5. Mungkin dia seorang "Gay"

Tidak butuh lama bagi Alina untuk bisa menyesuaikan diri dengan rutinitas barunya. Berkat kemampuan kerjanya yang baik, Alina sudah dipercaya untuk membuat rancangan sendiri meskipun hanya untuk proyek-proyek kecil. Semua itu tidak lepas dari dukungan Morgan juga Pak Leo yang meminta Max selaku pimpinan tim agar mau memberikan kesempatan pada gadis itu.

Awalnya Max nampak keberatan, tapi karna Alina berusaha membuktikan kalau dia layak, Max pun setuju tapi dengan catatan harus sesuai arahan dia. Alina tidak menyia-yiakan kepercayaan yang didapatnya, dia selalu berdiskusi dengan Max ketika hendak menggambar untuk satu project.

Dan selama itu, Max tidak pernah komplain tapi tidak juga memuji setiap kali Alina mengajukan karyanya. Benar-benar pria tanpa ekspresi, begitu pikir Alina.

Kalau diperhatikan lebih jauh, ada yang aneh dengan sikap si gunung es. Jika dengan wanita, Max selalu dingin, pada pria malah sebaliknya. Dia bersikap biasa saja, bahkan boleh dibilang ramah. Pernah satu kali Alina melihat Max dan Morgan mengobrol. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Alina takjub ketika Max tertawa, tanpa ragu pria itu menampilkan deretan gigi rapinya yang sempurna hingga membuat siapa pun terhipnotis, termasuk Alina yang ikut tersenyum meskipun tidak terlibat dalam perbincangan.

Sayangnya pemandangan itu hanya untuk sesaat, begitu kembali berinteraksi dengan para wanita yang ada dikantor tersebut, Max kembali menjadi pria gunung es.

" Jangan-jangan dia...." Alina tidak melanjutkan ucapannya, dia diam sejenak dengan pikiran menerawang.

" Jangan-jangan apa Al?" desak Tasya tidak sabaran. Dia memperhatikan wajah Alina dengan seksama. Raut penasaran tercetak jelas disana.

Alina memperhatikan keadaan sekitar, memastikan kalau situasi aman dan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka. Suasana pantry memang sedang sepi, tetap saja dia harus hati-hati, zaman sekarang tembok bisa bicara, terlebih yang akan dia katakan cukup sensitif.

Tasya mengerutkan kening mengikuti gerakan liar mata Alina.

" Kenapa sih Al,"

Alina memberi isyarat agar Tasya mendekat.

" Mungkin Max itu Gay, " ucapnya sepelan mungkin hingga nyaris tak terdengar.

" What?" Tasya membelalakkan mata, beruntung telinganya tajam, sepelan apapun dia masih menangkap jelas ucapan sahabatnya itu.

Alina memberi kode sambil menempelkan telunjuknya dibibir Tasya mengangguk sambil menutup mulutnya sendiri.

" Kok kamu bisa mikir begitu sih Al, kenapa aku jadi gak rela ya," ucap Tasya dengan wajah nelangsa.

Wajarlah Tasya seperti itu. Sudah jadi rahasia umum kalau Max adalah *most wanted diperusahaan besar itu. Siapa sih yang tidak tergila-gila dengan pria setampan Max, hidung mancung, rahang kokoh, tubuh tinggi dan tegap, wangi , suara bariton yang menggoda serta tatapan tajamnya yang mampu menusuk hingga ke ulu hati. Perfecto*!

Tasya bilang sejak kedatangan Max, mendadak seisi kantor khususnya para ladies rajin berdandan dan saling berlomba untuk merebut perhatian pria itu, tapi sayang hingga sekarang belum ada yang berhasil menaklukan si gunung es.

"Itu sih pendapatku aja, sekali-kali kamu perhatikan deh, gimana perbedaan sikapnya ketika berbicara dengan wanita dan sesama pria," saran Alina pada Tasya yang masih bingung.

Tasya menggeleng " Aku jadi takut,"

" Takut kenapa, kan kamu yang ingin tahu gimana Max, aku sih bicara apa adanya," cerocos Alina santai

Tasya tidak memprotes, memang percakapan ini dia yang mulai, dia hanya ingin memenuhi permintaan teman-temannya yang lain untuk mencari tau soal Max. Karena mereka sungkan untuk nanya ke Alina lansung. Alina adalah satu satunya perempuan beruntung yang terus berada disekitar Max, karena masalah pekerjaan tentunya.

" Terus aku harus ngomong apa ke mereka, " keluh Tasya lagi.

Gantian Alina yang terheran " Mereka?"

" Sebenarnya anak-anak pada minta tolong cari info soal Max dari kamu," jelas Tasya jujur.

" Aku pikir kamu yang suka sama Max , makanya aku bilang begitu biar kamu gak ngarepin pria dingin itu, buang-buang waktu," ucap Alina sambil mengunyah sisa makanannya

Tasya terkekeh "siapa sih yang gak naksir sama Max, cuma aku cukup tau diri kali Al,"

"Gak perlu rendah diri gitu Sya, sah-sah aja kalau kamu suka sama Max, tapi dari pada mengharapkan sesuatu yang gak jelas mending cari yang pasti-pasti aja, terima aja cintanya Andri, kurang apalagi sih tu laki," nasehat Alina panjang lebar. Andri adalah staf keuangan yang sudah lama naksir Tasya. Tapi Tasya masih belum memberi jawaban ketika Andri menyatakan perasaannya.

" Iya iya tuan putri, jadi mana yang bener nih, Max itu gay apa bukan? "

" Gak tau juga sih, lagian aneh masa nanya soal Max ke aku, yang lebih duluan kenal kan kalian,"

" Iya sih, tapi yang bisa dekat sama Max cuma kamu, sering pergi berdua, sedikit banyaknya kamu pasti ngertilah,"

Alina menggelengkan kepala, "sebatas kerjaan sayang diluar itu mah aku gak tau,"

Tasya menghela napas" Gimana ngomongnya sama mereka ya,"

" Bilang aja kalau aku gak tau, yang tadi itu cuma penilaianku aja, nanti kalau orangnya dengar aku mengatakan dia gay bisa tamat riwayatku," Alina bergidik ngeri membayangkan tatapan mematikan Max.

" Gak mungkinlah aku sampein sama mereka Al, bukan kamu aja yang tamat, aku ikutan tamat karna udah nyebar gosip gak jelas" pungkasnya terbahak, Alina ikut tertawa, diapun menyudahi makan siangnya kemudian beranjak menuju wastafel dan mencuci kotak bekalnya.

" Ngomong-ngomong, kamu memangnya gak terpesona sama Max," selidik Tasya ingin tahu.

" Ogah, masih kalah jauh sama Bryan," pungkasnya cepat.

Tasya mengerti kalau Bryan tidak tergantikan dihati Alina, tapi sebagai teman yang baik Tasya ingin Alina kembali membuka diri, masa depannya masih panjang, tidak mungkin selamanya Alina sendirian.

" Al, sudah hampir lima bulan, apa kamu gak terpikir untuk kembali membuka diri?" tanya Tasya hati-hati.

Tangan Alina yang tadinya lincah bergerak mengeringkan wadah terhenti begitu mendengar pertanyaan barusan. Mendadak wajahnya murung.

Tasya disergap perasaan bersalah " Sorry-sorry Al, aku gak bermaksud membuat kamu sedih,"

Alina menggeleng, dia menerbitkan sebuah senyuman.

" Gak papa Sya, bukan cuma kamu yang menanyakan hal itu, tapi fokus ku masih di kerjaan, aku belum bisa memikirkan apapun sekarang, biarlah semuanya mengalir seperti air" ungkap Alina sendu.

Tasya mengerti, dia memeluk sahabatnya, memberi support sepenuhnya. Tanpa Tasya sadari, satu bulir bening kembali lolos dari mata indah Alina, tiba-tiba dia merindukan Bryan.

Sudah lama dia tidak mengunjungi makam orang terkasihnya itu. Dia hanya menelpon Mang Udin untuk memastikan keadaan makam.

Alina bukannya tidak ingin move on, masih ada yang mengganjal hatinya hingga saat ini, rencana awalnya masuk ke Mega Buana untuk mencari bukti, tapi sampai detik ini belum ada keanehan yang bisa dia temukan. Semuanya berjalan normal seperti biasa. Alina sempat ragu, entah dia yang salah menduga atau memang pembunuh kejam itu yang rapi menyembunyikan kejahatannya.

Disisi lain perasaan itu terus menuntunnya, dan memintanya untuk bertahan. Dia akan terus berada disini sampai Bryan mendapatkan keadilan, lambat laun waktu akan menjawabnya.

Alina dan Tasya beriringan masuk keruangan mereka, karyawan yang lain juga sudah kembali termasuk Max yang sudah berada didalam ruang kerjanya, sepertinya Max tidak sendiri karna dari pintu yang sedikit terbuka, terdengar suara orang orang bercakap.

" Boss ada tamu?" Tasya bertanya pada Gladys yang duduk disebelahnya

Gladys mengangguk dengan wajah cemberut dan itu tak luput dari perhatian Alina, diam-diam dia menguping pembicaraan Tasya dari mejanya.

" Ada nenek lampir," dengkus Gladys kesal, Alina tidak tahu siapa nenek lampir yang dimaksud.

Alina memberi kode pada Tasya ingin tau apa yang terjadi

" Mahira," bisik Tasya.

Sontak Alina mengatupkan geraham, tangannya yang berada diatas meja mengepal begitu nama itu disebutkan.

Tak lama sosok yang dimaksud keluar diantar oleh Max, dengan gaya yang dibuat semanja mungkin sosok itu bergelayut manja dilengan Max yang nampak tidak nyaman.

" Ternyata dia belum berubah", Desis Alina dalam hati.

Sosok itu terpaku begitu melihat Alina, untuk sesaat dia terkejut tapi detik berikutnya dia tersenyum penuh arti dan berjalan mendekati gadis itu.

" Alina Maharani, senang bertemu kembali," ucapnya sarkas

Alina tersenyum sopan.

" Terima kasih," jawabnya ringkas. Dia memilih melanjutkan pekerjaannya dari pada melayani basa-basi Mahira.

" Aku turut berduka cita , maaf baru menyampaikan sekarang," lanjutnya mengabaikan sikap cuek Alina.

Alina hanya mengangguk sekilas tanpa mengalihkan pandangan dari monitor didepannya. Merasa tidak mendapatkan respon yang baik, akhirnya Mahira melengos pergi dan menarik tangan Max.

Max ingin menghindar tapi Mahira begitu kuat mencengkram tangannya, dia bisa saja melepaskan diri dengan satu kali sentakan, Tapi Max tidak mau mempermalukan gadis itu, akhirnya dia pasrah dan menatap penuh arti pada Alina.

***

Happy reading ya, jangan lupa follow, vote dan komen,,terima kasih

With Love

Dik@

Terpopuler

Comments

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

apa pernah menjadi rival alina wkt msh bersama tunangannya

2023-10-31

0

lies

lies

lansung = langsung mbak

2023-10-30

1

Andariya 💖

Andariya 💖

siapa ini Mahira 😁

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Kesedihan & Sosok Misterius
3 3. Awal yang baru
4 4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5 5. Mungkin dia seorang "Gay"
6 6. Insiden Mati Lampu
7 7. Mendadak semangat
8 8. Perasaan yang aneh
9 9.Resah
10 10. Es Krim Viral
11 11.Tentang Maxime
12 12. Gara Gara Rencana Adrian
13 13. Buktikan
14 14. Salah menduga
15 15. Permintaan Ibu
16 16.Bantuan
17 17. Dibawah Hujan
18 18. Memulai Penyidikan
19 19. Persaingan
20 20. Pendekatan Orion
21 21. Tak Bisa Jauh
22 22.Semangkuk Ramen
23 23. Ulah Mahira
24 24. Tatto
25 25.Filosofi Nama
26 26. Kemarahan Max
27 27. Antara Max dan Gladys?
28 28. You Are My Everything
29 29. Mommy sakit
30 30. Resign
31 31. Jangan tinggalkan saya
32 32. Fakta tapi mustahil
33 33. Meskipun sebatas kenangan
34 34. Penerbangan Ala Sultan
35 35. Anniversary Party
36 36. Dia Milikku
37 37. Happy New Year
38 38. Keharuan Yang Menyeruak
39 39. Ruang Rindu
40 40. Kisah Adinda
41 41. Ada apa dengan Gladys?
42 42. Malam Naas
43 43. Kenyataan Pahit
44 44. Terungkap
45 45. Akhir Sang Casanova
46 46. Kepulangan Adinda
47 47. Sudah Waktunya
48 48. Kepergian
49 49. Tiga tahun berlalu
50 50. Orderan Besar
51 51. Sudah saatnya
52 52. Kisah Alina
53 52. Kebohongan Baru?
54 54. Pertemuan Tak terduga
55 55. Bersama mu
56 56. Kebahagiaan semu
57 57. Dilema
58 58. Jangan Sakiti Dia
59 59. Masuk ICU
60 60. Firasat
61 61. Duka Mendalam
62 62. Mendung Kelabu
63 63. Makan siang bersama
64 64. Menggebu
65 65. Berita Sampah
66 66. Satu Rencana
67 67. Pengakuan
68 68.Jumpa Pers
69 69. Can't Be Waiting
70 70. Pengantin Baru
71 71. Musuh dalam selimut
72 72. Mood Swing
73 73. Tak satu jalan ke Roma
74 74. Obsesi Bryan
75 75. Kisah Sherly
76 76. Kehamilan Adinda
77 77. Rest Area
78 78. Jalan Buntu
79 79. Curiga
80 80. Mommy
81 81. Sosok Tak Terduga
82 82. Obsesi yang tak kunjung usai
83 83. Pertemuan Keluarga
84 84. Keputusan Alina
85 85. Bertepuk Sebelah Tangan
86 86. Tidak Kondusif
87 87. Dua Garis Merah Impian
88 88. Personal Assistant
89 89. Kesalahan Pertama
90 90. Mantan lagi?
91 91.Putra Sulung
92 92. Kebenaran tentang Evan
93 93. Sekilas tentang Nadia
94 94. Leukemia?
95 95. kekuatan sekaligus kelemahan
96 96. Prahara Orion
97 97. On Seratus Persen
98 98. Tetap sama
99 99. Mendadak Detektif
100 100. Hubungan terlarang
101 101. Balada suami istri
102 102. Balada Suami Istri (2)
103 103. Spagheti bolognais
104 104. Mengungkap Kebenaran
105 105. Kisah yang telah usai
106 106. Dibalik Tabir Masalah
107 107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108 108. Berburu Kuliner
109 109. Sama-sama terus ya sayang
110 110. Kado Terindah
111 111. Akhir kisah
112 Update karya baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Kesedihan & Sosok Misterius
3
3. Awal yang baru
4
4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5
5. Mungkin dia seorang "Gay"
6
6. Insiden Mati Lampu
7
7. Mendadak semangat
8
8. Perasaan yang aneh
9
9.Resah
10
10. Es Krim Viral
11
11.Tentang Maxime
12
12. Gara Gara Rencana Adrian
13
13. Buktikan
14
14. Salah menduga
15
15. Permintaan Ibu
16
16.Bantuan
17
17. Dibawah Hujan
18
18. Memulai Penyidikan
19
19. Persaingan
20
20. Pendekatan Orion
21
21. Tak Bisa Jauh
22
22.Semangkuk Ramen
23
23. Ulah Mahira
24
24. Tatto
25
25.Filosofi Nama
26
26. Kemarahan Max
27
27. Antara Max dan Gladys?
28
28. You Are My Everything
29
29. Mommy sakit
30
30. Resign
31
31. Jangan tinggalkan saya
32
32. Fakta tapi mustahil
33
33. Meskipun sebatas kenangan
34
34. Penerbangan Ala Sultan
35
35. Anniversary Party
36
36. Dia Milikku
37
37. Happy New Year
38
38. Keharuan Yang Menyeruak
39
39. Ruang Rindu
40
40. Kisah Adinda
41
41. Ada apa dengan Gladys?
42
42. Malam Naas
43
43. Kenyataan Pahit
44
44. Terungkap
45
45. Akhir Sang Casanova
46
46. Kepulangan Adinda
47
47. Sudah Waktunya
48
48. Kepergian
49
49. Tiga tahun berlalu
50
50. Orderan Besar
51
51. Sudah saatnya
52
52. Kisah Alina
53
52. Kebohongan Baru?
54
54. Pertemuan Tak terduga
55
55. Bersama mu
56
56. Kebahagiaan semu
57
57. Dilema
58
58. Jangan Sakiti Dia
59
59. Masuk ICU
60
60. Firasat
61
61. Duka Mendalam
62
62. Mendung Kelabu
63
63. Makan siang bersama
64
64. Menggebu
65
65. Berita Sampah
66
66. Satu Rencana
67
67. Pengakuan
68
68.Jumpa Pers
69
69. Can't Be Waiting
70
70. Pengantin Baru
71
71. Musuh dalam selimut
72
72. Mood Swing
73
73. Tak satu jalan ke Roma
74
74. Obsesi Bryan
75
75. Kisah Sherly
76
76. Kehamilan Adinda
77
77. Rest Area
78
78. Jalan Buntu
79
79. Curiga
80
80. Mommy
81
81. Sosok Tak Terduga
82
82. Obsesi yang tak kunjung usai
83
83. Pertemuan Keluarga
84
84. Keputusan Alina
85
85. Bertepuk Sebelah Tangan
86
86. Tidak Kondusif
87
87. Dua Garis Merah Impian
88
88. Personal Assistant
89
89. Kesalahan Pertama
90
90. Mantan lagi?
91
91.Putra Sulung
92
92. Kebenaran tentang Evan
93
93. Sekilas tentang Nadia
94
94. Leukemia?
95
95. kekuatan sekaligus kelemahan
96
96. Prahara Orion
97
97. On Seratus Persen
98
98. Tetap sama
99
99. Mendadak Detektif
100
100. Hubungan terlarang
101
101. Balada suami istri
102
102. Balada Suami Istri (2)
103
103. Spagheti bolognais
104
104. Mengungkap Kebenaran
105
105. Kisah yang telah usai
106
106. Dibalik Tabir Masalah
107
107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108
108. Berburu Kuliner
109
109. Sama-sama terus ya sayang
110
110. Kado Terindah
111
111. Akhir kisah
112
Update karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!