3. Awal yang baru

Setelah memikirkan matang-matang , akhirnya Alina memutuskan untuk kembali bekerja dan dia menerima tawaran Pak Leo untuk bergabung dalam tim arsitek diperusahaanya.

Hari ini adalah hari pertamanya, dan sebagai seorang yang professional, Alina datang lebih awal, meskipun memiliki hubungan yang baik dengan Pak Leo dan juga perusahaan ini, gadis itu tetap ingin memberikan kesan yang baik, apalagi dia pendatang baru.

Saking awalnya dia bahkan datang saat kantor masih sangat sepi, hanya ada Security yang berjaga.

" Selamat pagi Mbak Alina, pagi sekali datangnya mbak," sapa security yang bernama Andi itu dengan ramah, Alina memang cukup dikenal, karna sewaktu Bryan masih ada, dia sering berkunjung untuk mengantar makan siang ataupun sekedar menemaninya lembur.

" Gak pa-pa pak, biar gak kejebak macet, " jawab Alina ramah.

Gadis itu terus melangkah dengan santai, sambil memandangi lokasi kantor yang akan menjadi rutinitasnya, kembali ada rasa sesak yang menghimpit, biasanya dia kesini bersama Bryan tapi sekarang dia melangkah sendiri.

Buru buru Alina menepis perasaannya, dia sudah bertekad akan semangat lagi, bagaimanapun hidupnya harus terus berjalan, benar yang dikatakan ibu, Bryan akan sedih kalau dia terus terpuruk selain itu ada janji yang harus dia tepati. Dan demi itu semua terwujud dia menyimpan kesedihannya rapat-rapat, mulai hari ini Alina terlahir kembali sebagai sosok yang kuat.

Alina naik kelantai sepuluh menuju ruangan dimana dia akan ditempatkan, karena belum ada orang, Alina memutuskan untuk melihat-lihat ruangan yang dulu ditempati Bryan.

Sebagai salah satu orang yang berperan besar dalam memajukan perusahaan ini, Bryan mendapat fasilitas khusus, suasana ruangannya tak beda jauh dari ruangan Pak Leo, luas dan mewah. Sudah rahasia umum juga kalau Bryan adalah anak emas, bahkan Pak Leo rela mencukupi semua keperluan Bryan, wajar saja karna setimpal dengan dedikasi yang Bryan berikan.

Alina menghela napas, sekarang entah siapa yang menggantikan posisi kekasihnya itu,

menurut kabar yang dia dapat dari Morgan, sosok yang menggantikan Bryan tak kalah hebat, belum beberapa hari bekerja dia sudah menghandle mega project, luar biasa memang.

" Ngapain kamu di sini," sontak Alina membalikkan badan begitu mendengar suara bariton barusan.

Alina memandang pada sosok jangkung yang berdiri diambang pintu, entah sejak kapan dia ada disana dan sialnya Alina tidak menyadari kedatangan orang tersebut karena sibuk bergelut dengan pikirannya.

" Oh maaf, saya hanya melihat lihat" balas Alina sambil menerbitkan senyuman ramah,

bukannya membalas senyuman , sosok itu malah mengeraskan rahangnya.

" Siapa yang izinkan kamu masuk, ini bukan mal dimana kamu bisa cuci mata seenak hati," ucapnya tajam.

Alina meringis mendengarnya, ada ya laki laki yang mulutnya tajam melebihi emak-emak komplek.

" Ih yang bilang ini mal siapa mas, judes banget, "

"KELUAR!!!"

" Hei gak usah teriak-teriak, saya gak budek,"sergah Alina tak mau kalah.

"KELUAR!!!" ulangnya lagi.

Alina menggelengkan kepala tak percaya, baru kali ini dia mendapat perlakuan sekasar ini dari seorang pria yang tidak dia kenal, sebenarnya dia tidak terima diperlakukan seperti itu, tapi mengingat statusnya sebagai anak baru, tidak mungkin dia melawan.

Alina memperhatikan dengan seksama, dia tidak mengenali wajah pria itu, dari sikapnya yang arogan, Alina menebak kalau pria itulah yang menggantikan Bryan. Seketika Alina bergidik, ngeri juga jadi bawahan orang kejam kayak begini, yang ada jantungan saban hari.

"Apalagi yang kamu tunggu," lanjut pria itu sarkas.

Alina melangkah perlahan.

" Ok sekarang aku ngalah, tapi lihat aja setelah ini kamu yang bakal baik-baikin aku," batin Alina percaya diri

Sampai didekat pria itu, Alina memberanikan diri menatap kedalam bola matanya mengisyaratkan kalau dia tidak akan terintimidasi lalu melengos meninggalkan ruangan sambil membanting pintu dengan cukup keras.

Huft,

" Songong banget jadi orang, dia siapa sih sama-sama karyawan juga" gerutu Alina seorang diri.

" Hei, pagi pagi kok ngomel ngomel sih mbak, ntar cantiknya hilang loh," sapa seseorang.

Alina membalikkan tubuhnya.

" Tasya,"

" Kamu apa kabar Al," ucap Tasya riang, mereka saling berpelukan melepas rindu, terakhir mereka bertemu saat pemakaman Bryan tiga bulan yang lalu.

" Seperti yang kamu lihat Sya," jawab Alina sumringah, ada kelegaan saat bertemu sahabat kekasihnya itu, setidaknya dia tidak sendiri disini.

"Morgan udah kasih tau kalau kamu bakal gabung dengan tim kita, so mari aku tunjukkan meja kamu," ajak Tasya penuh semangat.

Alina pun mengangguk antusias.

" Tadaaa!" Tasya mengembangkan tangan seolah sedang memberi surprise, letak meja ini sangat sesuai dengan keinginannya.

Tapi,

Tasya menyadari perubahan raut wajah Alina.

"Kamu gak suka ya, padahal aku dan Morgan sengaja nyiapin biar kamu nyaman, kamu kan selalu suka duduk dekat jendela,"

Alina tidak menampik, dia sangat suka tapi masalahnya posisi ini sangat jelas kalau diperhatikan dari dalam ruangan yang pernah Bryan tempati. Meskipun dari luar gelap tapi Alina tau persis dari dalam ruangan itu bisa mengakses semua kegiatan diluar karna penyekat yang digunakan adalah kaca one way dan parahnya yang sekarang duduk didalam sana adalah seorang yang baru saja merusak moodnya.

"Suka banget Sya, tapi terlalu dekat dari ruangan itu," kilah Alina jujur.

Tasya menautkan alis.

" Emang apa salahnya, dari dulu kan memang begitu Al," ungkapnya heran.

" Ya bedalah, sekarang yang duduk didalam bukan Bryan melainkan monster," ujarnya sinis

Tasya tidak mengerti maksud Alina barusan.

"Monster?"

" Iya itu, apalagi sebutan yang pas buat orang yang kasar kayak begitu, ya monster lah!"

Tasya berusaha mencerna, dan akhirnya dia malah terbahak-bahak, gantian Alina yang memasang tampang kebingungan.

"Oalah, aku pikir apa, maksud kamu monster itu Pak Max, yang gantiin Bryan disini," terang Tasya begitu tawanya reda.

Oh jadi namanya Max.

" Siapapun namanya, yang jelas dia itu MONSTER, titik!" seru Alina dengan keras, sengaja biar Max mendengar, buru-buru Tasya membekap mulut gadis itu.

"Ssssst, jangan keras keras,dia bisa dengar, malah berabe urusannya,"

Alina melepaskan tangan Tasya.

" Biarin, emang dia siapa sih, kalau dia macam macam aku bisa laporkan dia pada Pak Leo, biar tahu rasa, kita kan sama-sama bekerja disini, lain cerita kalau dia yang punya" Alina makin mengencangkan suaranya.

" Ssst, plis plis, bisa ribet urusannya nih," keluh Tasya memohon agar Alina tenang, Alina pun berusaha meredam emosinya.

" Emang kenapa sih,kayaknya takut banget, sama monster," bisik Alina kemudian.

Tasya bingung bagaimana menjelaskannya

"Pokoknya dia itu orang penting, jadi kalau didepan dia cobalah bersikap baik,"

" Ya udah deh, terserah kamu aja," Alina menyerah, percuma berdebat, pasti Tasya akan terus membela si monster.

Tasya menarik napas lega.

"Kenapa kamu manggil dia monster? mana ada monster secakep itu," ujar Tasya penasaran.

Hoek,

Alina membuat expresi mual, bisa gede hidung itu orang kalau dibilang ganteng.

" Ganteng apaan, gak ada akhlak sih iya," ucap Alina sengit.

" Kok nyolot, wah pasti ada yang gak beres ini ayo cerita , tapi gak disini," tandas Tasya sambil menarik lengan Alina dan berlalu dari sana, masih ada beberapa menit sebelum waktu masuk kantor.

Tanpa sepengetahuan kedua gadis itu, sosok yang ada dalam ruangan tersebut tersenyum sinis.

" Alina Maharani," desisnya sambil menggelengkan kepala.

***

Tasya manggut-manggut, sekarang dia baru paham kenapa Alina membenci Max, tapi wajar saja sih, karena dari pertama kali menginjakkan kaki di Mega Buana, Max yang punya nama lengkap Maxime Arlingga Yogatama itu memang lansung dikenal dengan sebutan "pria gunung es".

Tak pernah sekalipun pria itu menampakan keramahan pada siapa pun tapi karena kemahirannya dalam memenangkan semua tender yang dihandle perusahaan, Maxime lansung menempati posisi teratas menggantikan Bryan, bahkan para petinggi perusahaan besar ini mempercayakan Max untuk mendampingi Pak Leo selaku CEO, secara tidak lansung apa yang diputuskan oleh Max, juga menjadi keputusan Pak Leo.

Mendengar penuturan Tasya tentang Max, Alina membekap mulutnya sendiri, jadi yang dia hadapi tadi salah satu orang penting di perusahaan ini, waduh gawat kalau begini. Bagaimana kalau Max meminta Pak Leo untuk memecatnya.

Akh biarkan saja kalau memang rezekinya bukan disini, dia akan mencari pekerjaan diluar. Alina berusaha menguatkan hatinya sendiri, tapi detik kemudian dia meragu tujuannya kesini kan bukan hanya bekerja melainkan mencari tahu apa yang terjadi dengan Bryan, nalurinya mengatakan kematian Bryan ada hubungannya dengan pekerjaan meski dia sendiri tidak tau harus mulai dari mana, setidaknya dengan berada disini dia akan mendapatkan petunjuk.

Semoga saja "sigunung es" memaafkannya, dengan begitu rencananya akan terwujud.

Alina dan Tasya kembali keruangan, semua karyawan sudah datang, beberapa dari mereka yang mengenal Alina menyapa gadis itu dan mengucapkan selamat datang.

Setelah itu Alina duduk di mejanya, karena masih hari pertama dan dia belum tau job desknya jadi dia hanya mengotak atik komputer gak jelas, dia benar-benar bosan, semua orang sudah disibukkan dengan kerjaan masing masing sementara dia sendiri masih melongo, hingga telepon dimejanya berdering, kalau dari notes yang ada dimeja Alina bisa membaca panggilan tersebut dari ruangan Max, dengan gugup dia mengangkat panggilan itu.

" Ha,,hallo,"

" Ke ruangan saya sekarang!"

Mampus.

***

Bantu voment dan jangan lupa follow ya makasih sebelumnya

with love

Dik@

Terpopuler

Comments

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

tinggi... sprt org yg mengintai alina dr jauh

2023-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Kesedihan & Sosok Misterius
3 3. Awal yang baru
4 4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5 5. Mungkin dia seorang "Gay"
6 6. Insiden Mati Lampu
7 7. Mendadak semangat
8 8. Perasaan yang aneh
9 9.Resah
10 10. Es Krim Viral
11 11.Tentang Maxime
12 12. Gara Gara Rencana Adrian
13 13. Buktikan
14 14. Salah menduga
15 15. Permintaan Ibu
16 16.Bantuan
17 17. Dibawah Hujan
18 18. Memulai Penyidikan
19 19. Persaingan
20 20. Pendekatan Orion
21 21. Tak Bisa Jauh
22 22.Semangkuk Ramen
23 23. Ulah Mahira
24 24. Tatto
25 25.Filosofi Nama
26 26. Kemarahan Max
27 27. Antara Max dan Gladys?
28 28. You Are My Everything
29 29. Mommy sakit
30 30. Resign
31 31. Jangan tinggalkan saya
32 32. Fakta tapi mustahil
33 33. Meskipun sebatas kenangan
34 34. Penerbangan Ala Sultan
35 35. Anniversary Party
36 36. Dia Milikku
37 37. Happy New Year
38 38. Keharuan Yang Menyeruak
39 39. Ruang Rindu
40 40. Kisah Adinda
41 41. Ada apa dengan Gladys?
42 42. Malam Naas
43 43. Kenyataan Pahit
44 44. Terungkap
45 45. Akhir Sang Casanova
46 46. Kepulangan Adinda
47 47. Sudah Waktunya
48 48. Kepergian
49 49. Tiga tahun berlalu
50 50. Orderan Besar
51 51. Sudah saatnya
52 52. Kisah Alina
53 52. Kebohongan Baru?
54 54. Pertemuan Tak terduga
55 55. Bersama mu
56 56. Kebahagiaan semu
57 57. Dilema
58 58. Jangan Sakiti Dia
59 59. Masuk ICU
60 60. Firasat
61 61. Duka Mendalam
62 62. Mendung Kelabu
63 63. Makan siang bersama
64 64. Menggebu
65 65. Berita Sampah
66 66. Satu Rencana
67 67. Pengakuan
68 68.Jumpa Pers
69 69. Can't Be Waiting
70 70. Pengantin Baru
71 71. Musuh dalam selimut
72 72. Mood Swing
73 73. Tak satu jalan ke Roma
74 74. Obsesi Bryan
75 75. Kisah Sherly
76 76. Kehamilan Adinda
77 77. Rest Area
78 78. Jalan Buntu
79 79. Curiga
80 80. Mommy
81 81. Sosok Tak Terduga
82 82. Obsesi yang tak kunjung usai
83 83. Pertemuan Keluarga
84 84. Keputusan Alina
85 85. Bertepuk Sebelah Tangan
86 86. Tidak Kondusif
87 87. Dua Garis Merah Impian
88 88. Personal Assistant
89 89. Kesalahan Pertama
90 90. Mantan lagi?
91 91.Putra Sulung
92 92. Kebenaran tentang Evan
93 93. Sekilas tentang Nadia
94 94. Leukemia?
95 95. kekuatan sekaligus kelemahan
96 96. Prahara Orion
97 97. On Seratus Persen
98 98. Tetap sama
99 99. Mendadak Detektif
100 100. Hubungan terlarang
101 101. Balada suami istri
102 102. Balada Suami Istri (2)
103 103. Spagheti bolognais
104 104. Mengungkap Kebenaran
105 105. Kisah yang telah usai
106 106. Dibalik Tabir Masalah
107 107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108 108. Berburu Kuliner
109 109. Sama-sama terus ya sayang
110 110. Kado Terindah
111 111. Akhir kisah
112 Update karya baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Kesedihan & Sosok Misterius
3
3. Awal yang baru
4
4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5
5. Mungkin dia seorang "Gay"
6
6. Insiden Mati Lampu
7
7. Mendadak semangat
8
8. Perasaan yang aneh
9
9.Resah
10
10. Es Krim Viral
11
11.Tentang Maxime
12
12. Gara Gara Rencana Adrian
13
13. Buktikan
14
14. Salah menduga
15
15. Permintaan Ibu
16
16.Bantuan
17
17. Dibawah Hujan
18
18. Memulai Penyidikan
19
19. Persaingan
20
20. Pendekatan Orion
21
21. Tak Bisa Jauh
22
22.Semangkuk Ramen
23
23. Ulah Mahira
24
24. Tatto
25
25.Filosofi Nama
26
26. Kemarahan Max
27
27. Antara Max dan Gladys?
28
28. You Are My Everything
29
29. Mommy sakit
30
30. Resign
31
31. Jangan tinggalkan saya
32
32. Fakta tapi mustahil
33
33. Meskipun sebatas kenangan
34
34. Penerbangan Ala Sultan
35
35. Anniversary Party
36
36. Dia Milikku
37
37. Happy New Year
38
38. Keharuan Yang Menyeruak
39
39. Ruang Rindu
40
40. Kisah Adinda
41
41. Ada apa dengan Gladys?
42
42. Malam Naas
43
43. Kenyataan Pahit
44
44. Terungkap
45
45. Akhir Sang Casanova
46
46. Kepulangan Adinda
47
47. Sudah Waktunya
48
48. Kepergian
49
49. Tiga tahun berlalu
50
50. Orderan Besar
51
51. Sudah saatnya
52
52. Kisah Alina
53
52. Kebohongan Baru?
54
54. Pertemuan Tak terduga
55
55. Bersama mu
56
56. Kebahagiaan semu
57
57. Dilema
58
58. Jangan Sakiti Dia
59
59. Masuk ICU
60
60. Firasat
61
61. Duka Mendalam
62
62. Mendung Kelabu
63
63. Makan siang bersama
64
64. Menggebu
65
65. Berita Sampah
66
66. Satu Rencana
67
67. Pengakuan
68
68.Jumpa Pers
69
69. Can't Be Waiting
70
70. Pengantin Baru
71
71. Musuh dalam selimut
72
72. Mood Swing
73
73. Tak satu jalan ke Roma
74
74. Obsesi Bryan
75
75. Kisah Sherly
76
76. Kehamilan Adinda
77
77. Rest Area
78
78. Jalan Buntu
79
79. Curiga
80
80. Mommy
81
81. Sosok Tak Terduga
82
82. Obsesi yang tak kunjung usai
83
83. Pertemuan Keluarga
84
84. Keputusan Alina
85
85. Bertepuk Sebelah Tangan
86
86. Tidak Kondusif
87
87. Dua Garis Merah Impian
88
88. Personal Assistant
89
89. Kesalahan Pertama
90
90. Mantan lagi?
91
91.Putra Sulung
92
92. Kebenaran tentang Evan
93
93. Sekilas tentang Nadia
94
94. Leukemia?
95
95. kekuatan sekaligus kelemahan
96
96. Prahara Orion
97
97. On Seratus Persen
98
98. Tetap sama
99
99. Mendadak Detektif
100
100. Hubungan terlarang
101
101. Balada suami istri
102
102. Balada Suami Istri (2)
103
103. Spagheti bolognais
104
104. Mengungkap Kebenaran
105
105. Kisah yang telah usai
106
106. Dibalik Tabir Masalah
107
107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108
108. Berburu Kuliner
109
109. Sama-sama terus ya sayang
110
110. Kado Terindah
111
111. Akhir kisah
112
Update karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!