Pagi itu Anita yang menyamar menjadi Nasha berjalan menuju cermin melihat penampilannya yang biasanya selalu elegan berubah drastis seperti gelandangan di jalan raya dan pakaian kurang modif atau bermerak terkenal
"Apa yang aku pikir kan?" guman Anita dalam hati sambil memutarkan badannya apakah benar di cermin adalah dia.
"Nasha ...!" teriak ibu Anatasya membuat Anita segera bergegas menghampirinya karena, tidak melihat anaknya berada di dapur untuk membantu menyiapkan sarapan.
"Iya bu," ucap Anita ketika sampai di dapur menghampiri orang tua Nasha untuk segera merapikan makanan yang sudah dimasak dengan cinta.
"Ibu sudah masak untuk mu. ayo makan karena, sebentar lagi kamu harus berkerja bukan!" ujar Anatasya dengan lembut membuat Anita meneteskan air mata tanpa disengaja atau diinginkan.
Ia memang hidup dengan serba kecukupan bahkan terbilang mewah. Namun, kasih sayang orang tua tak pernah didapatinya lagi. Semenjak usianya menginjak remaja bahkan dewasa apalagi sekarang.
"Loh, kamu kenapa nangis?!" ucap Anatasya, seraya memeluk anak gadis kesayangannya tanpa Ia ketahui bahwa itu bukanlah anak kandungnya.
"Hiks ... gak papa maaf, Ani -- maksudnya Nasha Cumang seneng aja," ujar Anita yang hampir saja salah menyebutkan nama yang sebenarnya kepada Anatasya.
"Ya sudah, kita makan bareng ya sayang. sudah jangan sedih lagi," ucap Anatasya, mengelus rambut Anita dengan lembut dan penuh rasa kasih sayang agar tidak merasa sedih lagi.
"Iya bu," jawab Anita sambil memakan masakan Anatasya. "Gini ya, Rasanya kasih sayang dari ibu. adem dan tentram," batin Anita yang melihat sosok Anatasya begitu lembut dan perhatian kepada dirinya yang buta akan kasih sayang seorang ibu.
"Makan yang banyak sayang," ucap Anatasya memperhatikan Anita memakan dengan sangat lahap sambil tersenyum kepada gadis itu.
"Makasih bu ... Nasha sudah kenyang. Nasha berangkat kerja dulu ya bu," ujar Anita kepada Anatasya yang berada di ruang makan dan sebelum berangkat dia mencium pipi perempuan yang sudah dianggap seperti orang tua itu.
"Hati-hati sayang," ucap Anatasya mengantarkan Anita ke pintu keluar dengan tersenyum agar hatinya terasa tenang ketika ditinggal kerja oleh Anita yang bukan putrinya tersebut.
Anita dengan perasaan terharu dan senang diperlakukan baik dengan Anatasya, akhirnya berangkat dan berjalan ke tempat Halte busway pertigaan untuk melakukan apa yang diminta oleh Nasha bekerja di perusahaan milik Kenz.
Karena, Nasha tidak mempunyai kendaraan untuk berangkat kemana pun dia pergi dan hanya mengandalkan kendaraan umum saja. seperti angkot, bus dan busway yang menemani keseharian untuk berangkat kuliah dan kerja.
Di kediaman Anita
Nasha yang menyamar menjadi Anita berjalan ke ruang ganti, di mana terdapat cermin yang besar untuk bisa memperhatikan penampilannya yang begitu elegan dan menawan. Tidak seperti Nasha yang selalu memakai pakaian yang sangat sederhana dan murahan untuk berangkat kerja.
"Apa ini benar aku yang dicermin ?" batin Nasha yang berlenggak lenggok khalayaknya seorang model dengan pakaian bermerak desaigner terkenal.
"Non Anita ... sudah di tunggu tuan di ruang makan untuk sarapan," kata Bi Yanti, Asisten rumah tangga memanggilnya untuk memberitahu bahwa makanan sudah siap dan Anggara sedang menunggu Nasha turun.
"Baik Bi ... nanti saya ke sana," ucap Nasha yang merasa sepi, biasanya di mana ketika bersama ibu selalu memanggil sambil bercanda agar Nasha segera berkumpul untuk sarapan bersama.
Setelah selesai menyetel dan make up, Nasha segera bergegas ke ruang makan untuk makan bersama dengan Tuan Anggara ayah dari Anita. Makanan lezat seperti Steack daging, steck kentang sudah dihidangkan oleh pelayan rumah besar itu.
"Nita nanti selesai makan, papa mau bicara tentang perusahaan," kata Tuan Anggara yang membuat Nasha makan tersendak.
"APA PERUSAHAAN! " kaget Nasha mendengar kata perusahaan dari Tuan Anggara.
"Kenapa Nita ?" tanya Tuan Anggara yang bingung melihat sikap Anaknya yang aneh.
" Ngga papa ... Pa," jawab Nasha yang berusaha menyembunyikan ke panikannya tersebut. "Sepertinya gue harus menelpon Anita mengenai perusahaan karena hanya dia yang tawu semua itu," pikir Nasha.
Nasha dan Tuan Anggara pun makan bersama dengan sarapan yang enak dan lezat tanpa berbicara dan disiplin. Walaupun sarapan yang enak, tidak dipungkiri Nasha masih mengkhawatirkan tentang apa yang di bilang oleh Tuan Anggara.
setelah selesai sarapan, Tuan Anggara mengajak Nasha untuk berdiskusi tentang perusahaan yang akan di pimpin dan di kelola oleh Anita.
"Nita... sudah saatnya buat kamu ambil alih perusahaan. papa yakin kamu bisa membuat perusahaan berkembang seperti dulu lagi," harap Tuan Anggara yang merasa saatnya untuk beristirahat.
"Baik pa... Nita usahakan yang terbaik," ucap Nasha, langsung segera mengirim pesan kepada Anita untuk mengabarkan kabar tersebut. "Anita, berangkat dulu ya Pa," pamit Nasha yang bekerja di perusaahan Tuan Anggara.
"Iyaa... Nanti sekalian Papa umumin di perusahaan," ucap Tuan Anggara.
............................................................
From : Nasha
Anita, ada kabar penting yang saya mau bilang.
Replay ? Yes
Berharap Anita cepat membalasnya sebelum sampai di perusahaan PT. ANT. hanya itu harapan satu-satunya.
To : Nasha
Kabar apa Nasha ? Sepenting itukah ?
Send ? Yes
begitu dapat balesan dari Anita. Nasha tersenyum.
From : Nasha
Tuan Anggara atau papa Lo, memutuskan untuk mengasih posisi pimpinan perusahaan PT. ANT ke Lo. dan hari ini mau diumumin.
Replay ? Yes
Anita pun nggak kalah kaget mendengar apa yang dikabarkan oleh Nasha mengenai perusahaan.
To : Nasha
gue nanti kirim laporan perkembangan perusahaan bokap gue. dan lo pelajarin semoga bisa membantu.
Send? Yes
From : Nasha
makasih Anita, gue tadinya takut permaluin diri jadinya gue sms lo.
Replay ? Yes
gmail pun masuk. dan dalam perjalanan Nasha yang dapat bantuan informasi tentang perusahaan. Langsung mempelajari perusahaan, berusaha untuk belajar dan memahami. agar ketika di tempatkan dia tau harus melakukan apa saja.
"Terima kasih Anita, dokumen ini sangat berguna untuk mempelajari perusahaan," guman Nasha dalam hati sangat teliti memahami perkembangan bisnis Anggara.
Anggara yang melihat putrinya tersenyum ketika membaca pesan masuk heran. dan langsung menanyakan apa yang sedang terjadi. "Sayang ... hari ini kamu bahagia sekali ?" tanya Anggara kepada Nasha.
"Iya Pa ... karena Papa sangat percaya kepada Anita untuk memegang perusahaan," jawab Nasha dengan ragu karena, tidak mungkin memberitahu bahwa dirinya mendapat bantuan dari Anita.
"Yang benar ... sayang ?" tanya Anggara merasa ada yang aneh dengan gadis disebelahnya.
"Iya Papa ... masa Anita bohong," jawab Nasha salah tingkah ketika Anggara bertanya lagi dan curiga.
"Syukurlah kalau kamu senang. Jadi Papa nggak salah menyerahkan perusahaan untuk kamu," ucap Anggara kembali tenang setelah Nasha mencoba meyakinkannya saat itu.
"Huftt ... untung saja tuan Anggara percaya lagi," guman Nasha dalam hati merasa lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Aryan Lee
jangan2 kmbar x ya? dialog lngsung seperti tanya, ucap, teriak itu pke huruf kecil ya mba!
2020-05-22
2
Fitri Wulandari
pasti ni cerita nya saudara kembar terus kedua ortunya pisah deh Thor 🤭😁😂😂😂
2020-03-09
4
Lina Ufik
kayakx saudara kembar deh
2020-02-24
2