#2 Dunia ghaib | Gulungan ajaib | permohonan konyol
Aku mengambil gulungan pertama. Dengan hati hati aku memikirkan apa yang aku inginkan untuk bekal ku di dunia berikutnya.
Aku berfikir keras, begitu banyak keinginan dengan hanya 3 gulungan ajaib sebagai batasannya. Demi kehidupan ku yang menyenangkan di kehidupan ku yang berikutnya, aku harus menentukan pilihan dengan bijak. Sebuah kesalahan tidak bisa di tolerir.
Di gulungan pertama, aku menulis permohonan ku untuk hidup dalam kemakmuran sampai akhir hayat ku. Memiliki banyak uang tentu akan memberikan kedamaian dalam hidup. Namun aku tidak ingin menjadi orang yang terkaya, aku hanya menginginkan kehidupan ku yang berkecukupan. Sebuah kehidupan yang santai.
Sedangkan untuk gulungan selanjutnya, aku menulis atar diberikan tubuh yang kuat dan sehat. Tentu saja dua permintaan ini terdengar klise. Tapi yaah itulah yang kita butuhkan dalam hidup bukan?
Lalu untuk gulungan terakhir, aku sedikit mengerutkan keningku. Ini adalah gulungan terakhir. Kesempatan terakhir. Aku tidak bisa main-main, kesalahan menulis permintaan pada gulungan ini akan berakibat buruk selama kehidupan ku selanjutnya.
Setelah beberapa lama aku masih belum bisa memutuskan apa yang aku inginkan.
Sementara itu, Gabriel, tetap tenang menungguku menyelesaikan gulungan-gulungan tersebut.
Beragam pilihan muncul di kepala ku. Mulai dari menjadi seorang jenius, menjadi raja, memiliki kekuatan super yang oper power, namun semuanya tak bisa memuaskan pikiranku.
Setelah berkutat dengan pemikiranku, tiba-tiba saja, seperti kilatan petir yang menyambar. Sebuah ide muncul di kepala ku.
"Anuuuu, permisi. Bolehkah saya bertanya?"
"Yah tentu saja anak muda, tanyakan lah padaku apa yang ingin kau tahu."
"Begini, saya ingin menegaskan kembali bahwa apapun yang saya tuliskan di gulungan ini akan dewa kabulkan bukan?"
"Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, selama itu tidak bertentangan dengan hukum surgawi."
"Terimakasih, saya mengerti."
Aku tersenyum lega. Sementara dia hanya melihatku dengan tatapan biasa.
Flooffff,,, flooffff,,, Flooffff,,, ketiga gulungan itu menghilang dari hadapan ku ketika aku menyelesaikan gulungan yang terakhir.
"Aahh,,, kau sudah selesai rupanya anak muda."
"Begitulah."
Aku tersenyum ringan.
"Baiklah, sekarang selanjutnya aku akan mengirimmu ke dunia baru."
Aku terkejut dengan perkataan nya, namun keyakinan dalam diriku menguatkan ku.
Dia mengangkat tangannya dan membuat gerakan kecil. Namun.
"Ehhh,,,!!!"
Kemudian dia mengulanginya beberapa kali. Hingga tampak raut wajah kaget yang kulihat di wajahnya.
"Aneh,,ini???"
Sebelum dia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba cahaya putih yang menyilaukan kembali memenuhi ruangan. Aku menghalangi mataku dengan tangan.
"Dewa, selamat datang kembali."
"Hahahaha,,,,. Terima Kasih Gabriel."
Aku menundukkan kepalaku tanda memberi hormat.
"Anak muda, kau benar-benar licik. Hahahaha."
Kulihat ekspresi Gabriel yang bertambah keheranan.
"Maafkan saya."
Aku kembali menundukkan kepalaku.
"Baiklah, karena ini adalah kesepakatan nya, aturannya seperti itu, maka aku akan mengabulkan permintaanmu."
"Terimakasih dewa."
Dengan rasa senang dan hati yang lega aku menundukkan kembali kepalaku sebagai ungkapan terimakasih.
"Maafkan dewa, sebenarnya apa yang terjadi?"
Gabriel yang masih belum memahami keadaan nya bertanya pada dewa.
"Aah ya, anak muda ini, hahahaha, dia ternyata sangat pintar dan juga licik. Dia telah meminta 99 gulungan ajaib dalam permintaan terakhir nya, gulungan yang sama dengan tiga gulungan yang kita berikan padanya. Dengan kata lain, dia mendapatkan 99 permohonan tambahan untuk dikabulkan. Hahahaha."
"Oohh begitu, pantas saja."
Sepertinya Gabriel mulai memahami apa yang terjadi.
"Hahahaha, ini yang pertama kali nya, aku bertemu dengan pria seperti mu."
Dewa kembali tertawa lebar dan aku hanya bisa tersenyum kecil dengan pose berhasil di dalam pikiranku.
"Baiklah, selanjutnya aku serahkan kembali pada mu Gabriel."
"Baik!, Serahkan padaku."
Dan seperti kehadirannya, sebuah cahaya terang mengikuti kepergian nya.
"Kau, dasar manusia."
Gabriel tampak sedikit kesal padaku.
"Cepat selesaikan gulungan-gulungan itu!"
Setelah berkata seperti itu, dengan gerakan kecil dari tangannya, 99 gulungan muncul di hadapan ku.
"Baik!"
Dengan semangat aku memulai menulis satu demi satu. Kali ini aku sedikit lega, karena aku memiliki banyak gulungan. Dan seandainya ada yang terlewat, aku tinggal memohon untuk gulungan tambahan. Kupikir seperti itu nantinya.
"Selain menjadi kuat aku harus menjadi yang terkuat." Begitu yang kupikirkan, dan aku menuliskannya dalam salah satu gulungan tersebut. Dengan begitu aku bisa melindungi siapapun yang harus ku lindungi. Aku tidak ingin ada lagi orang yang menderita dihadapanku tanpa aku bisa berbuat apa-apa. Aku harus menjadi yang terkuat agar bisa melindungi diri sendiri dan orang lain. Itulah tekadku.
Selanjutnya, setelah berhenti sejenak dan mencoba merenungkan kembali apa yang terbaik untukku nanti. Aku menghela nafas. Tetap saja, dengan gulungan sebanyak ini. Aku tetap merasa kesulitan dengan apa yang harus ku tuliskan. Rasanya pundakku menjadi berat, mengingat aku harus memilih jalan takdirku sendiri dalam gulungan ini.
Kemudian aku teringat dengan kehidupanku sebelumnya. Aku yang selalu sendiri tanpa pernah merasakan kehangatan suasana kasih sayang dari lawan jenis. Aku menghabiskan hari-hariku di depan komputer. Ah, sebuah hari-hari yang kelam.
Untuk itu aku memutuskan untuk menuliskan dalam gulungan ku agar aku selalu merasakan kehangatan cinta kasih. Aku tak ingin lagi sendiri.
Dan tanpa terasa ada cairan yang terasa hangat di pelupuk mata ku sedikit mengalir menuju pipi. Akupun segera mengusapnya. Dan kembali menguatkan tekad dan hatiku.
Ini adalah kesempatan kedua. Kesempatan untuk kehidupan ku yang bahagia. Aku mengepalkan tinjuku dengan senyum optimis di wajah.
Sedikit demi sedikit gulungan ku selesaikan, semakin lama aku menjadi semakin hati-hati dalam mengisi gulungan nya. Meskipun aku bisa memohon untuk gulungan tambahan, tapi aku ingin memohon yang terbaik untuk kehidupan ku selanjutnya.
**********************************************************
Akhirnya selesai dengan gulungan-gulungan itu. Dengan begitu aku siap menghadapi kehidupan ku selanjutnya.
"Baiklah kita mulai."
Gabriel mengambil tindakan setelah mengetahui bahwa semua Gulungan telah lenyap dari hadapan ku, yang artinya aku sudah selesai dengan permohonan ku.
Setelah mendengar ucapannya tersebut, Dia mulai menggerakkan tangannya dengan perlahan. Kemudian ruangan tersebut mulai dipenuhi sinar putih yang menyilaukan mata. Dengan pose menghalangi mataku, aku mencoba melihat. Namun terlalu terang dan menyakitkan mataku. Aku pun terpaksa memejamkan mataku.
Perasaan damai segera menerpa, berasam perasaan berkecamuk didalam hatiku. Sepertinya aku tak mengerti apa yang kurasakan. Berbagai potongan kejadian di kehidupan ku sebelumnya terpampang dalam kilasan-kilasan cepat. Bahkan aku melihat bagaimana aku dilahirkan. Hal yang tak pernah ku lihat.
Semakin lama semakin aku merasakan rasa kantuk yang luar biasa. Tubuhku pun terasa lemas, aku tidak bisa menggerakkan apa pun. Bahkan aku tak sanggup membuka mataku. Perlahan kesadaran ku mulai menghilang diselingi rasa hangat yang menyelimuti tubuhku. Aku seperti melayang dalam kubangan cairan hangat. Dan aku pun terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Widia Jaya
cewek yang banyak
2021-04-12
0
Dark Knight
kocak
2021-02-04
1
Alice(*˘︶˘*).。.:*♡
ternyata author licik juga🤣🤣🤣
saya kok tidak kepikiran ya🤔😅
2021-01-22
5