"Haii cantik pesan semua makanan yang paling enak dan temani aku duduk disini, apakah kau mau menjadi istri ke-2 ku?"
Seorang pria tua yang mesum menggoda pelayan kedai, dia adalah ketua preman yang sering meminta dan memalak uang para pedagang, serta memberikan sejumlah uang sebagai pinjaman dengan bunga yang tinggi, selama para pedagang dan masyarakat hidup di wilayah kekuasaannya, semua harus mengikuti aturan yang dia buat.
"Ma...Mmaaf Tuan Herder saya... Saya harus bekerja." Gadis itu berusaha keras menarik tangannya kembali, dari cengkraman lelaki tua yang mesum itu, kemudian setelah terlepas gadis itu berlari dan bersembunyi di balik meja kasir yang tinggi.
"Apa?!! Beraninya kau tidak mau menemaniku!!! Kau berani sekali denganku!!! Jeni...!!! Jeni!!!" Amarah herder meradang karena gadis itu menolak melayaninya.
"Mana orang itu, Betran panggil wanita itu kemari !!!" Teriak Herder tak sabar.
Betran adalah tangan kanan Herder, emosi Herder meluap luap. Kemudian Betran menggeledah masuk ke dalam rumah, menyeret seorang wanita paruh baya dan melemparkan wanita itu hingga duduk di lantai, tubuhnya gemetar di samping kaki Herder.
"Kau mau sembunyi di mana... Aku akan tetap menemukanmu..." Suara Herder pelan namun mengerikan, dengan menghisap rokoknya, ia menatap ke atas menikmati setiap hisapannya.
"Jadi kapan kau akan lunasi hutang-hutangmu? Apa kau sudah pikun?" Kata Herder mulai santai dan dingin, sambil sesekali Herder menyantap makanan yang sudah di pesannya.
"Ma... Ma... Maafkan saya Tuan Herder... Saya masih perlu wa... Waktu sa-saya janji akan lunasi semuanya, Benni su-sudah mendapatkan pekerjaan, se-setiap bulan gaji yang di-dia terima akan saya berikan kepada Tu-Tuan Herder." Jeni berbicara terbata bata karena ketakutannya sembari duduk tertunduk, tidak berani menatap Tuan Herder.
"Ku beri waktu 1 minggu untuk melunasi hutang-hutangmu atau gadis pelayan itu sebagai gantinya." Kata Herder santai, Herder memang sudah mengincar gadis itu.
"Semua hutangmu akan ku anggap lunas. Minggu depan aku datang, persiapkan mana yang kau pilih." Lanjut Herder.
Seketika Jeni terkejut, dengan reflek ia mengangkat wajahnya menatap Herder yang sudah berdiri. Pria tua itu hanya menatap nya dengan sinis kemudian pergi meninggalkan kedai dengan Betran dan anggota-anggotanya.
"Rossalia !!!" teriak Jeni dengan amarah yang meledak.
"Kau bahkan tak bisa menyenangkan Tuan Herder, aku sudah merawatmu dari kau masih kecil, ini kah balasanmu kepadaku !!" Jeni marah dan meradang.
Jeni menarik tangan Rossalia, membawanya ke dalam rumah dan melemparkannya ke dalam kamar.
Kedai makan dan rumah memang menjadi satu. Rumah itu hanya berukuran kecil, hanya ada tiga kamar tidur berukuran sempit serta dapur, sedangkan ruangan depan untuk mereka berjualan mie ayam.
Jeni melampiaskan amarahnya kepada Rossalia.
"Kau tetap disini !! Jangan harap kau bisa makan malam ini !!!" Jeni pun mengunci kamar Rossalia.
"Tidakkk... Jangan... Ibuuu... Ampun ibu.... Maaf ibu... Ampuni aku ibu... Jangan hukum aku lagi..." Rossalia menangis memukul-mukul pintu yang sudah dikunci dari luar oleh ibunya, ia memukuli pintu dengan telapak tangannya, dan duduk bersimpuh.
Hanya kata itu yang keluar dari mulut Rossalia yang menangis karena ia tahu tak akan bisa merubah keputusan ibunya ketika marah.
Ya dialah Rossalia, yang sekarang telah berumur 20 tahun, ia hilang terseret ombak. Ketika terbangun ia telah dirawat oleh seorang wanita yang menemukannya di pinggir pantai.
Rossalia sendiri tidak tahu dia berada dimana. Rossalia tidak pernah diijinkan pergi kemanapun, bahkan ia tidak diijinkan bersekolah.
Namun setiap kali Jeni pergi ke kota untuk berbelanja keperluan-keperluan rumah atau keperluan untuk berjualan mie ayam nya, saat itulah waktu yang tepat untuk Rossalia diam-diam pergi menemui Pak Nicko lelaki paruh baya, beliau adalah guru sekolah di dekat rumahnya.
Sekolah itu begitu sederhana bukan seperti sekolah-sekolah pada umumnya. Rossalia ingin belajar meski hanya sekedar bisa membaca, menulis, dan berhitung. Rossalia tidak pernah menceritakan kisah hidupnya kepada siapapun bahkan kepada guru nya.
"Krieettttt... Ceklek..." Terdengar suara pintu dibuka.
"Ibu...!!!"
"Ibu...!!!"
"Aku sangat lapar siapkan makanan untukku !!!"
"Ibu...!!!"
Lelaki muda itu memanggil ibunya dengan sangat kasar, sambil berbaring dikamar dia menutup matanya dengan lengan kanan.
"Lelah sekali hari ini, pekerjaan kasar itu membuatku bosan, kapan aku bisa kaya jika hanya bekerja sebagai tukang bangunan, sial sekali hidupku !!" Gumamnya dalam hati.
"Iya.. Iya.. Anakku akan ibu siapkan." Teriak Jeni dari dalam kamarnya, ia sedang menyimpan kunci kamar Rossalia.
Sambil tergopoh-gopoh Jeni keluar dari kamar, wanita paruh paya itu menuju dapur menyiapkan makanan untuk anak laki-lakinya.
Jeni dengan tergesa-gesa membawakan makanan itu ke kamar anaknya, dia takut anak nya akan marah.
Selagi anaknya sedang makan, Jeni memberitahukan tentang Herder yang menginginkan Rossalia menjadi penebus hutang-hutangnya.
"Benni, apa kau sudah mendapakatkan gaji untuk bulan ini? Pagi tadi Tuan Herder datang, katanya kita di berikan waktu satu minggu untuk melunasi hutang-hutang kita. Namun Tuan Herder berkata hutang kita akan lunas jika Rossalia menjadi istri keduanya bagaima....." Sebelum Jeni meneruskan kalimatnya Benni tersedak makanan dan terbatuk batuk.
"Apa?!!! Apa kau tidak waras!!! Awas saja kalau kau berani menyerahkan Rossalia pada si tua bangk* itu !!!"
Ibunya hanya terdiam tidak berani lagi meneruskannya.
Setelah ibunya pergi, Benni bergumam sendiri.
"Aaarrghhhh Siall. Beraninya mereka... aku bahkan belum mencicipinya, dan mereka mau mengambil Rossalia dariku!!!"
Benni bergumam tak henti-hentinya sambil membayangkan Rossalia yang sangat cantik seperti mengalahkan cantiknya sang malaikat.
"Tenang saja Rossalia, aku tidak akan membiarkanmu di makan oleh pak tua itu. Tenang saja kakak akan melindungimu." Dengan senyuman licik Benni bergumam sendiri, entah apa yang ada dalam pikirannya. Apakah dia tulus ingin melindungi Rossalia atau ada maksud lain di dalam hatinya.
Benni adalah pria pengangguran, namun ia terpaksa bekerja sebagai tukang bangunan karena bujukan dari ibunya yang sudah tidak memiliki apapun lagi, bahkan rumah yang mereka tempati adalah satu-satunya harta yang mereka miliki, namun kini telah dijadikan jaminan hutang kepada Herder.
Disamping kamar Benni adalah kamar Rossalia, disana Rossalia hanya bisa menangis sambil menutup mulutnya bersandar pada pintu kamarnya berusaha agar suara tangisannya tidak didengar siapapun sampai pada akhirnya ia tertidur karena kelelahan.
Setiap harinya seolah mimpi buruk baginya, ia tidak menyangka selama hidupnya akan terpenjara di pulau yang antah berantah ia tak tahu.
Meski ia di angkat anak oleh Jeni namun hidupnya tak pernah mudah. Tidak ada hari tenang bagi dirinya, siksaan, pukulan, bahkan kerap kali Jeni membiarkan Rossalia kelaparan di dalam kamar yang ia kunci.
Rossalia masih tetap bertahan, ia tidak ingin menyerah, ia percaya akan ada seseorang yang menolongnya suatu hari nanti dari penjara mengerikan ini. Setiap sore ia memandangi pantai dan laut berharap seseorang di luar sana mengenalinya dan membawanya kembali.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Soraya
permisi numpang duduk dl ya kak
2023-12-19
0
Retno Anggiri Milagros Excellent
tenang.. ya..sabar.. pasti ada yang.datang.. 🙏🤭😍
2023-12-09
0
Nunik Wahyuni
Jordan cptlah kau temukan rossalia mu kasian dlm penyiksaan 😔😔😔
2023-12-06
0