#5 Dunia baru | Reinkarnasi | Sihir
Aku menghela nafas, aku merasa aku mulai kembali ke aku yang dulu sedikit demi sedikit. Dan tentu saja, kejadian ini membawaku pada perjalanan petualanganku. Aku sadar akan hal itu.
**********************************************************
Masih di sudut kamarku.
"Milooo,,, lihat siapa ini? Turunlah."
Ibuku memanggilku dari lantai bawah rumahku.
"Iya buu."
Aku bergegas turun. Namun aku mendengar suara.
"Tidak apa bibi Carisa, aku akan naik keatas."
Suara yang tak asing di telingaku.
Kemudian suara derap langkah kaki menuju ke arahku.
"Milooo."
Pintu didobrak dari luar dan sesosok gadis cilik berambut hitam panjang dengan wajah nakalnya muncul dengan segera memelukku.
"Syukurlah."
Dengan suara sedikit ditekan karena menahan tangis meskipun air mata tetap mengalir.
"Uaaaaa" kemudian tangisannya pun pecah begitu saja.
"Eehhh???"
"Araaa, Windy selalu mengunjungimu setiap hari selama kau tidak sadarkan diri. Dia selalu menangis dan menyalahkan dirinya sendiri."
Ibu ku yang cantik tiba-tiba muncul dengan senyuman di wajahnya.
Sementara anak itu terus menangis sambil memelukku.
Aku mengerti kenapa dia melakukan itu.
"Sudah, sudah, aku sudah sehat sekarang. Jadi berhentilah menangis."
Tangisannya perlahan berhenti.
"Benarkah? Benarkah itu bibi?"
Aku tersenyum kecut, nampaknya dia lebih memilih bertanya pada ibuku dari pada padaku.
"Begitulah. Tapi milo masih belum boleh keluar rumah. Tubuhnya yang lemah belum siap."
Ibuku menjawab.
Yah, aku yang sekarang bertubuh lemah. Namun setelah kejadiaan koma yang ku alami, sekarang aku merasa berbeda. Aku merasa energiku meluap. Aku sanggup melakukan hal-hal yang dulu tak bisa kulakukan, bahkan sekarang aku bisa melakukan lebih baik. Namun, ibuku belum tahu dengan fakta ini. Aku merasa belum waktunya menceritakan semuanya sekarang.
"Syukurlah."
Windy kembali mengeluarkan kata-kata nya kemudian melepaskan pelukannya dari tubuhku. Sebuah senyuman tersirat di wajahnya.
"Maafkan aku, karena kenakalanku, Milo,,,milo hampir mati."
Wajahnya kembali murung, aku melihat rasa penyesalan di wajahnya.
"Tenang saja. Tidak apa-apa. Yang terpenting semua selamat sekarang.
Aku melemparkan senyuman padanya.
"Sungguh aku minta maaf, aku akan berlatih dan menjadi kuat,agar aku bisa melindungi milo."
Dengan memasang wajah optimis dia mengeluarkan kata-kata nya dengan percaya diri. Padahal aku yang sekarang adalah yang terkuat, jelas tidak memerlukan perlindungan dari siapapun. Dialah yang akan memerlukan perlindunganku.
"Ara ara, Windy apakah itu lamaran???"
Tiba-tiba kata-kata ibuku keluar yang melesat kepada kami berdua seperti roket, membuat aku malu, terlebih Windy.
"Aahhh,bibi."
Wajah Windy tersipu malu. Melihatnya seperti itu dia terlihat lebih manis.
Setelah itu ibuku meninggalkan kami berdua. Tentu saja setelah menggoda kami berdua dengan mengatakan "aku akan meninggalkan pasangan muda ini untuk melepaskan rindunya" sungguh sangat menyebalkan.
Kami pun berbincang banyak hal, aku pun menanyakan padanya berapa lama aku koma. Dari penjelasannya, lima hari sampai hari ini aku tergeletak di tempat tidur. Ayahku menangis setiap hari dan terpaksa harus ditenangkan oleh ibuku dan ayahnya Windy, paman Owen. Bukankah yang seharusnya ditenangkan itu adalah ibuku? Ah ayahku memang payah.
**********************************************************
Beberapa hari setelah itu.
Malam hari di dalam kamarku ini adalah saat yang aman untuk berbicara kembali dengan Sena, sang asisten virtual.
"Sena, apa kau mendengarku??"
"Tentu saja tuan. Aku selalu bisa mendengarmu. Bahkan aku bisa mendengar suara hatimu."
Aku tersentak kaget.
"Apakah itu fitur khusus yang kau miliki?"
"Benar sekali tuan."
"Begitu, apakah kau bisamenghilangkan bagian 'bisa mendwngar suara hatiku'?"
"Dwngan beberapa kondisi sebagai syarat tentu saja saya bisa."
"Syarat? Tolong jelaskan padaku?"
"Baiklah. Fitur ini berlaku secara otomatis. Namun anda bisa saja menonaktifkan fitur tersebut. Namun anda harus melakukan atau mengucapkan sesuatu agar fungsi tersebut kembali normal. Anda juga bisa menetapkan batasan-batasan tertentu untuk fungsi ini. Contohnya anda bisa memanggil namaku sebagai syaratnya. Dengan memanggil namaku, fungsu tersebut aktif."
Ini mirip seperti di dunia asalku dimana perintah suara busa diberikan dengan terlebih dahulu mengucapkan "ok gegel".
"Baiklah mari kita buat batasannya. Lantas bagaimana caranya?"
"Anda tinggal mwmberi saya perintah tuan. Maka saya akan mematuhinya."
"Menarik. Baiklah,mari kita coba."
"Baik."
Maka aku pun memberikan beberapa perintah tentang pembatasan fitur tersebut. Karena rasanya sedikit mengganggu jika ada yang bisa mendengar suara hatimu setiap saat. Maka aku memberikan batasan bahwa dia baru bisa mendengar suara hatiku setelah aku memanggilnya secara langsung, dalam artian bukan dari suara hatiku tapi benar-benar suara dari mulutku.
Sedikit merepotkan, namun aku puas dengan ini.
Perbincangan aku dengan Sena pun ku akhiri untuk malam ini. Dan seperti halnya asisten virtual di dunia lamaku, Sena pun bisa membangunkanku tepat waktu layaknya alarm. Praktis bukan? Serasa memiliki smartphone didalam diriku sendiri. Tanpa perlu khawatir kehabisan baterai tentunya.
**********************************************************
Pagi hari di dekat hutan Eastwood.
Aku berjalan sendirian memasuki hutan. Hutan ini sekarang aman dari serangan monster. Karena kejadian tersebut, sebuah penghalang super kuat telah dipasang agar tidak ada lagi monster yang bisa masuk. Aku mendengar dari Windy bahwa ayah bersama beberapa warga desa dan juga kepala desa menggunakan sihir perlindungan. Mereka melakukan upacara selama sehari semalam untuk dapat melakukannya. Bahkan ada beberapa peserta yang jatuh pingsan karena tidak kuat menjalani upacaranya.
Aku pun memanggil sena.
"Sena!"
"Iya tuan."
Suara sena menggema di pikiraanku.
"Tampilkan radar, adakah orang di sekitar sini dalam jarak 500 meter?"
"Baik tuan."
Sena pun melaksanakan perintahku, sebuah layar virtual ditampilkan di hadapanku dengan fitur radar didalamnya. Radar itu menampilkan beberapa siluet hewan-hewan yang terdeteksi olehnya. Namun sepertinya tidak ada siluet manusia. Yang artinya tidak ada siapapun disana.
"Tidak ada siapapun saat ini tuan."
"Terima kasih sena."
Aku Pun menyentuh tanda (x) dan layar menghilang. Begitu juga dengan sena, dia memasuki mode standby. Artinya dia tidak bisa mendengar suara hatiku sampai aku memanggilnya kembali.
**********************************************************
Setelah berterima kasih kepada sena. Aku berlari menuju ke tengah hutan. Sekarang tubuhku bukan lagi tubuh lemah, sekarang aku sangatlah kuat. Dan juga sangat cepat. Aku bergerak sangat cepat seperti salah satu tokoh pahlawan dalam komik dari dunia asalku.
Dalam hitungan detik aku sampai di tujuan. Sebuah tempat lapang di di tengah hutan yang dihiasi rumput ilalang.
Inilah tempat yang cocok menurutku. Disini aku bisa berlatih sihir sesukaku. Aku bisa mencoba kekuatanku tanpa takut.
Dengan sembunyi-sembunyi aku pergi ke tempat ini hampir setiap hari.
Aku tidak bisa terus menerus datang kesini, karena Windy terus saja menempel padaku. Bahkan dengan energinya yang berlimpah, dia terus saja menyeretku ke dalam kesehariannya.
Aku terus berlatih, meskipun tidak sesering pada awalnya, namun aku terus berlatih selama hampir tiga bulan. Setelah masa pelatihanku, sekarang aku dapat memahami seluruh kemampuanku.
**********************************************************
Dan tibalah waktunya untuk berbicara dengan kedua orang tua ku tentang semua kekuatan ku. Tentu saja cerita bahwa aku adalah reinkarnasi dari seorang NEET tidak akan aku ceritakan.
Malam hari di meja makan.
Setelah selesai makan aku pun membuka pembicaraan ku.
"Ummm ayah, ibu, ada yang ingin aku sampaikan."
Kedua orang tua ku menatapku, lalu mereka saling menatap. Namun karena kedua orang tua ku adalah orang yang sangat santai, sepertinya mereka tidak menanggapinya dengan serius.
"Ada apa Milo? Bicaralah secara jantan, ok?"
Dengan pose yang menggelikan, ayahku mengedipkan matanya. Aku tak tahu darimana sifat itu berasal.
"Iya Milo,ada apa? Apakah kau sudah tak sabar ingin bertemu adikmu ini?"
Sambil mengelus-elus perut besarnya, ibuku yang tengah hamil bertanya tentang hal yang absurd padaku.
Setelah awal pembicaraan yang sedikit menyebalkan aku menjelaskan hampir semua tentang kekuatan dan kemampuan sihirku. Tentu saja keberadaan sena tidak aku ceritakan.
"Hebatttt!!! Anakku memang hebat. Kau memang memiliki darah keluarga Leon."
Dengan air mata yang mengucur ayahku memelukku.
Dia memang sedikit perasa.
Sementara ibuku terlihat kaget dan terhanyut dalam keterkejutannya.
"Jadi sekarang tubuhmu tidak lemah Milo?"
Tanya ibuku dengan mata berbinar.
Aku pun mengangguk membenarkan ucapannya.
Tentu saja drama keluarga bahagia kembali terjadi. Kali ini kedua orang tuaku menangis dan memelukku secara bersamaan.
"Syukurlah"
"Ibu, ini harus dirayakan."
Sebuah kalimat tak terduga keluar dari mulut ayahku.
"Ibu setuju ayah."
Tentu saja, ibuku akan berkata demikian. Mereka memang satu hati, satu pikiran.
"Jajangan ibu, ayah. Jangan dirayakan."
"Kenapa milo?"
"Ini bukanlah hal yang patut dirayakan."
"Kau salah, ini adalah berita baik. Kau sekarang memiliki tubuh yang normal dan juga kau memiliki kekuatan sihir sekarang. Tentu saja kita harus merayakannya."
"Betul sekali ayah."
Ah sudah lah, kombinasi mereka berdua adalah kombo terkuat dalam game. Tak ada yang bisa aku lakukan.
**********************************************************
Malam berikutnya di alun-alun desa.
Semua warga berkumpul untuk merayakan kesembuhanku, meja-meja berjejer dengan berbagai makanan di atasnya. Anak-anak dan orang tua semuanya hadir. Dengan gembira mereka menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka.
Lalu tibalah kepala desa tampil kedepan.
Dengan perawakannya yang terlihat sudah sedikit membungkuk namun dia terlihat sangat sehat.
Suara-suara mulai merendah menjadi hening ketika kepala desa berdiri di tempat yang telah disediakan. Kemudian dia mulai pidatonya, menceritakan aku yang sekarang lain dari sebelumnya.
Tepuk tangan bergema, serta ucapan "seperti yang diharapkan dari keluarga Leon" atau "keluarga Leon memang hebat" kata-kata semacam itu bermunculan di sekitar orang orang. Kemudian setelah kepala desa selesai dengan pidatonya pestamu kembali dilanjutkan.
Disatu sisi, sebuah wajah dari gadis cilik memandangku dengan tatapan mata penuh amarah. Aku tahu apa sebabnya. Ibuku yang memperhatikan hal tersebut menyuruhku mendatanginya.
"Pergilah."
Aku pun mengangguk kemudian mendekati Windy yang dari tadi memasang wajah cemberut.
"Aku tidak marah!"
Dengan memalingkan wajahnya dariku, meskipun siapapun akan mengerti bahwa dia benar-benar marah.
"Maafkan, maafkan aku. Aku tidak bermaksud merahasiakan nya darimu."
"Tapi kau berbohong padaku."
Ah menghadapi wanita memang sulit, apalagi seorang gadis kecil yang matah. Bagaimanapun dia tetaplah seorang wanita.
"Aku,,,"
Aku berpikir keras mencari jawaban
"Aku ingin menjadikannya kejutan untukmu."
"Benarkah?"
"Begitulah."
Sepertinya aku sedikit aman.
"Benar?"
"Ya!"
"Baiklah kalau begitu, aku memaafkanmu untuk sekarang."
Akhirnya, pandangan itu berubah menjadi senyum di bibirnya. Aahh, aku selamat. Betapa mengerikannya dia jika dia marah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
My
Akuu mampir membawa;
→ Like sampai sini👍
→ Rate⭐
→ Fav❤️
Semangat trz yah thor💪
Sling support juga😉
Jan lupa buat feedback👉👈
Aku tunggu feendbackny😁
Makasih🤗
2021-03-12
4
gadispengembala98
thor ini pemeran utama nya laki2 terus kenapa gambar nya kaya perempuan gw bingung thor
2021-02-26
1
Sekapuk Berduri
sampai sini dulu aku suka. feedback ya kak salam dari
cinta ibu untuk shella
rumah kost berhantu 💕
2021-01-05
1