#3 Gulungan ajaib | permohonan konyol | Dunia baru
Semakin lama semakin aku merasakan rasa kantuk yang luar biasa. Tubuhku pun terasa lemas, aku tidak bisa menggerakkan apa pun. Bahkan aku tak sanggup membuka mataku. Perlahan kesadaran ku mulai menghilang diselingi rasa hangat yang menyelimuti tubuhku. Aku seperti melayang dalam kubangan cairan hangat. Dan aku pun terlelap.
Aku terlelap dalam sebuah kedamaian. Entah mengapa, ini terasa sangat nyaman. Begitu nyaman kurasa. Serasa segala beban dan dosaku dihilangkan. Tubuhku disucikan dan pikiranku dikosongkan.
**********************************************************
Ini adalah tahun ke 7 setelah dia dilahirkan kedunia ini. Sampai saat ini dia belum menyadari hal tersebut. Bahkan segala sesuatu seperti kekuatan sihirnya pun sampai saat ini masih tetap tersegel dengan rapat. Dia masih sebagai "bocah biasa".
Hingga pada suatu hari, hari itu datang. Saat dimana petualangan nya berawal. Saat dimana segala sesuatunya menjadi lebih berwarna.
***
Hari itu, ketika hari cerah menyinari tanah. Di Sebuah tempat yang bernama Eastmere, sebuah desa di kaki pegunungan Elmweed, bagian dari kerajaan Rhoaria, beberapa anak berusia sekitar lima sampai sekitar tujuh tahun berlarian di sekitar desa. Sementara itu, seorang anak tampak duduk dengan wajah murung duduk di tangga rumahnya dengan tangan menahan dagu. Terlihat dia sedikit murung.
Tiba-tiba dari jauh seorang anak perempuan berlari menuju ke arahnya.
"Oooiiii,,, !!!" Dengan senyuman di wajahnya dia melambaikan tangan kearah anak laki-laki tersebut.
Seorang anak perempuan berusia enam tahun yang bertubuh mungil. Rambutnya berwarna hitam menjulur sepanjang punggungnya. Dilihat dari wajahnya, dia akan menjadi gadis yang rupawan di masa depan.
Tampak wajah anak laki-laki tersebut berubah, terlihat wajah murungnya hilang seketika dengab kedatangan anak tersebut.
"Fuuhhhhh,,!!!"
Anak perempuan tadi tiba di hadapan sang anak lelaki.
"Selamat pagi Windy."
Sang anak lelaki mengucapkan salam dengan wajah berseri.
"Oshhh,, selamat pagi Milo!"
Gadis cilik yang bernama Windy menjawab dengan meletakan kedua tangannya di pinggang dengan wajah tersenyum cerah dia tersenyum riang. Dia tampak seorang yang penuh dengan energi.
Sementara itu, Milo tampak terlihat anak yang lebih memilih menghemat energinya.
***
"Kemana kita akan pergi hari ini Milo?"
"Entahlah, aku tidak ingin pergi kemanapun hari ini"
"Haaaaa,,,!!!"
Sepertinya sang anak perempuan tidak menerima ucapan tersebut.
Sementara si anak laki-laki tetap duduk di tangga teras rumahnya tanpa menghiraukan si anak perempuan.
"Hump, seperti biasa. Kau pe ma las!!!"
Dengan sedikit memalingkan wajah dan masih dalam pose tangan yang vertolak pinggang serta menggembungkan pipinya anak perempuan tersebut merajuk.
"Kau tahu tubuhku lemah kan? Aku tidak akan sanggup meladenimu berlarian berkeliling desa"
Milo menjawab dengan putus asa.
"Ya itu memang benar. Eemmm,,, bagaimana kalau hari ini kita ke danau? Kau bisa bersantai di sana sementara aku akan mencari jamur di sisi danau. Bagaimana?
Dengan mata berbinar, dia mendekatkan wajahnya pada anak tersebut. Sebuah pertanyaan memaksa.
"Ummm"
"Sudahlah!!! Ayoo!!!."
Anak perempuan tersebut menarik tangannya dan memaksanya mengikuti keinginannya. Menyeretnya menuju pada awal petualangan.
"Tututunggu, heii!!! Windy,, oiii!!!"
Tampaknya seberapa keras anak laki-laki tersebut menolak, sang anak perempuan tersebut tidak menghiraukan nya. Dia terus menyeretnya dengan senyuman di wajah.
***
Pinggiran Danau Eastllake
Capek nya, aku membantingkan tubuhku ke tanah. Aku terengah-engah, nafasku sesak dan pandanganku berkunang-kunang. Keringat memenuhi keningku, aku menyekanya dengan ujung bajuku.
Sementara itu, Windy tampak sama sekali tidak terlihat kesulitan. Hanya sedikit terengah kemudian mengangkat tangannya dan kemudian menghirup udara segar di pinggir danau.
"Aaahhhhh,,, sejuknya!!!"
Dia menaikan kedua tangannya ke atas sambil menghirup udara dalam-dalam. Sementara aku masih tergolek lemas.
"Kau tidak apa-apa Milo?"
"Ah ya, setelah istirahat aku akan baik-baik saja." Jawabku dengan nafas masih terengah-engah.
"Baiklah, kau tunggu disini, aku akan mencari jamur di sebelah sana!"
Dia menunjuk ke arah kanan kami.
Tanpa menunggu jawaban ku, dia berlari cepat meninggalkan aku yang masih terlentang diatas rumput di pinggiran danau Eastllake.
***
Di Tempat lain di pinggiran danau Eastllake.
Dengan kaki kecilnya, gadis cilik tersebut melangkahkan kakinya dengan ringan. Sambil menoleh ke berbagai tempat, dia memfokuskan matanya pada jamur yang dicarinya.
"Jamur, jamur, jamur jamur yang nikmat!!!" Sambil berjalan dia bernyanyi tentang jamur.
Dia terus melantunkannya sambil tetap mencari disana sini.
"Aahhh ketemu!!!"
Dia menemukan beberapa jamur di dekat sebuah pohon tua, kemudian mengambil nya.
"Ummm,,, aku lupa tidak membawa keranjang. Heeehee."
Kemudian dia mengangkat ujung baju bagian bawahnya kemudian menaruh jamur-jamur tersebut diatasnya.
"Yayyy,, begini saja." Dengan wajah puas dia meneruskan pencariannya.
***
Di pinggiran danau Eastllake
Aku perlahan mengangkat tubuhku, kemudian duduk bersila menghadap danau yang tenang. Udara sejuk di sekitarnya seperti memberi tambahan nafas bagiku.
"Aahh, sialan. Kalau saja tubuhku tidak selemah ini."
Aku mengepalkan tanganku.
"Kemana anak itu? Ah dasar, merepotkan."
Aku beranjak dari duduk dan mulai berdiri dan melihat sekeliling.
"Dimana anak itu, dia tak ada disana. Jangan-jangan dia masuk hutan."
Sejenak perasaan khawatir mendatangiku dengan tiba-tiba. Aku pun berjalan menuju arah yang ditunjukan dia tadi. Aku tak berpikir untuk berlari, meskipun aku ingin, tapi tubuhku tak menginginkannya.
"Ooiiii,,, Windy,,,, windyyyyy oiiiiiiii!!!"
Sambil berjalan aku terus memanggil-manggil namanya.
**********************************************************
"Jamur,, jamur jamur jamur yang enak..."
Dia terus bernyanyi riang sambil mencari jamur tanpa menyadari bahwa dia telah masuk kedalam hutan pinggir danau.
"Aahh ada lagii!!!"
Matanya bercahaya menatap jamur-jamur yang ada di hadapannya.
Saat dia hendak mengambil jamur tersebut, tiba-tiba saja suara burung-burung terdengar seperti yang ketakutan, dan dari kejauhan beberapa hewan kecil berlarian ke arahnya. Diantaranya adalah kelinci bertanduk.
"Aahh kelinci!!"
Melompat kegirangan. Namun kelinci-kelinci tersebut tak menghiraukan nya, mereka terus berlari melaluinya.
"Ouuhh???"
Dia memiringkan kepalanya. Sementara itu jauh di dalam hutan terdengar lengkingan suara serigala.
"Auuuuuuuuu" suara itu terdengar sangat menakutkan, terutama bagi anak sekecil windy. Tubuhnya langsung gemetar mendengar suara tersebut. Meskipun dia masih kecil, tapi dia faham bahwa dirinya dalam bahaya.
"Toloooonggg!!!! Miloooo,,, toloonggg!!!"
**********************************************************
"Celaka!!! Itu suara red wolf."
Aku segera berlari sekuat tenagaku,dengan sisa-sisa kekuatan yang ada dalam diriku aku berlari ke arah suara minta tolong. Aku mendengar suara redwolf diikuti suara Windy yang meminta tolong, tentu saja aku panik.
"Windyyyyy."
Sambil berlari aku memanggil namanya.
"Dimana kau???"
Aku terus berlari sekuat tenaga. Meskipun sebenarnya ini lebih seperti berjalan daripada berlari.
Di Kejauhan, kulihat seekor serigala sedang menuju ke arah Windy yang gemetaran tanpa bisa bergerak.
"Windy!!!"
Aku berlari, aku mengerahkan seluruh tenagaku.
Tiba-tiba saja aku melihat serigala tersebut berlari ke arah windi kemudian melompat, sebuah gerakan menyerang untuk menangkap mangsanya,dalam hal ini adalah Windy.
"Celaka, bahaya!!" Aku berkata didalam hatiku.
"Kondisi bahaya di konfirmasi."
Tiba-tiba ada suara dalam pikiranku.
"Apa ini??"
"Mode bertarung otomatis diaktifkan. Pengambilalihan kontrol tubuh."
Saat mendengar iru tubuhku bersinar.
"Membuka segel. Mengaktifkan kekuatan. Prosedur pengalihan mode selesai."
"Wuzzzzzz."
Tiba-tiba tubuhku sudah berada di depan redwolf yang hendak menerkam Windy. Dengan tangan kiriku aku menahan kening dari redwolf. sebuah angin menerpa tubuh redwolf.
Pada saat itu, mata redwolf menatapku tajam. Namun tidak lama setelah itu, "dwarrr!!!" Tubuh redwolf hancur dan menghasilkan cipratan darah yang seperti hujan.
Sementara dibelakangku, Windy memandang ke arahku dengan tubuh masih gemetar.
Setelah redwolf tersebut hancur tanpa sisa. Suara aneh di kepalaku kembali terngiang.
"Bahaya selesai diatasi. Pengambilalihan kontrol tubuh dinonaktifkan."
Mendengar hal tersebut aku tak bisa merasakan panca indraku. Aku kehilangan kesadaranku, dimana samar-samar sempat ku dengar Windy memanggil namaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
hm...
2021-01-22
1
Radin Zakiyah Musbich
Ceritanya seru kak 👍👍👍
ijin promo ya 🍎🍎🍎
jgn lupa baca novel dg judul "HITAM"🍎🍎
kisah tentang pernikahan yg tak diinginkan,
jangan lupa tinggalkan like and commen 🍎🍎🍎
2021-01-08
3
Sekapuk Berduri
bikin penasaran 🤗
2021-01-05
1