk Hotel anda." Dengan sopan Lorez menjawab, sambil menundukkan kepalanya.
"Sama-sama, kami permisi, silahkan Tuan Jordan beristirahat." Kali ini assisten Mateen yang menjawab kemudian mereka pergi meninggalkan kamar.
Saat berada di lorong kamar Presidential suit, Amber menghentikan langkahnya.
"Kenapa Presdir itu sombong sekali, aku tidak terlalu menyukai mereka !!"
Amber merasa kesal dan bergumam di belakang Mateen.
Amber adalah seorang sekretaris yang juga sepupu perempuan Mateen jadi mereka tidak seformal atasan dan bawahan.
"Apakah kamu sedang mengumpati seseorang?" "Sudahlah, siapkan makanan untukku, menunggu seharian membuatku sangat lapar."
Sambil berjalan Mateen mengusap perutnya yang mulai kelaparan, kaki nya yang panjang membuat langkahnya begitu cepat.
Amber yang juga memiliki perawakan tubuh tinggi tak masalah dengan itu karena Amber memang campuran Eropa jadi langkah kakinya bisa mengimbangi Mateen.
******
Presidential Suit
Freya mengetuk pintu kamar Jordan, dan Lorez membukakan pintu.
"Maaf Tuan mengganggu waktu anda , keperluan anda untuk mandi dan keperluan anda yang lainnya sudah saya ganti semua, selama beberapa hari ke depan kita berada di sini, segala keperluan Tuan sudah disiapkan."
Jordan memang Mysophobia.
Jadi semua barang miliknya harus bersih dan tidak suka di sentuh orang lain sembarangan.
Jordan sedang menikmati alkoholnya, dia berdiri di depan jendela yang besar, tubuhnya tinggi, matanya lurus memandangi hamparan kota yang tidak terlalu penuh dengan bangunan, lengan bajunya di gulung naik sedikit , meski begitu, ketampananya tak pernah pudar bahkan sedikit berantakan membuatnya terlihat lebih sexy.
Freya terlihat ragu, dan itu membuat Jordan terganggu. Jordan tidak suka keragu-raguan.
"Katakan !!!" Jordan hanya melirik sekilas. Sambil terus menikmati alkoholnya sedikit demi sedikit.
"Emm..... " Freya masih sedikit ragu apakah harus ia ceritakan atau menunggu Tuannya bertanya.
Jordan melirik lagi dengan tatapan yang menekan, auranya begitu berkharisma. Pertanda bahwa Freya harus mengatakan apa yg ingin ia katakan. Jordan benar-benar tidak suka dengan orang yang tidak yakin pada diri nya sendiri.
"Itu Tuan, Nona yang tadi siang kita tolong sudah saya bawa ke kamar sebelah, tepat di samping kamar Tuan."
"Para pelayan tadi sore sudah membantu membersihkan badannya, dan di berikan perawatan, sebelumnya dia terlihat kumuh dan kotor tapi setelah mandi dia terlihat sangat cantik bahkan para pelayan tidak meriasnya, saya pikir Nona itu bukanlah gadis biasa tapi mengapa bisa berhubungan dengan Herder."
Jordan masih terdiam. Kemudian ia meletakkan gelas alkoholnya di atas meja.
"Kalian pergilah aku ingin mandi." Jordan kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Lorez dan Freya menjawab bersamaan
"Baik Tuan."
"Kami permisi selamat beristirahat."
Jordan mengguyur tubuh berototnya yang kekar namun masih cukup ideal itu dengan air dingin yang jatuh dari shower.
Setelah selesai mandi berjam jam, pria itu ingin tidur cepat, ia mengeluarkan beberapa pil obat dari botol kecil, yang sudah Freya siapkan di atas meja.
Jordan membaringkan badan yang telah kembali segar di atas ranjang, ia lebih suka tidur memakai boxer dan kaos oblong berwarna putih atau hitam, kadang pun ia lebih suka tidur tanpa baju dan hanya memakai boxer saja.
Ternyata matanya tak ingin terpejam, Jordan bangun meraih piyama dan berjalan keluar kamar.
Setelah melewati lorong yang sedikit panjang ia berhenti di depan pintu kamar hotel seseorang dan ia mencoba membukanya dengan kartu nya.
"Tiiitttt..Ceklekkk."
"Kau benar-benar hebat Freya, aku bahkan hanya mencoba mengakses kamar ini dengan kartuku, ini membuatku geli." Dalam hati Jordan berbicara. Tanpa ia sadari sudut bibirnya terangkat dan tersenyum sedikit, seperti ada sesuatu yang menggelitiki ujung hatinya namun Jordan tak menyadari itu bahkan ia mulai penasaran akan sesuatu.
"Ahh... kenapa juga aku harus mencoba mengakses kamar ini dengan kartuku?"
"Yasudahlah, sudah masuk kamarnya juga, toh aku yang menyelamatkannya setidaknya aku harus melihat nya sebentar." Dalam hati Jordan mulai berdebat dengan dirinya, bahkan sekarang pria itu mulai beralibi dan menipu dirinya sendiri.
Gadis itu memakai piyama putih pendek, pahanya terlihat mulus, lengan nya yang tertutup piyama berlengan pendek dengan kain sutra lembut terbentuk halus, ia tidur miring dengan sedikit menekuk kakinya ke atas dan kedua tangannya dijadikan bantal untuk kepalanya.
Kulitnya putih, bersih, terlihat halus dan kenyal. Bibirnya terlihat ranum berwarna pink kemerahan meski tanpa polesan lipstik. Rambutnya panjang dan halus tergerai di punggung belakang. Yang melihatnya pasti akan berkata gadis ini sexy dan menggoda.
"Eghemmm..." Jordan berdehem pelan, tenggorokannya terasa serak, seakan mencoba menyadarkan dirinya sendiri dan mengembalikan akalnya yang entah pergi kemana.
"Pantas pria tua itu memburunya."
Jordan melihat telapak kaki gadis itu terdapat banyak luka parut, sepertinya dia berlari sangat jauh tanpa memakai alas kaki. Kemudian Jordan mengambil kotak p3k di almari kecil samping tempat tidur, diambilnya salep luka memar, dan ia oleskan salep itu pada kaki yang terluka.
Jordan berpikir sejenak.
"What the fck* ?!"
Sembari membuang salep itu ke atas ranjang.
Kemudian pria itu berdiri, saat akan pergi, tiba-tiba gadis itu terbangun.
"Tuan... apakah anda Tuan yang tadi siang menyelamatkan saya?" Gadis itu perlahan duduk dan menurunkan kaki nya, berjalan mendekati Jordan namun kakinya begitu sakit sehingga ia terjatuh.
Jordan berbalik dan terkejut, gadis yang begitu cantik, rambutnya panjang tergerai, dengan piyama pendek terlihat begitu menggoda.
Saat terjatuh, gadis itu seperti kelinci putih yang bersih dan terlihat kasihan, seketika Jordan mengangkat gadis itu dan menggendongnya untuk di bawa di ranjangnya kembali.
"Apa kau bod*h, jika kau masih sakit jangan turun dari tempat tidurmu." Jordan membaringkannya di atas ranjang.
"Maafkan saya Tuan, saya hanya ingin berterima kasih pada anda, sangat berterima kasih."
Gadis itu menundukkan kepala sembari meremas kedua tangannya karena takut.
"Siapa namamu." Tiba-tiba Jordan bertanya. Entah dia sendiri pun bingung kenapa menanyakan hal ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
si Rosalia.. yang kau cari.. jodohnya mungkin..
2023-12-09
1
Zainab Ddi
wah ketemu nih jodoh masa kecil
2023-12-08
0
Ali Ghani
sip
2022-09-01
0