Selama itulah bik Nuri bekerja di rumah Rina. Merawat Rina dari kecil hingga sebesar yang sekarang. Mengajari Rina arti hidup yang sesungguhnya. Dan banyak hal lain lagi yang bibik lakukan di rumah ini.
"Non Rina, ingat kata-kata bibik ya. Jangan pernah balas kejahatan dengan kejahatan ya non. Tapi, balaslah kejahatan dengan kebaikan. Insyaallah, hidup akan merasa damai non," kata bibik lagi.
"Iya bik, aku akan ingat apa yang bibik katakan. Terima kasih banyak ya bik, bibik sudah memdidik aku hingga jadi orang yang seperti sekarang," kata Rina di barengi dengan senyum manis yang ia punya.
"Ya udah, bibik mau sholat dulu non. Non Rina mending mandi deh, kemudian sholat magribnya jangan lupa ya. Banyak-banyak berdoa sama Allah. Minta diberikan hati yang tenang," kata bibik.
"Iya bik, pasti aku lakukan kewajiban ku nanti. Bibik tenang aja ya, aku ingat waktu kok." kata Rina.
Saat papanya sibuk dengan urusan kantor, mama sibuk dengan kak Indah. Hanya bibik yang selalu hadir di hidup Rina. Sejak kecil, hingga saat ini masih sama. Tidak ada yang berubah dari kehidupan Rina.
Jangan salah, Rina ini umurnya baru dua puluh satu tahun. Ia juga sudah menamatkan kuliahnya, setelah tiga tahun kuliah, gelar sarjana Ekonomi sudah ia genggam. Hanya saja, ia tidak minat untuk melanjutkan. Ia hanya minat berdangang, namun hal itu ditentang keras oleh mama dan kakaknya. Kata mama, Rina akan bikin malu saja kalau membuka usaha. Alhasil, ia diizinkan bekerja di luar rumah. Tapi tidak membawa nama Kinandar saat bekerja. Artinya, Rina tidak boleh mengatakan siapa keluarganya saat ia sedang bekerja.
Anak yang baik lebih suka mengalah dari pada mencari masalah. Makanya, Rina selalu mengalah dengan kakak mau pun mamanya. Yang mengerti dia hanya papa dan bibik yang bekerja di rumah itu.
***
Setelah bibik pergi kekamarnya, Rina masih menikmati minuman yang masih tersisa. Bibik benar, aku tidak seharusnya menyimpan rasa dendam pada kak Indah. Lagian, menjenguk orang sakit kan termasuk akhlak baik juga. Sebagai mana yang rosulallah ajar kan. Kata Rina dalam hatinya.
"Baiklah Adrina, ayo jadi diri mu sendiri. Jangan menjadi orang yang pendendam dan pemikiran tidak baik itu akan merusak hati, oke," kata Rina sambil bangun dari duduk dan berkata pada dirinya sendiri.
Ia pun bergegas naik keatas untuk menuju kamarnya. Kamar Rina dan kamar kakaknya memang tidak jauh. Letak kamar mereka sama-sama di lantai dua. Bedanya hanyalah, kamar kak Indah lebih mewah dibandingkan kamar Rina.
Setelah sampai didepan kamar, ia melihat kearah pintu kamar kakaknya yang masih tertutup rapat.
"Aku harap, semua akan baik-baik saja," kata Rina bicara pada dirinya sendiri.
Lalu ia melanjutkan langkah kakinya, membuka pintu kamar dan masuk kedalam. Ia sudah membulatkan tekat, ia akan menjenguk calon kakak iparnya besok saja.
Karna saat ini, tidak mungkin untuk Rina pergi. Hari sudah gelap dan semua keluarga tidak ada di rumah. Mau naik apa iya pergi kerumah sakit, jika mobil tidak ada di rumah. Masa ia mau naik taksi online, kan gak wow lah datang sendiri, naik taksi online lagi.
Datang menjenguk calon kakak ipar, eh malah sendirian. Nanti jadi pusat perhatian mereka yang ada di sana lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Mawar Jingga
mau lanjut baca kayanya bagus nich ceritanya lanjut Thor sukses slalu
2023-07-26
0
Nurul Fitriyah
love...
2023-03-04
0
Yusria Mumba
semangat rina
2022-11-26
0