Akhirnya, papa pun berangkat sendiri. Sedangkan Rina masuk kekamarnya, dan membaring kan tubuh di atas ranjang empuk di kamar yang bernuansa serba hijau itu. Dari gorden sampai sprei, semuanya berwarna hijau. Itu adalah warna favorit Rina, apapun yang ia miliki. Ia selalu memilih warna hijau.
Pikirannya kembali menerawang, ia merasa serba salah sebenarnya. Memikirkan antara ingin ikut papa kerumah sakit atau tidak.
Di satu sisi hatinya, ia ingin menjenguk calon kakak iparnya di rumah sakit. Sedangkan di sisi lain, rasanya sangat malas kalau ingat bagaimana sifat kakaknya saat bersama keluarga Respatih.
Masih jelas diingatan Rina, bagaimana kak Indah melarangnya untuk ikut dalam acara makan malam dengan keluarga Respatih. Acara makan malam yang diadakan di hotel bintang lima yang sangat terkenal.
Kak Indah melarang Rina ikut dengan alasan, makan malam itu adalah makan malam untuk membahas acara pertunangan antara kak Indah juga Arjuna. Jadi, untuk apa Rina ikut hadir di sana. Karna Rina tidak akan berpengaruh dalam acara itu. Hadir atau tidak, acara makan malam itu juga akan berjalan lancar.
Saat itu, Rina merasa ia bukan anggota keluarga Kinandar lagi. Apalagi, pendapat kakaknya itu dibenarkan oleh mamanya. Mama juga tidak ingin ia ikut dalam acara makan malam kedua keluarga.
Jadi untuk apa iya pergi kerumah sakit sekarang, jika ia sudah tidak dianggap keluarga sama mama dan kakaknya. Apalagi yang sedang kecelakaan itukan tunangan kakaknya. Pastilah seluruh keluarga Respatih hadir di rumah sakit itu.
Namun, Rina tidak mau memikirkan keburukan yang kakaknya lakukan. Hati kecilnya berkata, bahwa apa yang ia lakukan saat ini adalah salah besar. Karna, bagai mana pun kelakuan kakaknya. Tidak ada hubungan dengan menjenguk orang yang sedang sakit saat ini bukan.
Memikirkan hal itu, membuat kepala Rina makin pusing saja. Ia pun memutus kan untuk keluar dari kamar nya. Yang salahkan kakaknya, bukan calon kakak iparnya.
Rina berjalan menghampiri dapur dengan langkah lemah. Ia rasanya, sangat lemah. Bukan hanya lemah anggota tubuh, juga lemah hati saat ini.
Karna apa yang ia laku kan saat ini itu, sangat bertolak belakang dengan hatinya. Hati Rina sangat ingin melihat bagaimana keadaan calon kakak iparnya yang sedang berada dirumah sakit akibat kecelakaan. Namun, pikirannya masih marah pada sifat sang kakak yang tidak ingin ia hadir di antara keluarga Respatih.
Ia duduk di meja makan, setelah membuka kulkas dan mengambil segelas air dari dalam kulkas. Rina meneguk pelan air yang baru saja ia ambilkan. Rasanya sejuk sekali saat air itu masuk dan melewati tenggorokannya. Bagaikan ikut menyejukkan hatinya yang terasa lara dan serba salah.
"Non Rina gak ikut jenguk den Arjuna di rumah sakit non?" kata bibik.
"Gak bik, lagi capek saat ini. Malas mau keluar rumah, dan malas cari masalah," kata Rina pada bibik.
"Bibik tahu non Rina anak yang sabar dan baik hati. Jadi, jangan pernah punya dendam sama orang lain ya non," kata bibik.
Rina diam, ia berusaha mencerna apa yang bibik kata kan. Rina berusaha mencerna pelan-pelan perkataan bik Nuri barusan. Bik Nuri adalah asisten rumah tangga yang sudah sejak lama bekerja di rumahnya.
Dihitung saja, berapa puluh tahun bik Nuri telah bekerja dengan keluarga Rina. Sejak dari Rina lahir, hingga gadis seperti saat ini. Bik Nuri masih setia di sana. Yah, mungkin umur bik Nuri dan mama Rina tidak jauh berbeda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
ada ya ortu yg kayak gitu🤦🤦🤦🤦🤦🤦
2021-11-01
0
Yuyun Nova Lia
sepertinya seru
2021-07-25
0
Resti Amel
lanjut....
2021-07-22
0