4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe

Tak salah Tasya menjuluki si monster ini dengan sebutan Pria Gunung Es, bahkan sedari keberangkatan mereka menuju resto untuk pertemuan dengan client diadakan, dia diam seribu bahasa. Tak satu patah kata pun keluar dari mulutnya, seolah gadis yang duduk disebelahnya hanya sebuah patung.

Situasi ini membuat Alina merasakan bosan dengan level tingkat dewa, perjalanan yang hanya memakan waktu satu jam berasa satu abad, mau ngajak bicara duluan takut dikira SKSD, dan lebih parahnya lagi dicuekin.

Mending ngikut alur aja deh, pikir Alina kemudian. Keduanya pun larut dalam kebisuan.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, siapa sangka kejenuhan Alina akan berujung panjang, karena jalanan ibukota pagi menjelang siang ini malah macet dan pergerakan mobil mereka berinsut tanpa dosa. Gadis itu mulai gelisah, mana perut udah kriuk-kriuk, maklum tadi pagi sarapannya sedikit jadi belum tengah hari cacingnya sudah berontak minta jatah, semoga aja ni cacing gak ngeluarin suara macam-macam.

Untuk mengabaikan semua rasa yang berkecamuk, bosan, lapar dan kebelet juga, Alina berusaha mengalihkan perhatiannya pada ponsel ditangannya. Sambil memakai headset, dia mulai fokus menonton kelanjutan drama korea favoritnya.

Lumayan, semuanya mulai bisa dikendalikan, sesekali Alina menyeruput teh kotak yang tadi sempat dibawa. Tentu saja tanpa menawari sang atasan, gak bakalan mau juga dia minum dari pipet bekas, begitu pikir gadis itu beralibi.

"Selain menyebalkan, tenyata gak ada attitude," desis Max sambil menggelengkan kepala melihat tingkah gadis disampingnya.

Alina yang melihat gerakan Max, buru- buru menanggalkan headsetnya.

" Bapak bicara sama saya?" tanyanya dengan wajah polos.

Max tidak menjawab, dia kembali mengalihkan pandangannya pada jalanan. Beruntung kemacetan sudah terurai dan sekarang mobil yang mereka tumpangi melaju lancar.

Alina mengacuhkan bahu begitu tidak ada respon dari pria itu, padahal tadi dia jelas-jelas melihat kalau Max mengatakan sesuatu. Daripada pusing, Alina kembali melanjutkan tontonannya, tak berapa lama Alina tersadar kalau mobil sudah berhenti, diapun menyudahi kegiatannya, dan bersiap siap turun mengikuti Max yang sudah lebih dulu keluar.

Alina mendekap map yang dibawanya sambil berusaha mensejajarkankan dengan langkah Max.

" Apa kamu selalu lamban seperti itu," ucap Max menyadari Alina yang kewalahan.

" Langkah bapak yang terlalu panjang, saya kesulitan jika harus setengah berlari dengan heels ini," dengkus Alina kesal, dia tidak terima protes Max yang tidak memahami keadaanya, sepertinya pria itu tidak memiliki pasangan, atau saudara perempuan, sehingga tidak mengerti apa yang dialami Alina saat ini.

Mendadak Max menghentikan langkahnya dan berbalik, ups nyaris saja Alina yang berjalan persis dibelakang menabrak tubuh jangkung pria itu. Untung refleksnya cepat sehingga hal itu tidak terjadi meskipun dia sedikit terhuyung karenanya.

"Saya tidak suka dibantah, kalau kamu masih ingin bertahan dalam tim ini, pastikan kamu bisa menyesuaikan ritme,"

Alina meneguk ludah kasar, jantungnya bergejolak saat Max mengarahkan telunjuknya, dia tidak bisa menolerir sikap seperti ini, tapi emosinya itu hanya bertahan beberapa saat. Lagi-lagi dia harus pasrah, karena cuma ini jalan satu satunya untuk bisa mencari keadilan untuk Bryan. Sudah tiga bulan sejak kejadian nahas itu tapi kasusnya mengambang begitu saja, tak ada penuntutan lebih jauh baik dari perusahaan maupun keluarga. Dan Alina merasa perlu menyelidiki sendiri apa yang sebenarnya terjadi, untuk itu dia harus memulai dari lingkup kerja Bryan. Begitu ada tawaran dari Pak Leo, dia merasa inilah kesempatan baik untuknya. Meskipun dia sendiri juga masih belum tau apa yang akan dicarinya disana.

Baik, akan saya usahakan," ucap Alina pada akhirnya, matanya nampak berkaca kaca.

" Harus!" tegas pria itu lagi dengan sorot tajam dan Alina hanya bisa mengangguk. Berusaha keras menahan agar airmatanya tidak jatuh.

Max tidak mempedulikan Alina, dia kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu restoran, dan kesempatan itu digunakan Alina untuk menyeka bulir bening yang semakin mengambang. Dia tidak boleh terlihat lemah.

Sapaan dari pelayan wanita yang menyambut sedikit mencairkan ketegangan yang baru saja terjadi, dengan ramah pelayan itu mengantarkan mereka keruangan yang sudah direserve sebelumnya. Beruntung client yang akan mereka temui juga belum datang jadi Max tidak perlu memberi alasan atas keterlambatan ini. Kemungkinan mereka juga terjebak macet.

Tapi kondisi itu justru kembali memposisikan Alina pada situasi yang tidak dia inginkan, gadis itu berpikir keras, mengapa Max bersikap kasar padanya. Padahal Max hanyalah pimpinan divisi, tapi sikapnya seolah menunjukkan kalau dia punya kekuasaan untuk menyingkirkan Alina.

Oh tidak, tidak semudah itu Fergusso.

Kalau Pak Leo saja menawarinya untuk bergabung jadi tidak ada alasan si gunung es ini memecatnya. Lihat saja, dia akan membuktikan kalau dia bukan hanya mengandalkan pengaruh Pak Leo, tapi dia pantas untuk bekerja di Mega Buana.

Alina menyipitkan mata, menatap Max yang kini sibuk dengan laptopnya. Dia terus menerka, kenapa Max terlihat tidak menyukainya, seperti ada sesuatu yang membuatnya marah karna kehadiran gadis itu, apa mungkin dia punya rahasia yang tak ingin diketahui, atau dia merasa teranca.. Jangan-jangan dia orang yang sudah menembak Bryan.

Mikir apa sih aku, Alina mengenyahkan prasangka yang terbentuk, meskipun otak detektifnya mulai bekerja tapi dia tidak boleh gegabah menyimpulkan.

" Selamat siang Pak Maxime, maaf kami terlambat, biasa macet, " ujar seorang pria paruh baya datang menyapa bersama seorang asisten.

Max berdiri dari duduk dan menyalami pria itu dengan senyuman. Sesaat Alina takjub, senyum itu seolah menjelaskan kalau ternyata Max tidak sedingin yang dia kira, begitu hangat dan juga tulus. Akh mungkin juga ini hanya trik marketing.

Alina ikut berdiri dan mereka berjabat tangan secara bergantian.

" Tidak apa apa Pak Jacob, kami juga baru sampai, silahkan duduk," timpal Max sopan.

Merekapun memulai meeting, Max menjelaskan gambar bangunan yang sudah dia siapkan sebelumnya, dan Pak Jacob terlihat puas, tanpa perlu membahas lebih jauh, beliau menyetujui kerjasama ini.

" Saya sangat senang dengan kinerja Mega Buana selama ini, resort dan villa saya di Bali juga konsepnya dari almarhum Bryan, begitu Bryan gak ada, saya sedikit ragu untuk menyerahkan project ini lansung, dan bermaksud membuka tender, tapi secara kebetulan saya ketemu dengan Pak Leo kemarin dibandara, dan gak sengaja saya menceritakan planning saya, beliau membujuk saya untuk melihat dulu rancangan dari pengganti Bryan dan beliau tidak salah, design anda luar biasa Pak Max," puji Pak Jacob antusias.

Alina mengakui apa yang dibilang Pak Jacob benar, Max mempunyai kemampuan yang tak kalah dari Bryan, mungkin itu kenapa dia juga mendapat kepercayaan dari Pak Leo. Tapi sayang sepertinya Max malah menyalahgunakan kepercayaan itu dan bersikap arogan.

" Terima kasih pujiannya pak, semoga kedepan kerjasama ini berjalan lancar," ujar Max menanggapi.

Meeting itupun dilanjutkan dengan makan siang. Alina gak sabaran, perutnya benar-benar lapar diapun menyantap makanannya dengan penuh semangat.

"Uhuk-uhuk," tiba-tiba Alina tersedak.

Saking buru burunya dia tidak sadar sampai menelan sesuatu yang rasanya sangat pedas dikerongkongan, parahnya malah nyangkut disana.

" Ya ampun, hati-hati Mbak Alina, minum air yang banyak," saran Pak Jacob prihatin.

Alina bergegas mengambil minuman dan meneguk isi gelas itu sampai tandas, tapi tuh benda masih aja nyangkut dan makin membuatnya perih, Alina menepuk-nepuk dada, wajahnya memerah menahan sakit.

Max menghela napas, dia berdiri dari duduk dan menghampiri Alina, dia menengadahkan kepala gadis itu hingga terdongak lalu menjentikkan jemarinya tiga kali didepan wajah Alina, memintanya untuk rileks. Sejenak Alina terpaku dan berikutnya gadis itu merasakan tubuhya didorong kedepan hingga tercondong, Max menepuk diantara tulang belikat Alina dengan tangannya. Ajaib! sesuatu yang menyangkut tadi keluar dengan sendirinya.

" Lain kali hati-hati, jahe segede itu kok bisa tertelan," desis Max sambil membantu membersihkan mulut Alina yang nampak berantakan dengan tissue, siapapun yang melihat situasi ini pasti salah mengira.

" Kalian nampak serasi, apa kalian berpacaran?" tanya Pak Jacob dengan kerlingan penuh arti begitu juga dengan asistennya yang senyum-senyum gak jelas, nah kan baru juga diomongin.

Mendengar itu, Max menyudahi aksinya dan kembali duduk.

"Bukan pak, hanya kasihan saja, kalau dibiarkan dia bisa mati gara-gara tersedak, malah merepotkan saya nantinya," ucap Max dengan ekpresi datar.

Alina tak menggubris percakapan ini, dia masih mengatur napas setelah kejadian beberapa saat lalu. Matanya menatap nanar pada benda yang tergeletak manja dilantai.

Jahe oh Jahe bikin malu aja.

***

...Hai readers, jangan pula vote dan komen ya, bantu follow juga...

...semoga kalian suka dengan part ini...

...with love...

...Dik@...

Terpopuler

Comments

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

🤭🤭🤭😌

2023-10-31

0

Yani nuraini

Yani nuraini

jahe 😭😂😂😂

2023-10-30

0

Andariya 💖

Andariya 💖

Alina , hati² ya jangan buru³ klau makan

2023-10-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 2. Kesedihan & Sosok Misterius
3 3. Awal yang baru
4 4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5 5. Mungkin dia seorang "Gay"
6 6. Insiden Mati Lampu
7 7. Mendadak semangat
8 8. Perasaan yang aneh
9 9.Resah
10 10. Es Krim Viral
11 11.Tentang Maxime
12 12. Gara Gara Rencana Adrian
13 13. Buktikan
14 14. Salah menduga
15 15. Permintaan Ibu
16 16.Bantuan
17 17. Dibawah Hujan
18 18. Memulai Penyidikan
19 19. Persaingan
20 20. Pendekatan Orion
21 21. Tak Bisa Jauh
22 22.Semangkuk Ramen
23 23. Ulah Mahira
24 24. Tatto
25 25.Filosofi Nama
26 26. Kemarahan Max
27 27. Antara Max dan Gladys?
28 28. You Are My Everything
29 29. Mommy sakit
30 30. Resign
31 31. Jangan tinggalkan saya
32 32. Fakta tapi mustahil
33 33. Meskipun sebatas kenangan
34 34. Penerbangan Ala Sultan
35 35. Anniversary Party
36 36. Dia Milikku
37 37. Happy New Year
38 38. Keharuan Yang Menyeruak
39 39. Ruang Rindu
40 40. Kisah Adinda
41 41. Ada apa dengan Gladys?
42 42. Malam Naas
43 43. Kenyataan Pahit
44 44. Terungkap
45 45. Akhir Sang Casanova
46 46. Kepulangan Adinda
47 47. Sudah Waktunya
48 48. Kepergian
49 49. Tiga tahun berlalu
50 50. Orderan Besar
51 51. Sudah saatnya
52 52. Kisah Alina
53 52. Kebohongan Baru?
54 54. Pertemuan Tak terduga
55 55. Bersama mu
56 56. Kebahagiaan semu
57 57. Dilema
58 58. Jangan Sakiti Dia
59 59. Masuk ICU
60 60. Firasat
61 61. Duka Mendalam
62 62. Mendung Kelabu
63 63. Makan siang bersama
64 64. Menggebu
65 65. Berita Sampah
66 66. Satu Rencana
67 67. Pengakuan
68 68.Jumpa Pers
69 69. Can't Be Waiting
70 70. Pengantin Baru
71 71. Musuh dalam selimut
72 72. Mood Swing
73 73. Tak satu jalan ke Roma
74 74. Obsesi Bryan
75 75. Kisah Sherly
76 76. Kehamilan Adinda
77 77. Rest Area
78 78. Jalan Buntu
79 79. Curiga
80 80. Mommy
81 81. Sosok Tak Terduga
82 82. Obsesi yang tak kunjung usai
83 83. Pertemuan Keluarga
84 84. Keputusan Alina
85 85. Bertepuk Sebelah Tangan
86 86. Tidak Kondusif
87 87. Dua Garis Merah Impian
88 88. Personal Assistant
89 89. Kesalahan Pertama
90 90. Mantan lagi?
91 91.Putra Sulung
92 92. Kebenaran tentang Evan
93 93. Sekilas tentang Nadia
94 94. Leukemia?
95 95. kekuatan sekaligus kelemahan
96 96. Prahara Orion
97 97. On Seratus Persen
98 98. Tetap sama
99 99. Mendadak Detektif
100 100. Hubungan terlarang
101 101. Balada suami istri
102 102. Balada Suami Istri (2)
103 103. Spagheti bolognais
104 104. Mengungkap Kebenaran
105 105. Kisah yang telah usai
106 106. Dibalik Tabir Masalah
107 107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108 108. Berburu Kuliner
109 109. Sama-sama terus ya sayang
110 110. Kado Terindah
111 111. Akhir kisah
112 Update karya baru
Episodes

Updated 112 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Kesedihan & Sosok Misterius
3
3. Awal yang baru
4
4. Pria Gunung Es & Insiden Jahe
5
5. Mungkin dia seorang "Gay"
6
6. Insiden Mati Lampu
7
7. Mendadak semangat
8
8. Perasaan yang aneh
9
9.Resah
10
10. Es Krim Viral
11
11.Tentang Maxime
12
12. Gara Gara Rencana Adrian
13
13. Buktikan
14
14. Salah menduga
15
15. Permintaan Ibu
16
16.Bantuan
17
17. Dibawah Hujan
18
18. Memulai Penyidikan
19
19. Persaingan
20
20. Pendekatan Orion
21
21. Tak Bisa Jauh
22
22.Semangkuk Ramen
23
23. Ulah Mahira
24
24. Tatto
25
25.Filosofi Nama
26
26. Kemarahan Max
27
27. Antara Max dan Gladys?
28
28. You Are My Everything
29
29. Mommy sakit
30
30. Resign
31
31. Jangan tinggalkan saya
32
32. Fakta tapi mustahil
33
33. Meskipun sebatas kenangan
34
34. Penerbangan Ala Sultan
35
35. Anniversary Party
36
36. Dia Milikku
37
37. Happy New Year
38
38. Keharuan Yang Menyeruak
39
39. Ruang Rindu
40
40. Kisah Adinda
41
41. Ada apa dengan Gladys?
42
42. Malam Naas
43
43. Kenyataan Pahit
44
44. Terungkap
45
45. Akhir Sang Casanova
46
46. Kepulangan Adinda
47
47. Sudah Waktunya
48
48. Kepergian
49
49. Tiga tahun berlalu
50
50. Orderan Besar
51
51. Sudah saatnya
52
52. Kisah Alina
53
52. Kebohongan Baru?
54
54. Pertemuan Tak terduga
55
55. Bersama mu
56
56. Kebahagiaan semu
57
57. Dilema
58
58. Jangan Sakiti Dia
59
59. Masuk ICU
60
60. Firasat
61
61. Duka Mendalam
62
62. Mendung Kelabu
63
63. Makan siang bersama
64
64. Menggebu
65
65. Berita Sampah
66
66. Satu Rencana
67
67. Pengakuan
68
68.Jumpa Pers
69
69. Can't Be Waiting
70
70. Pengantin Baru
71
71. Musuh dalam selimut
72
72. Mood Swing
73
73. Tak satu jalan ke Roma
74
74. Obsesi Bryan
75
75. Kisah Sherly
76
76. Kehamilan Adinda
77
77. Rest Area
78
78. Jalan Buntu
79
79. Curiga
80
80. Mommy
81
81. Sosok Tak Terduga
82
82. Obsesi yang tak kunjung usai
83
83. Pertemuan Keluarga
84
84. Keputusan Alina
85
85. Bertepuk Sebelah Tangan
86
86. Tidak Kondusif
87
87. Dua Garis Merah Impian
88
88. Personal Assistant
89
89. Kesalahan Pertama
90
90. Mantan lagi?
91
91.Putra Sulung
92
92. Kebenaran tentang Evan
93
93. Sekilas tentang Nadia
94
94. Leukemia?
95
95. kekuatan sekaligus kelemahan
96
96. Prahara Orion
97
97. On Seratus Persen
98
98. Tetap sama
99
99. Mendadak Detektif
100
100. Hubungan terlarang
101
101. Balada suami istri
102
102. Balada Suami Istri (2)
103
103. Spagheti bolognais
104
104. Mengungkap Kebenaran
105
105. Kisah yang telah usai
106
106. Dibalik Tabir Masalah
107
107.Dibalik Tabir Masalah (2)
108
108. Berburu Kuliner
109
109. Sama-sama terus ya sayang
110
110. Kado Terindah
111
111. Akhir kisah
112
Update karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!