Di sebuah pemukiman kumuh, berdirilah rumah kecil yang sekaligus dijadikan kedai mie ayam untuk berjualan.
Rumah itu benar-benar butuh perbaikan karena sudah banyak yang lapuk di bagian-bagiannya.
Ada seorang gadis berambut panjang dengan mata nya yang indah, bulu matanya yang lebat, alisnya yang panjang dan lentur, serta pipi tirus namun sedikit berisi membuatnya terlihat cantik.
Bibir nya kenyal berisi namun sedikit tipis, tanpa dipoles dengan warna warni lipstik tetap ranum berwarna pink kemerahan, bibir yang mungil itu bernyanyi sembari tangan dan jemari lentiknya mencuci bertumpuk tumpuk pakaian kotor.
Suaranya indah. Ketika ia berbicara seperti daun kering yang terinjak, begitu renyah dan menusuk di hati, membuat perasaan yang sepi berubah menjadi ceria.
"Rossalia ibu pergi ke kota untuk berbelanja kamu jangan kemana-mana, selesaikan cucian-cucian itu, jika aku pulang kau belum selesai mencuci jangan harap bisa pergi melihat pantai."
Katanya sembari berlalu meninggalkan Rossalia sendiri dengan tumpukan baju kotor milik ibu dan kakaknya.
"Oke baiklah baju-baju kotor kita akan lihat seberapa kerja samanya kalian denganku."
"Hai noda-noda kotor sebaiknya kalian menyerah karena aku akan begitu keras menggosok kalian."
Begitulah Rossalia, ia tidak memiliki seorang teman karena tak pernah diijinkan keluar jauh dari rumah, ia hanya boleh keluar sejauh beberapa meter dari rumahnya dan pantai tepat di belakang rumahnya.
Setiap sore Rossalia melihat pantai, berharap ada seseorang yang akan menolongnya dari sangkar menyeram kan yang sudah mengurungnya bertahun-tahun.
Terkadang ia menangis tak berdaya namun terkadang ia percaya akan ada seseorang yang mengenalinya.
Hingga waktunya pun tiba.
Tuan Herder menepati janjinya, setelah seminggu ia datang ke kedai, membuat keributan.
"Dimana pemilik kedai dan pelayannya." Betran berteriak tidak sabar, sambil mencarikan dan membersihkan tempat duduk untuk Herder.
Saat itu Benni masih tidur karena dia sedang libur kerja. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Mendengar kegaduhan Benni merasa tidur nya terganggu, dia ingin memaki siapa yang telah mengganggunya. Ketika melihat Herder nyalinya berubah menjadi ciut, ia seperti ulat yang menggulung tubuhnya.
"Tuan Herder, apa yang bisa saya bantu Tuan." Benni membungkukkan badan sembari meremas kedua tangannya.
"Sialan. Apakah ini sudah seminggu, kenapa aku tidak mengingatnya dan sekarang ibu sedang ke kota." Dalam hati Benni memaki, ia lupa pada perjanjian yang Herder berikan.
"Apa kau tahu persyaratan apa yang sudah aku berikan pada ibumu?" Tuan Herder mengambil rokoknya dan mengisyaratkan Betran untuk memantikkan api.
Pria tua itu menghisap rokoknya, menikmati hisapan demi hisapan sembari memejamkan matanya kemudian melihat sinis Benni.
"Maaf Tuan apakah bisa...." Sebelum Benni menyelesaikan kalimatnya, Herder sudah menyelannya, ia tahu apa yang akan Benni ucapkan dan ia telah bosan mendengar setiap alasan yang keluar dari mulut para penghutang.
Sedangkan Herder memang sudah tidak sabar ingin membawa Rossalia bersamanya, menjadikannya istri kedua. Sudah sangat lama Herder memperhatikan Rossalia namun gadis itu masih terlalu muda, sekarang adalah waktu yang tepat untuk membawa Rosaalia bersamanya.
"Bawa gadis itu bersama kita." Dengan suara tenang Herder memerintahkan anak buahnya.
Rossalia yang saat itu sedang mencuci baju di belakang rumah terkejut tiba-tiba tangannya ditarik lelaki secara paksa. Mereka menyeret Rossalia dengan sangat kasar.
"Ada apa ini !!! Aaahhh Tu-Tuan Betran.....!!!!
Seketika dia teringat perjanjian Herder dengan ibunya.
"Tidak... Tidak... Tidakkk ..!!!! Saya tidak mau, lepaskan saya..!!! Saya janji akan melunasi hutang ibu saya !!!" "Lepaskanlah saya, saya mohon...."
Sambil menangis Rossalia memohon namun Betran tetap menyeret nya untuk di bawa kepada Herder.
Saat berhadapan dengan Herder, Rossalia bersujud memohon untuk dilepaskan bahkan dia meminta Benni untuk membantunya namun Benni terlalu pengecut bahkan dia di jaga oleh tiga pengawal Herder.
"Benni aku mohon bantulah aku..." Rossalia bolak balik, serta mondar mandir meminta pengasihan kepada Herder dan juga Benni untuk melepaskannya.
Saat itu Jeni yang sudah sampai di tempat pemberhentian bus, teringat jika melupakan sesuatu, ternyata dia melupakan dompetnya yang dia taruh diatas meja saat sedang memakai jaket.
"Untung lah aku ingat, belum sampai naik bis, aku akan mengambilnya dan kembali ke halte, sebelum busnya datang aku harus cepat." Katanya sembari berjalan pulang, ia mempercepat langkahnya.
Setibanya di rumah wanita paruh baya itu terkejut melihat Rossalia bersujud dan menangis di hadapan kaki Herder.
"Ya tuhan kenapa aku bisa sepikun ini !!" Ujarnya dalam hati.
"Tapi baguslah hutang-hutangku bisa lunas berkat dia tanpa aku bersusah payah mencari uang, aku tinggal ber akting sepintar mungkin di depan Benni dan yang lainnya seolah-olah aku tak rela agar Benni tak memarahiku. Aku tahu Benni punya hati dengan gadis itu. Cih, mana sudi aku merestui mereka. Yaahh, setidaknya usahaku selama ini tidak sia-sia, dulu aku memungutnya di tepi pantai, merawat dan membesarkannya, bahkan dulu aku berfikir naif ku kira kau anak orang kaya, inilah waktu yang tepat kau membalas budi kepadaku Rossalia, Ha..Ha..Ha." Dalam hati Jeni berbicara sendiri dan tertawa bahagia.
Jeni memulai sandiwarannya, dari kejauhan ia berlari tergopoh-gopoh kemudian bersujud di kaki Herder tepat di samping Rossalia. Jeni menangis meraung-raung meminta belas kasihan untuk Rossalia.
Jeni memang sudah lama ingin mengusir Rossalia namun ia masih memiliki hati nurani lebih tepatnya Rossalia pasti akan bermanfaat suatu hari nanti, ia tidak ingin merasa rugi karena telah membesarkan dan merawat gadis itu hingga sekarang telah tumbuh dewasa.
Entah mengapa Jeni sangat membenci Rossalia, ia merasa tertipu dengan kecantikan gadis itu, berharap ia menolong anak orang kaya yang akan memberinya imbalan.
Namun ia salah, selama 13 tahun ini ia menganggap hanya memelihara parasit dan juga memelihara orang yang tidak berguna. Baginya Rossalia tidak menghasilkan apapun, di fikiran Jeni hanyalah uang dan uang.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
kasihan Jenny
2023-12-09
0
Zainab Ddi
dia calon istri orang kaya tuh
2023-12-08
0
Ali Ghani
like
2022-09-01
0