"Tuaaannnn jangan ambil putriku, saya mohoonnn, kasihanilah kami..." Teriak Jeni sambil menangis meraung-raung dan bersujud, kedua tangannya memegangi kaki Herder.
"Saya akan membayar hutang-hutang itu, tapi tolong jangan jadikan Rossalia istri kedua." Kata Jeni sambil menangis.
"Apakah sandiwaraku sudah cukup meyakinkan?" Jeni bergumam dalam hatinya.
"Jangan mulai lagi, aku sudah muak dengan tangisan kalian." Herder menendang Jeni dan menyeret Rossalia yang menangis tidak ingin pergi.
"Ibu tolongg aku Ibu... Aku mohon ibu... Tolong kasihani aku... Aku janji akan menjadi penurut, Aku janji tidak akan melawanmu... Aku janji akan melakukan apapun yang kau mau... Ibuuuu..." Tak henti Rossalia memanggil ibunya hingga suaranya samar-samar tak terdengar lagi.
******
Perusahaan Rossalia Grup
Jordan sedang sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang harus ia tanda tangani, namun tiba tiba pintu di buka dengan kasar.
"BBRRAAAKKKKK...!!!!!" Suara Pintu di buka secara kasar.
"Jordan, kau harus pecat Lorez...!! Dia menghalangiku untuk menemuimu, aku sudah katakan bahwa ada hal penting yang ingin ku sampaikan langsung padamuuuuu......"
Suaranya mulai melemah, pelan namun pasti langkahnya mendekati Jordan, kemudian tangannya merangkul pundak Jordan sambil sesekali mengelus dada pria di depannya itu dengan sikap manja.
"Maaf Tuan, saya sudah berusaha." Lorez menundukkan kepalanya.
Jordan yang paham menyuruhnya pergi dengan isyarat tangannya.
"Aku sedang sibuk bisakah kau berdiri dengan benar di tempatmu Mikaila?" Jordan menatap Mikaila dengan tatapan tidak senang.
Mikaila adalah anak dari Federic, ayah nya seorang walikota di negara K.
"Honey bisakah kau memelukku sebentar saja, aku sudah lelah bermain kucing dan tikus denganmu apa kau benar-benar tidak menyukaiku?"
"Apa ini yang kau bilang penting tadi?" Jordan masih mengontrol kesabarannya.
"Honey aku mencintaimu, jangan katakan kau masih memikirkan cinta pertamamu yang konyol itu, bahkan itu sudah 13 tahun yang lalu, siapa tahu gadis itu sekarang sudah memiliki suami dan anak, apa kau akan tetap menunggunya ?!"
Mikaila berdiri dan memutar badannya, seperti model.
"Lihat lah aku yang lebih can...."
Mikaila belum menyelesaikan kalimatnya Jordan menarik lengan Mikaila dengan cepat, menyeretnya keluar dari ruangan dan melemparnya dengan kasar.
"APA KAU MENGUJI KESABARANKKU !!!!"
Bentak Jordan suaranya yang keras menggelegar, sontak membuat semua karyawan yang sedang melakukan meeting dengan Freya di lantai atas bergidik ngeri.
Meski lobby depan ruangan Jordan dimana ia melemparkan Mikaila hingga wanita itu terjerembab terbilang jauh dari ruangan para karyawan yang sedang meeting namun kali ini suaranya benar-benar keras.
Membuat para karyawan penasaran apa yang sedang terjadi, dan siapakah yang seberani itu membuat pria dingin itu marah.
"Lorez antarkan wanita ini keluar." Jordan membalikkan badannya, berjalan kembali menuju ruangannya.
"Baik tuan." Dengan cepat Lorez segera mengusir Mikaila dari kantor. Mikaila terlihat pucat, dan pergi sambil menutup mulutnya menyesali perkataannya.
Sedangkan di kantor semua bergosip berbisik bisik.
"Bukankah itu putri walikota, habis lah."
"Jika aku jadi dia, lebih baik aku mengurung diriku sendiri dikamar selamanya."
"Bahkan putri walikota tidak bisa meluluhkan hati presdir, Ya Tuhan..."
Seperti itulah mereka bergosip. Freya menatap para karyawan, sontak para karyawan hilang kendali tidak berani untuk bergosip dan kembali ke dalam ruangan kemudian duduk melihat layar laptop mereka masing-masing.
******
Jordan duduk di kursi kebesarannya, di dalam ruangan yang besar dan mewah, kemudian ia memencet tombol panggilan cepat.
"Freya kita akan ke kota S memantau proyek mega Rossalia Grup dan Nathan Grup, siapkan semua keperluan kita selama beberapa hari disana, beritahu Lorez hal ini."
"Baik tuan Jordan, saya akan persiapkan semuanya."
"Beritahu Sean, suruh dia kembali ke negara K, pegang kendali perusahaan sementara kita sedang ada di kota S karena klien dari Rusia akan tiba. Jordan kembali memberi perintah tanpa menunggu jawaban dari Freya, sambungan diputus Jordan.
******
Bandara Kota S
"Lorez seberapa persen kita menguasai kota S?" Sambil berjalan dengan langkah cepat Jordan bertanya, memastikan wilayah yang akan digarap benar-benar aman dan dibawah kendalinya.
"Bisa dikatakan hampir 90% tuan, organisasi mafia yang sudah lama tinggal disini 10% menguasai wilayah bagian utara sedangkan bagian selatan sepenuhnya berada pada kendali Tuan."
"Ada organisasi yang sudah tua di bawah kepemimpian Herder, apakah Tuan ingin membereskannya?"
"Tidak usah, kita disini hanya untuk menyelesaikan bisnis, selama mereka tidak mengganggu kita."
Kaki Jordan yang panjang melangkah menuju mobil, membuat ia terlihat begitu gagah dengan menyembunyikan kedua tangan nya ke dalam saku celana, sedangkan mantel besar berada pada bahunya, itulah gaya nya sehari-hari.
"Silahkan Tuan, wakil presdir dari Hotel Amour sudah menunggu." Sembari Freya membukakan pintu mobil.
"Wakil presdir? Bukankah selama bertahun-tahun dia berada di luar negeri, kenapa tiba-tiba kembali?"
"Kabarnya ayah Mateen sedang sakit parah Tuan, dan Mateen yang akan menggantikan posisi ayahnya. Sedangkan disini Mateen akan melebarkan sayap Hotel Amour agar bisa setara dengan Hotel Dreams di negara K."
Freya duduk di bagian depan sembari memberikan penjelasan pada Jordan, saat itu mobil telah melaju dengan kecepatan normal.
Namun saat Lorez fokus menyetir tiba-tiba ada seorang perempuan yang berlari menuju mobil, secepat kilat dia membanting kemudinya hingga membuat Jordan marah.
"Apa kau ingin membangkitkan adrenalinmu, jika kau rindu berperang akan ku kirim kau ke Afrika, kau bisa ikut berperang di sana !!!" Jordan berteriak dan memegangi kepalanya.
"TUAN TOLONG SAYA... !!!"
"TOLONG SAYA... !!!"
"SAYA TIDAK INGIN IKUT DENGAN MEREKA !!!!"
"TUAN KASIHANILAH SAYA...!!!"
Seorang wanita menggedor-gedor kaca mobil Lorez, dengan badan yang kotor dan penuh luka.
"Tuan.... " Sebelum Lorez menyelesaikan kalimatnya, Jordan telah keluar lebih dulu dari dalam mobil. Pria itu hanya memandangi gadis yang terlihat kotor tanpa sepatah katapun.
"Tuan tolong saya, saya janji akan membalas kebaikan Tuan tapi saya mohon tolonglah saya, saya tidak ingin ikut dengan mereka." Gadis itu menangis dan bersujud di kaki Jordan tak berdaya.
Segerombolan laki-laki berjumlah lebih dari 20 orang mendekat dan diikuti Herder di belakangnya.
"Tuan Jordan, jika Herder melangkahkan kakinya dia melanggar peraturan wilayah kekuasaan."
Lorez menjelaskan dengan nada setengah berbisik.
"Wooooohoo.... Siapa kah ini, apakah ini dewa kematian yang sering di sebut-sebut itu?"
"Sepertinya peliharaanku sedang tersesat aku ingin membawanya pulang, bisakah anak buahku mengambilnya, TU-AN JOR-DAN."
Herder sudah lelah karena gadis itu, dan sekarang dia sedang malas untuk basa basi. Nafasnya tak beraturan karena ia berlari cukup jauh.
"Silahkan, tapi sekarang dia berada di wilayahku dan tepat di bawah kakiku, menurutmu apa yang akan terjadi."
Jordan membalas dengan tenang, dia mengeluarkan rokok nya, Lorez memantikkan api, tangan kanannya diselipkan ke dalam saku celana dan Mantel yang besar berada pada kedua pundaknya.
Herder tertawa terbahak-bahak mendengar ia diremehkan bocah yang jauh lebih muda darinya.
"HA-HA-HA....!!!"
"Kau membuatku geli nak!!!"
"Meskipun kau memiliki 90% kekuasaan di kota ini, sebelum menyesalinya dan kehilangan kekuasaanmu lebih baik kau bersembunyi di belakang punggung ibu mu atau meminta ibu mu menina bobok kan mu !!!!"
"HA-HA-HA-HA ...... !!!!"
Lorez dan Freya yang mendengarnya tersenyum sinis dan mengangkat gadis itu agar tidak menghalangi Tuannya.
"Ide mu bagus juga, sayangnya aku tak punya ibu." Jordan membuang rokoknya dan menginjaknya.
"Jadi.... kalian ingin maju bersama-sama atau aku yang kesana..." Lagi-lagi Jordan dengan tenang berjalan maju dan menyelipkan kedua tangan nya ke dalam saku celana.
Herder di selimuti kemarahannya karena kehilangan gadis itu, sambil berteriak ia memgeluarkan pistolnya.
"KAU AKAN TERKUBUR BERSAMA KESOMBONGANMU.... SERANG DIAAA..!!!!!"
"HHYYAAAAAAA..........!!!!!!!!!"
"BAJ*NG*N KAU JORDANN........!!!!!!!"
"DOOORRRR...!!" DOORRRR....!!!" DORRRRR.....!!!!"
Pertarungan yang tidak seimbang ,1 lawan lebih dari 20 orang, dengan gerakan cepat Jordan menghabisi semuanya.
Hingga tanpa Herder sadari Jordan sudah tepat berada di depan matanya.
Gerakannya begitu cepat tepat dan akurat.
Ya, pelatihannya yang keras semasa kecil membuat Jordan menjadi mafia nomor 1 di dunia.
Hanya orang bodoh dan cari mati yang ingin tetap melawannya.
"Jadi, apa kau ingin mati?" Jordan menurunkan pistolnya, yang berada tepat di kening Herder.
Herder gemetar bahkan dia tak kuat memegang pistolnya serasa pistol itu begitu berat di tangannya. Herder tak percaya dewa kematian berada di depan matanya. Dia terkulai lemas duduk di bawah kaki Jordan.
"Ha... Ha... Ha...."
"Ternyata rumor itu benar, kau memang dewa kematian..." Herder menertawakan dirinya sendiri yang bodoh, badannya gemetaran.
"Selesaikanlah secara mafia dewa kematian." Herder menutup matanya.
"Aku sedang tidak ingin membunuh pria tua, pulanglah." Jordan berbalik dan menuju mobilnya.
"Terimakasih dewa...." Herder menjawab lirih, Jordan mendengarnya dan terus berjalan menuju mobil.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
nah.. itu Rosalia.. yang kau cari
2023-12-09
1
Ali Ghani
seru
2022-09-01
0
Arianti Wijaya
ceritanya seru👍
2021-08-03
3